• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Saran

Melalui skripsi ini penulis berharap agar pembaca dapat lebih banyak memahami tentang karya sastra, Khususnya analisis karya sastra yang berhubungan dengan pendekatan pragmatik sastra. Karena semakin banyak kita mengetahui sesuatu mengenai analisis karya sastra maka pengetahuan kita mengenai karya sastra pun akan semakin luas. Melalui skripsi ini penulis juga berharap pembaca memiliki minat untuk membaca karya-karya sastra, yaitu novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang menarik karena cerita dalam novel dikemas dengan gaya bahas yang mudah dipahami. Dengan membaca novel kita mendapat cerita yang menarik, bagus dan insipiratif.

DAFTAR PUSTAKA

Altenberd dan Lewis. 1996. Teori Pengkajian Fiksi. Sumberpustakaku.

Blogspot.Com>2015/02

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penilitian Sastra. Yogyakarta : Media presindo.

Fananie, Zainudin 2000. Telaah Sastra. Surakarta : Muhammadiyah University Press

Jabrohim. 2012 .Teori Penelitian Sastra, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nazir. Mohammad. 1988. Metode Penelitian Jakarta : Ghalia Indonesia

Nugriyantoro. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. http://diglid.unila.ac.id

Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa

Pradopo. 1995. Kajian Semiotik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Panuti Sudijiman. 1986. http://asemmanis wordpres. Com/2009/10/03/pengertian-sastra secara-umum-dan-menurut-para-ahli

Selfi, Indriyani. 2017. Analisis Psikologis Terhadap Cerita Novel “Senandung Ombak” Karya Yukio Mishima. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang

Sumardjo. 1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia

Tarigan, Heny Guntur. 1984. Prinsip Dasar-Dasar Sastra. Bandung :Angkasa.

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya

http://fiksinisme.blogspot.co.id/2016/10/fiksi-dan non fiksi-pengertian dan. html diakses 07 Agustus 2018

http://www.sumberpengertian.co/pemgertian-novel-menurut-para-ahli-beserta-ciri-ciri-dan unsur-unsurnya

http://daun2001.blogspot.com/2013/05/rancangan-penelitian-deskriptif.html?m=1

ABSTRAK

Sastra adalah seni yang berhubungan dengan penciptaan dan ungkapan pribadi (ekspresi). Selain itu , sastra juga merupakan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat sastra pada dasarnya sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dalam suatu bentuk gambaran

kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Salah satu karya sastra yang paling digemari masyarakat adalah novel.

Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel memiliki cerita yang lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan mertikal sandiwara atau sajak.

Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik berattkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut novel merupakan cerminan realita kehidupan yang dapat memberikan pengaruh baik dan buruk yang dapat menjadi pelajaran bagi pembaca. Banyak novel yang menceritakan tentang kehidupan manusia, salah satunya adalah novel Senandung Ombak Karya Yukio Mishima.

Novel “Senandung Ombak” Karya Yukio Mishima yaitu merupakan novel yang terbit pada tahun 1976. Novel yang berlatar masyarakat pada zaman modren ini

menceritakan tokoh utama seorang gadis kaya dan pencari mutiara yang bernam Hatsue dan seorang pemuda nelayan miskin bernama Shinji yang tengah dilanda cinta. Shinji terpesona sejak pertama kali melihat Hatsue saat senja hari dipantai. Hubungan mereka pada awalnya sempat tidak direstui orang tua Hatsue karena Shinji miskin sehinnga tidak pantas dijadikan suami Hatsue karena status sosial.

Ayah Hatsue menjodohka Hatsue dengan Yasuo karena dia juga anak orang kaya, karena Ayahnya beranggapan kalau dia menikahkan putinya dengan orang kaya juga hidup putrinya akan bahagia. Tetapi Hatsue menolak perjodohan itu karena dia tidak mencintai Yasuo. Karena Yasuo ditolak Hatsue akhirnya dia marah dan memfitnah Shinji sehinnga para penduduk desa tidak menyukai Shinji dan mebicarakan yang tidak –tidak tentang Shinji.

Walaupun hubungan mereka tidak direstui oleh Ayah Hatsue, Shinji dan Hatsue tetap sabar dan berdoa agar suatu saat nanti hubungan mereka direstui oleh Ayahnya.

Shinji tidak pernah bermalas-malasan bekerja walaupun dia punya banyak masalah, dia tetap semangat menjalani kehidupannya sehari-hari. Dan menjadikan masalah ini menjadi

mempertahankan nyawanya di laut, ditengah hempasan ombak dan badai pasifik untu membuktikan ketulusan dan kelayakanya untuk memiliki Hatsue.

Begitu juga dengan Hatsue, walaupun dia dikurung didalam rumah dan tidak diizinkan untuk keluar dan bertemu dengan Shinji. dia tidak pernah menyerah untuk selalu memberi kabar kepada Shinji, dia selalu menulis surat dan selalu memberi semangat kepada Shinji dan selalu berusaha dan sabar untuk membujuk ayahnya agar merestui hubungan mereka.

Hatsue juga selalu sabar menanti kepulang Shinji dari lautan yang sedang berlayar. Dia tidak pernah berhenti berdoa agar Shinji pulang dengan keadaan selamat dan agar hubungan mereka direstui oleh ayahnya. Karena kesabaran, kesungguhan, keteguhan hati dan pantang menyerah akhirnya hubungan mereka direstui oleh ayahnya Hatsue.

Berdasarkan pendekatan pragmatik yaitu suatu pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya terhadap kegunaan karya sastra bagi pembaca, Maka setelah penulis menganalisis terdapat bentuk-bentuk nilai pragmatik yang dapat penulis teladani dalam kehidupan sehari-hari. Nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Senandung ombak” diantaranya adalah: Kesabaran, pantang menyerah, berdoa atau berserah diri.

kesabaran yang ditunjukkan oleh Shinji yaitu walaupun Shinji sudah disudutkan oleh penduduk desa dengan mengatakan bahwa ia tidak pantas menjadi suami Hatsue karena dia miskin, ia tetap sabar dan menghiraukan perkatan-perkataan penduduk desa. Shinji menjadikan semua masalah ini jai sebuah motivasi baginya untuk menunjukkan kepada para penduduk desa bahwa ia pantas menjadi suami Hatsue.

Pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Hatsue yaitu Hatsue tidak pernah menyerah dan berhenti meyakinkan ayahnya, bahwa shinji pantas menjadi pendamping hidupnya. Sedangkan yang ditunjukkan Shinji disini yaitu Shinji berani menerima sebagi

“pencuci beras” dan ikut berlayar kelautan yang sangat luas dengan ombak yang sangat besar. Hal tersebut menunjukan bahwa Shinji akan siap menghadai tantangan apa saja yang akan dihadapinya, dengan cara begitu dia bisa menunjukkan kepada ayah Hatsue bahwa dia bisa menghidupi Hatsue dan membahagiakannya.

Berdoa, meskipun Shinji bamyak masalah dia tidak putus asa dan tetap berdoa agar ia kuat menghadapi semua masalah yang di alaminya dan selalu dilindungi dalam melakukan pekerjaanya sehari-hari. Sedangka sikap berdoa yang di tujunjukan Hatsue adalah Hatsue terus berdoa agar Shinji pulang dengan selamat dari lautan tang luas dan juga selalu nberdoa agar hubungan mereka suatu saat di restui oleh ayahnya.

Kesimpulan dari novel “Senandung Ombak” Karya Yukio Mishima adalah menggambarkan tentang peranggai, jiwa dan perjuang seorang gadis yang bernama Hatsue dan Shinji sebagi tokoh dalam cerita. Novel ini bercerita tentang perjuangan Hatsue dan Shinji dalam mempertahankan hubunganya, karena tidak direstui oleh ayah Hatsue karena Shinji orang miskin. Dengan perjuangan panjang dan berat akhirnya hubungan mereka direstui.

Tema yanga diangkat dalam novel ini adalah “ Sesulit apapun keadaan yang sedang dihadapi, bukanlah menjadi alasan untuk mewujudkan sebuah mimpi”Nilai pragmatik yang paling menonjol dalam novel ini adalah kesetian dalam menjaga hubungan percintaan antara golongan status soasial bawah dan status sosial atas, yang tidak mendapat restu dari orang tua Hatsue. Nilai kesetiaan tersebut diwujudkan oleh kedua belah pihak antara Hatsue dengan Shinji dalam bentuk kesabaran, perjuanggan atau pantang menyerah, berdoa atau berserah diri.

文学は創造と自分の表現に関連する芸術である。それに、文学はニーズ

耐力、誠実さ、決心力、そして寛容さのために、ついに彼らの関係は彼の父親で

忍耐、寛容、または決してあきらめたり、祈ったり、降伏したりしないという形 で明らかにされている。

Dokumen terkait