• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan penelitian, dapat disusun saran-saran sebagai berikut:

1. Kebijakan Kesehatan. Sangat penting ditetapkan kebijakan kesehatan tingkat

kabupaten yang menjamin tersedianya tenaga profesional, dana, sarana dan prasarana yang mencukupi untuk program promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat) yang diselenggarakan puskesmas, untuk peningkatan PHBS masyarakat. Berdasarkan pelaksanaan desentralisasi

kesehatan, maka Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk merealisasikan kebijakan tersebut, baik dalam bentuk Peraturan Daerah atau Keputusan Bupati..

2. Pengelolaan Potensi Masyarakat dan Dunia Usaha. Puskesmas harus mampu

mengelola potensi masyarakat dan dunia usaha yang ada di wilayah kerja puskesmas melalui pendekatan advokasi yang persuasif; yang dilakukan dengan cara menghimpun para pejabat dari beberapa instansi yang berkedudukan di kecamatan, pejabat desa, tokoh masyarakat (agama, pendidik, sosial atau adat, pemuda), dan pengusaha untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas.Adapun yang diharapkan dari para tokoh ini, adalah: dukungan dana, sarana dan prasarana, kesediaan menjadi tokoh dan kader penggerak pembangunan kesehatan, kontribusi ide dan pemikiran, dan membantu merekrut anggota masyarakat untuk kader kesehatan yang bertugas sebagai tenaga promosi kesehatan untuk PHBS. Jika diperlukan, maka para tokoh ini dapat dihimpun dalam satu wadah (misalnya) Dewan Kesehatan Kecamatan, Paguyuban Kesehatan Desa, atau wadah yang sejenis.

3. Analisa Situasi. Kegiatan analisa situasi sangat diperlukan sebagai dasar

penyusunan perencanaan dan pelaksanaan Strategi Promosi kesehatan. Puskesmas sebaiknya melakukan analisa situasi masyarakat yang bersifat menyeluruh sebagai dasar untuk menyusun perencanaan strategi promosi untuk PHBS. Analisa situasi ini sangat penting dilakukan sesuai dengan dinamika masyarakat dengan karakteristiknya yang beragam; yang sebagian sudah mempunyai

kemampuan mandiri untuk melaksanakan PHBS, dan sebagian lainnya diperkirakan masih membutuhkan intervensi puskesmas dalam rangka mencapai PHBS terbaik. Analisa situasi ini diharapkan dapat membantu penyusunan manajemen promosi kesehatan, diantaranya berisi tentang pola cara advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat yang relatif sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat; untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar masyarakat atau sasaran promosi untuk PHBS diwilayah kerja puskesmas.

4. Lintas sektor. Puskesmas sebaiknya meningkatkan kualitas kerjasama lintas

sektor atau antar unit-unit organisasi pemerintah yang ada di tingkat kecamatan dan organisasi kemasyarakatan yang ada di masyarakat, yang bergerak dibidang kepemudaan, agama, sosial, pendidikan, kesehatan, dan lainya yang relevan. Kerjasama lintas sektor ini, diharapkan dapat memberi “payung “ pada pengelolaan potensi masyarakat dan dunia usaha, juga sebagai mitra dalam pelaksanaan strategi promosi kesehatan untuk PHBS di masyarakat.

5. Penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini mendukung teori perilaku yang yang

dikembang para ahli, yang menegaskan strategi promosi kesehatan mempunyai pengaruh terhadap perilaku sehat atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Namun berdasarkan hasil penelitian, diketahui ruang lingkup penelitian ini

relative terbatas. Pada sisi lain, hasil penelitian ini menegaskan bahwa diduga

faktor karakteristik mayarakat/keluarga/individu, perkembangan lingkungan, dan faktor karakteristik sarana pelayanan kesehatan (seperti puskesmas) sebagai penyelenggara strategi promosi kesehatan; mempunyai peranan dalam pola

hubungan kausalitas strategi promosi terhadap PHBS. Dengan demikian, sangat dianjurkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yang komprehensif dengan memasukkan unsur karakteristik sarana pelayanan kesehatan, karakteristik masyarakat/keluarga/individu, perkembangan lingkungan dalam permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas saran perbaikan pelaksanaan program promosi kesehatan, dan untuk pengembangan pengetahuan promosi kesehatan, perilaku kesehatan, serta administrasi dan kebijakan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar A., Pengantar administrasi Kesehatan , Edisi Ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996.

Arikunto,S., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS) tahun 2004.

Darubekti N., Perilaku Kesehatan Masyarakat Desa Talang pauh , Kecamatan Pondok Kelapa, kabupaten Bengkulu Utara, Jurnal Penelitian UNIB, Vol VII, Juli, 2001.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun 2005 – 2009.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Rencana Strategis Departemen Kesehatan RI 2005-2009.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2000, Buku Pedoman Pembinaan Program PHBS di tatanan Rumah Tangga.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2003, Indikator Sehat 2010.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2004, Kepmenkes no 128 tahun 2004.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2006, Promosi Kesehatan, Buku Saku Bidan Poskesdes.

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2007, Jejaring Nasional, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM).

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK.

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, Medan, 2006, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2006.

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang,Lubuk Pakam, 2006, Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang 2005.

Direktorat Promosi Kesehatan.Depkes RI, Jakarta, 2000, Buku Panduan Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia.

Green L.W., Perencanaan Pendidikan Kesehatan: Sebuah Pendekatan Diagnostik, Edisi terjemahan , Proyek Pengembangan FKM, Dep P & K RI, Jakarta. Green, L, (1991) Health Promotion Planning and Education and Environtment

Approach, Institue of Health Promotion Research University of British Colombia

Hasibuan H., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Lokasi Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (Kkg) Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004, Tesis S-2 Pascasarjana IKM USU Medan,2005

Liliweri A., Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan, Pustaka Pelajar, Kupang, 2007 Mc.Kenzie J.F., Pinger R.R., Kotecki J.E., Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar,

EGC, Jakarta, 2007

Ministry of Health Republic of Indonesia, Jakarta, 2007. Indonesia Health Profile 2005.

Muninjaya Gde., A.A., Manajemen Kesehatan, Edisi 2, EGC ,Jakarta, 2004

Notoadmodjo S., Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-Prinsip Dasar , Rineka Cipta, Jakarta, 1997

Notoadmodjo S., Promosi Kesehatan ; Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta, 2005

Notoadmodjo S., Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Notoatmodjo S., Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2005 Nasir,M., Metodologi Penelitian, Cetakan ke-6, PT.Ghalia, Indonesia, 2005

Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006, Buku Saku Promosi Kesehatan.

Puspromkes Departemen Kesehatan, Jakarta,2006, Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Sarifah, Dkk, Laporan Survei Kesehatan Daerah (Surkesda) Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007, Kerja sama Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Lubuk Pakam,2007.

Sinaga, Dkk, (2005). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Studi Kasus Kabupaten Bantul 2003, Jurnal JMPK Volume 08/No.02/Juni/2005, Yogyakarta,2005

Sarwono S., Sosiologi Kesehatan :Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, Gajah Mada University Pers, Jakarta, 2004

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2004

Utama S, Prioritas Kebutuhan Staf Berdasarkan Karakteristik Individu Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja, Suatu Studi manajemen Kesehatan Masyarakat

pada 3 Suku Bangsa di Organisasi Puskesmas, Disertasi, Unair, Surabaya,1996.

Dokumen terkait