• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk melatih kemampuan penggunaan fungsi metakognitif siswa sebaiknya guru sering meminta siswa untuk menjelaskan setiap jawaban yang diperolehnya baik secara lisan maupun tertulis.

2. Dalam melakukan penskoran sebaiknya guru menggunakan pedoman penskoran dengan cara memberi skor yang berbeda-beda pada masing-masing soal tergantung dari tingkat kesulitan soal dan memberi skor pada setiap langkah penyelesaiannya.

3. Dilakukan penelitian lanjutan mengenai model yang tepat untuk meningkatkan level metakognitif siswa.

4. Dilakukan penelitian lebih mendalam tentang aktivitas metakognisi siswa dan hubungannya dengan pemecahan masalah pada materi kimia yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, A. R. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogakarta: PT Tiara Wacana.

Aljaberi, N. M., & Gheith, E. (2015). University Students’ Level of Metacognitive

Thinking and their Ability to Solve Problems. American International Journal of Contemporary Research, 5(3), 121-134.

Al-Khayat, M. M. (2012). The Level of Creative Thinking and Metacognitive Thinking Skill of Intermediate School in Jordan: Survey Study. Canadian Social Science, 8(4), 52-61.

Al-Zoubi, S. M. (2013). The Level of Metacognitive Thinking Among Special Education Students. Prime Research on Education (PRE), 3(2), 437-441. Amin, I & Sukestiyarno.(2015). Analysis Metacognitive Skills On Learning

Mathematics In High School. International Journal of Education and Research, 3(3), 213-222.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aurah, C. M., Casady, J.C., MCConnell, T. J. (2014). Genetics Problem Solving In High School Testing In Kenya: Effects Of Metacognitive Prompting During Testing. Electronic Journal of Science Education, 18(8), 1-26. Brady, J. E. (2000). Kimia Universitas asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa

Aksara.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_____. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Djiwandono, S. E. W. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

Hosseinilai, F & Kasaei, M. A. (2013). The effect of using cognitive and meta cognitive strategy on creativity level academic achievement of high school students. International Research Journal of Applied and Basic Sciences, 7(2), 114-123.

Indriati, M., & Syafrianti, T. (2012). Penerapan Moel Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Square (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII, SMP Islam YLPI Pekan Baru. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. 582-590. ISBN: 978-979-16353-8-7.

Jayapraba. (2013). Metacognitive Instruction And Cooperative Learning- Strategies For Promoting Insightful Learning In Science. International Journal on New Trends in Education and Their Implications, 4(1), 165-172. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Kemendikbud.

Laurens, T. (2010). Penjenjangan Metakognisi Siswa yang Valid dan Reliabilitas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 17(2), 201-213.

LeKDiS. (2005). Standar Nasonal Pendidikan (PP RI No 19 Tahun 2005).Ciputat: Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial.

Mahromah, L. A., & Manoy, J. T. (2013). Identifikasi Tingkat Metakognisi Peserta didik dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Perbedaan Skor Matematika. MATHEdunesa, 2(1), 1-8.

Mataka, L. M., William, W., Cobern, Megan, L., Grunert, Jacinta, M., George, A. (2014). The Effect of Using an Explicit General Problem Solving Teaching Approach on Elementary Pre-Service Teachers’ Ability to Solve Heat

Transfer Problems. International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology,2(3), 164-167.

McGregor, D. (2007). Developing Thinking Developing Learning, A Guide to Thinking Skills in Education. New York: Open University Press.

Murti, H. A. S. (2011). Metakognisi dan Theory of Mind (ToM). Jurnal Psikologi Pitutur, 1(2), 53-64.

Nurmaliah, C. (2009). Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa SMP Negeri di Kota Malang Berdasarkan Kemampuan Awal, Tingkat Kelas, dan Jenis Kelamin. Jurnal Biologi Edukasi, 1(2), 18-21.

Ormrod, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Bogor: Erlangga.

_____. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Bogor: Erlangga.

Purba, M. (2007). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Rahayu, P., & Azizah, U. (2012). Students’ Metacognition Level Through Of

Implementation Of Problem Based Learning With Metacognitive Strategies At Sman 1 Manyar. Unesa Journal of Chemical Education, 1(1), 164-173. Safitri, K. R., & Saleh, M. (2015). Analisis Pemecahan Masalah Matematika

Menggunakan Metakognisi. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS, 470-485. ISBN : 978.602.361.002.0

Sastrohamidjojo, H. (2010). Kimia Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Satrock, J. W. (2004). Strategi Belajar. Jakarta: Bhineka Cipta. _____. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

_____. (2008). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana.

Shetty, G. (2014). A Study of the Metacognition Levels of Student Teachers On The Basis Of Their Learning Styles. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME), 4(1), 43-51.

Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.

Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.

Sophianingtyas, F., & Sugiarto, B. (2013). Identifikasi Level Metakognitif Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi Perhitungan Kimia. UNESA Journal of Chemical Education. 2(1), 21-27.

Sofyan, A, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press

Sudijono, A. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Swartz, R & Chang, A. (1998). Intructional Strategies for Thinking Classroom. Singapura: National Institute of Education.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2009). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama.

Yamin, M. (2013). Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group.

Yeo, K. K. J. (2004). Mathematical Problem Solving in The Primary and Secondary Levels. Email: [email protected].

Lampiran 1

Kisi-Kisi Instrumen Tes Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Soal

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja spesifik untuk

Memprediksi

terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan

Menentukan cara menyatakan kelarutan (C3)

1. Dalam 4 liter air pada 250C dapat larut sebanyak-banyaknya 13,28 gram Ag2CrO4. Tentukan kelarutan Ag2CrO4. (Ar O =16; Cr = 52; Ag = 108)

2. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Tentukan kelarutan Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1 (Ar O =16; Cr = 52; Ag = 108)

Menentukan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan kelarutan (C3)

3. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium flourida (MgF2) pada 180C diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada 180C? (Ar Mg = 24; F = 19)

memecahkan masalah Memprediksi

terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan (C5)

4. Dicampurkan 100 ml larutan 0,006 M AgNO3 dan 100 ml larutan 0,002 M K2CrO4 . Tentukan apakah terjadi endapan Ag2CrO4 bila Ksp Ag2CrO4 = 4 x 10-12

5. Apakah terbentuk endapan Ca(OH)2 jika 10 mL larutan CaCl2 0,2 M dicampur dengan 10 mL larutan NaOH 0,02 M (Ksp Ca(OH)2

= 8 x 10-6)

6. Apakah akan terbentuk endapan bila kedalam 200 ml BaCl2 0,004 M ditambahkan 600 mL K2SO4 0,008 M. Jika diketahui dari tabel nilai Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10

7. Apakah akan terbentuk endapan bila kedalam 100 mL larutan Na3PO4 0,001 M ditambahkan 100 ml larutan Ca(NO3)2 0,001 M. Ksp Ca3(PO4)2 = 2 x 10-20?

Menemukan pengaruh pH terhadap kelarutan (C4)

8. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. Tentukan:

a. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air murni b. Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan

dengan pH = 12.

c. Bagaimana pengaruh pH terhadap kelarutannya.

Menemukan pengaruh ion senama terhadap kelarutan (C4)

9. Diketahui kelarutan AgCl dalam air murni 10-5 mol/L-1. Tentukan kelarutannya dalam larutan 0,01 M AgNO3 dan jelaskan bagaimana pengaruh ion senama (Ag) tersebut terhadap kelarutan!

10. Kelarutan Ag2CrO4 dalam air murni yaitu 8,43 x 10-5 mol L-1 pada 250C. Tentukanlah kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M dan jelaskan bagaimana pengaruh ion senama (Ag) tersebut terhadap kelarutannya! (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12)

11. Hasil kali kelarutan PbBr2 ialah 8,9 x 10-6. Tentukan kelarutannya dalam air dan dalam larutan KBr 0,20 M. serta jelaskan bagaimana pengaruh ion senama (Br) tersebut terhadap kelarutannya!

12. Hitung kelarutan perak klorida (dalam g/L) dalam air murni dan dalam larutan NaCl 0,1 M. serta jelaskan bagaimana pengaruh ion senama (Cl) tersebut terhadap kelarutan. Jika diketahui Ksp AgCl = 1 X 10-10

Soal Jawaban Rubrik Penilaian Komentar

1. Dalam 4 liter air pada 250C dapat larut sebanyak-banyaknya 13,28 gram Ag2CrO4. Tentukan kelarutan Ag2CrO4. (Ar O =16; Cr = 52; Ag = 108)

1. Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui : V = 4 L Ar O =16 T = 250C Ar Cr = 52 m = 13, 28 gram Ar Ag = 108 Ditanya : s Ag2CrO4….?

Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Untuk memperoleh s Ag2CrO4 menggunakan rumus: .

 Diperlukan data tambahan yaitu mol Ag2CrO4 dan untuk menghitung mol diperlukan data Mr Ag2CrO4

Tahap mengeksplorasi solusi:

Mr Ag2CrO4 = ((2 x Ar Ag) + (1 x Ar Cr) + (4 x Ar O) = ((2 x 108) + (1 x 52) + (4 x 16))

= 332

Jumlah mol Ag2CrO4 =

Kelarutan Ag2CrO4 =

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan diperoleh kelarutan Ag2CrO4 dalam 4 liter air yang dapat larut sebanyak-banyaknya 13,28 gram Ag2CrO4 adalah 2 1 3 2 2 2 2 Skor = 14

dalam 100 mL air. Nyatakan kelarutan Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1 (Ar O =16; Cr = 52; Ag = 108)

m = 4,35 mg Ar O =16 Ditanya : s Ag2CrO4….?

Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Untuk memperoleh s Ag2CrO4 menggunakan rumus:

 Diperlukan data tambahan yaitu mol Ag2CrO4 dan untuk menghitung mol diperlukan data Mr Ag2CrO4 dan massa yang diketahui diubah terlebih dahulu satuannya menjadi gram.

Tahap mengeksplorasi solusi:

Mr Ag2CrO4 = ((2 x Ar Ag) + (1 x Ar Cr) + (4 x Ar O) = ((2 x 108) + (1 x 52) + (4 x 16))

= 332 gram/mol Jumlah mol Ag2CrO4 =

s =

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan diperoleh kelarutan Ag2CrO4 dalam 4,35 mg Ag2CrO4 yang dapat larut dalam 100 mL air adalah 1 3 2 2 2 2 Skor = 14 3. Sebanyak 100 mL larutan jenuh

3. Tahap mencari dan memahami masalah:

diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada 180C? (Ar Mg = 24; F = 19) Ditanya : Ksp MgF2….?

Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

Untuk memperoleh Ksp MgF2 menggunakan rumus hubungan Ksp dengan kelarutan dari MgF2 yaitu: Ksp MgF2 = [Mg2+][F-]2 diperlukan data tambahan yaitu s MgF2. Untuk menghitung s MgF2, diperlukan data mol dan Mr MgF2

Tahap mengeksplorasi solusi:

Mr MgF2 = (1 x Ar Mg) + (2 x Ar F) = (1 x 24) + (2 x 19) = 62 gram/mol Jumlah mol MgF2 = kelarutan (s) = mol/L MgF2(s) Mg2+(aq) + 2F-(aq) s s 2s Ksp MgF2 = [Mg2+][F-]2 = s (2s)2 = 4s3 = 4(1,22 x 10-3)3 = 7,2634 x 10-9

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan diperoleh Ksp MgF2 = 7,2634 x 10-9

1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 Skor = 25

AgNO3 dan 100 ml larutan 0,002 M K2CrO4. Tentukan apakah terjadi endapan Ag2CrO4 bila Ksp Ag2CrO4 = 4 x 10 -12 V K2CrO4 = 100 mL M AgNO3 = 0,006 M M K2CrO4 = 0,002 M Ksp Ag2CrO4 = 4 x 10-12

Ditanya: Apakah terbentuk endapan Ag2CrO4? Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik :

 Untuk memprediksi terbentuknya endapan kita perlu mengetahui nilai Q Ag2CrO4 dengan cara [Ag+]2×[CrO42-]. Untuk menentukan Q diperlukan data tambahan yaitu konsentrasi masing-masing zat setelah kedua larutan dicampur

 Membandingkan nilai Q dengan nilai Ksp. Jika Q > Ksp maka terbentuk endapan, jika Q < Ksp maka larutan belum jenuh dan jika Q = Ksp maka larutan tepat jenuh

Tahap mengeksplorasi solusi:

Konsentrasi masing-masing zat setelah kedua larutan dicampur dihitung dengan persamaan:

[AgNO3] = 100 × 0,006 = 200 × M2 M2 = 0,003 M [K2CrO4] = 100 × 0,002 = 200 × M2 M2 = 0,001 M Reaksi ionisasi masing-masing zat:

AgNO3 Ag+ + NO3 -0,003 0,003 0,003 1 4 1 2 2 2 2

0,001 0,002 0,001

Dalam larutan terdapat : [Ag+] = 0,003 M; [CrO42-] = 0,001 M

Ag2CrO4 2Ag+ + CrO4

2-Qc [Ag2CrO4] = [Ag+]2 × [CrO42-]

= (0,003)2 × (0,001) = 9×10-9

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan ternyata Qc (9×10-9) > Ksp (4×10-12) berarti Ag2CrO4 mengendap

1 2 2 3 2 Skor = 29 5. Apakah terbentuk endapan Ca(OH)2 jika 10 mL larutan CaCl2 0,2 M dicampur dengan 10 mL larutan NaOH 0,02 M (Ksp

Ca(OH)2 = 8 x 10-6)

5. Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui V CaCl2 = 10 ml

V NaOH = 10 mL M CaCl2 = 0,2 M M NaOH = 0,02 M Ksp Ca(OH)2 = 8 x 10-6

Ditanya: Apakah terbentuk endapan Ca(OH)2? Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Untuk memprediksi terbentuknya endapan kita perlu mengetahui nilai Q Ca(OH)2dengan cara [Ca2+][OH-]2. Untuk menentukan Q diperlukan data tambahan yaitu konsentrasi masing-masing zat zat setelah kedua larutan dicampur

2

1

larutan belum jenuh dan jika Q = Ksp maka larutan tepat jenuh

Tahap mengeksplorasi solusi:

Molaritas (CaCl2 setelah dicampur) =

CaCl2(aq) Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)

0,1 M 0,1 M 0,2 M

Molaritas (NaOH setelah dicampur)=

NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) 0,01 M 0,01 M 0,01 M

Jadi konsentrasi ion Ca2+ dalam campuran = 0,1 M dan konsentrasi ion OH- = 0,01 M

Ca(OH)2 Ca2+ + 2OH- Q untuk Ca(OH)2 = [Ca2+][OH-]2

= 0,1 x (0,01)2 = 1 x 10-5

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa Q > Ksp, maka pada pencampuran itu terbentuk endapan Ca(OH)2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Skor = 29 6. Apakah akan terbentuk endapan bila kedalam 200 ml BaCl2 0,004 M ditambahkan 600 mL

6. Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui V BaCl2 = 200 ml

V K2SO4 = 600 mL M BaCl2 = 0,004 M M K2SO4 = 0,008 M

nilai Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10

Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Untuk memprediksi terbentuknya endapan kita perlu mengetahui nilai Q BaSO4 dengan cara [Ba2+][SO42-]. Untuk menentukan Q diperlukan data tambahan yaitu konsentrasi masing-masing zat zat setelah kedua larutan dicampur

 Membandingkan nilai Q dengan Ksp. Jika Q > Ksp maka terbentuk endapan, jika Q < Ksp maka larutan belum jenuh dan jika Q = Ksp maka larutan tepat jenuh

Tahap mengeksplorasi solusi:

Molaritas (BaCl2 setelah dicampur) =

BaCl2 Ba2+ + 2Cl -0,001 M 0,001M 0,002M

Molaritas K2SO4 setelah dicampur =

K2SO4 2K+ + SO4 2-0,006 M 0,012M 0,006M

BaSO4 Ba2+ + SO4

3-Q BaSO4 = [Ba2+][SO42-] = (0,001)(0,006) = 6×10-6 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa Q > Ksp, maka terbentuk endapan BaSO4 dalam campuran tersebut

7. Apakah akan terbentuk endapan bila kedalam 100 mL larutan Na3PO4 0,001 M ditambahkan 100 ml larutan Ca(NO3)2 0,001 M Ksp Ca3(PO4)2 = 2 x 10-20

7. Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui V Na3PO4 = 100 ml

V Ca(NO3)2 = 100 mL M Na3PO4 = 0,001 M M Ca(NO3)2 = 0,001 M Ksp Ca3(PO4)2 = 2 x 10-20

Ditanya: Apakah terbentuk endapan Ca3(PO4)2? Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Untuk memprediksi terbentuknya endapan kita perlu mengetahui nilai Q Ca3(PO4)2 dengan cara [Ca2+]3[PO43-]2. Diperlukan data tambahan yaitu konsentrasi masing-masing zat zat setelah kedua larutan dicampur

 Membandingkan nilai Q dengan nilai Ksp. Jika Q > Ksp maka terbentuk endapan, jika Q < Ksp maka larutan belum jenuh dan jika Q = Ksp maka larutan tepat jenuh

Tahap mengeksplorasi solusi:

Molaritas (Na3PO4 setelah dicampur) = Na3PO4 3Na+ + PO4 3-0,0005 M 0,0015M 0,0005M 2 1 4 2 2 2

Ca(NO3)2 Ca2+ + 2NO3

-0,0005 M 0,0005M 0,001M

Ca3(PO4)2 3Ca2+ + 2 PO43- Q Ca3(PO4)2 = [Ca2+]3[PO43-]2

= (0,0005)3(0,0005)2 = 3,125×10-17

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai Q > Ksp, maka terbentuk endapan Ca3(PO4)2 dalam campuran tersebut 2 2 2 2 2 2 Skor = 29 8. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 X 10-12. Tentukan: a. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air murni. b. Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH = 12. c. Bagaimana pengaruh pH

8. Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui Ksp Mg(OH)2 = 2 x 10-12 Ditanya: a. s dalam air =…?

b. s dalam larutan dengan pH = 12 = …? c. pengaruh pH terhadap kelarutan = …? Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Untuk menghitung s Mg(OH)2 dalam air dan s Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH 12 digunakan rumus hubungan Ksp dengan kelarutan yaitu: Ksp

Mg(OH)2 = [Mg2+][OH-]2 . Diperlukan data tambahan untuk menghitung kelarutan dalam air maupun dalam larutan dengan pH 12 yaitu konsentrasi Mg2+ dan OH- dalam air maupun dalam

2 1

dengan pH 12 dengan nilai kelarutan dalam air sehingga diperoleh bagaimana pengaruh pH terhadap kelarutan nya.

Tahap mengeksplorasi solusi:

Dalam air, Mg(OH)2 akan larut hingga terjadi larutan jenuh dimana [Mg2+][OH-]2 = Ksp Mg(OH)2

Misal kelarutan Mg(OH)2 = s mol L-1 Mg(OH)2 (s) Mg2+(aq) + 2OH-(aq) s s 2s

[Mg2+][OH-]2 = Ksp Mg(OH)2

(s)(2s)2 = 2 x 10-12 4s3 = 2 x 10-12

s = 7,94 x 10-5 mol L-1

Jadi kelarutan dalam air sebesar 7,94 x 10-5 mol L-1

Dalam larutan dengan pH 12 pH = 12 pOH = 2

[OH-] = 1 x 10-2 mol L-1

Mg(OH)2 akan larut hingga menjadi larutan jenuh, misalkan kelarutan Mg(OH)2 = x mol L-1

Mg(OH)2 (s) Mg2+(aq) + 2OH-(aq)

x x 2x

konsentrasi ion OH- dalam larutan = (1 x 10-2) + 2x. substitusi data ini ke dalam persamaan tetapan

2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2

[Mg ] [OH] = Ksp Mg(OH)2 (x) {(1 x 10-2) + 2x}2 = 2 x 10-12

Oleh karena dapat diduga bahwa x < 1 x 10-2, maka (1 x 10-2) + 2x ≡ 1 X 10-2

. persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

(x) (1 x 10-2)2 = 2 x 10-12 x = 2 x 10-8

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan diperoleh kelarutan Mg(OH)2 dalam air adalah 7,94 x 10-5 mol L-1 dan kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH = 12 adalah 2 x 10-8 mol L-1. Sehingga didapatkan bahwa pengaruh pH terhadap kelarutan adalah dapat memperkecil kelarutannya.

2 1 1 2 2 Skor = 34 9. Bagaimana pengaruh ion senama Ag dari kelarutan AgCl yang dilarutkan dalam AgNO3 0,01 M jika diketahui kelarutan AgCl dalam air murni 10-5 mol/L-1.

9. Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui : s AgCl dalam air = 10-5

Ditanya : pengaruh ion senama Ag dari kelarutan AgCl yang dilarutkan dalam AgNO3 0,01 M …??

Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Menghitung s dalam larutan AgNO3 0,01 M digunakan rumus hubungan Ksp dengan kelarutan yaitu Ksp AgCl = [Ag+] × [Cl-]. Diperlukan data tambahan untuk menghitung kelarutan dalam larutan AgNO3 0,01 M yaitu Ksp AgCl dan konsentrasi Ag+ dan Cl- dalam larutan AgNO3.  Membandingkan nilai kelarutan dalam larutan

2 1

Tahap mengeksplorasi solusi:

Reaksi ionisasi AgCl : AgCl Ag+ + Cl

Ksp AgCl = [Ag+] × [Cl-] = ( ( Reaksi Ionisasi AgNO3: AgNO3 Ag+ + NO3

0,01 0,01 0,01

Misalkan kelarutan AgCl sekarang = a mol l-1 Reaksi ionisasi AgCl : AgCl Ag+ + Cl

Dalam larutan terdapat:

[Ag+] = 0,01 + a 0,01 [Cl-] = a

Ksp AgCl = [Ag+] × [Cl-]

10-10 = (0,01) × (a) a = 10-8

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan diperoleh kelarutan AgCl dalam larutan 0,01 M AgNO3 = 10-8 mol l-1. Jika dibandingkan dengan kelarutan dalam air itu jauh lebih kecil. Jadi, pengaruh ion senama memperkecil kelarutan.

2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 Skor = 26

dalam air murni yaitu 8,43 x 10-5 mol L-1 pada 250C. Tentukan bagaimana pengaruh ion senama Ag dari kelarutan Ag2CrO4 yang dilarutkan dalam larutan AgNO3 0,1 M. (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12)

T = 25 C

Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12

Ditanya : pengaruh ion senama Ag dari kelarutan Ag2CrO4

yang dilarutkan dalam larutan AgNO3 0,1 M …? Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Menghitung s Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M digunakan rumus hubungan Ksp dengan kelarutan yaitu Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2[CrO42-]. Diperlukan data tambahan untuk menghitung kelarutan dalam larutan AgNO3 0,1 M konsentrasi Ag+ dan CrO42- dalam larutan AgNO3.

 Membandingkan nilai kelarutan dalam larutan AgNO3 dengan nilai kelarutan dalam air sehingga diperoleh bagaimana pengaruh ion senama terhadap kelarutan nya.

Tahap mengeksplorasi solusi:

Larutan AgNO3 mengandung 0,1 M mengandung ion Ag+ dan 0,1M ion NO3

-AgNO3 Ag+ + NO3 0,1M 0,1M 0,1M

Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42-(aq) s 2s s Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2[CrO4] 2,4 ×10-12 = (0,1)2(s) 2,4 ×10-12 = 0,01 s s = 2,4 ×10-10 1 4 2 2 2 2 2 2 1 2

2 4

larutan AgNO3 0,1M = 2,4 ×10-10 mol L-1, kira-kira 351 ribu kali lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air murni, jadi pengaruh ion senama memperkecil kelarutan.

Skor = 24

11. Jika diketahui hasil kali kelarutan PbBr2 ialah 8,9 x 10-6. Bagaimana pengaruh ion senama Br dari kelarutan PbBr2 yang dilarutkan dalam larutan KBr 0,20 M.

11.Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui Ksp PbBr2 = 8,9 x 10-6

Ditanya : pengaruh ion senama Br dari kelarutan PbBr2

yang dilarutkan dalam larutan KBr 0,20 M …? Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Menghitung s PbBr2 dalam air dan s PbBr2 dalam larutan KBr 0,02 M digunakan rumus hubungan Ksp dengan kelarutan yaitu: Ksp PbBr2 = [Pb2+]Br -]2 . Diperlukan data tambahan untuk menghitung kelarutan dalam air maupun dalam larutan KBr 0,02 M yaitu konsentrasi Pb2+ dan Br- dalam air maupun dalam larutan KBr.

 Membandingkan nilai kelarutan dalam larutan KBr, dengan nilai kelarutan dalam air sehingga diperoleh bagaimana pengaruh ion senama terhadap kelarutan nya.

Tahap mengeksplorasi solusi: Dalam air PbBr2 Pb2+ + 2Br s s 2s Ksp PbBr2 = [Pb2+][Br-]2 8,9 x 10-6 = (s)(2s)2 2 1 4 2 2 2

Dalam larutan KBr KBr K+ + Br -0,2 M 0,2M 0,2 M Ksp PbBr2 = [Pb2+][Br-]2 8,9 x 10-6 = (s)(0,2)2 8,9 x 10-6 = 0,04s s = 2,225 x 10-4

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan diperoleh kelarutan PbBr2 dalam larutan KBr 0,2M = 2,225 x 10-4 mol L-1, kira-kira 57 kali lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air murni. Jadi, pengaruh ion senama memperkecil kelarutan.

2 2 2 2 1 2 2 Skor = 31 12. Bagaimana pengaruh ion senama Cl dari kelarutan AgCl yang dilarutkan dalam larutan NaCl 0,1 M, jika diketahui Ksp AgCl = 1 X 10-10.

12.Tahap mencari dan memahami masalah: Diketahui Ksp AgCl = 1 x 10-10

Ditanya pengaruh ion senama Cl dari kelarutan AgCl yang dilarutkan dalam larutan NaCl 0,1 M …?

Tahap menyusun strategi pemecahan yang baik:

 Untuk menghitung s AgCl dalam air dan s AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M digunakan rumus hubungan Ksp dengan kelarutan yaitu: Ksp AgCl = [Ag+][Cl-]. Diperlukan data tambahan untuk menghitung kelarutan dalam air maupun dalam larutan NaCl 0,1 M yaitu konsentrasi Ag+ dan Cl- dalam air maupun dalam larutan NaCl.

2 1

bagaimana pengaruh ion senama terhadap kelarutan nya.

Tahap mengeksplorasi solusi: Dalam air AgCl Ag+ + Cl s s s Ksp AgCl = [Ag+][Cl-] 1 x 10-10 = (s)(s) 1 x 10-10 = s2 s = 1 x 10-5 Dalam larutan AgNO3

NaCl Na+ + Cl -0,1 M 0,1M 0,1M Ksp AgCl = [Ag+][Cl-] 1 x 10-10 = (s)(0,1) 1 x 10-10 = 0,1s s = 1 x 10-9

Tahap memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu:

Dari hasil perhitungan diperoleh kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1M = 1 x 10-9 mol L-1, kira-kira 10 ribu kali lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air murni. Jadi, pengaruh ion senama memperkecil kelarutan.

2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 Skor = 31

Lampiran 3

UJI COBA INSTRUMEN TES

LEVEL METAKOGNITIF SISWA

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Petunjuk :

1. Berdoalah sebelum mengisi soal!

2. Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan lebih dahulu soal yang kamu anggap mudah!

3. Dalam menjawab soal tuliskan apa yang diketahui, ditanya, rencana penyelesaian, perhitungan dan kesimpulannya!

4. Periksalah kembali hasil kerjaanmu sebelum dikumpulkan! 5. Dilarang bekerja sama dengan teman!

__________________________________________________________________ 1. Dalam 4 liter air pada 250C dapat larut sebanyak-banyaknya 13,28 gram

Ag2CrO4. Tentukan kelarutan Ag2CrO4. (Ar O =16; Cr = 52; Ag = 108) 2. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 mL air. Tentukan

kelarutan Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1 (Ar O =16; Cr = 52; Ag = 108) 3. Sebanyak 100 mL larutan jenuh magnesium flourida (MgF2) pada 180C

diuapkan dan diperoleh 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada 180C? (Ar Mg = 24; F = 19)

4. Dicampurkan 100 ml larutan 0,006 M AgNO3 dan 100 ml larutan 0,002 M K2CrO4 . Tentukan apakah terjadi endapan Ag2CrO4 bila Ksp Ag2CrO4 = 4 x 10-12

5. Apakah terbentuk endapan Ca(OH)2 jika 10 mL larutan CaCl2 0,2 M dicampur dengan 10 mL larutan NaOH 0,02 M (Ksp Ca(OH)2 = 8 x 10-6)

6. Apakah akan terbentuk endapan bila kedalam 200 ml BaCl2 0,004 M ditambahkan 600 mL K2SO4 0,008 M. Jika diketahui dari tabel nilai Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10

7. Apakah akan terbentuk endapan bila kedalam 100 mL larutan Na3PO4 0,001 M ditambahkan 100 ml larutan Ca(NO3)2 0,001 M. Ksp Ca3(PO4)2 = 2 x 10

-20

?

8. Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. Tentukan: a. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air murni

b. Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH = 12. c. Bagaimana pengaruh pH terhadap kelarutannya.

9. Bagaimana pengaruh ion senama Ag dari kelarutan AgCl yang dilarutkan dalam AgNO3 0,01 M jika diketahui kelarutan AgCl dalam air murni 10-5 mol/L-1.

10. Jika diketahui kelarutan Ag2CrO4 dalam air murni yaitu 8,43 x 10-5 mol L-1 pada 250C. Tentukan bagaimana pengaruh ion senama Ag dari kelarutan Ag2CrO4 yang dilarutkan dalam larutan AgNO3 0,1 M. (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12)

11. Jika diketahui hasil kali kelarutan PbBr2 ialah 8,9 x 10-6. Bagaimana pengaruh ion senama Br dari kelarutan PbBr2 yang dilarutkan dalam larutan

Dokumen terkait