• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Saran bagi para pendidik, dan calon peneliti yang berminat terhadap pembelajaran IPA, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Sebaiknya jenjang peningkatan sikap dalam penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut penelitiannya dari tanggapan (responding) kepada jenjang yang lebih tinggi agar hasil dari penelitian dapat benar-benar dirasakan manfaatnya bagi siswa maupun guru dan orang tua. 2) Kepada para guru, pendekatan penanaman nilai dalam pembelajaran kimia

dapat dijadikan pendekatan alternatif dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Untuk mengembangkan nilai-nilai tersebut guru harus mulai terbiasa untuk menghubungkan bahan ajar dengan kandungan nilai dengan bahan tersebut dan senantiasa menginformasikannya kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Suroso, Manajemen Alam: Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung: Mughni Sejahtera, 2006)

Ahmadi, Abu, Teknik Belajar yang Efektif, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1991) Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, (Surabaya: pt. bina ilmu, 1985)

Ahmadi, Abu dan Noor Salami, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksasra, 2004), Cet. IV

Akbar, Sa’dun, ”Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai”, dalam Jurnal Pendidikan Nilai Tahun I, No. 2, Mei 1996

Arifin, Mulyati, dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, (Bandung: JICA, 2000) Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), cet. III

Azwar, Saifudin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)

Dahar, Ratna Wilis , Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996)

Irwanto, dkk, Psikologi Umum:Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia, 1989) Kaswardi, dkk., Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta: Grasindo, 1993). Krisnamukti, “Dari Non Vitae sed Scholae Discimus Menuju Non Scholae sed Vitae

Discimus”, diambil dari www.krisnaster.blogspot.com, 1 Maret 2008

Loke, Siow Heng, “Values in Assesment in Science Education”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, University of Malaya.

Lubis, Mawardi, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), cet. I

Moh. Saat, Rohaida, “The Role of Values in Science Education: Implication to Teacher Training”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, University of Malaya Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Prenada Media, 2004)

Neni, Zikri, Diktat Psikologi Umum, (Jakarta, 2005)

Nielsen, Thomas W, “Value Education through Thinking, Feeling and Doing”, from Sosial Educator, Vol.23, No.2, August 2005

Nik Pa, Nik Azis, “Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematika: Cabaran dan Keperluan”, International Seminar on Development of Values in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, Universiti of Malaya

O. Sears, David, et. al., Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1999)

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) Cet. XI

Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2002) Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. I Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996)

Salirawati, Das, dkk, Belajar kimia menarik kelas X,(Jakarta: Grasindo, 2007)

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1986)

S.H, Otib, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama, (Tangerang: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005)

Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: P.T Bina Aksara, 1988)

Soeitoe, Samuel, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1982) Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2005) Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit TARSITO, 2002)

Sumaji, dkk., Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003)

Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990)

Sutarno, “Nilai dan Pendekatan Nilai”, dari Jurnal Pendidikan Nilai, Th. 6, No. 1 Februari 2000

Sutresna, Nana, Kimia untuk SMA kelas X semester 2, (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2005)

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996)

Trimo, “Pendekatan Penanaman Nilai dalam Pendidikan”, diambil dari suciptoardi.wordpress.com, tgl 20 Juni 2008

V. Hill, Brian, Values Education In Schools, taken from www.curriculum.edu.au, March 1, 2008.

Winkel, W.S, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1984) Zein, Sulaiman, “Metode Penanaman Nilai Moral untuk Anak Usia Dini”, Diambil

dari smpnbilahhulu.wordpress.com, 23 Februari 2008

ANALISIS MATERI DENGAN PENDEKATAN PENANAMAN NILAI

Tingkatan : SMA

Mapel : Kimia

Kelas : X/II

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Nilai-nilai Sains Kompetensi

dasar Indikator Materi Praktis Intelektual

Sosial-ekonomi-budaya Religius Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Peningkatan sikap tentang nilai praktis, intelektual, Perkembangan reaksi redoks diawali dengan mengaitkan reaksi suatu zat dengan oksigen. Konsep redoks kemudian berkembang menjadi reaksi yang melibatkan elektron (menangkap dan melepaskan elektron). Selanjutnya konsep redoks berkembang menjadi suatu reaksi yang mengalami

Reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada penggunaan bensin atau solar pada kendaraan bermotor. Pada peristiwa tersebut terjadi reaksi pembakaran karbon yang terkandung dalam bensin oleh oksigen yang selanjutnya dihasilkan karbondioksida. Reaksi redoks juga terjadi pada fotosintesis tumbuhan, dan pada waktu isi ulang air aki.

Reaksi redoks juga terjadi pada kembang api yang meledak. Nyala kembang api yang berwarna-warni ditimbulkan oleh reaksi oksidasi yang berlangsung

Contoh dari peristiwa oksidasi adalah pada perkaratan besi. Besi mudah bereaksi dengan oksigen dan uap air menghasilkan senyawa yang mengandung oksigen (Fe2O3. 2 H2O) yang disebut karat.

Reaksi oksidasi terjadi pada saat kita

melakukan respirasi, dimana glukosa dalam karbohidrat yang kita dapat dari makanan dioksidasi oleh oksigen sehingga menghasilkan energi serta Pemanfaatan reaksi redoks pada perlindungan katodik dapat menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Dengan dilakukannya perlindungan katodik, maka perkaratan pada pipa besi dapat dicegah dan perkaratan hanya terjadi pada magnesium yang ditanam. Hal ini akan mengurangi biaya penggantian

Seluruh kejadian di alam ini sudah diatur oleh Tuhan sehingga berjalan dengan semestinya dan menurut ukurannya masing-masing. Contoh yang dapat kita ambil adalah pada reaksi fotosintesis. Pada reaksi tersebut, Tuhan telah mengatur agar tumbuhan hijau dapat melakukan

sosial- ekonomi-budaya, dan religius dalam konsep redoks. perubahan bilangan oksidasi. cepat.

Penerapan konsep redoks juga terjadi pada perlindungan katodik pada besi. Untuk mencegah korosi pada pipa yang ditanam dalam tanah dapat dilakukan perlindungan katodik. Pipa besi dihubungkan dengan magnesium, sehingga pipa besi bertindak sebagai katoda (pengoksidasi) dan magnesium sebagai anoda (pereduksi). Dalam hal ini magnesium akan teroksidasi (berkarat) sedangkan besi tidak. Untuk mencegah perkaratan, dapat juga dilakukan pengecatan pada benda yang terbuat dari besi untuk menghindari reaksi antara besi dengan oksigen dan uap air.

karbondioksida. Buah apel yang sudah digigit tidak boleh dibiarkan di udara terbuka terlalu lama karena akan teroksidasi sehingga berwarna coklat dan akhirnya membusuk. Karena itu, biasanya pada makanan kemasan ditambahkan zat antioksidan di dalamnya untuk menghambat terjadinya reaksi oksidasi yang dapat merusak makanan.

pipa besi sehingga menghemat pengeluaran. Konsep pengikatan dan pelepasan oksigen mengandung pelajaran yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terkait dengan perntingnya keberadaan oksigen terhadap berlangsungnya reaksi oksidasi. Berlangsungnya reaksi oksidasi hanya dapat berjalan jika suatu atom mengikat oksigen sehingga terjadi reaksi pembakaran oleh oksigen tersebut. Peranan oksigen pada reaksi oksidasi dapat diumpamakan dengan pentingnya bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Jika kita menghendaki masayarakat yang proses fotosintesis tanpa melalui proses berpikir terlebih dahulu. Selain itu, pada proses respirasi manusia Tuhan juga telah mengatur terjadinya reaksi tersebut tanpa kita harus menyuruh anggota tubuh kita untuk melakukannya Terjadinya karat pada besi juga terjadi atas dasar kehendak Tuhan yang telah menciptakan besi dengan sifatnya yaitu dapat berkarat bila terkena air dan udara secara langsung.

maju dan sejahtera, maka kita harus mempererat kerjasama antara elemen masyarakat

Nilai-nilai Sains Kompetensi

dasar Indikator Materi Praktis Intelektual Sosial-ekonomi-budaya Religius

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks Peningkatan sikap tentang nilai sosial- ekonomi-budaya,dan religius dalam konsep bilangan oksidasi serta oksidator dan reduktor. enam aturan biloks. Reduktor / pereduksi adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi (sedangkan reduktor sendiri mengalami oksidasi), sedangkan oksidator / pengoksidasi adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi (sedangkan oksidator sendiri mengalami reduksi)

- - Pada mekanisme serah terima

elektron, atom yang mengalami oksidasi melepaskan elektron kulit terluarnya, kemudian elektron tersebut ditangkap oleh atom lain. Atom yang menangkap elektron ini dikatakan mengalami reduksi. Hal ini dapat di hubungkan dengan sikap kita dalam bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus peduli terhadap sesama. Jika kita memiliki kelebihan harta, maka sebaiknya kita menolong orang yang tidak mampu dan memberikan sebagian rizki kita kepada mereka yang

membutuhkan. Dengan begitu kehidupan kita menjadi lebih bermakna.

Pada reaksi redoks terjadi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi unsur yang terlibat di dalamnya. Pelajaran yang dapat kita peroleh dari hal tersebut adalah bahwa kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi dapat kita hubungkan dengan keimanan kita yang terkadang naik dan terkadang turun. Sehingga kita harus senantiasa melakukan perbuatan baik dan menjalankan perintah Tuhan agar keimanan kita selalu terjaga dengan baik.

Nilai-nilai Sains Kompetensi

dasar Indikator Materi Praktis Intelektual Sosial-ekonomi-budaya Religius

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Memberi nama senyawa menurut IUPAC Peningkatan sikap tentang nilai sosial- ekonomi-budaya dalam konsep tata nama senyawa menurut IUPAC Tata nama senyawa dalam IUPAC terdiri dari senyawa biner dari logam dan nonlogam, senyawa biner dari nonlogam-nonlogam, dan senyawa poliatomik.

- - Pada subkonsep tata nama

senyawa, kita telah mengetahui bahwa berbagai jenis senyawa kimia memiliki nama-nama yang berbeda-beda, tergantung dari biloks unsur atau senyawa penyusunnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya tetapi tetap satu bangsa. Keragaman tersebut harus kita hargai untuk menjaga kerukunan antar suku bangsa agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berperadaban dan maju di segala bidang.

BIODATA PENULIS

Nama : Priyo Agung N

Tempat/tgl lahir : Jakarta, 5 November 1985

Alamat : Jl. H. Zukih Rt 006 Rw 01 No. 112 Ciracas, Jakarta Timur

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan : - SDN 01 PG Ciracas - SLTPN 174 Ciracas - SMAN 58 Ciracas

- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Motto hidup : “Sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain”

Pas Foto 3 x 4

INSTRUMEN PERYATAAN SIKAP A. Petunjuk Pengisian

Berikan tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan kriteria: 1. SS, Sangat setuju

2. S, Setuju 3. TT, Tidak tahu 4. TS, Tidak setuju

5. STS, Sangat tidak setuju

B. Identitas responden

Nama : ... Kelas : ... Jenis kelamin : ...

No Pernyataan SS S TT TS STS

1 Untuk menjalankan kendaraan bermotor tidak dibutuhkan reaksi oksidasi

2 Tuhan menciptakan segala sesuatu menurut ukuran-ukurannya, begitu pula reaksi-reaksi yang terjadi pada makhluk hidup seperti fotosintesis dan respirasi

3 Prinsip serah terima elektron pada reaksi redoks memberi pelajaran kepada kita bahwa kita harus saling membantu antar sesama

4 Dengan mempelajari reaksi redoks manusia dapat mencegah perkaratan pada besi dengan cara mengecat besi tersebut

5 Seluruh reaksi kimia yang terdapat di alam terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang mengaturnya

6 Menurut saya suku bangsa saya adalah suku yang paling baik di Indonesia dibandingkan dengan yang lain

7 Peristiwa perkaratan besi hanya dapat terjadi jika melibatkan oksigen dan uap air

8 Peranan oksigen dalam reaksi oksidasi mengajarkan kita tentang pentingnya kerjasama dalam bermasayarakat

9 Reaksi oksidasi dapat dimanfaatkan manusia untuk menjalankan mesin kendaraan bermotor melalui proses pembakaran

10 Walaupun dengan mengecat besi dapat mencegah perkaratan dan menghemat biaya, namun hal itu tidak perlu dilakukan karena hanya membuang waktu saja

11 Terjadinya perkaratan pada besi adalah semata-mata disebabkan oleh sifat besi itu sendiri tanpa ada campur tangan Tuhan

12 Oksigen diperlukan untuk pembakaran karbohidrat pada proses respirasi manusia

13 Pada waktu isi ulang air aki tidak terjadi reaksi redoks di dalamnya

14 Salah satu kewajiban umat beragama adalah menyadari bahwa setiap unsur di alam sudah ditentukan sifatnya masing-masing oleh Tuhan

15 Kita tidak boleh membiarkan buah apel yang dimakan terkena udara terlalu lama, karena warnanya akan menjadi cokelat dan membusuk

16 Konsep kenaikan biloks dalam reaksi oksidasi tidak ada hubungannya dengan usaha manusia untuk dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya

17 Reaksi oksidasi pada makanan dapat dicegah dengan menambahkan antioksidan

18 Kita tidak dapat menggunakan prinsip redoks untuk melindungi pipa besi yang ditanam dalam tanah karena hal itu tidak efisien 19 Walaupun sudah mempelajari tentang prinsip serah terima

elektron, saya tidak peduli dengan keadaan orang miskin di sekitar saya

20 Sudah menjadi kewajiban umat beragama untuk menyadari bahwa terjadinya pelepasan dan pengikatan elektron dalam setiap unsur adalah bukti kekuasaan Tuhan terhadap ciptaan-Nya

21 Zat antioksidan tidak dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi yang dapat merusak makanan

22 Saya dapat melakukan segala hal dengan baik tanpa bantuan dari orang lain

23 Terjadinya kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi unsur dapat di umpamakan dengan keimanan kita yang terkadang naik dan turun.

24 Konsep reaksi redoks dapat diterapkan untuk isi ulang air aki dengan arus listrik

25 Perkaratan pada besi dapat terjadi tanpa melibatkan oksigen. 26 Tidak ada hubungannya antara mempelajari manfaat reaksi

redoks dengan keimanan kita.

27 Dengan adanya konsep kenaikan biloks dalam reaksi oksidasi, kita dapat mengambil pelajaran untuk berusaha agar menjadi lebih baik dari sebelumnya

28 Buah apel yang kita makan tidak akan membusuk walaupun dibiarkan di udara terbuka

29 Prinsip naik dan turunnya bilangan oksidasi tidak dapat dihubungkan dengan masalah keimanan.

30 Kita tidak perlu melakukan pengecatan pada besi untuk mencegah perkaratan karena terlalu merepotkan.

31 Dengan mempelajari tentang tata nama senyawa yang berbeda-beda saya menjadi lebih cinta kepada tanah air Indonesia

32 Adanya perkaratan pada benda yang terbuat dari besi merupakan bentuk ketidakpedulian Tuhan kepada ciptaan-Nya 33 Kita dapat memanfaatkan reaksi redoks untuk memajukan

perekonomian bangsa Indonesia

34 Pengetahuan tentang reaksi redoks yang berkaitan dengan manfaatnya bagi kehidupan manusia dapat menambah kadar

KISI-KISI PERNYATAAN SIKAP Kisi Satuan Pelajaran : SMA

Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ semester : X / 2 Konsep : Redoks No. Pernyataan No Aspek Indikator Positif Negatif 1. Nilai Intelektual:

- Pengetahuan tentang peristiwa di alam yang melibatkan reaksi redoks

7,12, 15, 17

21, 25, 28

2. Nilai Religius

- Kesadaran bahwa Tuhan pengatur segala urusan. Q.S Al Baqarah: 255

- Kesadaran bahwa Ilmu pengetahuan berhubungan dengan keimanan. Q.S Ar Rahman: 33-34, Al Imran: 18

- Kesadaran tentang kekuasan dan

kebesaran Tuhan terhadap alam raya. Q.S Ar Ra’du: 14, An Naml: 60 2, 14 23, 34 20 5, 11 26, 29 32 3. Nilai sosial- ekonomi-budaya Nilai sosial:

- Kesadaran bahwa dalam hidup ini harus bekerjasama dan tolong-menolong dalam kebaikan

- Kesadaran bahwa manusia diberikan potensi dan kemampuan yang berbeda-beda

Nilai ekonomi:

- Kesadaran bahwa konsep redoks memiliki nilai ekonomis yang tinggi Nilai Budaya/ kebangsaan:

- Kesadaran menghargai keragaman budaya Indonesia 3, 8 27 33 31 19, 22 16 10 6 4. Nilai praktis

- Pengetahuan bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki manfaat dan kegunaan bagi makhluk hidup

4, 9, 24, 1,13, 18, 30

LEMBAR UJI REFERENSI

Judul Skripsi: Pengaruh Pendekatan Penanaman Nilai Terhadap Sikap Siswa SMA tentang Nilai-nilaiSains

No Footnote Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II 1. 2. 3. BAB I

Kaswardi, dkk., Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta: Grasindo, 1993), h. 73

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1986), h.

Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal. 2

……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. BAB II

Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), cet. I, h. 16

Suroso Adi, Manajemen Alam: Sumber Pendidikan Nilai,

(Bandung: Mughni Sejahtera, 2006), h. 46

Thomas W. Nielsen, “Value Education through Thinking, Feeling and Doing”, in Sosial Educator, Vol.23, No.2, August 2005.

Krisnamukti, “Dari Non Vitae sed Scholae Discimus Menuju Non Scholae sed Vitae Discimus”, Diambil dari

www.krisnaster.blogspot.com, 1 Maret 2008.

Nik Azis Nik Pa, “Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematik Cabaran dan Keperluan”, International Seminar on Development of Values in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, Universiti of Malaya, p. 4

Brian V. Hill, “Values Education In Schools”, taken from

www.curriculum.edu.au, March 1, 2008

Sulaiman Zein, “Metode Penanaman Nilai Moral untuk Anak Usia Dini”, diambil dari smpnbilahhulu.wordpress.com, 23 Februari 2008

Sutarno, “Nilai dan Pendekatan Nilai”, dari Jurnal

……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Pendidikan Nilai, Th. 6, No. 1 Pebruari 2000, h. 53 Nik Azis Nik Pa, “Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematik Cabaran dan Keperluan”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, University of Malaya. p. 7

Sumaji, dkk., Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003), h. 37

Suroso Adi, op. cit, h. 68

Otib S.H, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama, (Tangerang: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005), h. 8.5

Abu Ahmadi, Teknik Belajar yang Efektif, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1991), h. 14

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 11

Mulyati Arifin, dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, (Bandung: JICA, 2000), h. 8

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 55

Irwanto, dkk., Psikologi Umum:Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia, 1989), h. 216

W.S Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1984), h. 31

Nik Azis Nik Pa, “Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematik Cabaran dan Keperluan”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, University of Malaya. p.

Krisnamukti, “Dari Non Vitae sed Scholae Discimus Menuju Non Scholae sed Vitae Discimus”, diambil dari

www.krisnaster.blogspot.com, 1 Maret 2008.

“Pendidikan Nilai”, diambil dari http://diaz2000.multiply.com, 4 Maret 2008

Suroso Adi, op. cit, h. 53

Sutarno, “Nilai dan Pendekatan Nilai”, dari Jurnal Pendidikan Nilai, Th. 6, No. 1 Pebruari 2000, h. 54 Trimo, “Pendekatan Penanaman Nilai dalam Pendidikan”, diambil dari

Suciptoardi.wordpress.com, 20 Juni 2008.

Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan

……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..

26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.

Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 183

Kaswardi, dkk., Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta: Grasindo, 1993), h. 77

Nik Azis Nik Pa, “Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematik Cabaran dan Keperluan”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, University of Malaya, p.

Rohaida Moh. Saat, “The Role of Values in Science Education: Implication to Teacher Training”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, University of Malaya. p. 6

Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta,2008), h. 61

Siow Heng Loke, “Values in Assesment in Science Education”, International Seminar on Development Value in Mathematics and Science Education, 3-4 August 2007, University of Malaya, p.

Mulyati Arifin, op. cit, h. 120

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya,2002), h. 120

W.S Winkel, op.cit, h. 72

Ratna Wilis Dahar, op. cit, h. 140

Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1982), h. 55

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2007), h. 150

David o. Sears, et. al., Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 138

David o. Sears, et. al., op cit, h. 144

……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..

Zikri Neni, Diktat Psikologi Umum, (Jakarta, 2005), h. 97 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. BAB III

Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 88

Saifudin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet. VII, h. 140 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), cet. III, h. 65

Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 79

Suharsimi Arikunto, ibid, h. 86

Suharsimi Arikunto, ibid, h.100-101

Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: P.T Bina Aksara, 1988), h. 215

Suharsimi Arikunto, ibid, h. 208

Suharsimi Arikunto, ibid, h. 213

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit TARSITO, 2002), h. 466-467

Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2005), cet. II, h. 171

Subana, dkk, Ibid, h. 132

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.264. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. Jakarta, 14 Mei 2009 Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A Dewi Murniati, M. Si

NIP. 150 231 356

1. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi a. Berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen Oksidasi : penggabungan oksigen dengan unsur/ senyawa Con: 2 Mg + O2 2 MgO

Reduksi : pelepasan oksigen dari senyawanya Con: 2Ag2O 4 Ag + O2

b. Berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron Oksidasi : pelepasan elektron

Con: Na Na+ + e

Reduksi : penerimaan elektron Con: Al3+ + 3e Al

c. Berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi Oksidasi : peningkatan bilangan oksidasi

Con: Ca Ca2+ + 2e 0 +2

Reduksi : penurunan bilangan oksidasi Con: Fe3+ + 1e Fe2+

+3 +2 2. Aturan Bilangan Oksidasi:

1) Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol. Con: Ag, O2, N2, dan S8

2) Atom unsur logam dalam sneyawa selalu memiliki bilangan oksidasi positif sesuai dengan nomor golongannya, kecuali untuk atom transisi yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi.

- Biloks atom Mg = +2 dalam MgCl2 dan MgSO4 sedangkan atom Ca = +2 dalam CaCO3 dan CaO.

- Biloks Al = +3 dalam AlCl3

3) Biloks atom H adalah +1, kecuali dalam senyawa-senyawa hydrogen logam. - Biloks atom H = +1 pada senyawa HCl, H2SO4, HNO3

- Biloks atom H = -1 pada senyawa NaH, BaH, AlH3

4) Biloks atom O adalah -2, kecuali pada F2O memiliki biloks +2, atom O pada senyawa Na2O2, H2O2, BaO2 memiliki biloks -1.

5) Biloks unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya. Con: Biloks Cu dalam ion Cu2+ adalah +2

Biloks Ag dalam ion Ag + adalah +1

6) Jumlah total biloks senyawa ion sama dengan muatan ion senyawa tersebut. Con: MgO, H2SO4, HCl, H2O memiliki jumlah total biloks = nol.

REDUKTOR DAN OKSIDATOR

Reduktor adalah zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami reaksi reduksi (sedangkan reduktor sendiri mengalami oksidasi). Oksidator adalah zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami reaksi oksidasi (sedangkan oksidator sendiri mengalami reduksi).

Reaksi oksidasi

Con: Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu 0 +2 +2 0

Reaksi reduksi

Dokumen terkait