• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang keanekaragaman dan distribusi Bivalvia di muara Sungai Asahan.

b. Perlu dilakukan pemantauan secara berkala dan berkelanjutan kualitas perairan muara Sungai Asahan sehingga diharapkan keseimbangan ekosistem tetap stabil.

c. Perlu dilakukan pengelolaan atau penanganan yang lebih baik terhadap limbah industri, limbah pelabuhan, dan pemukiman sebelum limbah tersebut di buang ke sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Amrul, H. M. 2007. Kwalitas Fisika-Kimia Sedimen Serta Hubungannya Terhadap Struktur Komunitas Makrozobentos di Estuari Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tesis IPB.

Arthana, I. W. 2006. Studi Kualitas Air Beberapa Mata Air di Sekitar Bedugul Bali. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Udayana.

Barnes, R. D. dan Hughes, R. N. 1982. An Introduction to Marine Ekology Balackweel Scientific Publication. London. hlm: 72-110

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. USU Press. Medan. hlm: 128-141.

Boominathan, M. Chandran, S. dan Rahmachandra, T. V. 2008. Economic Valuation of Bivalves In The Aghanasini Estuany West Coast Karnataka. Enviromental Information System ( ENVIS) Center for Ekological Sciences Indian Institut Of Science. India.

Boyd, C. E. 1982. Water Qulity Management for Pond Fish Cultur Elsevier Scientific hlm: 359-382.

Brower, J. E. Jerrold, H. Z Car, I. N. dan Vond, E. 1990. Field and Laboratory Metode for general Zoology. Third edition. United States of America: W.M.C Brown Publisher.

Connel, D. W. dan Miller, G. J. 1995. Kimia dan Ekotoksologi Pencemaran. Alih bahasa Koestoe, Y. R. Cetakan Pertama. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. hlm 126-133.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Perencanaan Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press. Jakarta. hlm 72-75.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut.Penebit Gramedia. Jakarta.

Dahuri, R. Jacub, R. Ginting, S. P dan. Sitepu, M. J. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. CetakanKetiga Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta.

Djainuddin, D. Basumi, S. Hardjonigeno, H. Subagyo, M. Sukarni, Ismangun, Marsudi, D. Suharta, N. Hakim, L. Widagdo. Dai. Sumandi, S. Bachri, E. dan Jordens, R. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutanan. Eucorontsul. Bogor.

Dodi, S. 1998. Distribusi Spasial dan Preferens Habitat Kerang Darah (Anadara maculosa Linnaeus 1758) Di Perairan Teluk kotanoia, Seram Barat, Maluku. Tesis Pasca Sarjana IPB.

Dodi, S. Eidman, M. D. Bengen, G. dan Wouthuyzen, S. 2000. Distribusi Spasial Kerang Darah (Anadara maculosa) Dan Interaksinya Dengan Karakteristik Habitat Di Rataan Terumbu Teluk Kotania Seram Barat Maluku. Jurnal Ilmu Perairan dan Perikanan. 7 :1 - 7

Edward. 1995. Kualitas Perairan Waisarisa dan Sumber Daya Perikanan. Jurnal Pusat Studi Lingkungan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia. 15 : 388 – 401.

Edward dan Tarigan, Z. 1997. Ekologi Perairan Selei, Sorong Irian Jaya. Puslitbang Oseanologi LIPI Ambon.

Erlina, A. Hartoko, A. dan Suminto. 2005. Kualitas Perairan Di sekitarr BBPBAP Jepara Ditinjau dari Aspek Produktivitas Primer sebagai Landasan Operasional Pengembangan Budidaya Udang dan Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP. Semarang.

Fitriana, Y. R. 2006. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Makrozobentos Di Hutan Mangrove Hasil Rehabilitasi Taman Hutan Raya Gurah Rai Bali. Jurnal Biodiversitas. 7: 67-72.

Hamzah, M. S. 2009. Studi Ketahanan Hidup Kerang Mutiara ( Pinctada Maxima) pada Kondisi Kekeruhan Air Yang Berbeda dan Dilengkapi Sistem Air Water Lift dalam Wadah Percobaan. Oceanografi. LIPI. Mataram.

Hari, H. 1999. Beberapa Aspek Bioekologi Komunitas Bivalvia Di Kawasan Hutan Mangrove Teluk Kalisusu Kab. Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Tesis Pasca Sarjana IPB Bogor.

Heddy, S. 1994. Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta. hlm 271.

Jabang, N. Supriatna, J. Patria, M. P. dan Budiman, A. 2008. Kepadatan dan Keanekaragaman Kerang Intertidal (Mollusca: bivalvia) Diperairan Pantai Sumatera Barat. Zoologi, Lembaga Penelitian Indonesia. Cibinong.

Murtini, J. T. Yennie, Y. dan Paranginangin, R. 2003. Kandungan Logam Berat Pada Kerang Darah (Anadara granosa) Air Laut dan Sedimen di Perairan Tanjung Balai dan Bagan Siapiapi. Jurnal penelitian perikanan Indonesia. 9: 63 – 68. Kastoro, W. dan Sudjoko, B. 1988.Pengamatan Beberapa Aspek Kerang Bulu,

Anadara (Scapharca) Indica (GMELIN) Dari Perairan Muara Sungai Cikamal Teluk Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Krebs, C. J. 1985. Ecology The Experimental Analisis Of Distribution And Abundance. Third Edition. Haeper and Row Publisher. New York. hlm: 315 – 320.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. hlm: 32.

Levinton, J. S. 1982. Marine Ecology. Prentice Hall, Inc. America. hlm: 235-269. Manik, K. E. S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan Jakarta.

Michael, P. 1984. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa Oleh H.M. Eidman PT Gramedia Jakarta.

Nontji, A. 1986. Rencana Pembangunan Puslitbang Limnologi. LIPI Pada Prosiding Expose Limnologi dan Pembangunan. Bogor.

_________ 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. hlm 32-45.

Ongkosono, O. S. R. 1990. Pesisir dan Kelautan. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Jakarta. hlm: 37.

Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi keempat. Alih Bahasa T.Jahjono . FMIPA.IPB. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. hlm: 370 - 375. Pennak, R, W. 1989. Water Inverterata of United States. Second Edition. A. Willey

Interscience Pulp. Jhon Willey and Sons. New York. hlm: 295.

Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007. Tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

Poppo, A. Mahendra, M. S. dan Sundra, I. K. 2008. Studi Kualitas Perairan Pantai Di Kawasan Industri Perikanan Pengambengan Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali.

Prawirohartono, S. 2003. Sain Biologi 1. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Prayitno. Edward, H. dan Marasabessy, M. D. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) Di Perairan Teluk Ambon. Seminar Nasional Perikanan Indonesia. Oseanografi LIPI Jakarta.

Prihatini, W. 1999. keanekaragaman Jenis dan ekobiologi Kerang Air Tawar Famili Unionidae (Molusca: Bivalvia ) Beberapa Situ Di Kabupaten Dan Kotamadya Bogor. Tesis Pasca Sarjana IPB.

Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.

Romimohtarto, K. 1985. Kualitas Air dalam Budidya Laut. WBL/05/WP-13 Bandar Lampung 28 Oktober – 1 November 1985.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut ( DO ) dan Kebutuhan Oksigen Biologi ( BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. 30 : 21- 26.

Setyono, D. E. D. 2006. Karakteristik Biologi Dan Produk Kekerangan Laut. Jurnal Oseana. 31 :1 – 7.

Sediadi, A. dan Edward, H. 1999. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi ( Total Suspended Solid ) di Teluk Manado Sulawesi Utara. Jurnal Fakultas Perikanan UNSRAT. 3 : 77 - 82.

Sidabutar, T dan Edward, H. 1995. Kualitas Perairan Selat Rosenberg dan Teluk Gelamit Tual Maluku Tenggara. Balitbang Sumberdaya Laut LIPI. Ambon. Simanjuntak, M. 2006. Kadar Fosfat, Nitrat dan Silikat Kaitannya dengan

Kesuburan Di Perairan Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Pusat Penelitian oseanografi. Jakarta.

Slamet, B. I. Artana, W. Budiarsa, I. W. dan Suyana. 2007. Studi Kualitas Lingkungan Perairan Di Daerah Budidaya Perikanan. Di Teluk Kaping dan Teluk Pegametan Bali. Jurnal Ecotrophic. 3 : 16 - 20.

Sokal, R. R. dan James, F. 1992. Pengantar Biostatistik Edisi 2. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Sterer, W. 1986. Marine Fauna and Flora of Bermuda. A-Wiley_interscience Publication. hlm: 225 – 236.

Sugiri, N. 1989. Zoologi Invertebrata II Direktorat Pendidikan Tinggi. PAU- Ilmu Hayat Bogor.

Sugiyono. 2005. Analisa Statistik-Korelasi Sederhana.

. Diakses Juni

2010.

Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi. Padang: Universitas Andalas.

Sumich, J. L. 1992. Merine Life. Fifth Edition . Wm> C. Brown Publisher. United State of America. hlm : 225- 236.

Supriharyono. 2006. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut tropis. USU Press.

Suwignyo, P. Basmi, J. Lumbanbatu, D. T. F. dan Affandi, R. 1981. Studi Biologi Kijing Taiwan (Anodonta woodiana Lea). Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan. IPB.

Syafikri, D. 2008. Studi Struktur Komunitas Bivalvia dan Gastropoda di Perairan Muara Sungai Kerian dan Sungai Simbat Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP. Semarang. Taraundu, M. dan Edward, H. 1993. Kualitas dan Sumber Daya Perikanan Teluk

Baluti. Balitbang Sumberdaya Laut LIPI. Ambon.

TTG. Budidaya Tiram. 2000. Budidaya Tiram Mutiara. Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta. Wardhana, W. A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset Yogyakarta. Weisz, P. B. 1973. The Science of Zoology. Second Edition Mc. Graw- Hill, Inc.

United States Of America, hlm: 125.

Wye, K. R. 1992. The Simon & Schuster Pocket Guide to Shells of the World. Simon & Schuster Inc. New York. hlm : 171 – 174.

Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) 1 ml H2SO4

ditambahkan 5 tetes amilum ditetesi Na2S2O3 0,0125 N 1 ml MnSO4 Sampel Air 1 ml KOH – KI dikocok didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat didiamkan dikocok Larutan Sampel Berwarna Coklat diambil sebanyak 100 ml Sampel Berwarna Kuning Pucat Sampel Berwarna Biru dititrasi dengan Na2S2O3 0,0125 N Sampel Bening

Dihitung volume Na2S2O3 yang terpakai

(= nilai DO akhir)

Hasil

Lampiran B. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur BOD5 (Suin, 2002) Keterangan :

Penghitungan nilai DO awal dan DO akhir sama dengan penghitungan Nilai DO

Nilai BOD = Nilai awal – Nilai DO akhir

dihitung nilai DO akhir diinkubasi selama 5 hari

pada temperatur 20°C dihitung nilai DO awal

Sampel Air

Sampel Air Sampel Air

Lampiran C. Bagan Kerja Pengukuran COD dengan Metode Refluks

(Suin, 2002)

10 ml sampel air

dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambah 5 ml K2Cr2O7 dan 0,2 gr HgSO

dimasukkan 2 batu didih ditambah 5 ml H2SO4 (p) direfluks selama 45 menit

dibiarkan sampai dingin dan dilepas dari rangkaian

k i

ditambah 30 ml akuades diteteskan indikator feroin dititrasi dengan Ferro Amonium Sulfat 0,025 N

dicatat volume peniternya Hasil Merah Kecoklatan

Lampiran D. Bagan Kerja Pengukuran Kadar Organik Substrat

Dikeringkan dalam oven 45˚ C

Dihaluskan/digerus dengan lumpang

Dikeringkan dalam oven 45˚ C selama 1 jam Ditimbang sebanyak 5 gram

Dibakar di dalam tungku pembakar pada suhu 600˚ C selama 3 jam

(Barus, 2004) Substrat dasar pada titik

pengamatan

100 gram substrat dasar

Berat konstan tanah

5 gram tanah

Abu

Hasil

Lampiran E. Bagan Kerja Kandungan Nitrat (NO3) (Michael, 1984 ; Suin, 2002) 5 ml sampel air Larutan Larutan Hasil

1 ml NaCl (dengan pipet volum) 5 ml H2SO4 75%

4 tetes Brucine Sulfat Sulfanic Acid

Dipanaskan selama 25 menit

Diukur dengan spektrofotometer pada Ȝ= 410nm Didinginkan

Lampian F. Bagan Kerja Analisis Fospat (PO4) (Michael, 1984 ; Suin, 2002) 5 ml sampel air Larutan Hasil 1 ml Amstrong Reagen 1 ml Ascorbic Acid

Dibiarkan selama 20 menit

Lampiran G. Alat Penangkap Kerang

Dokumen terkait