• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Bagi Orangtua

Kesadaran orangtua dan masyarakat tentang pentingnya kesiapan

sekolah saat ini mulai meningkat. Gencarnya program pemerintah yang

semakin memperhatikan pendidikan anak usia dini disadari oleh

masyarakat bahwa pendidikan usia dini penting untuk mempersiapkan

anak memasuki masa sekolah yang nantinya akan memiliki peran penting

dalam kehidupan anak. Kesadaran ini ditunjukkan dengan sikap selektif

orangtua dalam memilih lembaga pendidikan prasekolah bagi anak

mereka.

Kesesuaian program pendidikan prasekolah dengan program yang

ada di sekolah dasar nantinya menjadi salah satu hal penting yang harus

diperhatikan oleh orangtua. Disarankan bagi orangtua untuk memilih

lembaga pendidikan prasekolah yang program pembelajarannya memang

mendukung anak untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan

di jenjang pendidikan selanjutnya dan memiliki kesesuaian program

dengan lembaga pendidikan di tingkat selanjutnya serta sesuai dengan

yang mengembangkan program yang sesuai dengan karakteristik

anak-anak yakni bermain.

2. Bagi Guru dan Pendidik

Penelitian ini tidak membicarakan mengenai mana model

pembelajaran yang lebih baik dan mana yang lebih buruk. Setiap model

pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing.

Kesesuaian program pedidikan di lembaga pendidikan pra-sekolah

dengan tingkat pendidikan selanjutnya sangatlah penting untuk

diperhatikan oleh pendidik dan lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Hal ini berkaitan pula dengan model pembelajaran dan standar kelulusan

yang akan digunakan. Setiap sekolah dengan program pendidikan yang

berbeda bisa jadi memiliki standar kelulusan yang berbeda pula bagi

anak. Dengan mengetahui standar yang harus dicapai, maka hal tersebut

akan membantu pendidik dalam menentukan model pembelajaran apa

yang sesuai untuk diterapkan.

Untuk lembaga pendidikan yang berbasis Montessori secara

khusus, lembaga ini bisa jadi memiliki standar kelulusan yang berbeda

yang harus dicapai oleh peserta didiknya untuk dapat dikatakan siap

sekolah. Hal yang menjadi pokok utama dalam program

pendidikannyapun mungkin berbeda dengan program yang telah disusun

oleh pemerintah. Lembaga pendidikan yang mengadaptasi model

lanjutan yang programnya sesuai dengan program pendidikan di jenjang

sekolah berikutnya.

3. Bagi Siswa

Dilihat dari aspek-aspek yang diukur dalam NST, keterampilan

yang mendukung kesiapan sekolah anak antara lain adalah kemampuan

untuk membedakan (berkaitan dengan kemampuan membaca dan

menulis untuk membedakan bentuk huruf dan angka), pengertian tentang

perbandingan (berkaitan dengan kemampuan berhitung), motorik halus

(berkaitan dengan kemampuan menulis), memahami cerita (berkaitan

dengan kemampuan menyimak), konsentrasi, daya ingat, pengamatan

kritis, ketajaman pengamatan, pengamatan tentang objek dan situasi, dan

menggambar orang. Semua keterampilan tersebut sebagian besar

berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, dan menghitung. Di

sekolah yang menerapkan model pembelajaran konvensional, anak

dibiasakan untuk membaca, menulis, dan berhitung dalam proses

pembelajarannya, maka tidak heran jika nilai rata-rata dari kesepuluh

subtes dalam kelompok ini masuk dalam kategori siap. Untuk sekolah

Montessori, nilai rata-rata untuk subtes menggambar orang termasuk

dalam kategori rata-rata. Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan

memberikan stimulasi pada anak untuk mengenali anggota tubuhnya,

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian ini tidak berhasil memperoleh data mengenai keterampilan

sosioemosi anak yang mengikuti model pembelajaran Montessori.

Untuk itu, pada penelitian selanjutnya diharapkan sedapat mungkin

melengkapi data yang diperlukan mengenai kesiapan sekolah dan

mengukur semua aspek dan dimensi kesiapan sekolah.

b. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini kurang memfasilitasi

anak yang kurang fasih berbahasa Indonesia sehingga sangat

disarankan agar adaptasi terhadap alat ini terutama terkait dengan

bahasa dapat diperbaiki.

c. Salah satu penyebab tidak diterimanya hipotesis dalam penelitian ini

adalah karena kurang optimalnya penerapan model pembelajaran

Montessori pada sekolah yang dijadikan sampel penelitian. Untuk

penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar pengambilan

sampel untuk model pembelajaran Montessori dipilih yang

penerapannya lebih optimal.

d. Terkait dengan data pada latar belakang yang menunjukkan rendahnya

prestasi belajar di SD, penelitian ini membuktikan bahwa kesiapan

sekolah berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan tidak

berpengaruh terhadap hal tersebut. Peneliti menyarankan agar

dilakukan penelitian kembali untuk melihat kemungkinan faktor lain

pembelajaran di SD itu sendiri atau faktor lain dari kesiapan sekolah

68

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Amaliafitri, Adhini. (2009). PAUD, Cerdaskan Anak Indonesia. http://lifestyle.okezone.com/read/2009/07/28/196/242819/paud-cerdaskan-anak-indonesia diakses pada 3 April 2013 11.50 WIB.

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogayakarta: Pusta Pelajar.

Baines, M., Snortum, J. (1973). A Timesampling Analysis of Montessori versus Traditional Classroom Interaction. Journal of Educational Research, 66: 313-316.

California Childcare Health Program. (2006). School Readiness and Health. San Fransisco, CA: Penulis.

Chattin-McNichols, J. (1992). Montessori Programs in Public Schools. ERIC Digest.

Crain, W. (2007). Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi Edisi 3.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewi, Ismira. (2008). Deteksi Dini Kesiapan Anak Besekolah. http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20080723074402 diakses pada 29 April 2013 14.34 WIB.

Direktorat PPAUD. (2011). Mengenal Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. http://paud.kemdiknas.go.id/index.php/home/bukalinkberitarss/1 diakses pada 23 April 2013 15.47 WIB.

Djamarah, S. B., Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Freire, P. (1999). Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembeba san.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gunarsa, Y. S. D. (1987). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Halimah, N., Kawuryan, F. (2010). Kesiapan Memasuki Sekolah pada Anak yang Mengikuti pendidikan TK dengan yang Tidak Mengikuti Pendidikan TK di Kabupaten Kudus. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, 1(1): 1-8.

Hurlock, Elizabeth B. (1988). Perkembangan Anak, Edisi 6 Jilid 1. Jakrta: Erlangga.

Huvighurst, R. J. (1953). Human Development and Education. London: Longmans.

Icksan, M. Achmad. (1085). Mahasiswa dan Kebebasan Akademik. Malang: YP2LPM – Hanindita.

Janus, M., Duku, E. (2007). The School Entry Gap: Socioeconomic, Family, and Health Factors Associated With Children’s School Readiness to Learn.

Early Education and Development, 18(3): 375–403.

Kagan, L. S. (1990). Readiness 2000: Rethinking and Responsibility. The Phi Delta Kappa, 72 (4): 272-279.

Lillard, Angeline S. (2012). Preschool Children’s Development in Clasic

Montessori, Supplemented Montessori, and Conventional Programs.

Journal of Psychology, 50: 379-401.

Lopata, C., Wallace, N. V., & Finn, K. V. (2005). Comparison of academic achievement between Montessori and traditional education programs.

Journal of Research in Childhood Education. 20: 1-9.

Monks, F. J., Knoers, A. M. P. (1987). Psikologi Perkembangan: Penganta r dalam Berbagai Bagiannya (Revisi I). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Montessori, M. (1964). The Montessori Method. New York: Schocken Books.

Narendra, B. M., Moerhadi, D. (2007). School Readiness (Kesiapan Sekolah).

Sari Pediatri, 8 (4): 85-93.

Getting A Good Start In School (Archieve). (2004). National Education Goals Panel.

Pandia, W. S. S., dkk. (2012). Kesiapan Bersekolah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Buletin SMERU, (33): 14-23.

Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2007). Human Development 10th Edition. New York: Mc. Graw Hill.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan da n Penyelengga raan Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nonor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar.

Pickering, J. S. (1992). Successful applications of Montessori methods with children at risk for learning disabilities. Annals of Dyslexia, 42: 90-109.

Rafoth, M. A., dkk. (tanpa tahun). School Readiness-Preparing Children for Kindergarten and Beyond: Information for Parents. National Association of School Psychologists.

Rithaudin, A. (tanpa tahun). Adaptasi Metode Montessori sebagai Metode Pembelajaran Pendidikan Ja smani di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: tidak diterbitkan. Diakses dari staff.uny.ac.id/sites/default/.../Adaptasi%20metode%20 montessori.pdf

Rochmah, E. Y. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras.

Roekel, D. V. (tanpa tahun). Early Childhood Education and School Readiness.

An NEA Policy Brief.

Ross, C., Wu, C.L. (1996). Education, age, and the cumulative advantage in health. Journal of Health and Social Behaviour, 37:104-120.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Setiawati, D., Alwi, E. H., Chairulfatah, A. (2011). Perbedaan Kesiapan Sekolah Antara Anak yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti PAUD Nonformal. J Indon Med Assoc, 61 (9): 352-357.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning: Teori Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanti, I. (2013). Penerapan Metode Montessori dalam Meningkatka n Kemampuan Motorik Halus Anak di Kelompok Bermain Talenta Kabupaten Bandung. Disertasi Doktor PLS pada Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung. Bandung: tidak diterbitkan.

Uno, H. B. (2007). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengaja r yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Washbrook, E., Waldfogel, J. (2011). On your marks: Measuring the school readiness of children in low-to-middle income families. Resolution Foundation.

Wylie, Cathy. (1998). Six Years Old and Competent: The Second Stage of The Competent Children Project-A Summary of The Main Findings. New Zealand: New Zealand Council for Education Research.

Yus, A. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

72

LAMPIRAN 1

SKOR NST ANAK YANG MENGIKUTI MODEL PEMBELAJARAN MONTESSORI SUBJEK ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST7 ST8 ST9 ST10 TOTAL Subjek 1 103 104 107 103 106 93 106 90 128 87 1027 Subjek 2 110 109 100 103 113 97 112 101 116 111 1072 Subjek 3 110 104 100 107 106 93 112 101 101 111 1045 Subjek 4 103 104 113 119 106 112 112 109 111 102 1091 Subjek 5 110 109 100 107 113 93 112 101 111 111 1067 Subjek 6 110 114 113 100 101 105 112 101 116 81 1053 Subjek 7 110 109 100 113 106 97 96 95 101 91 1018 Subjek 8 110 114 107 113 106 112 112 101 97 118 1090 Subjek 9 110 114 107 113 106 112 112 95 106 91 1066 Subjek 10 103 114 100 107 113 93 112 95 106 111 1054 Subjek 11 103 104 95 103 101 97 99 101 106 79 988 Subjek 12 110 109 100 96 101 93 93 85 101 79 967 Subjek 13 93 92 113 96 106 105 106 109 124 102 1046 Subjek 14 103 99 100 96 106 105 112 101 106 87 1015 Subjek 15 110 104 107 113 106 91 112 109 106 111 1069 Subjek 16 110 99 107 107 93 112 99 95 87 81 990 Subjek 17 103 104 100 100 101 97 99 109 111 95 1019 Subjek 18 110 109 113 100 113 89 106 109 111 111 1071 Subjek 19 97 114 107 113 106 105 112 95 93 91 1033 Subjek 20 110 114 107 107 113 97 112 101 97 81 1039 Subjek 21 103 109 107 107 101 91 112 109 93 91 1023

SUBJEK ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST7 ST8 ST9 ST10 TOTAL Subjek 22 110 99 91 92 93 105 96 90 97 95 968 Subjek 23 110 99 91 96 86 97 85 101 87 87 939 Subjek 24 110 99 107 103 106 97 85 90 87 79 963 Subjek 25 97 96 87 96 93 91 85 81 101 79 906 Subjek 26 110 114 113 107 93 91 106 109 106 111 1060 Subjek 27 110 109 100 119 113 112 112 95 97 102 1069 Subjek 28 110 104 107 96 106 93 112 101 97 95 1021 Subjek 29 110 104 100 107 106 97 85 90 87 87 973 Subjek 30 110 109 100 107 106 97 106 116 101 81 1033 Subjek 31 110 109 95 100 106 93 106 101 97 79 996 Subjek 32 110 92 100 96 101 105 99 101 106 95 1005 Subjek 33 110 114 107 113 101 93 106 101 124 91 1060 Subjek 34 97 96 100 107 90 112 91 109 87 79 968 Subjek 35 97 114 87 107 101 93 99 85 101 81 965 Subjek 36 110 104 100 107 101 97 96 109 101 79 1004 Subjek 37 97 104 95 103 93 93 93 95 97 87 957 Subjek 38 110 114 91 113 106 112 99 101 101 87 1034 Subjek 39 103 109 100 100 106 91 106 95 101 95 1006 Subjek 40 97 109 95 103 106 97 112 95 106 87 1007 Subjek 41 110 99 107 107 101 91 112 101 101 91 1020 Subjek 42 110 114 100 107 101 93 112 95 111 95 1038 Subjek 43 103 114 113 107 93 93 96 101 93 87 1000 Subjek 44 110 114 95 100 101 112 106 109 101 87 1035 Subjek 45 110 109 107 107 101 97 106 95 97 87 1016

SUBJEK ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST7 ST8 ST9 ST10 TOTAL Subjek 46 103 109 87 113 101 97 106 109 93 79 997 Subjek 47 110 104 113 113 106 97 112 95 116 79 1045 Subjek 48 110 99 100 100 101 112 112 101 111 81 1027 Subjek 49 103 104 107 103 106 93 112 95 97 102 1022 Subjek 50 110 96 87 100 97 91 85 95 87 79 927

SKOR NST ANAK YANG MENGIKUTI MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SUBJEK ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST7 ST8 ST9 ST10 TOTAL Subjek 1 110 104 100 113 101 93 106 109 111 111 1058 Subjek 2 110 92 95 96 101 105 85 95 93 95 967 Subjek 3 110 114 107 107 106 105 96 101 111 111 1068 Subjek 4 110 109 107 113 101 105 96 109 97 87 1034 Subjek 5 110 114 113 119 106 105 112 109 106 111 1105 Subjek 6 110 114 107 119 106 105 106 101 106 111 1085 Subjek 7 103 109 107 119 106 97 106 109 106 111 1073 Subjek 8 110 114 113 113 106 105 112 101 101 102 1077 Subjek 9 110 109 107 113 106 93 99 116 106 111 1070 Subjek 10 110 109 107 113 113 97 106 109 101 73 1038 Subjek 11 110 109 107 113 106 97 93 116 101 87 1039 Subjek 12 110 114 107 119 106 93 112 90 97 111 1059 Subjek 13 110 114 107 113 113 97 112 101 106 111 1084 Subjek 14 110 114 113 119 106 105 106 109 116 111 1109 Subjek 15 110 96 100 100 106 91 106 116 106 111 1042 Subjek 16 110 104 113 107 106 89 99 109 106 81 1024 Subjek 17 103 104 95 96 101 93 96 109 116 81 994 Subjek 18 103 104 95 113 101 93 90 116 87 91 993 Subjek 19 110 104 113 119 106 105 99 109 106 111 1082 Subjek 20 97 104 91 103 106 82 85 90 87 81 926 Subjek 21 103 104 107 103 106 91 91 90 101 95 991

SUBJEK ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST7 ST8 ST9 ST10 TOTAL Subjek 22 110 104 107 107 106 93 106 109 101 95 1038 Subjek 23 110 114 107 119 106 93 106 109 93 111 1068 Subjek 24 110 109 113 107 101 82 99 116 101 91 1029 Subjek 25 103 104 107 113 93 97 93 90 111 91 1002 Subjek 26 103 104 113 113 106 93 99 95 116 111 1053 Subjek 27 110 114 113 113 106 97 106 101 111 111 1082 Subjek 28 110 99 113 107 106 97 99 109 111 111 1062 Subjek 29 110 109 107 113 106 105 99 90 106 111 1056 Subjek 30 103 109 107 100 106 91 99 95 106 91 1007 Subjek 31 110 114 107 113 106 105 106 109 106 111 1087 Subjek 32 110 96 107 107 97 97 99 90 93 95 991 Subjek 33 103 114 100 107 101 93 85 90 106 111 1010 Subjek 34 103 96 107 113 106 97 112 85 116 111 1046 Subjek 35 110 99 113 103 106 93 91 101 116 102 1034 Subjek 36 110 114 107 107 106 82 96 101 97 111 1031 Subjek 37 110 109 107 107 106 93 106 109 93 102 1042 Subjek 38 103 109 100 107 106 93 112 90 97 91 1008 Subjek 39 110 104 107 107 106 93 112 81 106 91 1017 Subjek 40 110 109 107 113 106 93 112 95 101 91 1037 Subjek 41 110 104 113 113 106 91 112 95 101 87 1032 Subjek 42 110 99 107 113 113 75 99 95 101 111 1023 Subjek 43 103 99 107 113 101 91 112 85 97 87 995 Subjek 44 103 109 113 113 106 97 112 85 106 111 1055 Subjek 45 103 104 107 113 106 97 112 81 116 91 1030

SUBJEK ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST7 ST8 ST9 ST10 TOTAL Subjek 46 93 96 100 107 113 93 99 101 101 111 1014 Subjek 47 110 104 107 119 106 93 106 95 111 91 1042 Subjek 48 110 109 107 113 97 97 106 85 87 81 992 Subjek 49 110 109 100 113 97 97 106 109 111 95 1047 Subjek 50 103 104 113 113 106 105 112 95 111 95 1057 Subjek 51 110 114 100 107 106 93 106 109 93 91 1029 Subjek 52 103 99 95 107 106 97 106 95 97 95 1000 Subjek 53 97 99 107 113 113 93 99 109 116 87 1033 Subjek 54 110 99 100 107 101 91 112 95 101 111 1027 Subjek 55 110 109 107 103 106 105 112 101 106 91 1050 Subjek 56 103 104 107 113 106 105 112 95 101 111 1057 Subjek 57 110 109 107 113 106 97 99 109 111 111 1072 Subjek 58 110 104 113 119 106 105 112 95 111 95 1070 Subjek 59 103 114 107 119 106 105 99 90 106 111 1060 Subjek 60 97 96 107 113 106 91 112 95 101 111 1029

79

LAMPIRAN 2

UJI NORMALITAS

DAN

UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Model Pembelajaran

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kesiapan

Sekolah

Montessori .091 50 .200* .971 50 .263 Konvensional .086 60 .200* .976 60 .277 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

UJI HOMOGENITAS

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig. Kesiapan Sekolah Equal variances assumed 2.123 .148

Equal variances not assumed

81

LAMPIRAN 3

UJI HIPOTESIS

UJI HIPOTESIS

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kesiapan Sekolah Equal variances

assumed 2.123 .148 -2.863 108 .005 -20.787 7.260 -35.178 -6.395 Equal variances

not assumed -2.810 94.239 .006 -20.787 7.396 -35.472 -6.101

Group Statistics

Model

Pembelajaran N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kesiapan Sekolah Montessori 50 1018.08 41.970 5.935

83

LAMPIRAN 4

SURAT KETERANGAN

PENELITIAN

Dokumen terkait