• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

B. Saran

1. Bagi peneliti yang akan menggunakan instrumen hasil penelitian ini, perlu menambahkan pertanyaan terbuka untuk mengukur pokok bahasan yang dihilangkan dalam penelitian ini.

2. Bagi peneliti yang akan melakukan uji validitas, perlu diteliti lebih lanjut penyebab hilangnya pokok bahasan uji laboratorium pada aspek pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Anugerah, 2007, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Penderita TB Paru dengan Kepatuhan Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, pp. 168

Azwar, 2011, Dasar-dasar Psikometri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 51

Azwar, 2011, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 112-114, 162-163

Budiman dan Riyanto, 2013, Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, pp 11-22. Chandra, 2011, Kontrol Penyakit Menular pada Manusia, Penerbit EGC, Jakarta,

pp. 51-53

Cronbach, L.J., P.E., Meehl, 1955, Construct Validity in Psychological Tests. Psychological Bulletin, 52 (4), 281-302

Dewberry, 2004, Statistical Methods for Organizational Research : Theory and Practice, Routledge, New York, 216, 233

DiPiro, J. T., 2008, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th Edition, McGraw-Hill, New York, pp.1835

Eriyanto, 2007, Teknik Sampling: Analisis Opini Publik, LKiS, Yogyakarta, pp.63-65

Effendi dan Tukiran, 2012, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, pp. 181 Gregory, R. J., 2013, Tes Psikologi Sejarah, Prinsip dan Aplikasi, Penerbit

Erlangga, Jakarta, pp. 95, 103-105

Irianto, A., 2004, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta pp.136, 151

Lew, Krsiti, 2010, Respiratory System, Marshall Cavendish Benchmark, New York, p.5

Laban, Y.Y., 2008, TBC: Penyakit dan Cara Pencegahannya, Kanisius, Yogyakarta, pp. 7-8

Mandal, dkk, 2008, Lecture Notes: Penyakit Infeksi, Erlangga Medical Series, Jakarta, 220-228

Notoatmodjo, S., 2010, Metode Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, pp. 35,37,115,119,120, 164

Nugroho dan Astuti, 2010, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru pada Keluarga, Jurnal STIKES RS. Baptis, 3, 1

Nunnally, 1978, Nunnally, J. C. (1978). Psychometric Theory. McGraw-Hill Book Company, pp. 86-113, 190-255.

Nursalim, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, pp. 103-105

Profetto-McGrath dkk, 2010, Canadian Essentials of Nursing Research, Lippincott William and Wilkins, Philadelphia, pp. 66-67

Ravoi, dkk, 2014, Social Science dan Research Design and Statistics: A

Practitioner’s Guide to Research Methods and IBM SPSS Analysis, Watertree Press, Chesapeake, Virginia, pp. 58

Swarjana, 2012, Metode Penelitian Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung, 199-200

Sunaryo, 2002, Psikologi untuk Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 3,6

Supratiknya, 2014, Pengukuran Psikologis, Penerbit USD, Yogyakarta, pp.115-134, 181-211

Tavakol dan Dennick, 2011, Making sense of Cronbach’s Alpha, International Journal of Medical Education, http://creativecommons.org/licenses/by/3.0, diakses pada tanggal 31 Maret 2014

Wahyudi, 2010, Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kader dengan Penemuan Suspek Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sanankulon, Tesis, 15, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Waltz, dkk, 2010, Measurement in Nursing and Health Research, Springer Publishing Company, New York, pp. 165-168

WHO, 2013, Global Tuberculosis Report 2013, WHO Library Cataloguing-in-Publication data, India, pp. 22-23

WHO, 2014, Tuberculosis control in the South-East Asia Region: annual report 2014, WHO Library Cataloguing-in-Publication data, India, pp. 97, 107

72

Lampiran 4. Surat perpanjangan izin melakukan penelitian di Desa Condong Catur

Lampiran 5. Kuesioner penelitian uji validitas konten I aspek pengetahuan

No. Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang menyerang

paru akibat infeksi kuman.

√ 2. Infeksi paru pada pasien TBC disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis.

√ 3. Selain menginfeksi organ paru,TBC juga dapat

menyerang organ ginjal.

√ 4. Salah satu gejala yang mungkin dialami pasien TBC

adalah batuk darah

√ 5. Gejala lainnya yang mungkin muncul pada penderita

TBC adalah kulit ruam merah.

√ 6. Dalam penyebarannya, kuman penyebab TBC dapat

ditularkan melalui hubungan seksual.

√ 7. Penularan infeksi TBC lainnya dapat melalui dahak

penderita.

√ 8. Untuk mencegah penularan penyakit TBC, maka

seseorang disarankan mendapatkan vaksin BCG saat balita

9. Berhubungan seksual dengan penderita TBC merupakan salah satu cara penularan kuman TBC ke non-penderita.

√ 10. Untuk mengetahui seseorang tertular penyakit TBC, maka

uji laboratorium yang dapat dilakukan dengan menggunakan sampel tinjanya

√ 11. Setelah kuman TBC ditularkan, penyakit ini hanya dapat

diderita sekali seumur hidup

√ 12. Apabila penderita mendapatkan pengobatan, maka Obat

Anti TBC (OAT) tersebut harus diresepkan oleh dokter. √ 13. Selama proses pengobatan, penderita TBC membutuhkan

PMO (Pengawas Minum Obat).

√ 14 PMO (Pengawas Minum Obat) adalah seseorang yang

mengawasi penderita TBC meminum obat secara teratur. 15. Terapi awal pada penderita TBC membutuhkan waktu

minimal 2 minggu

Lampiran 6. Kuesioner penelitian uji validitas konten I aspek sikap

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Menurut saya, penyuluhan mengenai penyakit TBC

itu penting

√ 2. Apabila saya mengalami batuk darah, saya merasa

malu menceritakan kepada dokter

√ 3. Menurut saya, TBC dapat menjauhkan seseorang dari

pergaulan

√ 4. Namun apabila dokter menyatakan saya menderita

TBC, saya merasa perlu melakukan cek laboratorium

√ 5. Seorang penderita TBC harus dikucilkan dari

masyarakat

√ 6. Saya tidak takut sering berada di sekitar penderita

TBC karena saya dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut

√ 7. Saya akan menghindari menggunakan obat anti TBC

tetangga walaupun obatnya sama

√ 8. Saya akan memperingatkan penderita TBC untuk

tidak merokok

√ 9. Apabila saya menderita penyakit TBC dan sudah

dinyatakan sembuh, maka saya akan kembali merokok

√ 10. Saya akan menyimpan copy resep obat anti TBC dari

apotek supaya resep bisa ditebus lagi.

√ 11. Menurut saya, konseling apoteker dalam pengobatan

TBC dapat diabaikan

√ 12. Sebelum pengobatan TBC habis, maka saya harus

segera memeriksakan diri ke dokter

√ 13. Saya bisa menggunakan alat makan yang sama

dengan penderita TBC

√ 14. Saya menghindari kebiasaan merokok sebagai

tindakan pencegahan terhadap infeksi kuman TBC

√ 15. Saya akan menciptakan ventilasi yang cukup agar

rumah saya tidak terlalu lembap supaya terhindar dari kuman penyebab TBC

Lampiran 7. Kuesioner penelitian uji validitas konten I aspek tindakan

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Saya meminum suplemen peningkat daya tahan

tubuh agar tidak terserang kuman TBC.

√ 2. Saya mandi tiga kali sehari agar terhindar penyakit

TBC.

√ 3. Saya akan mengantarkan anak saya yang berusia

balita untuk divaksinasi BCG.

√ 4. Saya akan mengabaikan batuk yang saya alami,

walaupun sudah lebih dari tiga minggu.

√ 5. Saya akan menutup mulut ketika batuk dengan

menggunakan saputangan ketika saya dinyatakan menderita TBC paru.

6. Saya menghindari menggunakan alat makan yang sama dengan penderita TBC.

√ 7. Selama diterapi dengan Obat Anti TBC (OAT),

saya hanya mau meminum satu jenis antibiotik, walaupun dokter meresepkan lebih dari satu.

√ 8. Saya meminum Obat Anti TBC (OAT) yang

diberikan dokter secara teratur.

√ 9. Bila saya sampai lupa minum obat anti TBC, maka

saya menggandakan jumlahnya saat pemakaian berikutnya

10. Saya enggan menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) apabila ada anggota keluarga saya yang yang menderita TBC

Lampiran 8. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten I

Lampiran 8. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten I

Lampiran 9. Kuesioner penelitian uji validitas konten II aspek pengetahuan

No. Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang menyerang paru

akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis

√ 2. Penyakit TBC juga dapat disebabkan oleh Streptococcus

pneumoniae.

3. Penyakit TBC hanya menyerang organ paru √

4. Salah satu gejala yang mungkin dialami pasien TBC adalah batuk darah

√ 5. Gejala lainnya yang mungkin muncul pada penderita TBC

adalah kulit ruam merah.

√ 6. Dalam penyebarannya, kuman penyebab TBC dapat

ditularkan melalui hubungan seksual.

√ 7. Penularan infeksi TBC juga dapat melalui dahak penderita. √

8. Untuk mencegah penularan penyakit TBC, maka seseorang disarankan mendapatkan vaksin BCG saat balita

√ 9. Bakteri yang menyebabkan infeksi TBC bersifat tahan

asam

√ 10. Untuk mengetahui seseorang tertular penyakit TBC, maka

uji laboratorium yang dapat dilakukan dengan menggunakan sampel tinjanya

√ 11. Setelah kuman TBC ditularkan, penyakit ini hanya dapat

diderita sekali seumur hidup

√ 12. Apabila penderita mendapatkan pengobatan, maka Obat

Anti TBC (OAT) tersebut harus diresepkan oleh dokter. √ 13. Selama proses pengobatan, penderita TBC membutuhkan

PMO (Pengawas Minum Obat).

√ 14 PMO (Pengawas Minum Obat) adalah seseorang yang

mengawasi penderita TBC meminum obat secara teratur. √ 15. Terapi awal pada penderita TBC membutuhkan waktu

minimal 2 minggu

Lampiran 10. Kuesioner penelitian uji validitas konten II aspek sikap

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Menurut saya, penyuluhan mengenai penyakit TBC

itu penting

√ 2. Apabila saya mengalami batuk darah, saya merasa

malu menceritakan kepada dokter

√ 3. Saya bisa mengabaikan jadwal vaksinasi BCG anak

balita saya karena harga vaksinnya mahal.

√ 4. Apabila dokter menyatakan saya menderita TBC,

saya harus segera melakukan cek laboratorium

√ 5. Seorang penderita TBC harus dikucilkan dari

masyarakat

√ 6. Saya tidak takut berada di sekitar penderita TBC

karena saya dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut

√ 7. Setiap penderita TBC harus meminum obatnya

miliknya sendiri dan tidak boleh menggunakan obat pasien lain walaupun sama-sama terdiagnosa TBC

√ 8. Saya akan memperingatkan penderita TBC untuk

tidak merokok

√ 9. Apabila saya menderita penyakit TBC dan sudah

dinyatakan sembuh, maka saya akan kembali merokok

10. Saya akan menyimpan copy resep obat anti TBC dari apotek supaya resep bisa ditebus lagi.

√ 11. Menurut saya, konseling apoteker dalam pengobatan

TBC dapat diabaikan

√ 12. Sebelum pengobatan TBC habis, maka saya harus

segera memeriksakan diri ke dokter

√ 13. Saya bisa menggunakan alat makan yang sama

dengan penderita TBC

√ 14. Saya menghindari kebiasaan merokok sebagai

tindakan pencegahan terhadap infeksi kuman TBC

√ 15. Saya akan menciptakan ventilasi yang cukup agar

rumah saya tidak terlalu lembap supaya terhindar dari kuman penyebab TBC

Lampiran 11. Kuesioner penelitian uji validitas konten II aspek tindakan

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Saya meminum suplemen peningkat daya tahan

tubuh agar tidak terserang kuman TBC.

√ 2. Penderita TBC cukup satu kali saja memeriksakan

dirinya ke dokter.

√ 3. Saya mengantarkan anak saya yang berusia balita

untuk divaksinasi BCG.

√ 4. Saya mengabaikan batuk yang saya alami,

walaupun sudah lebih dari tiga minggu karena hal itu tidak mengganggu aktivitas saya.

√ 5. Saya menutup mulut ketika batuk dengan

menggunakan saputangan bila saya dinyatakan menderita TBC paru.

6. Saya menghindari menggunakan alat makan yang sama dengan penderita TBC dengan menggunakan alat makan secara terpisah

7. Saya berhenti meminum Obat Anti TBC (OAT), seperti antibiotik ketika saya sudah tidak batuk lagi

√ 8. Saya meminum Obat Anti TBC (OAT) yang

diberikan dokter secara teratur sesuai dengan etiket (label) yang tertera di kemasan obat

√ 9. Bila saya sampai lupa minum obat anti TBC, maka

saya menggandakan jumlah obatnya saat pemakaian berikutnya

10. Saya menolak menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) apabila ada anggota keluarga saya yang menderita TBC

Lampiran 12. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten II

Lampiran 12. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten II

Lampiran 13. Kuesioner penelitian uji validitas konten III aspek pengetahuan

No. Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang menyerang paru

akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis

√ 2. Penyakit TBC juga dapat disebabkan oleh Streptococcus

pneumoniae.

3. Penyakit TBC hanya menyerang organ paru √

4. Salah satu gejala yang mungkin dialami pasien TBC adalah batuk darah

√ 5. Gejala lainnya yang mungkin muncul pada penderita TBC

adalah kulit ruam merah.

√ 6. Dalam penyebarannya, kuman penyebab TBC dapat

ditularkan melalui hubungan seksual.

√ 7. Penularan infeksi TBC juga dapat melalui dahak penderita. √

8. Untuk mencegah penularan penyakit TBC, maka seseorang disarankan mendapatkan vaksin BCG saat balita

√ 9. Bakteri yang menyebabkan infeksi TBC bersifat tahan

asam

√ 10. Untuk mengetahui seseorang tertular penyakit TBC, maka

uji laboratorium yang dapat dilakukan dengan menggunakan sampel tinjanya

√ 11. Setelah kuman TBC ditularkan, penyakit ini hanya dapat

diderita sekali seumur hidup

√ 12. Apabila penderita mendapatkan pengobatan, maka Obat

Anti TBC (OAT) tersebut harus diresepkan oleh dokter. √ 13. Selama proses pengobatan, penderita TBC membutuhkan

PMO (Pengawas Minum Obat).

√ 14 PMO (Pengawas Minum Obat) adalah seseorang yang

mengawasi penderita TBC meminum obat secara teratur. √ 15. Terapi awal pada penderita TBC membutuhkan waktu

minimal 2 minggu

Lampiran 14. Kuesioner penelitian uji validitas konten III aspek sikap

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Menurut saya, penyuluhan mengenai penyakit TBC

itu penting

√ 2. Apabila saya mengalami batuk darah, saya merasa

malu menceritakan kepada dokter

√ 3. Saya bisa mengabaikan jadwal vaksinasi BCG anak

balita saya karena harga vaksinnya mahal.

√ 4. Apabila dokter menyatakan saya menderita TBC,

saya harus segera melakukan cek laboratorium

√ 5. Seorang penderita TBC harus dikucilkan dari

masyarakat

√ 6. Saya tidak takut berada di sekitar penderita TBC

karena saya dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut

√ 7. Setiap penderita TBC harus meminum obatnya

miliknya sendiri dan tidak boleh menggunakan obat pasien lain walaupun sama-sama terdiagnosa TBC

√ 8. Saya akan memperingatkan penderita TBC untuk

tidak merokok

√ 9. Saya merasa aman apabila dinyatakan sembuh dari

penyakit TBC, karena penyakit ini hanya menyerang seseorang satu kali seumur hidup.

10. Saya akan menyimpan copy resep obat anti TBC (OAT) dari apotek supaya resep bisa ditebus lagi.

√ 11. Menurut saya, konseling apoteker dalam pengobatan

TBC dapat diabaikan

√ 12. Sebelum pengobatan TBC habis, maka saya harus

segera memeriksakan diri ke dokter

√ 13. Saya bisa menggunakan alat makan yang sama

dengan penderita TBC

√ 14. Saya merasa keberatan apabila menjalani

pengobatan Tuberculosis tanpa didampingi PMO (Pengawas Minum Obat).

15. Menurut saya, pengaturan ventilasi rumah berperan penting dalam menjaga anggota keluarga terhindar dari infeksi kuman TBC

Lampiran 15. Kuesioner penelitian uji validitas konten III aspek tindakan

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Saya meminum suplemen peningkat daya tahan

tubuh agar tidak terserang kuman TBC.

√ 2. Penderita TBC cukup satu kali saja memeriksakan

dirinya ke dokter.

√ 3. Saya mengantarkan anak saya yang berusia balita

untuk divaksinasi BCG.

√ 4. Saya mengabaikan batuk yang saya alami,

walaupun sudah lebih dari tiga minggu karena hal itu tidak mengganggu aktivitas saya.

√ 5. Saya menutup mulut ketika batuk dengan

menggunakan saputangan bila saya dinyatakan menderita TBC paru.

6. Saya menghindari menggunakan alat makan yang sama dengan penderita TBC dengan menggunakan alat makan secara terpisah

7. Saya berhenti meminum Obat Anti TBC (OAT), seperti antibiotik ketika saya sudah tidak batuk lagi

√ 8. Saya meminum Obat Anti TBC (OAT) yang

diberikan dokter secara teratur sesuai dengan etiket (label) yang tertera di kemasan obat

√ 9. Bila saya sampai lupa minum obat anti TBC, maka

saya menggandakan jumlah obatnya saat pemakaian berikutnya

10. Saya menolak menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) apabila ada anggota keluarga saya yang menderita TBC

Lampiran 16. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten III

Lampiran 16. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten III

Lampiran 17. Kuesioner penelitian uji validitas konten IV aspek pengetahuan

No. Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang menyerang

paru akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis

√ 2. Penyakit TBC juga dapat disebabkan oleh Streptococcus

pneumoniae.

3. Penyakit TBC hanya menyerang organ paru. √

4. Salah satu gejala yang mungkin dialami pasien TBC adalah batuk darah

√ 5. Gejala lainnya yang mungkin muncul pada penderita

TBC adalah kulit ruam merah.

√ 6. Dalam penyebarannya, kuman penyebab TBC dapat

ditularkan melalui hubungan seksual.

√ 7. Penularan infeksi TBC juga dapat melalui dahak

penderita.

√ 8. Untuk mencegah penularan penyakit TBC, maka

seseorang disarankan mendapatkan vaksin BCG saat balita

√ 9. Bakteri yang menyebabkan infeksi TBC bersifat tahan

asam

√ 10. Untuk mengetahui seseorang tertular penyakit TBC,

maka uji laboratorium yang dapat dilakukan dengan menggunakan sampel tinjanya

11. Setelah kuman TBC ditularkan, penyakit ini hanya dapat diderita sekali seumur hidup

√ 12. Apabila penderita mendapatkan pengobatan, maka Obat

Anti TBC (OAT) tersebut harus diresepkan oleh dokter. √

13. Selama proses pengobatan, penderita TBC

membutuhkan PMO (Pengawas Minum Obat).

√ 14 PMO (Pengawas Minum Obat) adalah seseorang yang

mengawasi penderita TBC meminum obat secara teratur. √ 15. Terapi awal pada penderita TBC membutuhkan waktu

minimal 2 minggu

Lampiran 18. Kuesioner penelitian uji validitas konten IV aspek sikap

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Menurut saya, penyuluhan mengenai penyakit TBC

itu penting

√ 2. Apabila saya mengalami batuk darah, saya merasa

malu menceritakan kepada dokter

√ 3. Saya memilih mengabaikan jadwal vaksinasi BCG

anak balita saya karena ia belum tentu mengalami TBC di kemudian hari.

4. Penderita TBC harus segera melakukan cek laboratorium karena penting dalam hal penegasan diagnosa dokter.

√ 5. Saya enggan bergaul dan berinteraksi dengan

penderita TBC.

√ 6. Saya tidak takut berada di sekitar penderita TBC

karena saya dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut

7. Penderita TBC seharusnya segan meminum obat milik pasien lain walaupun sama-sama terdiagnosa TBC

8. Saya yakin bahwa penyakit TBC dapat disembuhkan. √

9. Saya takut mengalami keracunan selama terapi tuberculosis karena selalu menggunakan lebih dari satu jenis Obat Anti TBC (OAT)

10. Saya percaya bahwa antibiotik mujarab untuk mengobati infeksi TBC

√ 11. Saya memilih menerima obat dari apotek atau

instalasi rumah sakit tanpa konseling apoteker

√ 12. Saya khawatir untuk mempunyai keturunan apabila

saya pernah terinfeksi TBC

√ 14. Saya merasa keberatan apabila menjalani

pengobatan Tuberculosis tanpa didampingi PMO (Pengawas Minum Obat).

14. Saya lebih suka ruangan yang memiliki lantai kedap air

√ 15. Saya lebih nyaman tinggal di rumah dengan ventilasi

yang cukup karena dapat menghindarkan anggota keluarga dari infeksi kuman TBC

Lampiran 19. Kuesioner penelitian uji validitas konten IV aspek tindakan

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Saya meminum suplemen peningkat daya tahan

tubuh agar tidak terserang kuman TBC.

√ 2. Saya melakukan olahraga secara rutin untuk

mendukung sistem kekebalan tubuh saya terhadap infeksi kuman TBC.

√ 3. Penderita TBC cukup satu kali saja memeriksakan

dirinya ke dokter.

√ 4. Saya mengantarkan anak saya yang berusia balita

untuk divaksinasi BCG.

√ 5. Saya mengabaikan batuk yang saya alami,

walaupun sudah lebih dari tiga minggu karena hal itu tidak mengganggu aktivitas saya.

√ 6. Saya menutup mulut ketika batuk dengan

menggunakan saputangan bila saya dinyatakan menderita TBC paru.

√ 7. Saya menghindari menggunakan alat makan yang

sama dengan penderita TBC dengan menggunakan alat makan secara terpisah

√ 8. Saya berhenti meminum Obat Anti TBC (OAT),

seperti antibiotik ketika saya sudah tidak batuk lagi

√ 9. Saya meminum Obat Anti TBC (OAT) yang

diberikan dokter secara teratur sesuai dengan etiket (label) yang tertera di kemasan obat

√ 10. Saya menggandakan sendiri dosis Obat Anti TBC

(OAT) karena saya ingin lekas sembuh.

√ 11. Saya menyimpan copy resep Obat Anti TBC (OAT)

dari apotek supaya resep dapat ditebus lagi ketika obat hampir habis.

12. Saya menolak menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) apabila ada anggota keluarga saya yang menderita TBC

√ 13. Saya memperingatkan penderita TBC untuk

menghindari kebiasaan merokok.

√ 14. Saya mengabaikan informasi kegunaan tiap jenis

Obat Anti TBC (OAT) yang sedang saya konsumsi. √ 15. Saya menghindari sinar matahari masuk ke dalam

rumah, terkhususnya ke dalam kamar penderita TBC

Lampiran 20. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten IV

Lampiran 20. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji validitas konten IV

Lampiran 21. Kuesioner penelitian uji validitas konten V aspek pengetahuan

No. Pernyataan Tanggapan

Ya Tidak 1. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang menyerang paru

akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis

√ 2. Penyakit TBC juga dapat disebabkan oleh Streptococcus

pneumoniae.

3. Penyakit TBC hanya menyerang organ paru. √

4. Salah satu gejala yang mungkin dialami pasien TBC paru adalah batuk darah

√ 5. Gejala lainnya yang mungkin muncul pada penderita TBC

adalah kulit ruam merah.

√ 6. Dalam penyebarannya, kuman penyebab TBC dapat

ditularkan melalui hubungan seksual.

√ 7. Penularan infeksi TBC juga dapat melalui dahak penderita. √

8. Untuk mencegah penularan penyakit TBC, maka seseorang disarankan mendapatkan vaksin BCG saat balita

√ 9. Bakteri yang menyebabkan infeksi TBC bersifat tahan

asam

√ 10. Untuk mengetahui seseorang tertular penyakit TBC, maka

uji laboratorium yang dapat dilakukan dengan menggunakan sampel tinjanya

√ 11. Setelah kuman TBC ditularkan, penyakit ini hanya dapat

diderita sekali seumur hidup

√ 12. Apabila penderita mendapatkan pengobatan, maka Obat

Anti TBC (OAT) tersebut harus diresepkan oleh dokter. √ 13. Selama proses pengobatan, penderita TBC membutuhkan

PMO (Pengawas Minum Obat).

√ 14 PMO (Pengawas Minum Obat) adalah seseorang yang

mengawasi penderita TBC meminum obat secara teratur. √ 15. Terapi awal pada penderita TBC membutuhkan waktu

minimal 2 minggu

Lampiran 22. Kuesioner penelitian uji validitas konten V aspek sikap

No. Pernyataan Tanggapan

STS TS S SS 1. Menurut saya, penyuluhan mengenai penyakit TBC

itu penting

√ 2. Apabila saya mengalami batuk darah, saya merasa

malu menceritakan kepada dokter

√ 3. Saya memilih mengabaikan jadwal vaksinasi BCG

anak balita saya karena ia belum tentu mengalami TBC di kemudian hari.

√ 4. Saya lebih suka segera melakukan cek laboratorium

daripada menundanya karena penting dalam hal penegasan diagnosa dokter.

√ 5. Saya enggan bergaul dan berinteraksi dengan

penderita TBC.

√ 6. Saya tidak takut berada di sekitar penderita TBC

karena saya dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut

7. Saya tidak mau meminum obat milik pasien lain walaupun sama-sama terdiagnosa TBC

8. Saya yakin bahwa penyakit TBC dapat disembuhkan. √

9. Saya enggan meminum lebih dari satu jenis Obat Anti TBC (OAT) karena takut mengalami keracunan

√ 10. Saya percaya bahwa antibiotik mujarab untuk

Dokumen terkait