• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka yang menjadi pertimbangan bagi Perpustakaan STIE-IBBI Diamond Medan adalah :

1. Adanya perubahan yang mendasar terutama bagi sistem yang sudah berjalan agar diperbaiki atau diperbaharui agar dapat hasil yang baik sesuai dengan standar peprustakaan.

2. Perpustakaan STIE-IBBI Diamond Medan mengembangkan lebih lagi tentang penggunaan sistem secara menyeluruh.

3. Bagi pihak Pustakawan Perpustakaan STIE-IBBI Diamond Medan mendukung lebih baik lagi dalam penggunaan sistem.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Evaluasi

2.1.1 Definisi Evaluasi

Dari pernyataan beberapa ahli seperti Matthews (2007) mengutarakan bahwa, “evaluasi adalah process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives”(p. 7). Arikunto dan Jabar (2010) memandang “evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan”(p. 1).Mulyono (2009) berpendapat, “evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara penyampaiannya” (p. 1). Kurniasih (2009) mengatakan, “Evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan”(p. 1). Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan yaitu evaluasi merupakan suatu proses atau upaya untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

2.1.2 Jenis Evaluasi

Jika dilihat dari pentahapannya, secara umum evaluasi dapat dibagi menjadi 3 jenis (Suharto, 2004) yaitu :

1. Evaluasi tahap perencanaan

Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara penyampaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan

Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana.Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini dengan monitoring.

Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut.Sedangkan monitoring bertujuan untuk melihat pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan. Sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tepat dapat mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan memecahkan masalah yang akan dipecahkan.

3. Evaluasi pada tahap paska pelaksanaan

Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau ingin dicapai (p. 12).

2.1.3 Fungsi Evaluasi

Evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam analisis kebijakan (Wahab, 2002) yaitu :

1. Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu telah dicapai.

2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.

3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan (p. 51).

Berdasarkan fungsi-fungsi evaluasi yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah kita simpulkan tentang nilai evaluasi merupakan suatu proses yang

dilakukan seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.

2.1.4 Tujuan Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen (p .13).

Menurut Crawford (2000), tujuan dan fungsi evaluasi adalah :

1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.

4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan (p. 30). Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

2.1.5 Alat Penilai Evaluasi

Menurut Umar (2002) secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.Alat non-tes dapat berupa (1) skala bertingkat untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan dan nilai, (2) wawancara, dan (3) pengamatan. Penggunaan alat-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan dievaluasi (p. 45).

2.1.6 Standar Evaluasi

Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002) yaitu :

1. Utility (manfaat)

Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.

2. Accuracy (akurat)

Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.

3. Feasibility (layak)

Hendaknya proses evaluasi dirancang dapat dilaksanakan secara layak (p. 40).

2.1.7 Model Evaluasi

Tujuan utama dari evaluasi sistem informasi adalah untuk mengkaji nilai dari sistem informasi bagi suatu organisasi dan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut. Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam evaluasi sistem informasi yaitu :

1) Technology Acceptance Model (TAM)

Model ini telah banyak digunakan dalam evaluasi sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi.Metode TAM ini pertama sekali dikenalkan oleh Davis pada tahun1989.TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Anjen pada 1980.

Davis mendefenisikan persepsi atas kemanfaatan sebagai “ suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja”. Sedangkan Marvine Hammer et al. (2008) menambahkan persepsi atas manfaat untuk diri sendiri, dimana lebih mengacu pada manfaat yang diperoleh untuk pribadi dan manfaat untuk organisasi.Persepsi atas penggunaan pengguna secara kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak

perlu bersusah payah. Ini mengikuti defenisi dari “mudah”: “ tidak memiliki kesulitan atau upaya keras”.

Dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bisa seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang, afektif, dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku serta kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.

TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan sistem yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal pengguna yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya, dimana pengguna yakin menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari kesulitan, dalam artian sistem ini mudah dalam penggunaannya.

Gambar 2.1 Sistem TAM Sumber : Davis et al. (1989), Venkatesh et.sl. (2003)

TAM memiliki elemen yang kuat tentang perilaku, mengasumsikan bahwa keika seseorang membentuk suatu bagian untuk bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan. Beberapa penelitian telah mereplikasi studi Davis untuk memberi bukti empiris terhadap hubungan yang ada antara kegunaan, kemudahan pengguna dan penggunaan sistem.

Meningkatkan Kinerja Mempermudah Penggunaan Kebiasaan Dalam P Penggunaan Sistem

2) Theory of Reasoned Action (TRA)

Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan, sikap, keinginan, dan hubungan perilaku pengguna.Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerima pengguna teknologi.Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan sistem informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya sistem informasi oleh pengguna.

Model ini menempatkan penggunaan sebagai depent variabel, serta kegunaan dan kemudahan penggunaan sebagai independen variabel. Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan.

3) End User Computing (EUC) Satisfaction

Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi.Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk menggambarkan keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini.

Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu, dan kemudahan dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrument ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda.

4) Task Technology Fit (TTF) Analysis

Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan.Model TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu tugas dan teknologi, yang bersama-sama mempengaruhi kontruk ketiga TTF yang balik mempengaruhi hasil yaitu kinerja

atau manfaat. Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan manfaat tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna.

Model evaluasi ini pertama kali dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson pada tahun 1995.Teori ini berpegang bahwa teknologi informasi memiliki dampak positif terhadap kinerja individu dan dapat digunakan jika kemampuan teknologi informasi cocok dengan tugas-tugas yang harus dihasilkan oleh pengguna.

5) Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

Yusof et al. (2006) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model.Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia, Organisasi, dan Teknologi dan kesesuaian hubungan diantaranya.

Kemampuan manusia menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi.Penggunaan sistem juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan, tingkatan pengguna, pelatihan, pengetahuan, harapan, dan sikap menerima dan menolak sistem.Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna.Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi.Kepuasan pengguna dapat dihubungkan dengan persepsi, manfaat, dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karateristik personal.

Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi, manajemen dan komunikasi. Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetensi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.

Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan.Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk kinerja sistem.Kemudahan penggunaan, kemudahan untuk dipelajari, waktu respon, kegunaan, ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem.Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi termasuk rekam data, dan laporan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan pemasukan data. Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh penyedia layanan sistem atau teknologi.Kualitas pelayanan dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, dan tindak lanjut layanan.

Gambar 2.2 Sistem HOT-FIT

2.2 Sistem Informasi Manajemen

2.2.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen

Febrian (2004), berpendapat bahwa “sistem informasi manajemen adalah kumpulan sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen” (p. 286).Mcleod dan Schell (2008), mengatakan “sistem informasi manajemen adalah sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia untuk user dengan kebutuhan serupa” (p. 12). Tata Sutabri (2005), mengemukakan “sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang melakukan semua pengolahan transaksi dan memberikan dukungan informasi untuk fungsi manajemen serta proses pengambilan keputusan” (p. 1).

Eko Nugroho (2008), menyebutkan “sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola informasi bagi manajemen organisasi” (p. 16).

Berdasarkan uraian di atas, sistem informasi manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau strategi bisnis.

2.2.2 Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan

Sistem informasi manajemen perpustakaan adalah suatu sistem yang memberikan kemudahan bagi manusia berupa data atau informasi yang berhubungan dengan tugas operasional suatu perpustakaan.Sistem informasi manajemen mendukung aktivitas manusia dalam lingkungan organisasi seperti perpustakaan dengan menyajikan suatu data secara efektif dalam waktu yang singkat sehingga memudahkan pengambilan keputusan bagi pengelola perpustakaan.

Sistem informasi manajemen perpustakaan sering juga disebut library information system atau library management information system.Termasuk dalam sistem informasi manajemen perpustakaan adalah pengatalogan, katalog publik, sirkulasi, dan informasi manajemen perpustakaan.

2.2.3 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan

Sistem informasi manajemen perpustakaan adalah sebuah sistem yang terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam perpustakaan.

Manfaat dari penerapan sistem informasi pada perpustakaan menurut Ishak (2008) diantaranya adalah :

1. Mengefesienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan. 2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna.

3. Meningkatkan citra perpustakaan.

4. Pengembangan infrastruktur, nasional, regional, dan global (p.89).

2.2.4 Fitur-fitur Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan

Fitur-fitur yang biasa digunakan dalam menerapkan sistem informasi manajemen pada perpustakaan (Lutfian Software, 2009) yaitu :

1. Modul Data Induk Anggota

Menyediakan fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data anggota perpustakaan.

2. Modul Data Induk Buku

Fasilitas untuk menambah, mengedit dan menghapus data buku-buku perpustakaan.

3. Modul Data Induk Inventaris Buku

Digunakan untuk memasukkan data inventaris buku (fisik), seperti Nomor Inventaris, Tanggal Inventaris dan Asal Buku.

4. Modul Transaksi

Merupakan fasilitas untuk mencatat peminjaman dan pengembalian buku maupun perpanjangan peminjaman.

5. Modul Pencatatan Buku Hilang/Rusak

Pendataan buku yang hilang/rusak serta biaya penggantinya. 6. Konfigurasi

Konfigurasi sistem seperti jumlah maksimal perpanjangan buku, dan lain-lain.

7. Cetak Laporan

Laporan-laporan yang dapat dihasilkan, antara lain : Laporan anggota berdasar jurusan

Laporan anggota berdasar Tanggal mendaftar Laporan buku berdasar jurusan

Laporan inventaris buku

Laporan peminjaman berdasar nomor mahasiswa Laporan pengembalian per periode

Laporan buku yang belum dikembalikan Laporan denda per periode

Laporan buku hilang/ rusak, dan lain-lain 8. Setup User Setting administrator dan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Perkembangan dunia perpustakaan semakin pesat di mana perpustakaan pada umumnya sudah terkomputerisasi, dan memberikan pelayanan online.Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana sebenarnya sistem informasi manajemen yang berjalan pada suatu perpustakaan.Pada dasarnya perpustakaan hendaklah memiliki suatu sistem yang ideal yang mampu memenuhi kebutuhan para penggunanya.

Seperti kita ketahui bahwa sistem merupakan suatu cara atau proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dan mendapatkan hasil yang diinginkan, sedangkan informasi adalah pesan yang diterima dari pemberi pesan. Sistem informasi perpustakaan merupakan suatu cara yang digunakan di perpustakaan untuk mendapatkan informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Sistem informasi perpustakaan dipersempit lagi menjadi sistem informasi manajemen perpustakaan yaitu suatu cara yang dilakukan untuk mengolah data dalam perpustakaan. Oleh sebab itu, yang akan dibahas dalam halaman ini adalah tentang sistem informasi manajemen perpustakaan, termasuk pengatalogan, sirkulasi, katalog publik, dan informasi manajemen.

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis dan menentukan tingkat kemajuan pelaksana dibandingkan dengan rencana.Terdapat perbedaan antara konsep dengan monitoring. Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan program tersebut direncanakan untuk mencapai suatu tujuan tersebut, sedangkan monitoring bertujuan untuk melihat pelaksanaan proyek apakah sudah sesuai dengan rencana dan rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan. Evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tepat dapat mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan memecahkan masalah yang dihadapi (Suharto, 2004).

informasi perpustakaan berkembang pesat baik yang dapat diperoleh secara gratis atau harus dibeli hingga yang dikembangkan sendiri oleh perpustakaan.Perpustakaan harus mampu menentukan pilihan aplikasi sistem informasi yang tepat agar terimplementasi dengan baik dan diterima para penggunanya (Surachman, 2007).

Ada beberapa macam model evaluasi sistem informasi, salah satunya adalah Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model yang dikembangkan oleh Yusof et.al.(2006). Model evaluasi ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni manusia (human), organisasi (organization), teknologi (technology), dan kesesuaian di antaranya.

Perpustakaan STIE-IBBI merupakan unit pendukung kegiatan akademik, memiliki koleksi lebih dari 9.643 eksemplar. Bahan perpustakaan tercetak terdiri dari buku, skripsi, dan tugas akhir (monograf), jurnal, majalah, dan surat kabar (serial). Selain itu, perpustakaan ini juga memiliki koleksi CD dengan jumlah lebih dari 500 keping.

Perpustakaan STIE-IBBI memiliki anggota aktif sebanyak 1.943 orang dengan jumlah peminjaman sekitar 1.200 eksemplar pada tahun 2010 sampai 2012. Aplikasi sistem informasi yang digunakan adalah sebuah sistem yang dikembangkan sendiri oleh STIE-IBBI dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic versi 6.0, sistem manajemen database Microsoft Access 2003, dan perangkat lunak Crystal Report 8.5.

Aplikasi sistem informasi manajemen perpustakaan STIE-IBBI berjalan dalam sistem stand alone, tidak terhubung dengan komputer lain. Hal ini menjadi salah satu alasan untuk melakukan evaluasi.Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih judul skripsi ini “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan STIE-IBBI Menggunakan HOT Fit Model.

1.2RumusanMasalah

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi masalah adalah bagaimana kesesuaian sistem informasi manajemen Perpustakaan STIE-IBBI dengan Hot Fit Model.

1.3 TujuanPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian sistem informasi manajemen Perpustakaan STIE-IBBI dengan Hot Fit Model.

1.4ManfaatPenelitian

Hasil penelitian ini diharapkan :

1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan bagi pengelola perpustakaan.

2. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

3. Menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai evaluasi penggunaan sistem informasi manajemen pada perpustakaan.

1.5RuangLingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi tentang evaluasi kesesuaian sistem informasi manajemen STIE-IBBI dengan Hot Fit Model.Sistem informasi manajemen dalam hal ini adalah sistem informasi manajemen Perpustakaan STIE-IBBI yang ada pada saat ini.

ABSTRAK

Pinem, Franky. 2013. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan STIE Institut Bina Bisnis Indonesia Menggunakan Hot Fit Model. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi sistem informasi manajemen Perpustakaan STIE-IBBI Diamond Medan dengan menggunakan tiga faktor yaitu manusia, organisasi dan teknologi.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada bagian sistem informasi perpustakaan dan melakukan wawancara secara mendalam terhadap pustakawan. Penentuan informan dilakukan dengan caratotal sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi sistem yang digunakan pada Perpustakaan STIE-IBBI layak digunakan.Pustakawan menyatakan sistem informasi masih bisa digunakan sampai sekarang hanya saja terkendala pada saat melakukan transaksi.

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN STIE INSTITUT BINA BISNIS INDONESIA

MENGGUNAKAN HOT FIT MODEL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dalam bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh

FRANKY PINEM NIM: 080709036

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ABSTRAK

Pinem, Franky. 2013. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan STIE Institut Bina Bisnis Indonesia Menggunakan Hot Fit Model. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi sistem informasi manajemen Perpustakaan STIE-IBBI Diamond Medan dengan menggunakan tiga faktor yaitu manusia, organisasi dan teknologi.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada bagian sistem informasi perpustakaan dan melakukan wawancara secara mendalam terhadap pustakawan. Penentuan informan dilakukan dengan caratotal sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi sistem yang digunakan pada Perpustakaan STIE-IBBI layak digunakan.Pustakawan menyatakan sistem informasi masih bisa digunakan sampai sekarang hanya saja terkendala pada saat melakukan transaksi.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen STIE Institut Bina Bisnis Indonesia Menggunakan HOT Fit Model”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya

Dokumen terkait