• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Penelitian penerapan Good Manufacturing Practices terkait produk IKM dapat diarahkan kepada produk IKM berkategori resiko tinggi terhadap keamanan pangan atau banyak yang menggunakan atau sering menggunakan zat tambahan yang dilarang oleh BPOM seperti minuman sirop, tahu, gula/permen.

DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini, S. 1997. Aspek Keamanan Penggunaan Bahan Kimia Pada Produk Pangan. Agritech. Vol. 17 No. 4 : 1-8

[Anonim], 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta.

[BAPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Jakarta : BAPPENAS.

Bas, M., Mariye Yüksel dan Tugba, C. ( 2007). Diffculties and barriers for the implementing of HACCP and food safety systems in food businesses in Turkey. Food Control 18 (2007) 124–130.

Ben Embarek, PK. 2004. Safe Food Supply and Global Health WHO’s Perspective. Proceeding 4th Asian Conference on Food Safety and Nutrition Safety, March 2-5, 2004; Nusa Dua – Bali, Indonesia

Bintoro VP , 2009. Peranan Ilmu dan Teknologi dalam Peningkatan Keamanan Pangan Asal Ternak. Makalah pada Forum Pengukuhan Guru Besar Fakultas Perternakan Universitas Diponegoro 22 Januari 2009, Semarang [terhubung berkala]. http://eprints.undip.ac.id/7028/1/V_Priyo.pdf [ 20 Febuari 2012].

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2004. Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Jakarta : BPOM.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Peranan Surveilan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu. Laporan Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan. 20 Juni 2005. Jakarta : BPOM.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2008. KLB Keracunan Pangan Tahun 2001-2006. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Jakarta : BPOM.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Data Strategis BPS. Jakarta : BPS.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 01- 4852-1998 : Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya. Jakarta : BSN.

[CAC] Codex Alimentarius Commission. 2003.Recommended International Code of Practice : General Principles of Food Hygiene. CAC/RCP 1- 1969, Rev.4-2003. Rome : CAC.

Darminto dan S. Bahri. 1996. “Mad Cow” dan penyakit sejenis lainnya pada hewan dan manusia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian

15(4): 84−88.Departemen Pertanian.[terhubung berkala] http://pustaka.litbang. deptan.go.id/ publikasi/p3283093.pdf.[ 20 Febuari 2012]

David FR. 2006. Strategic Management : Concepts and Cases. Ed ke-10. New Jersey.

[Deperin] Departemen Perindustrian. 2008. Potret Tiga Setengah Tahun Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Industri Manufaktur Tahun 2005-2009. Laporan Departemen Perindustrian Tahun 2008. Jakarta : Departemen Perindustrian.

Dewanti, R danNuraida, L. 2001. Keamanan Pangan Fungsional dan Suplemen Berbasis Pangan Tradisional. Prosiding Seminar Nasional Pangan Tradisional: Basis bagi Industri Pangan Fungsional dan Suplemen, 54-63. Pusat Kajian Makanan Tradisional IPB Bogor.

Dewanti, R. 2009. Implementation of food safety management at industri level in developing countries: is gmp/haccp confusing? Proceeding of International Seminar Current Issues and Challenges in Food safety.

[Ditjen POM] Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. 1996. Pedoman Penerapan Cara Produksi Pangan Yang Baik (CPPB). Jakarta : Ditjen POM, Departemen Kesehatan.

[Ditjen POM] Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan. 1996. Pedoman Umum HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Jakarta : Ditjen POM, Departemen Kesehatan.

[Ditjen PDN] Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. 1999. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta : Ditjen, PDN, Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Erlina, Rr. 2011. Strategi Pengembangan Agroindustri Bioetanol di Provinsi Lampung. [Disertasi]. Bogor: Fakultas Tehnologi Pertanian , Institut Pertanian Bogor.

Fardiaz, S. 1996. Pengenalan HACCP Pada Industri Pangan. Pelatihan Singkat Penerapan Cara Berproduksi Yang Baik dan HACCP, di Palembang, tanggal 10-11 Oktober 1996. Jakarta : Direktorat Jendral Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan

FAO (2006). Strenghtsening national food control systems. Guidelines to assess capacity building needs, Rome, Italy.

Girsang, CI. 2007. Formulasi Strategi Pengendalian Mutu Dan Keamanan Pangan Produk Crude Palm Oil Di PT. Perkenunan Nusantara III Dan Minyak Goreng Di PT. Astra Agro Lestari, Tbk. [Thesis]. Bogor. Fakultas Tehnologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hanani, N. 2009. Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015, Makalah Workshop II Ketahanan Pangan di Jawa Timur.

Hariyadi P. 2007. Upaya Peningkatan Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan melalui Ilmu dan Teknologi Pangan. Southeast Asian Food Science and Technology (SEAFAST) Center IPB. Bogor.

Hariyadi,P. 2008. Beban Ganda: Permasalahan Keamanan Pangan di Indonesia Artikel Pangan Edisi No. 51/XVIII/Juli-September/2008.

Herath, D. dan Henson, S. 2005. Identification and quantification of barriers to HACCP implementation: Evidence from Ontario Food Processing sector. Selected paper prepared for presentation at the American Agricultural Economics Association Annual Meeting, Providence, Rhode Island, July 24- 27, 2005

Hubeis, M. 1997. Menuju industri kecil profesional di era globalisasi melalui pemberdayaan manajemen industri. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Manajemen Industri, Fakultas Tehnologi Pertanian.Bogor : IPB.

Janes, FR. 1988. Interpretive Structural Modelling(ISM): a methodology for structuring complex issues. Transactions Institute of Measurement and Control, Vol. 10 No. 3, pp. 145-54.

Jaya, R., Machfud dan Ismail, M. 2011. Aplikasi teknik ISM dan ME-MCDM untuk identifikasi posisi pemangku kepentingan dan alternatif kegiatan untuk perbaikan mutu kopi gayo. Jurnal Teknologi Industi. Pertanian

Vol. 21 (1), 1-8.

Jharkharia,S. 2011. Interrelations of critical failure factors in ERP implementation: an ISM-based analysis. International Conference on Advanced Management Science. IPEDR vol.19 (2011). Singapore.

[KADIN] Kamar Dagang dan Industri Indonesia. 2010. Kebutuhan Teknologi dan Potensi Kerjasama Riset dengan Industri.[terhubung berkala] http:// www.ristek.go.id/file/upload/Pengumuman/2010/KADIN.pdf. [20 Januari 2012]

Karaman, A. D., Ferit Cobanoglu , Renan Tunalioglu and Gulden Ova , 2012. Barriers and benefits of the implementation of food safety management systems among the Turkish dairy industri: A case study. Food Control 25 (2012) 732- 739

Lawley R, Curtis L, and Davis J. 2008. The Food Safety Hazard Guidebook. RSC Publishing. Cambridge.

Machfud. 2001. Rekayasa model penunjang keputusan kelompok dengan fuzzy logic untuk system pengembangan agroindustri minyak atsiri.[Disertasi]. IPB. Bogor.

[Menpangan] Menteri Negara Urusan Pangan. 1996. Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan. Jakarta.

[Menpangan] Menteri Negara Urusan Pangan dan Hortikultura. 1999. Peraturan Pemerintah (PP) No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Kantor Menteri Negara Pangan dan Hortikultura. Jakarta.

Mirah, AD. 2007. Manajemen Stratejik Pengembangan Agroindustri Berbasis Unggulan Daerah. Disertasi. Pasca Sarjana Tehnologi Industri Pertanian. Bogor.

Nababan TR. 2007. Analisis Strategi Pemasaran Produk Home Industri Roti (Studi Kasus di Home Industri Marinda, Kelurahan Gunung Batu, Bogor). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pearce JA, Robinson RB. 1997. Manajemen Strategik :Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Maulana A, penerjemah; Jilid Satu. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Terjemahan dari: Strategic Managemen :Formulation, Implementation, and Controlling.

Purnawan, AH. 2010. Kajian pengembangan usaha IKM pangan komoditi roti dan kue di Kota Bogor (Studi kasus di industri kecil Elsari Bogor). [Thesis]. Program Studi Industri Kecil Menengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangkuti F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Rahayu, 2009. Disain Peningkatan Daya Saing Industri Pengolahan Ikan Berbasis Perbaikan Kinerja Mutu Dalam Rantai Pasokan Ikan Laut Tangkapan Di Wilayah Utara Jawa Barat.[Thesis]. Bogor : Fakultas Tehnologi Perikanan, Institut Pertanian Bogor.

Randell AW. 2000. International food standards : The Work of Codex. Di dalam : Rees N, Watson D, editor. International Standard for Food Safety. Maryland : An Aspen Publication.

Rahayu, W. P. 2008. KLB Keracunan Pangan Tahun 2008: Laporan Tahunan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI, Jakarta.

Riemann, H. and F.L. Bryan. 1979. Foodborne Infection and Intoxication. 2nd edition, Academic Press, Inc., San Diego.

Sarter S, Gilles dan Patrick Gilabert . 2010. A Swot analysis of HACCP implementation in Madagascar. Food Control 21 (2010) 253–259

Sarter, Gilles dan Samira Sarter. 2012. Promoting a culture of food safety to improve hygiene in small restaurants in Madagascar. Food Control 25 (2012) 165-1.

Sagheer, S., Yadav, S.S. and Deshmukh, S.G. 2008. An application of interpretative structural modeling of the compliance to food standards.

International Journal of Productivity and Performance Management Vol. 58 No. 2, 2009 p. 136-159.

Sapers GM, Gorny JR, and Yousef AE. 2006. Microbiology of Fruits and Vegetables. CRC Press.Boca Raton, London, New York.

Saxena, Sushil JP, Vrat P. 1992. Scenario Building: A Critical Study of Energy Conservation in The Indian Cement Industri. Technological Forecasting and Social Change 41: 121-146.

Siregar, D. 2009. Strategi Peningkatan Mutu Dan Keamanan Produk Olahan Markisa Di PT. Pintu Besar Selatan, Sumatera Utara. [Thesis]. Bogor. Fakultas Tehnologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sekretaris Jenderal Menteri Perindustrian. 2010. Rencana Strategis Kementerian Perindustrian tahun 2010-2014 dan Peran Daerah Dalam Menghadapi FTA. Yogyakarta: Menperin.

S.M. Osés , P.A. Luning , L. Jacxsens , S. Santillana , I. Jaime and J. Rovira . 2012. Food safety management system performance in the lamb chain.

Food Control 25 (2012) 493-500.

Sudibyo, A, Rahayu, SE, Rohaman, MM, Ridwan, IN, Sirait, SD, Aprianita, N dan Sutrisniati, D. 2001. Pengembangan dan Penerapan Sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Pada Industri Pangan di Indonesia. Warta IHP vol. 18 No. 1-2 : 7 – 18.

Sudibyo, A dan Sumarsi. 2004. Penelitian Terhadap Kesadaran dan Tanggung Jawab Industri Pangan Skala Kecil Dalam Memproduksi Pangan Yang Aman dan Bermutu. Warta IHP Vol. 21 No. 1 – 2 : 41-54.

Sukarman W. 2007. Modul Kuliah (MAN 542) Pengelolaan Industri : Peran Industri Perbankan dalam Mendukung Sektor UMKM di Indonesia. Bogor: Program Magister Profesional Industri Kecil Menengah Sekolah Pascasarjana IPB.

Supar. 2005. Keamanan pangan produk peternakan ditinjau dari aspek prapanen: Permasalahan dan solusi. Prosiding Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan Bogor, 14 September 2005. hlm. 56−60. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Stanton G. 2000. Food Safety and International Trade : The Role of The WTO and The SPS Agreement. Di dalam : Rees N, Watson D, editor. International Standard for Food Safety. Maryland : An Aspen Publication. Tarigan, A.B. 2010. Proses Produksi dan Pengawasan Mutu Roti di Perusahaan

Bogor Permai. Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Diploma, IPB.

Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Warfield, J. N. 1974a. Structuring complex systems, Battelle Monograph No 4, Battelle Memorial Institute, Columbus. Ohio, USA.

[WHO] World Health Organization. 1999. Report of WHO Food Safety Programme: Strategies for Strategies for Implementing HACCP in Small and/or Less Developed Businesses. The Netherlands The Hague.

Winarno FG. 1993. Makanan tradisional: keamanan, gizi, dan khasiat. Di dalam: Naskah Akademis Keamanan Pangan. IPB Press. Bogor.

Winarno FG. 1994. Mikrobiologi dan keamanan pangan. Di dalam: Naskah Akademis Keamanan Pangan. IPB Press. Bogor.

Winarno, F.G. 1997. Naskah Akademis. Keamanan Pangan. FTDC (Food Technology Development Center) Institut Pertanian Bogor.

Winarno, F.G. 2004. Keamanan Pangan, Cetakan 1 Jilid 2. M-Brio Press, Bogor. Wilcock, A., Ball, B., & Aung, M. 2011. Effective implementation of food safety

initiatives: Managers, food safety coordinators and production workers perspectives. Food Control 22 (2011) 27-33.

Yapp, C. dan Fairman, R. (2006). Factors affecting food safety compliance within small and medium-sized enterprises: implications for regulatory and enforcement strategies. Food Control 17 (2006) 42–51.

Lampiran 1 Kualifikasi pakar yang digunakan dalam penelitian

No Nama Pakar Jabatan Keahlian Terkait Aplikasi 1 Dra Nurhaedah, Apt Kepala Seksi Perbekas POM Dinas Kesehatan Kota Bogor - Petugas Penyuluh Keamanan Pangan

- Food District Inspector - Pengalaman kerja lebih dari 10 tahun terkait SP-PIRT

SWOT

2 Gupuh Samirono, BBA

Kepala Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor

- Petugas Pembina IKM - Pengalaman kerja lebih

dari 10 tahun terkait IKM bidang makanan

SWOT, ISM

3. Dr. Ratih Dewanti Hariyadi, MSc

Ketua Program Pasca Sarjana Ilmu Pangan FATETA IPB

- Dosen ilmu pangan - Asesor KAN bidang

HACCP dan SMKP - Anggota Sub Panitia

Teknis Sistem Manajemen Mutu bidang Pangan - Menjadi konsultan GMP/ HACCP/ SMKP di berbagai industri SWOT, ISM 4. Ir. Maman Rohaman, MSc Kepala Bidang Pengujian dan Sertifikasi Balai Besar Industri Agro

- Pengalaman kerja lebih dari 10 tahun terkait aspek GMP/HACCP - Peneliti bidang keamanan pangan - Auditor HACCP/ SMKP - Pengalaman konsultan GMP/ HACCP/ SMKP di berbagai industri SWOT, ISM 5 H Maman Surachman Pemilik ELsari Ketua Asosiasi IKM - Pengusaha bakery lebih dari 5 tahun

- Pengalaman

menerapkan GMP pada perusahaannya

Lampiran 4 Jumlah unit usaha industri di Kota Bogor tahun 2006 – 2011

Tahun (jumlah unit usaha) Presentase peningkatan (thn 2010- 2011) N O CABANG INDUSTRI ) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I. A .

INDUSTRI KIMIA, AGRO DAN HASIL HUTAN (IKAH)

INDUSTRI MENENGAH / BESAR

1. Makanan 2. Minuman

3. Kayu Olahan dan rotan 4. Pulp dan Kertas 5. Bahan Kimia dan karet 6.Bahan Galiannon logam 7. Kimia 9 8 10 8 6 2 5 15 9 10 10 7 2 8 22 9 11 11 7 2 6 25 12 12 11 8 2 8 25 13 13 12 9 2 9 25 14 13 13 11 2 9 48 59 68 78 83 87 4.82 B INDUSTRI KECIL FORMAL 1.Makanan 2. Minuman

3. Kayu Olahan dan rotan 4. Pulp dan Kertas 5. Bahan Kimia dan karet 6.Bahan Galiannon logam 7. Kimia 180 40 111 79 13 37 43 193 49 114 79 13 37 58 213 58 118 83 23 37 61 225 61 120 92 23 37 65 240 69 120 93 23 37 71 263 78 121 100 24 37 78 503 543 593 623 653 701 7.35 C INDUSTRI KECIL NON FORMAL 1. Makanan 2. Minuman

3. Kayu Olahan dan rotan 4. Pulp dan Kertas 5. Bahan Kimia dan karet 6.Bahan Galiannon logam 7. Kimia 979 203 80 28 - 35 23 998 207 82 33 - 35 23 1.017 211 84 34 - 36 25 1.037 216 84 37 - 36 28 1.057 221 84 41 - 36 31 1.078 226 84 47 - 36 35 1,348 1.378 1.407 1.438 1.470 1.506 2.45 Sub Total I 1.899 1.980 2.068 2.139 2.206 2.294 3.99 II A INDUSTRI LOGAM, MESIN, ELEKTRONIKA DAN ANEKA INDUSTRI MENENGAH / BESAR 44 44 46 48 49 56 14.29 B INDUSTRI KECIL FORMAL 340 347 363 331 336 338 0.60 C INDUSTRI KECIL NON FORMAL 703 715 731 748 765 789 3.14 Sub Total II 1.087 1.106 1.140 1.127 1.150 1.183 2.87 Total 2.986 3.086 3.208 3.266 3.356 3.477 3.61 Sumber : Dinas Perindagkop Kota Bogor diolah

Lampiran 5 Industri roti yang terdaftar di Dinasperindag Kota Bogor

NO Nama Industri Jenis Komoditi Unit 

Kapasitas Produksi 

Per tahun Nilai Investasi (RP) Tenaga Kerja

1 Parkindo Lestari  Roti Buah 150.000 17,500,000 30

2 PT Dunkindo Lestari   Roti Kg 100.000 17,500,000 30

3 PT Talkindo Selaksa A. Roti Buah 1.400.000 231,180,000 29

4 PT Hero Supermarket, tbk Roti buah 120.000 1,100,000 28

5 Bogor Permai  Roti Buah 1.080.000 359,300,000 25

6 Dwi Kandi  Roti Buah 195.000 22,700,000 24

7 Tista Roti Kue Buah 360.000 25,000,000 20

8 PT Matahari Putra Prima Roti Buah 57.600 248,000,000 15

9 Lautan Bakery   Roti Kg 39.000 34,500,000 15

10 Merdeka   Roti Buah 270.000 175,000,000 14

11 Mahkota Bakery   Roti Buah 600.000 16,000,000 12

12 PT. Ramayana Kg 7.200 41,000,000 12

13 Shany Bakery  Roti Buah 200.000 11,000,000 11

14 Tan Tjoan  Roti Buah 150.000 13,000,000 11

15 Venus   Roti Buah 1.800.000 364,700,000 11

16 Berkah  Roti Buah 750.000 2,680,000 10

17 Evy Boy   Roti, Kue Buah 500.000 20,000,000 10

18 Elsari   Roti/Brwonies Buah 16.800 85,000,000 10

19 De Paris Roti   Roti Buah 270.000 120,000,000 9

20 PT Mustika Citra Rasa Holla Roti Buah 46.000 140,400,000 9

21 Meridien  Roti Buah 150.000 15,000,000 8

22 Noora Cake   Roti Buah 30.000 30,000,000 8

23 Sukses Bakeri   Roti Buah 780.000 14,600,000 7

24 Yun Yen   Roti Buah 500.000 1,350,000 6

25 Nila Rosa Bakery   Roti Dus 50.000 10,000,000 6

26 Family Bakery  Roti Buah 180.000 15,000,000 6

27 Delicius Roti Kg 4000 16,000,000 6

28 Bogasari  Roti Buah 150.000 3,000,000 6

29 Heroy Sari   Roti Buah 100.000 3,500,000 6

30 SAE Roti  Roti Buah 750.000 30,000,000 6

31 Dahlan Zein  Roti Buah 180.000 8,500,000 6

32 PIA Apple  Pie Apple Loyang 7.500 81,500,000 6

33 Manis Bakery  Roti Buah 260.000 1,250,000 5

34 Bambi  Roti dan kue   Buah 2.600.000 28,000,000 5

35 PT Eka Dasa Perkasa  Roti Buah 180.000 3,500,000 5

36 Rifia  Roti Buah 50.000 40,000,000 5

37 3 Roses Roti, Kue Kg 1.200 49,470,000 5

38 Jumbo Bakery    Roti Buah 108.000 80,000,000 5

39 Surya bakery  Roti Buah 180.000 1,200,000 4

40 Dwi Rabo Bakery   Roti Buah 180.000 2,000,000 4

41 Azakia Cake &Bakery Roti, kue Kg 1.500 40,060,000 4

42 Keisha Kue Loyang 9.216 45,800,000 4

43 Singapore Bakery Roti, kue Kg 12.000 49,770,000 4

44 Mekar Jaya  Roti Buah 75.000 9,800,000 4

45 Edi's Bakery   Roti Buah 35.000 19,300,000 3

46 Pelangi   Kue Kg 50.000 3,000,000 3

Lampiran 6 Industri roti yang mendapatkan SP-PIRT dari Dinas Kesehatan Bogor

No Nama Industri/pemilik Jenis Komoditi Nilai hasil 

Pemeriksaan Sarana  Produksi

Tahun Terbit  Sertifikat

1 Bie‐bie brownies Kategori B 2006 2 Lasalie Cake Cake Kategori B 2006 3 Andrea Roti Kategori B 2006 4 Bogor Permai Roti Kategori B 2006 5 Lita Dewi Roti‐kue Kategori B 2006 6 Iis Rosita Sari Roti, cake Kategori B 2006 7 Mitra Resa brownies Kategori B 2007 8 Novin Bakery Roti‐kue Kategori B 2007 9 Jumbo bakery Roti Kategori B 2007 10 Ika Sukaesih Roti‐kue Kategori B 2007 11 BreadCo Yogya  Roti Kategori B 2007 12 BreadCodYogya surken Roti Kategori B 2010 13 Shofie Indri Notari brownies Kategori C 2006 14 Maya bakery  roti‐kue Kategori C 2006 15 Nora Bakery roti‐kue Kategori C 2006 16 Teratai roti‐kue Kategori C 2006 17 Siti solekhah Kue Kategori C 2006 18 Wagito Kue Kategori C 2006 19 Simon bakery Roti Kategori C 2006 20 Mom's bakery Roti‐kue Kategori C 2006 21 Ine Agustiany Roti Kategori C 2006 22 De Paris Roti, cake Kategori C 2007 23 Roti lestari roti‐kue Kategori C 2007 24 Roti singapore roti Kategori C 2007 25 Mona bakery  Roti‐kue Kategori C 2007 26 Vina lesmana Roti‐kue Kategori C 2007 27 My Bread rotiku Roti Kategori C 2007 28 La Sandy Roti Kategori C 2007 29 Natasha Roti‐kue Kategori C 2008 30 Lilly Kusumawati Roti‐kue Kategori C 2008 31 Jawara bakery Roti Kategori C 2008 32 Galuh Sari Roti‐kue Kategori C 2008 33 Roti gantang Roti Kategori C 2008 34 Foodmart ekalos Roti‐kue Kategori C 2008 35 Mimi roti Roti Kategori C 2008 36 Sarah bakery & cake Roti, cake Kategori C 2010 37 AlexCornus Roti Kategori C 2010 38 Rivara Roti Kategori C 2010 39 Firda sari Roti, kue Kategori C 2010 40 Roti Venus Bakery Roti, kue Kategori C 2010 41 Abdul Hamid Roti Kategori C 2010 42 Akazia Cake Roti, cake Kategori C 2011 43 Heroy sari Roti, kue Kategori C 2011 44 Proboningsih Roti, kue Kategori C 2011 45 The Cake House  Roti, cake Kategori C 2011 46 Cecep Solihin Roti Kategori C 2011 47 Sunandar bakery Roti Kategori C 2011

48 Hoip Roti Kategori K (aplikasi2009) 49 Andry Syarifudin Roti Kategori K (aplikasi2012)

Dengan kriteria penilaian masing-masing unsur sebagai berikut :

GRUP A : LINGKUNGAN PRODUKSI

1. Semak

B : bebas dari semak belukar/rumput liar di dalam maupun di luar halaman. C : bebas dari semak belukar/rumput liar di dalam halaman

K : terlihat semak belukar/rumput liar di dalam maupun di luar halaman. 2. Tempat sampah

B : jumlahnya cukup dan selalu tertutup C : jumlahnya cukup tetapi sebagian terbuka. K : jumlah kurang dan selalu terbuka. 3. Sampah

B : bebas dari sampah di dalam maupun di luar sarana produksi C : bebas dari sampah di dalam sarana produksi

K : terlihat sampah di dalam maupun di luar sarana produksi 4. Selokan

B : ada selokan dan berfungsi dengan baik. C : ada selokan dan tidak berfungsi dengan baik. K : tidak ada selokan

GRUP B : BANGUNAN DAN FASILITAS

B.1. Ruang Produksi

1. Konstruksi lantai

B : kedap air, rata, halus tetapi tidak licin, kuat, dibuat miring mudah dibersihkan C : tidak seluruhnya seperti (B) tetapi mudah dibersihkan

K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan. 2. Kebersihaan lantai

B : lantai selalu dalam keadaan bersih C : lantai dalam keadaan kurang bersih K : lantai dalam keadaan kotor

3. Konstruksi dinding

B : kedap air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah mengelupas, dan kuat sehingga mudah dibersihkan

C : tidak seluruhnya seperti (B) tetapi mudah dibersihkan K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan

4. Kebersihan dinding

B : dinding selalu dalam keadaan bersih. C : dinding dalam keadaan kurang bersih K : dinding dalam keadaan kotor

5. Konstruksi langit langit

B : terbuat dari bahan tahan lama, tidak bocor, tidak berlubanglubang dan tidak mudah mengelupas sehingga mudah dibersihkan

C : tidak seluruhnya seperti (B) tetapi mudah dibersihkan K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan

6. Kebersihan langit-langit

B : langit-langit selalu dalam keadaan bersih C : langit-langit dalam keadaan kurang bersih K : langit-langit dalam keadaan kotor

7. Konstruksi pintu jendela dan lubang angin

dibuka tutup dengan baik, dilengkapi kasa yang dapat dilepas sehingga mudah dibersihkan

C : tidak seluruhnya seperti (B) tetapi mudah dibersihkan K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan

8. Kebersihan pintu, jendela, dan lubang angin

B : pintu, jendela, dan lubang angin selalu dalam keadaan bersih C : pintu, jendela, dan lubang angin selalu dalam keadaan kurang bersih K : pintu, jendela, dan lubang angin dalam keadaan kotor

B.2. Kelengkapan Ruang Produksi

1. Penerangan

B : ruang produksi cukup terang K : ruang produksi kurang terang Penilaian unsur hanya ada "B" dan "K

2. Perlengkapan pertolonggan pertama pada kecelakaan (P3K) B : ada perlengkapan P3K yang memadai

C : ada perlengkapan P3K yang tidak memadai K : tidak ada perlengkapan P3K

B.3. Tempat Penyimpanan

1. Tempat Penyimpanan Bahan dan Produk:

B : tempat penyimpanan bahan pangan dengan produk akhir terpisah dan selalu dalam keadaan bersih

C : tersedia tempat penyimpanan seperti (B) tetapi tidak teratur dan kurang bersih K : tempat penyimpanan tidak terpisah

2. Tempat Penyimpanan Bahan Bukan Pangan

B : tempat penyimpanan bahan bukan pangan terpisah dengan bahan pangan dan produk akhir serta selalu dalam keadaan.bersih

K : tidak ada tempat penyimpanan terpisah unnk bahan bukan pangan Penilaian unsur hanya ada "B" dan "K

GRUP C : PERALATAN PRODUKS1

1. Konstruksi

B : Terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat, mudah dibongkar pasang sehingga mudah dibersihkan

K : Peralatan kotor, bocor, serta permukan yang kontak langsung dengan pangan bercelah, mengelupas, dan menyerap air.

Penilaian unsur hanya ada "B" dan "K". 2. TataLetak

B : diletakkan sesuai urutan proses produksi C : diletakkan kurang sesuai urutan proses produksi K : diletakkan tidak sesuai urutan proses produksi 3. Kebersihan

B : semua peralatan produksi berfungsi dengan balk dan selalu dalam keadaan bersih C : sebagian peralatan produksi dalam keadaan kurang bersih

K : peralatan produksi dalam keadaan kotor

GRUP D : SUPLAI AIR

1. Sumber Air

B : air berasal dari sumber yang bersih dan dalam jumlah yang cukup K : air berasal dari sumber yang kotor

Penilaian unsur hanya ada "B" dan "K". 2. Penggunaan air

B : air untuk pengolahan pangan dan untuk keperluan lain memenuhi persyaratan air bersih K : air untuk pengolahan pangan dan untuk keperluan lain tidak

memenuhi persyaratan air bersih Penilaian unsur hanya ada "B" dan "K".

3. Air yang Konlak Langsung Dengan Pangan : B : memenuhi persyaratan air minum

K : tidak memenuhi persyaratan air minum unsur hanya ada "B" dan "K".

GRUP E : FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE DAN SANITASI

E.1. Alat Cuci/Pembersih 1. Ketersediaan Alat

B : tersedia alat cuci/pembersih dan selalu dalam keadaan bersih K : tersedia alat cuci/pembersih dalam keadaan kotor

Penilaian unsur hanya ada "B" dan "K". E.2. Fasilitas Higiene Karyawan

1. Tempat Cuci Tangan

B : ada tempat cuci tangan lengkap dengan sabun dan lap bersih C : ada tempat cuci tangan tetapi tidak dilengkapi sabun dan lap bersih K : tempat cuci tangan kotor dan atau tidak ada tempat cuci tangan 2. Jamban/Toilet

B : jumlahnya cukup, pintu selalu tertutup dan dalam keadaan bersih C : jumlahnya cukup, pintu terbuka langsung ke ruang produksi K : jumlahnya kurang dan kotor

E.3. Kegiatan Higiene dan Sanitasi 1. Penanggungjawab

B : ada penanggung jawab kegiatan dan pengawasan dilakukan secara rutin C : ada penanggung jawab kegiatan tetapi pengawasan tidak dilakukan secara rutin K : tidak ditunjuk penanggung jawab kegiatan

2. Penggunaan deterjen dan disinfektan

B : sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan K : tidak sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan penilaian unsur hanya ada "B" dan " K"

GRUP F : PENGENDALIAN HAMA

1. Hewan Peliharaan

B : hewan peliharaan tidak berkeliaran di sarana produksi K : hewan peliharaan berkeliaran di sarana produksi Penilaian unsur hanya ada "B" dan "K".

2. Pencegahan masuknya hama

B : Ada upaya mencegah masuknya hama dan tidak terlihat indikasi adanya hama C : Ada upaya mencegah masuknya hama tetapi masih terlihat indikasi adanya hama K : tidak ada upaya mencegah masuknya hama

3. Pemberantasan Hama

B : upaya memberantas hama tidak mencemari pangan