• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1) Seduhan daun teh putih (C. sinensis) dengan kondisi terbaik dapat digunakan oleh masyarakat umum dalam mengontrol biofilm S. aureus. 2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan kimia

yang lebih spesifik dalam seduhan daun teh putih (C. sinensis) secara kuantitatif menggunakan metode analisa tertentu dan mengetahui mekanisme yang terjadi pada aktivitas penghancuran biofilm S. aureus oleh seduhan daun teh putih (C. sinensis).

DAFTAR PUSTAKA

Ando, Eiichi., Monden, Koichi., Mitsuhata, Ritsuko., Kariyama, Reiko., dan Kumon, Hiromi. 2004. Biofilm Formation among Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus Isolates from Patients with Urinary Tract Infection. Acta Medica Okayama. Vol. 58, No. 4, pp. 207-214.

Archer, et al. 2011. Staphylococcus Aureus Biofilms Properties, Regulation and Roles in Human Disease. Landes Bioscience. Virulence 2:5, 445-459. Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh dan Kina. Pusat Penelitian Teh

dan Kina. Gambung, Bandung.

Assani S. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Binarupa Aksara. Jakarta.

Bixler, Gregory D., dan Bhushan, Bharat. 2012. Biofouling: Lessons From Nature. Phil. Trans. R. Soc. A 370, 2381–2417.doi:10.1098/Rsta.2011.0502. Breed, Roberto et al. 1957. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.

Seventh Edition. The Williams and Wilkins Company.

Chen, Meng., Yu, Qingsong., dan Sun, Hongmin. 2013. Novel Strategies for the Prevention and Treatment of Biofilm Related Infections. International Journal of Molecular Sciences. 14. 18488-18501; doi: 10.3390/ijms140918488.

Coleman et al. 2010. Characterization of plant-derived saponin natural products against Candida albicans. ACS Chem Biol. Doi: 10.1021/cb900243b

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2965462/ [diakses pada: 10 Juni 2015. Jam 23:33].

Davies D.G., Marques C.N. 2009. A Fatty Acid is Responsible for Inducing Dispersion in Microbial Biofilms. Journal of Bacteriology191: 1393-1403. Deby et al., 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun (Coleus

atropurpureus (L.) Benth) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro. Program Studi Farmasi. FMIPA UNSRAT Manado, 95115.

Deshpande, J. D., Joshi, M. 2011. Antimicrobial Resistance: The Global Public Health Challenge. International Journal of Student Research.Volume I. Issue 2.

Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran, ed. 23. Alih bahasa oleh Hartanto, H., et al. Penerbit EGC. Jakarta.

Jawetz, Melnick, Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. (H. Hartanto, C. Rachman, A. Dimanti, A. Diani). Penerbit EGC. Jakarta.p.199 – 200 : 233. J. B. Harborne. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Terbitan Pertama. Bandung: Penerbit ITB.

Jin-Hyung Lee, Joo-Hyeon Park, Hyun Seob Cho, Sang Woo Joo, Moo Hwan Cho dan Jintae Lee. 2013. Anti-biofilm activities of quercetin and tannic acid against Staphylococcus aureus. Biofouling: The Journal of Bioadhesion and Biofilm Research, 29:5, 491-499.

Kudva I.T., Jelacic S., Tarr P.I., Youderian P., Hovde C.J. 1999. Biocontrol of Escherichia coli O157 with O157-spesific bacteriophages. Applied and Environmental Microbiology65: 3767-3773.

Maric S., and Vrances J. 2007. Characteristics and Significance of Microbial Biofilm Formation. Periodicum Biologorum. Vol 109. No 2.

Mead, M. Nathaniel. 2007. Diet and Nutrition: Temperance in Green Tea. Environ Health Perspect. Sep; 115(9): A445.

Mims et al. 1998. Medical Microbiology, 2nd edition. London: Mosby.

Montgomerry, Douglas C. 2001. Design and Analysis of Experiments. John Wiley & Sons. New York. USA.

[MSU] Montana State University. 2008. A Bioflm Primer: How Biofilm Forms. Biofilm online http://www.biofilmsonline.com/cgni-bin/biofilmsonline/ ed_how primer.html [diakses pada: 02 Februari 2015. Jam 00:25].

M. Simoes., Simoes L.C., Vieira M.J. 2010. A Review of Current and Emergent Biofilm Control Strategies. LWT-Food Science and Technology 43: 573-583.

Pertiwi, Nursitasari. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri dan Mekanisme Hambat Ekstrak Air Campuran Daun Piper Bettle L Terhadap Bakteri Uji. Jurusan Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [Skripsi].

Prakash B., B.M. Veeregowda and G. Krishnappa. 2003. Biofilms: A Survival Strategy of Bacteri. Current Sci., 85: 1299 – 1307.

36

Prasasti D., Hertiani T. 2010. Potensi Campuran Minyak Atsiri Rimpang Temulawak dan Daun Cengkeh Sebagai Inhibitor Plak Gigi. The Journal of Indonesia Medical Plant. Vol 3 (2).

Prasetia, Hendra Adi. 2012. Biofilm Mikroba: Ancaman Nyata Keamanan Pangan.

Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

[PPTK] Pusat Penelitian Teh dan Kina. 2012. Excellent Gamboeng White Tea.

http://www.gamboeng.com/excellent-gamboeng-white-tea/ [diakses pada: 28 Januari 2015. Jam 22:14 ].

Rahardjo, Jani., Iman, R. 2002. Optimasi Produksi dengan Metode Response Surface Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding. Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No. 1, 36 – 44.

Rai, Nishant., Jigisha, A., Navin, K., dan Pankaj, G. 2012. Green Tea: A Magical Herb With Miraculous Outcomes. International Research Journal of Pharmacy 3(5): 139-148.

Rosenbach, AJ. 1884. Mikro-Qrganismen bei den Wund-Infections-Krankheiten des Menschen. Wiesbaden, J.F. Bergmann,. p. 18.

Saad Musbah Alasil et al. 2014. Antibiofilm Activity, Compound Characterization and Acute Toxicity of Extract from a Novel Bacterial Species of Paenibacillus. International Journal of Microbiology. Volume 2014. Article ID 649420. 11 pages.

Sandasi, Leonard C M, Viljoen A M. 2010. The In vitro antibiofilm activity of selected culinary herb and medical plants againt listeria monocytogenes. Letters in Applied Microbiology (50) . Page : 30-35.

Septiari. B.B. 2012. Infeksi nosokomial. Yogyakarta: Nuha Medika.

Shadily, Hassan. 1980. Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3515.

Syah, Andi. 2006. Taklukan Penyakit dengan Teh Hijau. Cetakan 1. Jakarta: AgroMedika Pustaka.

Syukur, Cheppy. 2011. Teh Putih (Camellia sinensis) Sebagai Minuman Kesehatan. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Volume. 17, nomor. 3: 9-13.

Steinmann Joerg., Buer, J., Pietschmann, T., dan Steinmann, E. 2012. Anti-infective properties of epigallocatechin-3-gallate (EGCG), a component of

Todar, K., 2008. Staphylococcus aureus and Staphylococcal Disease . USA : Wisconsin, Madison http://www.textbookofbacteriology.net/staph.html

[diakses pada 03 Februari 2015. Jam 14:44].

Traver T. 2009. Biofilms A Thread to Food Safety. Food Technology February 2009. pp: 46 – 52 http://www.ift.org [diakses pada: 02 Februari 2015. Jam 00:12].

Trisnawati, I.N. 2010. Pengaruh perlakuan sanitizer air panas pada peralatan penyajian terhadap penurunan angka total bakteri dan coliform di bangsal geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang. [Skripsi] Semarang: UNDIP. hlm. 29. Wahjono, Hendro. 2007. Peran Mikrobiologi Klinik Pada Penanganan Penyakit

Infeksi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Surabaya.

Watnick P., Kolter R. 2000. Biofilm, City of Microbes. Journal of Bacteriology 182: 2675 – 2679.

Yunus, L. 2000. Pembentukan biofilm oleh Salmonella blockey pada permukaan stainless steel serta pengaruh sanitasi terhadap pembentukan kembali biofilm baru. [Skripsi] Bogor: IPB. hlm. 12-15.

Yuwono. 2010. Pandemi Resistensi Antimikroba: Belajar dari MRSA. Jurnal Kedokteran & Kesehatan Fakultas Kedokteran UNSRI. 42 (1). pp. 2837-2841. ISSN 0-853-1773.

Lampiran 1. Alur Kerja

Daun teh putih (Camellia sinensis (L.) Kuntze): 1. Daun teh kering dari kemasan 2. Daun teh hasil seduhan pertama 3. Daun teh diayak Mesh no. 20

Karakterisasi dan penapisan fitokimia daun teh putih

Staphylococcus aureus

Identifikasi daun teh putih

Purifikasi dan Karaketisasi bakteri

S. aureus

Analisis data

Pembacaan OD menggunakan iMark-Biorad Microplate Reader

Pembuatan media Luria Bertani agar dan Heterotrof (HTR) cair

Penyeduhan tiap daun teh putih dan analisis total fenol

Uji penghancuran biofilm Uji penghambatan

pertumbuhan dan perkembangan biofilm

Pembuatan suspensi bakteri uji dan pengukuran OD bakteri Pembuatan seri konsentrasi seduhan

dengan total fenol tertinggi 1%, 2%, 4% dan 8% (v/v)

Optimasi kepadatan bakteri uji dan waktu pembentukan biofilm

S. aureus

Optimasi aktivitas penghancuran biofilm S. aureus

40

Lampiran 2. Proses Pembuatan Media dan Cara Sterilisasi Alat dan Bahan.

Pembuatan Media 1) Luria Bertani Agar

Media luria bertani agar dibuat dengan cara mencampur bacto agar 2.25 gram, yeast ekstrak 0.75 gram, tripton, 1,5 gram, dan NaCl 0.75 gram. Kemudian dilarutkan dalam 150 mL aquadest dengan bantuan pemanasan. Selanjutnya disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Penuangan media dilakukan ketika masih cair, dan pada suhu sekitar 45 – 50°C. Kemudian diratakan dengan menggoyang cawan perlahan membentuk putaran angka 8 sebanyak 3 kali dan ditunggu hingga mengeras. dan disterilisasi dengan menggunakan sinar ultraviolet kemudian disimpan dalam kulkas.

2) Heterotrof (HTR) Cair

Media heterotrof (HTR) cair dibuat dengan cara mencampur pepton 3,75 gram, K2HPO4 0,625, glukosa 0,625 gram, NaCl 1,25 gram dan tripton 0,75 gram. Kemudian dilarutkan dalam 250 mL aquadest dengan bantuan pemanasan. Selanjutnya disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Diamkan hingga dingin kemudian disimpan dalam kulkas.

Cara Sterilisasi Alat dan Bahan

Tujuan dilakukan sterilisasi alat dan bahan adalah untuk membebaskan alat dan bahan dari kontaminasi pihak luar khususnya bakteri patogen. Seluruh alat yang akan digunakan dalam penelitian mula-mula dicuci bersih, dikeringkan kemudian disterilkan. Sebelum disterilkan alat-alat kaca seperti gelas beker, erlenmeyer, dan tabung reaksi ditutup mulutnya dengan kapas dan kertas sedangkan cawan petri, gelas ukur, kertas saring dalam tempat kaca, dibungkus dengan kertas hingga rapat. Corong gelas, tabung reaksi yang sudah disumbat mulutnya dengan kapas, serta pipet tetes tanpa karet di bungkus dalam plastik tahan panas. Seluruh alat yang telah siap disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Khusus untuk alat bahan yang terbuat dari karet disterilkan dengan direndam dalam alkohol 70%, jarum ose dan pinset disterilkan dengan nyala Bunsen (Pertiwi, 2010).

Seluruh pengerjaan aseptis dilakukan di dalam Laminar Air Flow (LAF) yang sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol, lalu disterilkan dengan UV yang dinyalakan selama lebih kurang 2 jam sebelum digunakan.

Lampiran 4. Metode Analisis Total Fenol

Timbang 1 ml seduhan, lalu dilarutkan dalam 10 ml EtOH 95%. Kemudian ambil 2 ml.

44

Lampiran 5. Alur Pewarnaan Gram

Siapkan reagen pewarnaan Gram (Kristal violet, lugol, etanol 96% dan safranin)

Ambil satu ose bakteri, goreskan pada kaca objek. Tetesi NaCl fisiologis, diamkan hingga mengering lalu difiksasi diatas nyala bunsen.

Tambahkan 1 tetes kristal violet, diamkan 1 menit. Bilas dengan air.

Tambahkan 1 tetes lugol, diamkan 1 menit. Bilas dengan air.

Tambahkan 1 tetes safranin, diamkan 1 menit. Setelah itu bilas dengan etanol dan angin-anginkan hingga kering.

Lampiran 6. Perhitungan Seduhan Daun Teh Putih

Untuk Pengujian Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm

1) Diambil 200µL (dari larutan seduhan) dilarutkan dalam 20 mL aquadest steril % (v/v) = 200µL/20 mL = 0,2 mL/20 mL = 1 mL/100mL = 1%

2) Diambil 400µL (dari larutan seduhan) dilarutkan dalam 20 mL aquadest steril % (v/v) = 400µL/20 mL = 0,4 mL/20 mL = 2 mL/100mL = 2%

3) Diambil 800µL (dari larutan seduhan) dilarutkan dalam 20 mL aquadest steril % (v/v) = 800µL/20 mL = 0,8 mL/20 mL = 4 mL/100mL = 4%

4) Diambil 1.600µL (dari larutan seduhan) dilarutkan dalam 20 mL aquadest steril

% (v/v) = 1.600µL/20 mL = 1,6 mL/20 mL = 8 mL/100mL = 8%

Untuk Optimasi Aktivitas Penghancuran Biofilm (RSA)

1) Diambil 200µL (dari larutan seduhan) dilarutkan dalam 20 mL aquadest steril

% (v/v) = 200µL/20 mL = 0,2 mL/20 mL = 1 mL/100mL = 1%

2) Diambil 1.125µL (dari larutan seduhan) dilarutkan dalam 25 mL aquadest steril

% (v/v) = 1.125µL/25 mL = 1,125 mL/25 mL = 4,5 mL/100mL = 4,5% 3) Diambil 1.600µL (dari larutan seduhan) dilarutkan dalam 20 mL aquadest

steril

46

Lampiran 8.Gambar Alat dan Bahan

Ayakan Mesh 20 Timbangan analitik Mikrowave Alat filtrasi

Autoklaf Oven Lemari pendingin Laminar Air Flow

Inkubator Mikroskop Spektrofotometer Mikroplate reader

Mikroplate Mikropipet & tube

Vortex Lumpang & alu

Bahan pewarnaan

48

Lampiran 9. Proses Penyiapan Seduhan Daun Teh Putih

Gambar Proses Kegiatan Keterangan

Daun teh putih dikeluarkan dari kemasan,. Untuk daun teh putih seduhan ayakan di diserbuk halus kemudian diayak dengan ayakan Mesh no. 20

Tiap daun teh putih kemudian di timbang. Kemudian Panaskan akuades dalam microwave untuk menyeduh teh putih.

Dilakukan penyeduhan selama 10 menit,lalu di saring menggunakan kertas saring Whatman no. 1

Kemudian saring kembali dengan seperangkat alat fitrasi dengan menggunakan membran filter berukuran 0.2 µ.

Didapatkan seduhan teh putih yaitu seduhan satu, seduhan dua dan seduhan tiga. Sebagian larutan di analisis total fenol. Seduhan dengan total fenol tertinggi dibuat seri konsentrasi.

Seri konsentrasi seduhan tiga teh putih 1%, 2%, 4% dan 8% (v/v).

50

Lampiran 11. Hasil Uji Penapisan Fitokimia Daun Teh Putih

Hasil Visualisasi Warna Penapisan Fitokimia Daun Teh Putih

Mayer (positif) Dragendorf (positif) Wagner (positif)

Alkaloid

Steroid (positif) Triterpenoid (negatif)

Lampiran 12. Hasil Uji Re-Identifikasi Reaksi Biokimia S. aureus

1. Uji katalase

Hasil: Terdapat gelembung udara

2. Uji koagulase

Hasil: Dapat membentuk gumpalan yang baik pada dasar tabung

3. Uji Phosphatase

Hasil: Zona bening yang lebih luas dan dapat melarutkan fosfat dengan baik

4. Deteksi H2S

52

Lampiran 13. Hasil Uji Pembentukan dan Pertumbuhan Biofilm S. aureus. Suspensi Bakteri Uji (200µL)

Densitas biofilm (OD595nm) /

Waktu inkubasi (Hari) Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

1 0,273 1,431 1,224 0,552

2 0,222 1,422 1,223 0,363

3 0,259 1,158 1,119 0,419

Rata-rata 0,251 1,337 1,189 0,445

Biofilm S. aureus tumbuh dengan baik dalam microtitterplate flat-buttom polystyrene 96 wells

Lampiran 14. Hasil Uji Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm S. aureus oleh Seduhan Daun Teh Putih (C. Sinensis)

1) Aktivitas Penghambatan Pertumbuhan

kontrol (-) Pengulangan 1% 2% 4% 8% 0,628 1 0,260 0,231 0,229 0,220 0,601 2 0,258 0,247 0,214 0,312 0,570 3 0,279 0,266 0,278 0,407 0,600 Rata-rata 0,266 0,248 0,240 0,313 % Penghambatan 1 56,643 61,479 61,812 63,313 2 56,976 58,810 64,314 47,971 3 53,474 55,642 53,641 32,129 Rata-rata (%) 55,698 58,644 59,922 47,804 SD 1,93 2,93 5,58 15,59 Keterangan: % penghambatan = 2) Akivitas Penghancuran kontrol (-) Perlakuan 1% 2% 4% 8% 0,462 1 0,298 0,352 0,323 0,311 0,414 2 0,269 0,215 0,224 0,296 0,420 3 0,210 0,225 0,262 0,325 0,432 Rata-rata 0,259 0,264 0,270 0,311 % Penghancuran 1 31,019 18,519 25,231 28,009 2 37,731 50,231 48,148 31,481 3 51,389 47,917 39,352 24,769 Rata-rata (%) 40,046 38,889 37,577 28,086 SD 10,38 17,68 11,56 3,36 Keterangan: % penghancuran =

54

Lampiran 15. Analisis Data Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm S. aureus oleh Seduhan Daun Teh Putih (C. Sinensis)

Penghambatan Pertumbuhan Biofilm

a. Uji normalitas dan homogenitas terhadap densitas biofilm b. Uji normalitas Kolmogorov-Sminrnov

Tujuan : Untuk melihat distribusi data densitas biofilm Hipotesis : Ho : Data densitas biofilm terdistribusi normal

Ha : Data densitas biofilm tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan

 Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ho diterima

 Jika nilai signifikansi ≤0,05 makan Ho ditolak

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Absorbansi 15 .33333 .145863 .214 .628

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Absorbansi

N 15

Normal Parametersa,,b Mean .33333 Std. Deviation .145863 Most Extreme Differences Absolute .312

Positive .312

Negative -.207

Kolmogorov-Smirnov Z 1.208

Asymp. Sig. (2-tailed) .108

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Keputusan : Uji normalitas absorbansi biofilm seluruh kelompok terdistribusi normal (p≥0,05)

c. Uji homogenitas Levene

Pengambilan keputusan

 Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ho diterima

 Jika nilai signifikansi ≤0,05 makan Ho ditolak

Descriptives

Absorbansi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol (-) 3 .59967 .029023 .016756 .52757 .67176 .570 .628 1% 3 .26567 .011590 .006692 .23687 .29446 .258 .279 2% 3 .24800 .017521 .010116 .20447 .29153 .231 .266 4% 3 .24033 .033471 .019325 .15719 .32348 .214 .278 8% 3 .31300 .093504 .053985 .08072 .54528 .220 .407 Total 15 .33333 .145863 .037662 .25256 .41411 .214 .628

Test of Homogeneity of Variances

Absorbansi

Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.072 4 10 .160

Keputusan : Uji homogenitas densitas biofilm seluruh kelompok homogen

(p≥0,05) sehingga bisa dilanjutkan dengan uji Anova.

d. Uji analisis varians (ANOVA) satu arah terhadap densitas biofilm

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data densitas biofilm Hipotesis: Ho : Data densitas biofilm tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data densitas biofilm berbeda secara bermakna Pengambilan keputusan

 Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ho diterima

 Jika nilai signifikansi ≤0,05 makan Ho ditolak

ANOVA

Absorbansi

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .276 4 .069 30.902 .000 Within Groups .022 10 .002

56

Keputusan : Densitas biofilm berbeda secara bermakna (p≤0,05), lalu pengujian dilanjutkan dengan uji BNT/LSD

e. Uji Beda Nyala Terkecil (BNT) terhadap densitas biofilm

Tujuan : Untuk menentukan data densitas biofilm kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan data densitas biofilm kelompok lainnya.

Hipotesis : Ho : Data densitas biofilm tidak berbeda secara bermakna Ha : Data densitas biofilm berbeda secara bermakna Pengambilan keputusan

 Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ho diterima

 Jika nilai signifikansi ≤0,05 makan Ho ditolak

Multiple Comparisons Absorbansi LSD (I) Konsentrasi (J) Konsentrasi Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound kontrol (-) 1% .334000* .038552 .000 .24810 .41990 2% .351667* .038552 .000 .26577 .43757 4% .359333* .038552 .000 .27343 .44523 8% .286667* .038552 .000 .20077 .37257 1% kontrol (-) -.334000* .038552 .000 -.41990 -.24810 2% .017667 .038552 .657 -.06823 .10357 4% .025333 .038552 .526 -.06057 .11123 8% -.047333 .038552 .248 -.13323 .03857 2% kontrol (-) -.351667* .038552 .000 -.43757 -.26577 1% -.017667 .038552 .657 -.10357 .06823 4% .007667 .038552 .846 -.07823 .09357 8% -.065000 .038552 .123 -.15090 .02090 4% kontrol (-) -.359333* .038552 .000 -.44523 -.27343 1% -.025333 .038552 .526 -.11123 .06057 2% -.007667 .038552 .846 -.09357 .07823

8% kontrol (-) -.286667* .038552 .000 -.37257 -.20077 1% .047333 .038552 .248 -.03857 .13323 2% .065000 .038552 .123 -.02090 .15090 4% .072667 .038552 .089 -.01323 .15857 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Penghancuran Biofilm

a. Uji normalitas dan homogenitas terhadap densitas biofilm b. Uji normalitas Kolmogorov-Sminrnov

Tujuan : Untuk melihat distribusi data densitas biofilm Hipotesis : Ho : Data densitas biofilm terdistribusi normal

Ha : Data densitas biofilm tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan

 Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ho diterima

 Jika nilai signifikansi ≤0,05 makan Ho ditolak

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Absorbansi 15 .30707 .078386 .210 .462

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Absorbansi

N 15

Normal Parametersa,,b Mean .30707 Std. Deviation .078386 Most Extreme Differences Absolute .143

Positive .143

Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .553

Asymp. Sig. (2-tailed) .920

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Keputusan : Uji normalitas absorbansi biofilm seluruh kelompok terdistribusi normal (p≥0,05)

58

c. Uji homogenitas Levene

Tujuan : Untuk melihat data densitas biofilm homogen atau tidak Hipotesis : Ho : Data densitas biofilm homogen

Ha : Data densitas biofilm tidak homogen Pengambilan keputusan

 Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ho diterima

 Jika nilai signifikansi ≤0,05 makan Ho ditolak

Descriptives

Absorbansi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol (-) 3 .43200 .026153 .015100 .36703 .49697 .414 .462 1% 3 .25900 .044844 .025891 .14760 .37040 .210 .298 2% 3 .26400 .076374 .044095 .07428 .45372 .215 .352 4% 3 .26967 .049943 .028835 .14560 .39373 .224 .323 8% 3 .31067 .014503 .008373 .27464 .34669 .296 .325 Total 15 .30707 .078386 .020239 .26366 .35048 .210 .462

Test of Homogeneity of Variances

Absorbansi

Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.787 4 10 .086

Keputusan : Uji homogenitas densitas biofilm seluruh kelompok homogen (p≥0,05) sehingga bisa dilanjutkan dengan uji Anova.

d. Uji analisis varians (ANOVA) satu arah terhadap densitas biofilm

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data densitas biofilm Hipotesis: Ho : Data densitas biofilm tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data densitas biofilm berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan

ANOVA

Absorbansi

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups .064 4 .016 7.073 .006 Within Groups .022 10 .002

Total .086 14

Keputusan : Densitas biofilm berbeda secara bermakna (p≤0,05), lalu pengujian dilanjutkan dengan uji BNT/LSD

e. Uji Beda Nyala Terkecil (BNT) terhadap densitas biofilm

Tujuan : Untuk menentukan data densitas biofilm kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan data densitas biofilm kelompok lainnya.

Hipotesis : Ho : Data densitas biofilm tidak berbeda secara bermakna Ha : Data densitas biofilm berbeda secara bermakna Pengambilan keputusan

 Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka Ho diterima

 Jika nilai signifikansi ≤0,05 makan Ho ditolak

Multiple Comparisons Absorbansi LSD (I) Konsentrasi (J) Konsentrasi Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound kontrol (-) 1% .173000* .038700 .001 .08677 .25923 2% .168000* .038700 .001 .08177 .25423 4% .162333* .038700 .002 .07610 .24856 8% .121333* .038700 .011 .03510 .20756 1% kontrol (-) -.173000* .038700 .001 -.25923 -.08677 2% -.005000 .038700 .900 -.09123 .08123 4% -.010667 .038700 .788 -.09690 .07556 8% -.051667 .038700 .211 -.13790 .03456 2% kontrol (-) -.168000* .038700 .001 -.25423 -.08177 1% .005000 .038700 .900 -.08123 .09123

60 4% -.005667 .038700 .886 -.09190 .08056 8% -.046667 .038700 .256 -.13290 .03956 4% kontrol (-) -.162333* .038700 .002 -.24856 -.07610 1% .010667 .038700 .788 -.07556 .09690 2% .005667 .038700 .886 -.08056 .09190 8% -.041000 .038700 .314 -.12723 .04523 8% kontrol (-) -.121333* .038700 .011 -.20756 -.03510 1% .051667 .038700 .211 -.03456 .13790 2% .046667 .038700 .256 -.03956 .13290 4% .041000 .038700 .314 -.04523 .12723 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 16. Hasil Optimasi Aktivitas Penghancuran Biofilm S. aureus Menggunakan Metode Response Surface Analysis (RSA).

Suhu Aktivitas Penghancuran (%)

30 menit 60 menit 90 menit

25°C 1% -25,153 4,5% 20,571 1% 46,329 8% -88,957 8% 31,024 37,5°C 4,5% 18,339 4,5% -41,852 4,5% 7,626 -8,965 0,379 -6,439 -10,101 -19,192 1% 14,539 8% -43,110 50°C 1% 56,054 4,5% 38,524 1% -0,446 8% 13,914 8% -38,542

Plot Optimasi Aktivitas Penghancuran Biofilm Seduhan Daun Teh Putih

Plot Optimasi Aktivitas Penghancuran Seduhan 3 (ayakan Mesh 20)

Cur High Low 0,62177D Optimal d = 0,62177 Maximum % Pengha y = 62,1770 0,62177 Desirability Composite 25,0 50,0 30,0 90,0 1,0 8,0 waktu ko suhu konsentr [3,2530] [90,0] [25,0]

Dokumen terkait