• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir

STRUKTUR ORGANISASI BRI SYARIAH KCP CIPULIR

C. Strategi dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir

1. Strategi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam Penyaluran Pembiayaan Mikro

Beberapa hal yang dilakukan oleh BRI Syariah untuk pencapaiannya terhadap peningkatan pangsa pasar atas pembiayaan mikro antara lain:

a. Meningkatkan skill para staf yang terlibat dalam proses penilaian pembiayaan mikro sehingga menjadi SDM yang berkualitas.

b. Meningkatkan capacity building UMKM dengan memberikan technical assistance berupa pendampingan manajemen dan penggunaan sistem IT.

c. Melakukan peran aktif dalam memperoleh nasabah dengan sistem walk in customer dan mengunjungi nasabah ke tempat usaha atau pasar-pasar untuk mensosialisasikan mengenai pembiayaan mikro. d. BRI Syariah menjadikan para nasabah UMKM sebagai mitra dengan

prinsip win-win solution yaitu pembiayaan tersebut menguntungkan kedua belah pihak.

e. Fleksibel dalam pemberian pembiayaan.

f. Proses pembiayaan yang cepat sesuai SLA yaitu 3 hari namun jika nasabah terkendala berkas maka proses pembiayaan yaitu seminggu. g. Para staf dalam pembiayaan mikro masing-masing menjalankan

tugasnya dengan baik dan berusaha untuk dapat mencapai target pembiayaan.

2. Strategi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro

Menurut Ressi Aryo, hingga kuartal kedua tahun 2011 menunjukkan bahwa belum ditemukan adanya pembiayaan bermasalah atau pembiayaan bermasalah 0% dari 12 orang nasabah.8 Oleh karena itu BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir berusaha untuk terus mempertahankan hasil tersebut dengan melakukan berbagai upaya dan strategi sebagai berikut:

a. Melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan komunikatif dimana nasabah dapat berkomunikasi lansung dan para staf pembiayaan meresponnya dengan baik dan cepat dengan sikap yang ramah saat nasabah bernegoisasi mengenai plafon tetapi tetap menggunakan perhitungan yang tepat dalam menentukan plafond. b. Pembagian tugas yang baik dan penjelasan yang detail mengenai

waktu dan tempat nasabah oleh Unit Micro Syariah Head sebelum para staf pembiayaan melakukan survei.

c. Perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan.

d. UFO dalam menganalisis lebih menekankan pada aspek karakter, aspek capacity dan syariah.

e. Aspek collateral merupakan pendukung bukan hal yang pertama kali dianalisis.

f. Proses penilaian karakter dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan investigasi.

g. Kemudahan dalam prosedur pembiayaan.

h. Penjelasan secara detail oleh staf pembiayaan ketika calon nasabah melakukan permohonan pembiayaan.

Berdasarkan analisis penulis berdasarkan pertimbangan dari sisi prosedur strategi menganalisis pembiayaan lebih mudah dibandingkan bank syariah lain seperti Bank Syariah Mandiri maupun Bank Mega

Syariah, Penelitian terdahulu mengemukakan bahwa Bank Syariah Mandiri membutuhkan dua tahap penilaian pembiayaan yang dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian lisan yaitu dengan meneliti beberapa prinsip seperti karakter dan kemampuan nasabah dan tahap penilaian dokumentasi dengan memperhatikan tujuh aspek seperti aspek keuangan, yuridis, pemasaran, karakter dan manajemen, teknis sosial dan ekonomi.

Pada bank Mega Syariah dalam pemberian pembiayaan mikro menggunakan prinsip 3 C yaitu character, capacity, collateral dan aspek 7 P meliputi personality, party, purpose, prospect, profitability, dan protection dan aspek penilaian lain seperti sumber supplier, sumber penjualan, cara pembayaran pada konsumen dan kondisi hutang debitur.9

Kedua bank tersebut dalam menilai kelayakan pembiayaan membutuhkan persyaratan yang lebih banyak sedangkan pelaku usaha mikro membutuhkan kesederhanaan dalam aspek penilaian. Selain itu BRI Syariah dalam tahap pembiayaan melakukan komunikasi yang efektif dan penjelasan secara detail pada saat yahap pengajuan permohononan pembiayaan dan melakukan pembinaan pada nasabah selama proses pembiayaan dengan pemantauan (monitoring).

9Selfie Rahayu, “Analisis Pembiayaan Usaha Mikro Syariah Pada Bank Mega Syariah,”

94

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir memiliki prosedur yang mengedepankan kemudahan dan persyaratan yang sederhana cukup menyertakan fotokopi KTP, KK dan SIUP dengan lima tahap pembiayaan meliputi tahap permohonan pembiayaan, tahap analisis pembiayaan, tahap pemberian putusan pembiayaan, tahap pencairan pembiayaan/akad pembiayaan, dan tahap pemantauan pembiayaan

Analisis kelayakan pembiayaan mikro Pada BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dilihat dari sejumlah kasus yang ditemukan pada nasabah dan implementasinya lebih menekankan pada aspek character, capacity, dan syariah. Selain itu dipertimbangkan pula aspek pendukung seperti capital, condition of economy dan collateral. Pertama, aspek character yaitu penilaian terhadap personalitas calon nasabah berupa sifat atau watak melalui BI checking untuk melihat kolektibilitas pembiayaan/tingkat kesehatan pembiayaan nasabah dan trade checking yaitu pencarian informasi ke rekan bisnis permohonan pembiayaan, pesaingnya ataupun pemilik usaha sejenis untuk memperoleh informasi mengenai reputasi, etika, jenis usaha dan perilaku bisnis calon nasabah. Kedua, aspek capacity yaitu untuk mengetahui

kemampuan calon nasabah dalam mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba, dimana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya. Ketiga, aspek syariah yaitu usaha dan proyek yang dibiayai sesuai dengan koridor syariah. Keempat, aspek capital berkaitan dengan modal yang dimiliki calon nasabah untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Kelima, aspek condition adalah keadaan sosial ekonomi suatu saat yang mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha calon nasabah. Keenam, aspek collateral yaitu merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah. Aspek ini hanya pendukung bukan hal yang pertama kali dianalisis. Selain itu dipertimbangkan pula faktor analisa pasar, rencana usaha, sumber supplier, dan kondisi hutang calon nasabah.

Strategi BRI Syariah Cabang Pembantu Cipulir dalam menganalisis pembiayaan mikro menerapkan berbagai hal yang memudahkan nasabah dalam memberikan pembiayaan dan meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah seperti melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan komunikatif, pembagian tugas yang baik oleh Unit Micro Syariah Head sebelum para staf pembiayaan melakukan survei ke nasabah, perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan, UFO dalam menganalisis lebih menekankan aspek karakter, capacity dan syariah, aspek collateral merupakan pendukung bukan hal yang pertama kali dianalisis, proses penilaian karakter dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan investigasi, kemudahan

dalam prosedur pembiayaan, penjelasan secara detail oleh staf pembiayaan ketika calon nasabah melakukan permohonan pembiayaan. Selain itu BRI Syariah memberikan fleksibilitas dalam pembiayaan mikro dibandingkan bank syariah lain seperti bank Mega Syariah dan Bank Syariah Mandiri berupa persyaratan dan penekanan utma hanya pada tiga aspek yaitu aspek character, capacity dan syariah.

B. Saran

Dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut:

1. BRI Syariah harus terus berusaha meningkatkan kinerja dalam pembiayaan mikro sehingga pangsa pasar perbankan syariah dapat meningkat.

2. Strategi yang telah dibuat seharusnya diterapkan secara komprehensif agar memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage).

3. Monitoring harus dilakukan oleh para staf pembiayaan mikro secara rutin dan insidentil terhadap para calon nasabah agar memperkecil terjadinya penyalahgunaan pembiayaan mikro.

ix

Abdullah, Burhanuddin. Menanti Kemakmuran Negeri :Kumpulan Esai Tentang

Pembangunan Sosial Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Afiff, Faisal. dkk. Strategi dan Operasional Bank. Bandung: PT. Eresco, 1996. Algaoud, M. Latifa dan. Lewis, Mervyn, K Perbankan Syari’ah, Prinsip, Praktik dan

Prospek. Penerjemah Burhan Wirasubrata. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005.

Amin, A.Riawan. Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional, Jakarta: UIN Press, 2009.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta, 2002.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Bank Rakyat Indonesia, Terbaik di Awal Milenium, Jakarta: Masyarakat Profesional Madani,2004.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. III, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbankan Syariah : Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Kashmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2000.

x

Syariah. Jakarta :Elex Media Komputindo, 2009.

Latumaerissa, Julius R. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum Jakarta: Bumi Aksara,1999.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset,2001.

Muhammad. Bank Syariah Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman.Yogyakarta : Ekonisia,2006.

___________. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia Yogyakarta: PT. Graha Ilmu, 2005.

___________. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005.

Partomo,Tiktik Sartika. Industri Skala Kecil di Indonesia Jakarta : Universitas Trisakti,2003.

___________. Tiktik Sartika dan Soejoedono, Abd. Rahman. Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia,2002.

.

Perwataatmadja, Karnaen A. dan Antonio, Muhammad Syafii. Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1999.

Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997. Siregar, Safruddin . Usaha Kecil dan Mikro di Tengah Arus Globalisasi. Medan:

Bitra Indonesia.

Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia.2005.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2004.

Suharni,”Analisis Pengembangan Usaha Mikro Melalui Kredit Bank Dengan Sistem Tanggung Renteng”, Hukum dan Dinamika Masyarakat Vol. 1 No.1 (Oktober

xi

Suyatno, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Cet. III. Jakarta: Kencana, 2007.

Suyatno, Thomas. Dasar dasar perkreditan. cet.III. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1995.

Tambunan, Tulus. Beberapa Isu Penting Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2003.

Wawancara Pribadi dengan Hasan Fahmi selaku Unit Micro Syariah Head, Jakarta, 20 Mei 2011

Wawancara Pribadi dengan Ressi Aryo selaku UFO, Jakarta, 15 Juni 2011

Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT. Grasindo, 2005.

Internet:

BRI Syariah, “Sejarah.” Artikel diakses pada 1 Mei 2011 dari

http://www.brisyariah.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id =1&Itemid=4

Gampito, “Potensi Bank Syariah Merambah Sektor UKM”. Artikel diakses pada 15

Mei 2011 dari

http://gampito.blogspot.com/2008/06/potensi-bank-syariah-merambah-sektor.html

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, “ Kriteria

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2008 tentang UMKM”. Artikel diakses pada 1 Mei 2011 dari

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1 29

xii

syariah.html

Rahardjo, Dawam M. “ Mengapa Ekonomi Rakyat Dianaktirikan”. Artikel diakses pada 28 April 2011 dari http://binaswadaya.org/files/buletin-apr09.pdf

Rizqullah, “Pembenahan Manajemen perbankan Syariah Menyongsong Industri

Perbankan 2010”, Makalah disampaikan pada seminar Bulanan MES, 21

Februari 2010

Sakti, Ali. “Peran Perbankan Syariah dalam Pemberdayaan UMKM, Artikel diakses pada 13 Mei 2011 dari

http://www.pkesinteraktif.com/edukasi/opini/2418-peran-perbankan-syariah-dalam-pemberdayaan-umkm.html

Tjandrawinata, Elvira. “UKM Mampu Menyerap Tenaga Kerja Besar.” Artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari

http://els.bappenas.go.id/upload/kliping/UKM%20Mampu.pdf

Peraturan Perundang- Undangan

Keputusan Menkeu No.40/KMK/06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Narasumber : Bapak Hasan Fahmi selaku Unit Micro Syariah Head Waktu : Jumat. 6 Mei 2011

Tempat : KCP Cipulir divisi Pembiayaan Mikro

1. Mengapa BRI Syariah lebih memfokuskan pada pembiayaan mikro?

Saat ini secara nasional gadai dan mikro berada pada peringkat pertama dalam pencapaian akhir tahun 2010 khususnya mikro sesuai dengan visi BRI Syariah itu sendiri. Untuk pembiayaan yang lain memang BRIS kurang ini dikarenakan sudah banyak bank-bank pesaing lain yang main di market yang sama

2. Apa keunggulan pembiayaan mikro bank BRI Syariah dibandingkan bank yang lain?

Untuk bisnis mikro sebenarnya semua bank tidak dapat dikatakan bahwa BRIS lebih baik dibandingkan bank lain, ada keunggulan di masing-masing bank, hanya BRIS mempunyai strategi meliputi SDM yang unggul dan produk yang bersaing

3. Bagaimanakah sejauh ini perkembangan pembiayaan di sektor UMKM dan Non UMKM?

Pencapaian UMKM tahun 2010 mencapai 115 % dari target 400 Milyar, namun saat ini perkembangan UMKM menurun dibandingkan tahun 2010,ini

hal peningkatan omset

4. Mohon bapak jelaskan tentang pembiayaan mikro (mikro iB) BRI Syariah seperti mikro 25 iB, mikro 75 iB, mikro 500 iB?

Mikro 25 iB = produk pembiayaan tanpa jaminan, saat ini hanya diberikan untuk nasabah existing maks. sampai dengan 25 juta, saat ini di Cipulir belum digunakan

Mikro 75 iB = Produk pembiayaan dengan jaminan (Girik, BPKB,SHM dsb) dengan margin 1,8%-1,5% maksimal plafond 75 juta

Mikro 500 = Produk pembiayaan dengan jaminan (Girik, BPKB,SHM dsb) dengan margin 0,9% maks. plafond 75- 500 juta

5. Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan BRI Syariah untuk sektor UMKM?

Nsabah harus punya usaha minimal 2 tahun , entah nasabah datang lansung ke kantor cabang terdekat atau didatangi lansung oleh marketing lalu bila minat tinggal menyerahkan data yang wajib dipenuhi

6. Bagaimana kriteria UMKM yang mendapatkan persetujuan pembiayaan? Usaha yang dapat dibiayai mikro adalah usaha kecil menengah memiliki tempat usaha yang permanen, ada jaminan, 5C (Character ,Capacity,Capital Condition of economy,dan Collateral). Untuk mengetahui usaha tersebut mikro, menengah atau makro berdasarkan UU No 25 Tahun 1999 tentang

7. Jika dilihat dari golongan pembiayaannya,berapa besar porsi pembiayaan yang disalurkan untuk sektor UMKM?

Target kantor pusat 1/3 pembiayaan dilakukan oleh UMKM (mikro) seperti tercantum pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) RAT

8. Bagaimana strategi BRI syariah dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro yang diajukan nasabah?

Strategi BRI Syariah dalam menganalisis kelayakan tetap mengacu pada 5C dan aspek syariah tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penilaian di luar 5C itu sendiri tergantung implementasinya di lapangan misalkan dengan penambahan pertimbangan terhadap aspek-aspek lain seperti pertimbangan analisa pasar, hubungan dengan supplier dan lain- lain.

9. Berapa lama yang dibutuhkan dalam analisis pembiayaan hingga pembiayaan tersebut disetujui? Sesuai SLA (Standar Layanan) 3 hari

10. Bagaimana kriteria UMKM yang mendapatkan persetujuan pembiayaan? Usaha yang dapat dibiayai mikro adalah usaha kecil menengah memiliki tempat usaha yang permanen, ada jaminan, 5C (Character ,Capacity, Capital , Condition of economy,dan Collateral). Untuk mengetahui usaha tersebut mikro, menengah atau makro berdasarkan UU No 25 Tahun 1999 tentang struktur modal usaha mikro, menengah, macro (enterprise)

Strategi BRI Syariah dalam menganalisis kelayakan tetap mengacu pada 5C dan aspek syariah tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penilaian di luar 5C itu sendiri tergantung implementasinya di lapangan misalkan dengan penambahan pertimbangan terhadap aspek-aspek lain seperti pertimbangan analisa pasar, hubungan dengan supplier dan lain- lain.

Jakarta, 6 Mei 2011

Hasan Fahmi

Narasumber : Bapak Ressi Aryo selaku UFO Waktu : Rabu, 15 Juni 2011

Tempat : KCP Cipulir divisi pembiayaan mikro

1. Mohon bapak jelaskan mengenai istilah dalam alur proses pembiyaaan mikro? a. Definisi SO menerima Walk in Customer adalah menerima nasabah yang

datang ke bank, radius area berubah menjadi 10 km

b. Document Check List yaitu penambahan fasilitas berarti nasabah

mengajukan pembiayaan mikro lagi/ pembiayaan produktif dengan ketentuan nasabah pada pembiayaan pertama telah berjalan setelah 6 tahun pada angsuran ke 6 menuju ke 7 dengan kondisi lancar persyaratannya jaminan untuk pencairan dan memeriksa kelengkapan data

c. Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP) adalah rangkuman dari hasil rangkuman dan hasil proposal yang dibuat.

d. LPBJ yaitu laporan penilaian barang jaminan yaitu berupa jenis jaminan,jenis dokumen,kendaraan syaratnya harus roda 2,4,6

e. Patokan harga dilihat dari PBB,Agen Properti,dan menanyakan ke daerah sekitar baik tetangga atau menanyakan harga pasaran jika ada rumah di sekitar yang ingin dijual

pasar dan kios di sepanjang jalan. Jika kios ada di pasar maka ada SHPTU (Surat Hak Pemakaian Tempat Usaha) sehingga memiliki nilai surplus h. Istilah LKN yaitu laporan kunjungan nasabah .LKN 1= laporan berisi

omset ,LKN 2 = laporan berupa biaya rumah tangga, biaya listrik (beban-beban) biaya transportasi, biaya masak ,LKN 3= berupa deskrispi yang bersifat narasi terhadap deskrispi ynagn bersifat narasi terhadap lama usaha bejalan, deskripsi dari LKN 1, omset, risiko usaha berupa persaingan usaha sejenis kualitas barang. Intinya LKN 3 yaitu resume dari LKN 1 dan 2 dimana LKN keduanya hanya berupa angka, tapi di LKN 3 berupa kata-kata

i. Dedupe yaitu data tersebut dicek apakah sudah menjaminkan barang jaminan ke BRI syariah lain

2. Bagaimana cara untuk menilai karakter calon nasabah?

Penilaian karakter calon nasavah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan investigasi atau penyidikan, Dengan wawanvara dapat dilihat dari cara nasabah melakukan tanya jawab dengan bank sepertt berkomunikasi dan respon nasabah saat diajukan pertanyaan sedangkan Investigasi atau penyidikan bertujuan untuk melihat karakter nasabah dari lingkungan tempat nasabah bertempat tinggal, tempat usaha atau sejenisnya.

syarat jaminan harus bersifat marketable, akses keadaan fisik bangunan penyusunan laporan tentang analisa pasar berupa LKN

4. Apakah yang dimaksud dengan akad pengikatan jaminan? Jaminan diserahkan kepada bank dimana akad ini dibagi menjadi dua yaitu a) akad di bawah tangan : ketentuan plafond 50 juta, pihak bank dengan legalisasi notaries (notaris menandatangani) dalam arti akad dilakukan oleh nasabah dan bank tetapi harus ditandatangani dan diketahui oleh notaris. Di bawah tangan akad berupa cessie, yaitu kios, jika akad fidusia berupa kendaraan, surat kuasa untuk menjual dan mengalihkan jaminan ketentuan di bawah 50 juta; b)Notarial diatas 50 juta yaitu menggunakan jasa notaris dalam pengikatan jaminan bagi pembiayaan di atas Rp 50 juta

5. Bagaimana persyaratn dalam pengajuan permohonan pembiayaan mikro? Syarat utama yaitu fotocopy KTP Suami Istri 1 lmbr, fotocopy KK (kartu susunan keluarga) 1 lmbr, fotocopy buku nikah 1 lmbr, NPWP :Jika plafond <50 juta maka tidak diwajibkan NPWP ,jika plafond >50 juta maka harus ada 6. Apakah sumber supplier juga dipertimbangkan dalam analisis pembiayaan?

Sumber supplier juga diperhitungkan karena supplier mempengaruhi calon nasabah berkaitan dengan pembayaran angsuran pembiayaan jika memiliki hubungan baik dengan antara nasabah dan supplier sehingga terkadang supplier memberikan tempo pembayaran sebulan/lebih. Hal tersebut dapat

itu nasabah sebaiknya memiliki minimal 2 supplier atau lebih lebih untuk mengantisipasi jika supplier utama mengalami kendala dalam pasokan maka ada supplier lain.sehingga ketika nasabah membutuhkan dan permintaan dari pembeli banyak nasabah dapat tetap memproduksi barang

7. Apakah tujuan dari BI Checking? BI Checking bertujuan untuk melihat pembayaran hutang di bank lain, melihat kolektibilitas pembiayaan/ tingkat kesehatan pembiayaan nasabah.

Jakarta,15 Juni 2011

Ressi Aryo