• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

A. Mekanisme Kerja

2.8. Paparan Uap Bahan Bakar Minyak

2.8.1. Dampak Negatif Paparan Uap Bahan Bakar Minyak terhadap Kesehatan Kesehatan

Dampak negatif akut yang ditimbulkan berupa iritasi kulit dan mata, penekanan pada sistem saraf pusat, dan dampak terhadap sistem pernapasan. Paparan komponen-komponen tersebut dalam waktu lama juga dapat mempengaruhi berbagai organ seperti ginjal, hati, dan sistem darah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan koma dan kematian akibat gagal napas.

1) Sistem Darah

Timbal yang berasal dari uap paparan bahan bakar minyak berpengaruh pada sistem hematologi. Pada penelitian yang dilakukan Pranjic et al (2002) menunjukkan bahwa paparan uap bahan bakar minyak dalam waktu yang lama mengakibatkan penurunan sel darah merah, sel darah merah mikrositik, dan peningkatan retikulosit dengan gambaran basophilic stippling pada petugas pengisian bahan bakar minyak. Timbal yang terdapat dalam bahan bakar minyak juga dapat menyebabkan limfositosis. Paparan senyawa-senyawa kimia dalam bahan bakar minyak juga dapat mengakibatkan leukopenia ( Pranjic et

al, 2002). Menurur H. Palar (2001) dalam Mifbakhuddin (2012)

mengatakan bahwa kadar Pb dalam darah akan mencerminkan profil darah terutama kadar Hb dan eritrositnya. Akumulasi kadar Pb dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Pb mempunyai afinitas yang tinggi terhadap eritrosit, sekitar 95 % terikat dalam eritrosit darah. Pb mempunyai waktu paruh dalam darah yang sangat lambat sekitar 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari dan pada tulang 25 tahun. Mengingat sifat ekskresi yang sangat lambat ini Pb mudah terakumulasi dalam tubuh. Hasil penelitian Nurjazuli dan Berliana (2003) dampak paparan Pb dalam darah terhadap kadar Hb pada petugas operator SPBU di Samarinda Kalimanian Timur diperoleh gambaran sebanyak 44,8% kadar Pb dalam darahnya

23

melebihi ambang batas (>10 µg/ af) dan 10,4% kadar Hbnya <13,0% (Mifbakhuddin, 2007).

Timbal menghambat aktivitas enzim δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dalam eritroblas sumsum tulang dan eritrosit. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar δ-ALA dalam serum dan kemih. Kelompok-kelompok ribosom dapat dilihat pada sel berbintik basofilil sebagai basofil pungtata meskipun tidak ada anemia. Kadar ALAD yang tinggi dapat menimbulkan aksi neurotoksin. Dalam sistem haemopoietik, timbal akan menghambat sistem pembentukan hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia (Widowati, Sastiono, dan Jusuf, 2008). Timbal juga dapat menyebabkan penghambatan enzin pirimidin-5'-nukleotidase yang dapat menimbulkan eritrosit basophilicstippling. Anemia yang terjadi akibat keracunan timbal biasanya anemia ringan tetapi dapat menyebabkan anemia berat pada anak-anak. Pada keracunan timbal juga sering ditemukan ringed sideroblasts pada sumsum tulangnya (Lichtman, 2003).

Tabel 2.2. Penggolongan Derajat Anemia

Grade Kadar Hemoglobin

0 Normal

1 10g/dl - batas bawah nilai normal

2 8.0 - 9.9 g/dl

3 6.5 - 7.9 g/dl

4 <6.5 g/dl

5 kematian

Sumber: (NCI (National Cancer Institure)) 2) Sistem Reproduksi & Dampak pada Pertumbuhan

Paparan benzena, toluena, dan xylena dapat menyebabkan berat badan janin rendah, pertumbuhan yang terhabat, dan pada beberapa kasus keracunan benzena dapat menyebabkan penekanan pada sumsum tulang. Menurut Rablle et al., (1996), penekanan sumsum

24

tulang tersebut mengakibatkan peroduksi sel darah merah dan komponen penyusunnya tidak adekuat (Okoro, Ani, Ibu, dan Akpohomeh, 2006). Penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa benzen dan xylena merupakan senyawa teratogenik. Paparan paad ibu hamil juga dapat menyebabkan dampak negatif pada sistem saraf pusat bayi mereka. Gangguan siklus menstruasi juga dapat terjadi pada pekerja wanita akibat paparan uap bahan bakar minyak. Menurut Popovic (2005) dalam Laila dan Shofwati (2012) masalah reproduksi lainnya pada pekerja yang terpapar timbal dalam waktu yang lama akan mengalami penurunan gairah seksual. Walaupun dalam hal ini laki-laki lebih dominan untuk mengalami penurunan gairah seksual.

Dalam tulang, timbal ditemukan dalam bentuk Pb-fosfat/Pb3(PO4)2,

dan selama timbal masih terikat dalam tulang tidak akan menyebabkan gejala sakit pada penderita. Tetapi yang berbahaya adalah toksisitas timbal yang diakibatkan oleh gangguan absorpsi kalsium, dimana terjadinya desorpsi kalsium dari tulang menyebabkan terjadinya penarikan deposit timbal dari tulang.

3) Karsinogenik

Pada penelitian hewan coba paparan benzena melalui secara oral maupun inhalasi juga dpaat menyebabkan risiko keganasan pada sistem darah terutama leukimia dan lymphoma. Beberapa dampak negatif lain adalah keganasan pada payudara, kelenjar zymbal, kulit, mulut, paru-paru, adenoma kelenjar harderian, papiloma pada kulit dan rongga mulut, tumor di lambung, hati, paru-paru dan ovarium. (Northeast States for Coordinated Air Use Management/NESCAUM, 1989). Penelitian pada hewan coba ditemukan bahwa paparan uap bahan bakar minyak selama 2 tahun secara terus menerus menimbulkan kejadian tumor hati dan tumor ginjal ( Pranjic et al., 2002).

25

4) Kardiovaskular

Berdasarkan penelitian pada kelinci yang dilakukan oleh Przybylowski (1971) dalam Toxicological Profile for Gasoline (1995) menemukan bahwa paparan uap bahan bakar minyak selama 2 jam (70.180 ppm) memicu perubahan EKG, gangguan aktivitas enzim jantung dan kadar elektrolit.

5) Metabolik

Pada beberapa penelitian didapatkan bahwa paparan timbal dapat mengubah sirkulas 1,25-dihydroxy-vitamin D3. Timbal juga dapat mengakibatkan ketidakmampuan sel-sel tulang merespon regulasi hormon. Pengikatan protein dan kalsium akan terhabat dan merusak pembentukan tulang baru. Timbal juga dapat merusak simtesis komponen matriks tulang seperti kolagen. Gangguan molekuler yang biasa terjadi akibat timbal adalah terganggunya sistem cAMP dan calsium sebagai second messenger di dalam sel (Goyer, 1993).

6) Sistem Saraf

Uap bahan bakar minyak dapat menyebabkan penekanan pada sistem saraf pusat. Paparan yang berulang-ulang dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan yang irreversibel pada sistem saraf perifer. Konsentrasi paparan yang tinggi dan secara berulang serta terus menerus dapat menyebabkan efek kelumpuhan dan neuropati aksonal ( Pranjic et al., 2002). Tanda-tanda keracunan akut toluena yang terdapat pada BBM antara lain rasa pusing, rasa kantuk kehilangan kesadaran. Kematian akibat henti napas mungkin terjadi. Keluhan utama berhubungan dengan efek narkotik antara lain: nyeri kepala, kelemahan, kelesuan umum, gangguan koordinasi dan ingatan, mual, anoreksia. Tanda-tanda objektif lesi sistem saraf pusat (SSP), perifer dan otonom lebih jarang ditemukan.

Dokumen terkait