• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan saran-saran yang

dapat meningkatkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two

Stay Two Stray sebagai berikut.

1. Siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu menunjukkan

tanggapan yang baik setelah dilaksanakan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS melihat hal tersebut peneliti menyarankan

kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TSTS sebagai salah satu alternatif pembelajaran Biologi

selanjutnya.

2. Guru harus terampil dalam mengelola kelas agar setiap siswa

dalam proses diskusi kelompok dapat lebih aktif dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Guru mampu memberikan

motivasi untuk mengarahkan siswa kepada materi yang akan

dipelajari sehingga siswa dapat lebih aktif.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam

prosesnya membutuhkan perencanaan yang baik dan pengelolaan

88

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Setyaningsih, Eko. 2010. Biology Bringing Science to Your Life. Jakarta: Bailmu.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka Cipta.

Suharsini, A. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Suherman, E. Turmudi, Suryadi, D. Herman, T. Suhendra, Prabawanto, S. Nurjanah, Rohayati, A. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Usman, M. U. (2000). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN 1. Keseimbangan lingkungan

Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena

beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam

aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (aliran

energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung.

Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa

pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen,

yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Apakah

yang menjadi penyebab rusaknya keseimbangan ekosistem?

Ekosistem dapat rusak selain karena bencana alam, juga karena

perbuatan manusia. Apakah contoh kerusakan ekosistem akibat bencana

alam? Kerusakan ekosistem akibat bencana alam contohnya, yaitu letusan

gunung berapi, dimana laharnya dapat menyebabkan kematian bagi

organisme yang dilaluinya. Apakah contoh kerusakan ekosistem akibat

perbuatan manusia?

Dalam rangka pemenuhan kebutuhannya, manusia sering berbuat yang

kurang bijaksana, seperti penggundulan hutan serta pembuangan limbah

tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga dapat menimbulkan pencemaran

a) Pembabatan Hutan

Hutan alam merupakan salah satu ekosistem klimaks yang

mantap. Sejalan dengan meningkatnya populasi manusia, kawasan

hutan diubah menjadi berbagai kepentingan seperti untuk lahan

pertanian, perumahan, industry, perdagangan, dan lain-lain. Pembukaan

hutan untuk berbagai kepentingan lain, dilakukan dengan pembakaran

hutan.

Dampak pembakaran hutan terhadap lingkungan bergantung pada

beberapa hal, seperti luasnya hutan yang terbakar serta populasi

tumbuhan yang tersisa. Bila hutan yang terbakar itu berskala besar dan

menghanguskan semua yang ada di hutan tersebut, dampaknya terhadap

lingkungan akan besar pula. Dengan melakukan pembakaran hutan,

berarti akan membunuh semua komponen biotik yang ada. Pembakaran

hutan akan berdampak besar terhadap tata air tanah dan kelangsungan

daur hidrologi tersebut. Rusaknya hutan akan menyebabkan humus

akan cepat hilang.

1) Penggunaan Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk

memberantas hama. Salah satu sifat pestisida adalah sulit terurai,

tetapi mudah larut dalam lemak dan jaringan lemak. Contoh

pestisida yang memiliki sifat-sifat diatas adalah DDT. Untuk

intensifikasi pertanian.

2) Penyederhanaan Ekosistem

Untuk meningkatkan produksi pertanian, manusia melakukan

intensifikasi pertanian. Dampak lain dari intensifikasi adalah

penurunan keanekaragaman hayati. Hal ini terjadi karena

intensifikasi cenderung membentuk ekosistem monokultur. Akibat

pertanian monokultur ini terjadilah perubahan daur materi.

Akibatnya, tanah cepat tandus. Untuk mengatasi ini, manusia sangat

bergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida secara

terus-menerus. Pemuliaan tanaman, yang diikuti budidaya tanaman sistem

monokultur akan mengakibatkan terjadinya penyerderhanaan

keanekaragaman hayati. Dampak selanjutnya akan diikuti terjadinya

penyerderhanaan ekosistem. selanjutnya terjadilah perubahan pola

daur materi dan energi.

b) Beberapa bahan pencemaran dan dampaknya

1) Pencemaran berdasarkan tempat terjadinya

- Pencemaran air

- Pencemaran udara

- Pencemaran tanah

Menurut bahan pencemarnya, pencemaran dapat dibedakan menjadi

tiga, yaitu pencemaran fisik, kimiawi dan biologi.

• Pencemaran fisik, bahan pencemar berasal dari botol-botol, plastik, besi, atau karet.

• Pencemaran kimiawi, bahan pencemar berasal dari insektisida, pupuk anorganik, detergen, minyak, dan logam

(Pb, Ni, Cr, Hg, dan As)

• Pencemaran biologi, bahan pencemar berasal dari mikroorganisme; misalnya Escherichia coli dan Entamoeba

coli

3) Pencemaran berdasarkan tingkat pencemaran

- Pencemaran ringan, apabila bahan pencemar menimbulkan

gejala-gejala ringan, seperti, iritasi ringan pada panca indera, atau tubuh.

Misalnya pencemaran berasal dari gas buangan kendaraan

bermotor yang menyebabkan mata pedih.

- Pencemaran kronis, apabila akibat yang ditimbulkan

menyebabkan penyakit atau kelainan menahun. Misalnya, akibat

pencemaran merkuri (Hg) di Teluk Minamata, Jepang yang

menyebabkan kanker dan bayi lahir cacat.

- Pencemaran akut, apabila akibat yang ditimbulkan sampai

a) Pengertian Limbah

Limbah/Sampah/Polutan adalah semua bahan yang terbuang atau

dibuang dari sumber-sumber aktivitas manusia maupun proses alam

yang belum/tidak memiliki nilai ekonomis.

b) Identifikasi Limbah

1) Sampah berdasarkan materinya dibedakan atas :

• Unsur kimia : polutan yang berupa unsur-unsur kimia. Contohnya : air raksa (Hg), timbah (Pb), arsen (As).

• Senyawa kimia : polutan yang berupa senyawa kimia. Contohnya : karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO),

asam sulfide (H2S).

• Materi/gabungan bahan : polutan kompleks yang berupa gabungan dari berbagai senyawa dan materi. Contohnya :

sampah rumah tangga, limbah pabrik.

2) Berdasarkan wujudnya sampah dibagi atas :

• Sampah padat : sampah yang berwujud padat. Contoh : plastik, kaca, sisa logam.

• Sampah cair : sampah yang berwujud cair. Contoh : pestisida, tumpahan minyak, air raksa.

• Sampah gas : sampah yang berwujud gas. Contoh : gas metana (CH4), gas dinitrogen monoksida (N2O).

dibedakan atas materi penyusunnya :

• Sampah organik : sampah yang tersusun dan berasal dari bahan organik seperti tumbuhan dan hewan. Contoh :

dedaunan, sisa makanan.

• Sampah anorganik : sampah yang tersusun dan berasal daril bahan anorganik biasanya diambil dari sumber daya alam tidak

terbarui atau proses industri. Contoh : sampah logam, kaca.

• Sampah khusus : sampah yang disusun oleh bahan beracun dan berbahaya (B3) atau radioaktif sehingga memerlukan

penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang

ditimbulkan. Contoh : sisa obat-obatan, sampah nuklir, sisa

batu baterai.

4) Sumber-sumber sampah :

• Pemukiman (rumah tangga) adalah sampah yang kompleks baik dari wujudnya, penyusunnya maupun penanganannya.

Contoh : sisa-sisa makanan (sampah organik), plastik dan

kaleng (sampah anorganik), deterjen, sisa obat.

• Pertanian/perkebunan adalah sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Contoh : jerami, sisa daun-daunan,

pupuk, pestisida.

• Bangunan/konstruksi, contoh : kayu, sisa kaca, sisa bahan bangunan, sisa cat.

4. Penanganan limbah dengan cara daur ulang

a) Pengelolaan limbah didasarkan pada :

- jenis limbah (organik, anorganik, khusus)

- keadaan limbah (campuran dengan limbah lain atau tidak) dan

- wujud limbah (cair, gas, padat).

1) Sampah Organik

Sampah organik relaltif lebih mudah didaur ulang, karena terurai

oleh mikroorganisme, tetapi karena waktu yang diperlukan

mikroorganisme dengan jumlah sampah tidak seimbang maka

sampah ini perlu dikelola.

Sampah organik dikelola dengan cara :

• Sampah yang masih segar seperti sisa sayuran atau daun-daunan dapat digunakan untuk pakan ternak.

• Pembuatan kompos

Pengomposan pada dasarnya mengurangi atau mendegradasi

bahan organik menjadi bahan anorganik secara terkontrl dengan

bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam

pengolahan ini antara lain bakteri, jamur, insekta dan cacing.

Mikroorganisme pengurai harus dikondisikan dengan mengatur

suhu, kelembaban udara, kandungan oksigen dan perbandingan

campuran.

lingkungan

- Bahan yang dibutuhkan ada di sekitar kita

- Masyarakat dapat membuat sendiri

- Unsur hara yang terkandung dalam kompos lebih bertahan

lama dlibanding pupuk buatan.

• Pembuatan biogas

Biogas adalah gas-gas yang dapat dipergunakan untuk bahan

bakar. Gas ini berasal dari pembusukan bahan organik dengan

cara anaerob (tanpa oksigen), dibantu oleh mikroorganisme.

Sampah organik (kotoran hewan, sisa tumbuhan) dicampur dan

dimasukkkan ke dalam tempat kedap udara, dibiarkan kira-kira

2 minggu.

• Pirolisis

Pengolahan limbah dengan proses dekomposisi kimia.

Reaksinya :

3 C6H10O5 → 8H2O + 2CO + 2CO2+ CH4+ H2+ C6H8O + 7C

Dengan cara tertentu pada tekanan yang tinggi dibantu

katalisator terbentuk CO + H2O → CO2 + H2

CO2 dan H2 merupakan bahan pembentuk gas metana dibantu

oleh katalisator : CO2 + H2 → CH4 + H2

• Limbah organik dapat diubah menjadi bahan bangunan seperti di Jepang dan di Jerman.

2) Sampah Anorganik

Pengelolaan sampah anorganik dibedakan atas : sampah yang

masih bisa dipakai lagi tanpa pengolahan, sampah yang bisa didaur

ulang atau sampah yang tidak bisa digunakan lagi. Sampah-sampah

yang bisa didaur ulang biasanya adalah sampah yang berasal dari

plastik, logam, kerts dan kaca. Hasil dari daur ulang bisa berupa

produk yang sama atau produk yang berbeda. Karena produk daur

ulang mengandung radikal bebas maka disarankan agar tidak

menggunakan hasil daur ulang untuk kepentingan yang langsung

dengan kita. Contoh daur ulang plastik untuk pot bunga atau

gayung saja, bukan untuk piring, gelas dan tempat/bungkus

makanan.

Apabila pemilihan dan pemilahan sampah dilakukan sedini

mungkin maka kualitas daur uang akan semakin bagus, minimal

produk daur ulang masih bisa diberi warna, sebab warna seperti

semula sudah tidak mungkin. Jika terlalu kotor sampah yang akan

didaur ulang maka hasil akhirnya adalah hitam.

Untuk sampah yang tidak bisa didaur ulang atau digunakan lagi

biasanya ditempuh dengan cara antara lain :

• Penimbunan

Penimbunan dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang atau

lekukan tanah di permukaan tanah atau di laut. Kekurangan dari

lagi

- cairan hasil pembusukan bisa mencemari sumber air

- sungai dan pipa-pipa air mungkin tercemar oleh polutan

sampah

- penyumbatan badan air

- tempat yang menarik bagi hewan (tikus, anjing, kucing dll)

- sumber dan tempat perkembangbiakan penyakit

- gas yang dihasilkan bisa meledak, misal gas CH4 dari proses

penguraian anaerob

- menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan sosial di

masyarakat.

• Pembakaran

Sampah padat dibakar dalam insinerator. Hasil pembakaran

berupa gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah

padat mencapai 70%. Kelebihan pembakaran :

- lahan yang digunakan relatif sedikit

- dapat dibangun di lokasi industri

- hasil pembakaran bersifat stabil dan anorganik

- gas hasil pembakaran sebagai alternatif energi.

Kekurangannya :

- membutuhkan tenaga terampil

3) Limbah Cair

Penyaringan bertujuan agar jangan ada sampah padat yang

terbuang ke dalam air.

b) Pengelolaan limbah cair secara terorganisir

• proses persiapan meliputi pemisahan limbah cair dengan limbah padat

• proses pengolahan meliputi dekomposisi bahan dengan melibatkan udara dan sinar matahari untuk menurunkan bakteri

patogen dan meningkatkan DO. Menghilangkan komponen

seperti fosfor, zat tersuspensi, warna dan bau melalui adsorbsi,

elektrodialisis dan osmosis.

c) Normalisasi keadaan umum limbah cair

Sebelum dibuang ke badan air, limbah cair sebaiknya dinormalkan

dulu suhu dan komposisinya. Sebagai penguji adalah kolam ikan.

Jika kondisi ikan di kolam ikan bagus berarti air siap dibuang di

badan air.

d) Memanfaatkan bakteri pengurai untuk pengikatan dan penguraian

secara enzimatik.

e) Reboisasi untuk menyelamatkan sumber mata air dan air tanah,

menghambat erosi, mencegah terjadinya banjir.

f) Memberikan lahan peresapan. Peresapan bisa dilakukan oleh

bidang tanah dan tanaman, bisa pula melalui bantuan hewan.

melalui sungai.

5. Upaya pencegahan pencemaran lingkungan

• Pemanfaatan kembali dan daur ulang

• Pengelolaan limbah

• Meningkatkan efisiensi produksi

• Penegakan hukum dan perundangan

SILABUS Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Mata pelajaran : Biologi Kelas/Program : X

Semester : II

Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi Dasar : 4.3 Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan. Alokasi Waktu : 3 JP Kompetensi dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

waktu (menit) Sumber/Bahan/ Alat Keterangan 4.3 Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan •Pengelolaan lingkungan . •Melakukan kegiatan pengamatan dengan media gambar serta pengamatan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan dan •Menjelaskan berbagai tujuan aktifitas yang dilakukan manusiaMengidentifikasi berbagai dampak akibat aktifitas manusiaMenjelaskan pengaruh bahan pencemar terhadap Jenis Penilaian • Tugas kelompok • Tes tertulis • Keterlibatan dalam diskusi Bentuk Penilaian

• Produk :soal tes lisan, Lembar kerja,

pengamatan aktifitas siswa dan soal-soal

3x45 menit • Sumber : D.A Pratiwi,dkk. 2004. Buku Penuntun BIOLOGI SMA kelas X Jakarta : Erlangga • Setyaningsih, Tatap Muka • Melakukan pengamatan gambar langsung tentang perubahan lingkungan dan pencemaran lingkungan

penyebab perubahan lingkungan dan pencemaran lingkungan •Menggali informasi dari berbagai sumber informasi tentang dampak-dampak perubahan lingkungan dan pencemaran lingkungan. Menjelaskan definisi •Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkunganMenjelaskan definisi limbahMengidentifikasi berbagai jenis limbahMengetahui penanganan limbah dengan cara daur ulangMendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan Bringing Science to Your Life. Jakarta: Bailmu. perubahan lingkungan dan pencemaran lingkungan. • Secara berkelompok menyimpulkan penyebab perubahan lingkungan dan pencemaran lingkungan. Yogyakarta, 12 Mei 2012 Mengetahui,

Guru Pembimbing Mahasiswa

Yuliana Eni Purwaningsih, S.Si Firmando

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP SIKLUS I )

Satuan Pendidikan : SMA

Nama sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/ II Tahun Ajaran : 2011-2012

Alokasi Waktu : 3x45 menit (2x pertemuan)

A. Standar kompetensi

4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

B. Kompetensi dasar

4.3 Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Menjelaskan berbagai tujuan aktifitas yang dilakukan manusia 2. Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktifitas manusia

3. Menjelaskan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme 4. Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan

D. Tujuan pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan berbagai tujuan aktifitas manusia yang berkontribusi dalam kerusakan lingkungan

2. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia 3. Siswa dapat menjelaskan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan

organisme

4. Siswa dapat menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan

Keseimbangan lingkungan

Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (aliran energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung.

Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen, yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Apakah yang menjadi penyebab rusaknya keseimbangan ekosistem?

Ekosistem dapat rusak selain karena bencana alam, juga karena perbuatan manusia. Apakah contoh kerusakan ekosistem akibat bencana alam? Kerusakan ekosistem akibat bencana alam contohnya, yaitu letusan gunung berapi, dimana laharnya dapat menyebabkan kematian bagi organisme yang dilaluinya. Apakah contoh kerusakan ekosistem akibat perbuatan manusia? Dalam rangka pemenuhan kebutuhannya, manusia sering berbuat yang kurang bijaksana, seperti penggundulan hutan serta pembuangan limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga dapat menimbulkan pencemaran air, tanah, dan udara yang dapat merusak ekosistem.

Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan

1. Pembabatan Hutan

Hutan alam merupakan salah satu ekosistem klimaks yang mantap. Sejalan dengan meningkatnya populasi manusia, kawasan hutan diubah menjadi berbagai kepentingan seperti untuk lahan pertanian, perumahan, industry, perdagangan, dan lain-lain. Pembukaan hutan untuk berbagai kepentingan lain, dilakukan dengan pembakaran hutan.

Dampak pembakaran hutan terhadap lingkungan bergantung pada beberapa hal, seperti luasnya hutan yang terbakar serta populasi tumbuhan yang tersisa. Bila hutan yang terbakar itu berskala besar dan menghanguskan semua yang ada di hutan tersebut, dampaknya terhadap lingkungan akan besar pula. Dengan melakukan pembakaran hutan, berarti akan membunuh

besar terhadap tata air tanah dan kelangsungan daur hidrologi tersebut. Rusaknya hutan akan menyebabkan humus akan cepat hilang.

2. Penggunaan Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk memberantas hama. Salah satu sifat pestisida adalah sulit terurai, tetapi mudah larut dalam lemak dan jaringan lemak. Contoh pestisida yang memiliki sifat-sifat diatas adalah DDT. Untuk meningkatkan kesejahteraannya, manusia melakukan berbagai usaha guna meningkatkan produksi pertanian, diantaranya dengan intensifikasi pertanian

3. Penyederhanaan Ekosistem

Untuk meningkatkan produksi pertanian, manusia melakukan intensifikasi pertanian. Dampak lain dari intensifikasi adalah penurunan keanekaragaman hayati. Hal ini terjadi karena intensifikasi cenderung membentuk ekosistem monokultur. Akibat pertanian monokultur ini terjadilah perubahan daur materi. Akibatnya, tanah cepat tandus. Untuk mengatasi ini, manusia sangat bergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida secara terus-menerus. Pemuliaan tanaman, yang diikuti budidaya tanaman sistem monokultur akan mengakibatkan terjadinya penyerderhanaan keanekaragaman hayati. Dampak selanjutnya akan diikuti terjadinya penyerderhanaan ekosistem. selanjutnya terjadilah perubahan pola daur materi dan energi.

• Beberapa bahan pencemaran dan dampaknya a. Pencemaran berdasarkan tempat terjadinya

- Pencemaran air - Pencemaran udara - Pencemaran tanah - Pencemaran suara

Menurut bahan pencemarnya, pencemaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pencemaran fisik, kimiawi dan biologi.

a. Pencemaran fisik, bahan pencemar berasal dari botol-botol, plastik, besi, atau karet.

b. Pencemaran kimiawi, bahan pencemar berasal dari insektisida, pupuk anorganik, detergen, minyak, dan logam (Pb, Ni, Cr, Hg, dan As) c. Pencemaran biologi, bahan pencemar berasal dari mikroorganisme;

misalnya Escherichia coli dan Entamoeba coli c. Pencemaran berdasarkan tingkat pencemaran

- Pencemaran ringan, apabila bahan pencemar menimbulkan gejala-gejala ringan, seperti, iritasi ringan pada panca indera, atau tubuh. Misalnya pencemaran berasal dari gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.

- Pencemaran kronis, apabila akibat yang ditimbulkan menyebabkan penyakit atau kelainan menahun. Misalnya, akibat pencemaran merkuri (Hg) di Teluk Minamata, Jepang yang menyebabkan kanker dan bayi lahir cacat.

- Pencemaran akut, apabila akibat yang ditimbulkan sampai menyebabkan kematian. Misalnya, akibat peledakan nuklir.

-F. Model dan Metode pembelajaran

1. Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) 2. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, Diskusi Kelompok dan

Pertemuan I (1x45 menit)

No. Kegiatan Alokasi

waktu Keterangan

1 Pendahuluan :

• Menyampaikan salam pembuka kepada siswa dan menyiapkan kondisi belajar siswa

• Mengabsen siswa

• Memberikan apersepsi kepada siswa:

dengan menanyakan “apakah yang kalian

ketahui tentang Perubahan dan Pencemara

Lingkungan ?”

• Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

• Pretest Pilihan Ganda

10

menit TM

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

• Guru mengajak siswa menemukan penyebab Perubahan Lingkungan dengan

memberikan pertanyaan : “Mengapa

perubahan lingkungan sangat penting bagi

keseimbangan lingkungan ? “

Elaborasi

• Guru bersama siswa mengidentifikasi sistem keseimbangan dalam lingkungan dengan menampilan tayangan slide berupa gambar mengenai perubahan lingkungan.

30 menit

dampak aktivitas manusia terhadap keseimbangan lingkungan.

• Guru bersama siswa mendefinisikan pengertian pencemaran lingkungan.

• Guru bersama siswa mengidentifikasi berbagai pencemaran lingkungan, sebab, dan dampaknya.

Konfirmasi

• Siswa diminta menanggapi pembelajaran yang telah dilakukan.

3 Penutup

• Melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran dengan melibatkan siswa.

• Guru menanyakan kesiapan kelompok untuk pertemuan selanjutnya

• Salam penutup

No. Kegiatan Alokasi

waktu Keterangan

1 Pendahuluan :

• Menyampaikan salam pembuka kepada siswa dan menyiapkan kondisi belajar siswa

• Mengabsen siswa

• Memberikan apersepsi kepada siswa.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

10

menit TM

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

• Siswa disiapkan untuk mempelajari materi yang akan di pelajari

Elaborasi

• Siswa duduk berkelompok (4 orang) untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS

• Menyampaikan aturan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan model pembelajaran Kooperatif TSTS (Two Stay Two Stray).

• Mengajak siswa untuk mengerjakan LKS tentang ”Pencemaran linkungan” dalam kelompok dengan jujur, peduli, serta

tanggungjawab.

• Presentasi hasil diskusi (dipilih secara acak)

70

Konfirmasi

• Membuat kesimpulan hasil diskusi

• Melakukan post-test siklus I untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran

3. Penutup

• Membuat kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa

• Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

• Menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya

10

menit TT

H. Alat belajar/Sumber acuan

• Alat : Spidol/White Board, LKS,LCD dan Laptop

• Buku Biologi SMA kelas X, Bumi Aksara, Bab X

• Buku Biology Bringing Science to Your Life, Eko Setyaningsih, Bailmu. Jakarta, october 2010

• Biologi Kelas X, Erlangga.

I. Penilaian

1. Jenis Penilaian

Tes Tertulis

2. Bentuk Soal

Produk 1. Menyebutkan beberapa contoh dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan 2. Menjelaskan dampak dari perusakan lingkungan 3. Menjelaskan beberapa macam bahan pencemar terhadap perubahan lingkungan Tes Soal Afektif sosial 1. Memberikan pendapat dalam proses diskusi kelompok 2. Dapat bekerjasama dalam proses diskusi dengan kelompok 3. Mampu mempertahankan pendapat 4. Menghargai pendapat teman yang lain

Yogyakarta, 12 Mei 2012 Peneliti Firmando 081434003 Mengetahui , Guru pamong

Yuliana Eni Purwaningsih, S.Si NIP. 6.11834

(RPP SIKLUS II )

Satuan Pendidikan : SMA

Nama sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/ II Tahun Ajaran : 2011-2012

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Standar kompetensi

4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan

Dokumen terkait