• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

5.3 Saran

5.3.1 Bagi sekolah

a. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat menjadi model pembelajaran yang perlu untuk diperhitungkan untuk diterapkan saat pembelajaran di kelas. Model pembelajaran ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan prestasi siswa karena menerapkan tentor sebaya.

b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II membantu dalam memahami pelajaran yang bersifat abstrak seperti IPS karena membiasakan siswa untuk mau membaca.

5.3.2 Bagi peneliti

a. Mengamati karakter siswa pada setiap kelas baik kelas yang digunakan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Mengenal karakter siswa yang ada di kelas membantu dalam kelancaran pelaksanaan penelitian terlebih penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw.

86

b. Perlu adanya konsultasi tentang materi serta model pembelajaran yang akan digunakan dengan guru yang bersangkutan jauh-jauh hari sebelum penelitian. Hal ini sangat berguna untuk kelancaran saat penelitian berlangsung, sehingga ada kesepakatan antara guru dengan peneliti.

c. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dilihat dari aspek afektif maupun psikomotor.

87

DAFTAR PUSTAKA

Arinata, N. (2012). Pengaruh model kooperatif teknik Jigsaw II terhadap kemampuan membaca ditinjau dari sikap studi pengelolaan pembelajaran bahasa inggris pada siswa kelas XI di SMA Negeri I Tegallalang Gianyar.

Jurnal Penelitian .

Asrori, H. M. (2007). Psikologi pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Azizah, N. (2013). Pengaruh metode pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar

mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan. Jurnal Penelitian ePrint UNY . Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2012). Tes prestasi: fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi

belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bafadal, I. (2006). Manajemen peningkatan mutu sekolah dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Boediono, & Koster, W. (2008). Teori dan aplikasi: statistika dan probabilitas sederhana, lugas, dan mudah dimengerti. Bandung: Remaja Rosdakarya. BSNP. (2006). Panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD/MI.

Jakarta: Balai Pustaka Dharma Bakti.

Darmada, O. S., dkk. (2013). Pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV di SD N 1 dan 2 Rendang. Jurnal Penelitian .

Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Field, Andy. (2009).Discovery statistic using SPSS 3th edition. London: Sage Publiction.

Huda, M. (2014). Cooperative learning: metode, teknik, struktur dan model penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indrastuti, D., dkk. (2010). Ilmu pengetahuan sosial kelas V sekolah dasar.

Yudistira.

Isjoni, H. (2012). Pembelajaran kooperatif: meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

88

Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif: bacaan wajib bagi peneliti, guru, dan mahasiswa program S1, dan S2 di lingkungan pendidikan. Bandung: AlfaBeta.

Lie, A. (2010). Cooperative learning: mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

Masidjo. (2006). Penilaian hasil pencapaian belajar siswa di sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Prayitno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan spss. Yogyakarta: Gava Media.

Ratri, S. Y., & Hidayati. (2007). Bahan ajar pelatihan implementasi pakem pada bidang studi IPS SD. Yogyakarta.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sarwono. (2010). Belajar statistik menjadi mudah dan cepat. Yogyakarta: Andi Offset.

Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif: dilengkapi dengan perhitungan manual dan aplikasi spss versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. (2008). Cooperative learning teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa Media.

Solihatin, E., & Raharjo. (2008). Cooperative learning analisis model pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r & d. Bandung: Alfabeta.

Suharso, & Retnoningsih, A. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.

89

Sunarto, Umar, A., dkk. (2007). IPS terpadu untuk sekolah dasar kelas 5. Jakarta: Erlangga.

Supardi. (2013). Aplikasi statistika dalam penelitian: konsep: statistika yang lebih komprehensif. Jakarta: Change.

Suprijono, A. (2009). Cooperative learning: teori dan aplikasi pakem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana.

Susilaningsih, E., & Limbong, L. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ Mi kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Syah, M. (2012). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Syamsiyah, S., R, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ MI kelas V.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan, dan implementasi pasa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Wacika, I. G.,dkk. (2013). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPS ditinjau dari sikap sosial dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V di SD 4 Panjer. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, 3. Yolanda, M., dkk. (2013). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 94 Pekanbaru . Jurnal Penelitian .

Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan pembelajaran: filosofi, teori, dan aplikasi.

Bandung: Pakar Raya.

Yuliati, R., & Munajat, A. (2008). Ilmu Pengtahuan Sosial: SD/Mi Kelas V.

90

91

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Satuan Pendidikan : SD Negeri Kebondalem Lor

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : 5/ Genap

Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan

Pembelajaran Indikator

Penilaian

Sumber Belajar Alokasi Waktu Teknik Bentuk Contoh

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara Eksplorasi - Siswa secara mandiri diminta untuk mencari bahan pembelajaran (studipustaka) tentang materi. Elaborasi - Guru menjelaskan materi yang telah disiapkan secara garis besar. - Siswa diminta untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan oleh guru. - Siswa bersama kelompok memperesentasika n hasil diskusi dengan pengundian materi (materi ditentukan Menjelaskan latar belakang kekalahan Jepang terhadap Sekutu

Menjelaskan perumusan dasar negara oleh BPUPKI

Menjelaskan persiapan kemerdekaan yang dilakukan oleh PPKI

Mendeskripsikan peranan tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan.

Memberikan contoh sikap menghargai jasa tokoh mempersiapkan kemerdekaan.

Menerapkan sikap-sikap menghormati dan menghargai jasa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Tertulis Pilihan ganda Essay Jepang mengalami kekalahan di mana-mana. Oleh karena itu, untuk memenuhi janjinya, jepang

membentuk badan usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia bernama …. a. BPUPKI b. Badan Konstituante c. PPKI d. DPR

Mengapa orang Jepang yang rumahnya dijadikan tempat untuk merumuskan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia mau membantu pernjuangan bangsa Indonesia? Sumber: Indrastuti, D., Rochadi, S., & Suyanti, D. (2010). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Sekolah Dasar. Yudistira. S, M. T., Sunarto, Umar, A., Said, M., Suparna, N., & Ahmad, M. S. (2007). IPS Terpadu untuk Sekolah dasar kelas 5. Jakarta: Erlangga. Susilaningsih, E., & Limbong, L. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ Mi kelas V. Jakarta: Pusat 12 x 35 menit (5 – 8 pert)

92 - Siswa dan guru

bertanya jawab terkait materi yang belum dipahami. - Siswa dan guru

meluruskan kesalahan jawaban. - Siswa dan guru

merangkum hasil belajar. Nasional. Syamsiyah, S., R, S. U., Sutono, Sadiman, S., Sutrisno, & A, A. K. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Yuliati, R., & Munajat, A. (2008). Ilmu Pengtahuan Sosial: SD/Mi Kelas V. Jakarta: Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

93

Guru Mata Pelajaran

(Endang Sri Hastuti, A.Ma) (Rosalia Pratiwi Mahandani)

NIP. 197109091997032005

Mengesahkan, Kepala Sekolah

(Tri Suhartini, S.Pd) NIP.196305011983042010

94

SILABUS PEMBELAJARAN EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SD Negeri Kebondalem Lor Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : 5/ Genap

Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan

Pembelajaran Indikator

Penilaian

Sumber Belajar Alokasi Waktu Teknik Bentuk Contoh

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara Eksplorasi - Siswa secara mandiri diminta untuk mencari bahan pembelajaran (studipustaka) Elaborasi - Siswa dibagi menjadi 4 kelompok sebagai kelompok asal, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. - Guru membagikan materi pada kelompok asal untuk dipelajari dan dikuasai. - Guru memberikan pengantar tentang materi yang akan dibahas. Siswa berkumpul dalam kelompok ahli.

Menjelaskan latar belakang kekalahan Jepang terhadap Sekutu

Menjelaskan perumusan dasar negara oleh BPUPKI

Menjelaskan persiapan kemerdekaan yang dilakukan oleh PPKI

Mendeskripsikan peranan tokoh dalam

mempersiapkan kemerdekaan.

Memberikan contoh sikap menghargai jasa tokoh mempersiapkan kemerdekaan.

Menerapkan sikap-sikap menghormati dan menghargai jasa tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Tertulis Pilihan ganda Essay Jepang mengalami kekalahan di mana-mana. Oleh karena itu, untuk memenuhi janjinya, jepang

membentuk badan usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia bernama …. e. BPUPKI f. Badan Konstituante g. PPKI h. DPR

Mengapa orang Jepang yang rumahnya dijadikan tempat untuk merumuskan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia mau membantu pernjuangan bangsa Indonesia? Sumber: Indrastuti, D., Rochadi, S., & Suyanti, D. (2010). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Sekolah Dasar. Yudistira. S, M. T., Sunarto, Umar, A., Said, M., Suparna, N., & Ahmad, M. S. (2007). IPS Terpadu untuk Sekolah dasar kelas 5. Jakarta: Erlangga. Susilaningsih, E., & Limbong, L. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ Mi kelas V. Jakarta: Pusat 12 x 35 menit (5 – 8 pert)

95 kembali pada kelompok asal untuk menyampaikan materi yang ia dapatkan. - Siswa mengerjakan LKS dalam dalam kelompok asal dengan mendiskusikan materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli. - Siswa diminta

untuk membuat mind map tentang materi pelajaran yang dipelajari hari ini.

Konfirmasi - Siswa dan guru

bertanya jawab terkait materi yang belum dipahami. - Siswa dan guru

meluruskan kesalahan jawaban. - Siswa diberikan reward atas keberhasilan kelompok. - Siswa dan guru

merangkum hasil belajar. Nasional. Syamsiyah, S., R, S. U., Sutono, Sadiman, S., Sutrisno, & A, A. K. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Yuliati, R., & Munajat, A. (2008). Ilmu Pengtahuan Sosial: SD/Mi Kelas V. Jakarta: Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

96

Prambanan, 6 Januari 2014

Mengetahui, Peneliti

Guru Mata Pelajaran

(Endang Sri Hastuti, A.Ma) (Rosalia Pratiwi Mahandani)

NIP. 197109091997032005

Mengesahkan, Kepala Sekolah

97

(RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Kebondalem Lor Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : V/ Genap

Hari/ Tanggal : Rabu, 22 Januari 2014 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (pertemuan 1)

A. Standar Kompetensi

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.

B. Kompetensi Dasar

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

C. Indikator Pembelajaran Kognitif

 Menjelaskan latar belakang kekalahan Jepang terhadap Sekutu

 Menjelaskan perumusan dasar negara oleh BPUPKI

Afektif

 Bekerja sama dalam mengidentifikasi latar belakang kekalahan Jepang terhadap Sekutu.

 Bekerja sama dalam merumuskan materi kelompok

Psikomotor

 menuliskan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan percaya diri.

D. Tujuan Pembelajaran Kognitif

98

 Melalui diskusi dalam kelompok siswa mampu menjelaskan perumusan dasar negara oleh BPUPKI minimal 2 rumusan dasar negara dengan jelas.

Afektif

 Siswa mampu bekerja sama dalam mengidentifikasi minimal 2 latar belakang kekalahan Jepang terhadap Sekutu dengan baik.

 Siswa mampu bekerja sama dalam merumuskan materi pokok dalam kelompok diskusi dengan jelas minimal dapat menyebutkan 4 poin penting.

Psikomotor

 Siswa mampu menuliskan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan percaya diri minimal mengutarakan 4 poin penting dalam materi.

E. Materi Ajar

 Masa persiapan kemerdekaan

 Perumusan Dasar Negara oleh BPUPKI

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Konvensional

Teknik Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi.

G. Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Waktu

1 - Salam pembuka

- Doa dipimpin oleh salah satu siswa

- Presensi siswa oleh guru

- Apresepsi

“Siapa yang tahu lambang negara Indonesia?”

- Orientasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

- Motivasi

Menyampaikan manfaat pembelajaran

10’

99 penjajahan Jepang sebelumnya.

Elaborasi

- Guru menjelaskan materi yang telah disiapkan.

- Siswa mencatat poin-poin penting tentang materi yang disampaikan oleh guru.

- Siswa diminta untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan oleh guru.

Konfirmasi

- Guru bersama siswa membahas LKS yang telah dikerjakan.

- Siswa dan guru bertanya jawab terkait materi yang belum dipahami.

- Siswa dan guru meluruskan kesalahan jawaban.

3 Kegiatan Akhir

- Siswa dan guru merangkum hasil belajar.

- Siswa mengerjakan evaluasi

- Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran hari ini.

- Tindak lanjut dan pemberian tugas rumah (PR) oleh guru.  mempelajari materi selanjutnya

- Doa/ Salam Penutup

10’

H. Penilaian

Penilaian Kognitif

- Jenis : tes - Teknik : tertulis

- Instrumen : soal dan kunci jawaban (terlampir)

Penilaian Afektif dan Psikomotor

- Jenis : non tes - Teknik : observasi

100

Indrastuti, D., Rochadi, S., & Suyanti, D. (2010). Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Sekolah Dasar. Yudistira.

S, M. T., Sunarto, Umar, A., Said, M., Suparna, N., & Ahmad, M. S. (2007). IPS Terpadu untuk Sekolah dasar kelas 5. Jakarta: Erlangga.

Susilaningsih, E., & Limbong, L. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ Mi kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Syamsiyah, S., R, S. U., Sutono, Sadiman, S., Sutrisno, & A, A. K. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk SD/ MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Yuliati, R., & Munajat, A. (2008). Ilmu Pengtahuan Sosial: SD/Mi Kelas V. Jakarta: Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Media Belajar

- Lembar Kegiatan Siswa

Prambanan, 22 Januari 2014

Mengetahui, Peneliti

Guru Mata Pelajaran

(Endang Sri Hastuti, A.Ma) (Rosalia Pratiwi Mahandani) NIP. 197109091997032005

Mengesahkan, Kepala Sekolah

(Tri Suhartini, S.Pd) NIP.196305011983042010

101

A. Masa Persiapan Kemerdekaan

Situasi Jepang semakin memburuk karena terdesak oleh Amerika Serikat di Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik) menyebabkan jatuhnya kepemimpinan Perdana Mentri Hediki Tojo. Kemudian, digantikan oleh Perdana Menteri Kuniaki Koiso.

Selama masa penjajahan Jepang di Indonesia (1942 - 1945), Indonesia terbagi menjadi dua wilayah kekuasaan yaitu:

a. Wilayah Komando Angkatan Laut  pusat: Makassar, meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.

b. Wilayah Komando Angkatan Darat  pusat: Jakarta, meliputi Jawa, AMdura, Sumatra, dan Malaya.

Dari kedua wilayah tersebut, keduanya mempunyai Pusat Komando yang diperuntukkan untuk seluruh kawasan Asia Tenggara yaitu di Dalat, Vietnam.

Pada bulan 7 September 1944, Jenderal Koiso yang menjabat sebagai Perdana Menteri saat itu mengumumkan bahwa Indonesia akan memperoleh kemerdekaan dikemudian hari. Dengan memberi janji tersebut Jepang berharap rakyat Indonesia mau membantu Jepang dalam mengangkal serangan Sekutu.

Serangan Sekutu sudah mulai diarahkan ke wilayah Indonesia dan menguasai Pulau Irian dan Pulau Morotai (Kepulauan Maluku). Pada tanggal 20 Oktober 1944, Jenderal Douglas Mac Arthur, seorang Panglima Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, menyerbu Kepulauan Leyte (Filipina). Pada tanggal 25 Oktober 1944, Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di Pulau Leyte.

Pada bulan Februari 1945, tentara Sekutu berhasil merebut Pulau Iwo Jima di Jepang. Dengan jatuhnya Pulau Iwo Jima ke tangan Sekutu, kekuasaan Jepang semakin lemah. Untuk menarik perhatian rakyat Indonesia, Jepang mengizinkan pengibaran Bendera Merah Putih di samping Bendera Jepang. Sedangkan Lagu Indonesia Raya boleh dikumandangkan setelah Lagu Kebangsaan Jepang, Kimi Ga Yo.

B. Badan Penyidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Situasi kekuasaan Jepang semakin kritis dengan mengalami kekalahan di mana- mana. Pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan tiga tindakan yaitu:

102

b. Mempersiapkan lembaga Latihan Nasional (Kenkoku Gakuin) yang melatih dan mendidik calon pemimpin negara yang baru.

c. Memperluas pembicaraan tentang kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 29 April 1945, Jepang membentuk BPUPKI. Maksud dan tujuan pembentukan BPUPKI adalah menyelidiki dan mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk mendirikan sebuah negara Indonesia merdeka. Tugas pokok BPUPKI adalah menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang. Anggota BPUPKI terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia. Badan ini mempunyai 63 anggota, termasuk didalamnya 4 orang golongan Cina dan Arab, serta golongan Indo (peranakan Belanda). BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat serta Raden panji Soeroso sebagai sekretaris yang dibantu oleh Toyohito Matsuda dan Mr. A. G. Pringgodigdo.

Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pembukaan BPUPKI di Jalan Pejambon, Jakarta. Dalam upacara tersebut, pihak Jepang diwakili oleh Jenderal Izagaki (Panglima Tentara Wilayah Ketujuh  markas: Singapura), dan Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara Keenambelas  menguasai Jawa dan Madura).

C. Sidang – Sidang BPUPKI

Sidang BPUPKI I (29 Mei sampai 1 Juni 1945)Perumusan Dasar Negara

Sidang diadakan untuk membicarakan dasar negara Indonesia yang akan merdeka. Dasar negara penting untuk dirumuskan karena:

1). Nilai-nilai kepribadian bangsa perlu dirumuskan secara resmi.

Semua bangsa di dunia mempunyai nilai-nilai kepribadian luhur yang telah dihayati dari zaman ke zaman sebagai pandangan dan penghayatan hidup. Nilai-nilai itu belum nyata bila belum dirumuskan secara resmi. Nilai-nilai pancasila seperti pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan, bela negara, musyawarah, hidup bersama dalam perbedaan dan beberapa nilai lainnya yang telah ada sejak dulu,dengan adanya perumusan dasar negara maka nilai-nilai itu diakui secara resmi.

2). Negara memerlukan dasar untuk melangkah maju

Dasar negara digunakan untuk melandasi semua kegiatan kenegaraan yang akan dibuat. Semua kegiatan negara akan mendapatkan dasarnya jika sudah ada dasar negara yang dirumuskan dan ditetapkan.

103 c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Sidang BPUPKI II(10 sampai 17 Juli 1945)  Perumusan UUD

Anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia yang terbentuk antara. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai Sukarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai Abikusno Cokrosuyoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai Mohammad Hatta). Pada kesempatan ini dibahas rencana UUD, termasuk pembukaan (preambule) oleh panitia perancang undang-undang dasar.

Rapat tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar menyetujui isi

preambule yang diambil dari Piagam Jakarta. Panitia ini kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo. Hasil perumusan panitia kecil ini disempurnakan bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa, yang juga bertanggungjawab untuk menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan undang-undang dasar yang sudah dibahas. Selain perumusan undang-undang dasar, dalam sidang BPUPKI II dibahas juga mengenai bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran.

D. Perumusan Dasar Negara dan Panitia Sembilan

Dalam rapat BPUPKI I terdapat 3 tokoh yang menawarkan konsep dasar negara:

Mr. M. Yamin (29 Mei 1945) menawarkan 5 asas dasar NKRI yang yaitu: a). Peri Kebangasan

b). Peri Kemanusiaan c). Peri Ketuhanan d). Peri Kerakyatan

e). Kesejahteraan yang berkebudayaan

Prof. Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945) mengajukan dasar negara sebagai berikut: a). Persatuan

b). Kekeluargaan

c). Keseimbangan lahir dan batin d). Musyawarah

e). Keadilan rakyat

104 c). Mufakat atau demokrasi

d). Kesejahteraan Sosial e). Ketuhanan Yang Maha Esa

Setelah sidang tanggal 1 Juni 1945, BPUPKI mengalami masa jeda dan dibentuk panitia kecil yang bertugas menampung saran dari anggota BPUPKI. Panitia ini beranggotakan 9 orang (Ir. Soekarno, Drs.Moh Hatta, Sutarjo Kartohadikusumo, Wahid Hasjim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, M, Yamin, dan AA. Marimis).

Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia kecil mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI yang tujuannya adalah untuk menampung suara dan usul lisan dari anggota BPUPKI. Dalam pertemuan ini dibentuk pula panitia kecil lainnya yang berjumlah sembilan orang dan disebut sebagai panitia sembilan. Panitia sembilan beranggotakan Ir. Soekarno, Drs.Moh Hatta, Mr. M Yamin, Mr. Ahmad Subarjo,Mr. A.A.Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Mereka menghasilkan rumusan pembukaan UUD yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka. Rumusan itu disepakati dan ditandatangani bersama oleh Panitia Sembilan. Rumusan yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan ini kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta berbunyi:

a). Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya b). Kemanusiaan yang adil dan beradab

c). Persatuan Indonesia

d). Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

105

Tujuan :

 Melalui diskusi dalam kelompok, siswa mampu menjelaskan latar belakang kekalahan Jepang terhadap Sekutu minimal 2 latar belakang dengan jelas.

 Melalui diskusi dalam kelompok siswa mampu menjelaskan perumusan dasar negara oleh BPUPKI minimal 2 rumusan dasar negara dengan jelas.

Petunjuk :

1. Bacalah perintah pengerjaan dengan dengan teliti! 2. Kerjakan di dalam kelompok dan diskusikan bersama!

Tugas :

a. Jelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI!

b. Tuliskan 3 rumusan dasar negara yang disampaikan oleh tiga tokoh!

c. Diskusikan dengan teman sebangkumu dan tulislah hasil diskusinya dalam buku catatanmu!

106

Pertemuan : I

Materi : BPUPKI

Isilah titik-titik dibawah ini dengan tepat!

1. BPUPKI dibentuk oleh . . . .

2. Dalam bahasa Jepang, BPUPKI disebut . . . . 3. BPUPKI singkatan dari . . . .

4. Panitia Sembilan BPUPKI diketuai oleh . . . .

5. Sidang BPUPKI yang pertama dilaksanakan pada tanggal . . . .

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Sebutkan tugas pokok BPUPKI!

107 a. Jepang

b. Dokuritsu Junbi Cosakai

c. Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia d. Ir. Soekarno

e. 29 Mei – 1 Juni 1945

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Tugas pokoknya adalah menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.

2. Dalam rapat BPUPKI terdapat 3 tokoh yang menawarkan konsep dasar negara:

Mr. M. Yamin (29 Mei 1945) menawarkan 5 asas dasar NKRI yang yaitu: a). Peri Kebangsaan

b). Peri Kemanusiaan c). Peri Ketuhanan d). Peri Kerakyatan

e). Kesejahteraan yang berkebudayaan

Prof. Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945) mengajukan dasar negara sebagai berikut: a). Persatuan

b). Kekeluargaan

c). Keseimbangan lahir dan batin d). Musyawarah

e). Keadilan rakyat

Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan konsep dasar negara yang meliputi: a). Kebangsaan Indonesia

b). Internasionalisme atau perikemanusiaan c). Mufakat atau demokrasi

d). Kesejahteraan Sosial e). Ketuhanan Yang Maha Esa

108 o Evaluasi

Rentang poin per soal :

Isian singkat

2 poin jika jawaban benar 0 poin jika jawaban salah Essay

1 poin jika jawaban salah

2 poin jika jawaban mendekati benar 3 poin jika jawaban benar

Nilai = (jumlah poin sekuruhnya )

4

- Penilaian Afektif

No. Aspek Skor Komentar

1.

2. 3.

Ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran

Mampu memberikan pendapat Mampu menerima pendapat teman sejawat. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor Keterangan:

 Ikut terlibat aktif

1 apabila siswa tidak menjawab pertanyaan dan bertanya

2 apabila siswa dapat menjawab 1 pertanyaan dan bertanya minimal 2 pertanyaan

3 apabila siswa dapat menjawab 1 pertanyaan dan bertanya minimal 2

Dokumen terkait