• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. 4. 1. Indikator Kinerja Sektor Jalan di Indonesia

II.4.1.1 World Bank (1995):Improving Performance Indicators for The Road

Subsector in Indonesia

World Bank melakukan studi ini bekerjasama dengan eks. Departemen PU pada Tahun 1995. Tujuan World Bank melakukan studi ini adalah untuk menjalankan sejumlah kepentingan mereka di Indonesia, antara lain: memonitor efektifitas kebijakan, mendiagnosa beberapa isu yang penting dan diprioritaskan, evaluasi keputusan dalam manajemen-alokasi, memberikan sinyal peringatan terhadap adanya permasalahan, insentif efisiensi, perbandingan antar sektor dan antar wilayah, menelusuri kecenderungan perkembangan sub sektor transportasi jalan di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan.

Dalam metodologi evaluasi yang digunakan dalam studi ini, diajukan tiga kelompok perspektif untuk mengembangkan indikator penilaian kinerja dari subsektor jalan di Indonesia, yakni: subsektor itu sendiri, penyediaan, dan penggunaan. Tabel II.2 menyajikan daftar indikator yang dikembangkan dalam studi tersebut berikut dimensi yang digunakan.

Daftar indikator yang dikembangkan oleh World Bank untuk subsektor jalan di Indonesia ini terlihat relatif panjang dan tidak semuanya operatif untuk dilaksanakan dalam implementasi evaluasi dan perencanaan program prasarana jalan di Indonesia, apalagi adanya batasan SDM, data dan model estimasi indikator yang tersedia.

Tabel II.2 Indikator Kinerja Subsektor Jalan di Indonesia (World Bank, 1995)

Perspektif Sub perspektif Indikator Kinerja Dimensi

sub sektor

Aset

Panjang jalan km per kelas jalan Panjang jalan per tipe struktur m, per type struktur Kepadatan jaringan km/100 km2, km/cp Kapasitas jaringan lane-km/veh

Lingkungan pengguna

Jumlah armada kendaraan annual registration Tingkat motorisasi kendaraan per kapita Kepemilikan kendaraan publik/komersial/pribadi Perjalanan kendaraan juta kend-km/tahun Perjalanan penumpang juta pnp-km/tahun Perjalanan barang juta ton-km/tahun

Nilai

Nilai penggantian aset trilyun rupiah Nilai penggantian kendaraan trilyun rupiah Nilai depresiasi aset % nilai penggantian Nilai depresiasi kendaraan % nilai penggantian Biaya transportasi jalan trilyun rupiah Pengeluaran jalan trilyun rupiah Biaya subsektor transportasi

jalan

Tabel II.2 (Lanjutan) Indikator Kinerja Subsektor Jalan di Indonesia (World Bank, 1995)

Perspektif Sub perspektif Indikator Kinerja Dimensi

Ekonomi

Biaya sub umula jalan % GDP Sustainabilitas-luas

jalan/GDP lane-km/juta rupiah Buruh-tenaga kerja jumlah, menurut tipe Kesehatan fatalitas dan

casualties Jumlah Energi : konsumsi energi,

bahan bakar Gjoule, Liter Emisi–total per jenis emisi Nox, Sox, partikel Finansial

Tingkat pengembalian biaya Pengembalian/pengeluaran(%)

Pinjaman % pengeluaran

Pengeluaran subsektor % pengeluaran pemerintah

Struktur

Struktur kepemilikan Kebijakan /manajemen/ Badan otonomi implementasi

Pemisahan kekuasaan Pengeluaran publik/pribadi Penyediaan

Produktifitas

Pengeluaran Preservasi, operasi

pengembangan- trilyun rupiah Pekerjaan Preservasi, pengembangan: RM,

RH, RB, RD, BR–km

Efektifitas-Preservasi Aset

Penghematan pengguna Trilyun rupiah/tahun Standar preservasi perkerasan per panjang (%),

jembatan per jumlah (%) Kondisi aset perkerasan per panjang (%),

jembatan per jumlah (%)

Efektifitas-Pengembangan

Ekstensi/penambahan

jaringan km-panjang, %

Pengurangan luas jalan yg

macet jalur-km, % luas macet

Pengurangan umulativ substandar

km panjang, % panjang kumulative

Penambahan infrastruktur

stabil km panjang, % penambahan

Efektifitas-Program

Manfaat program NPV, rata-rata NPV/km Penghematan program-rasio

pengeluaran Peghematan pengguna/total Pengembalian ekonomi

program minimum& median IRR

Tabel II.2 (Lanjutan) Indikator Kinerja Subsektor Jalan di Indonesia (World Bank, 1995)

Perspektif Sub perspektif Indikator Kinerja Dimensi

Efektifitas-Keselamatan Pengurangan fatalitas % Pengurangan resiko kecelakaan % Pengurangan kejadian

kecelakaan %, jumlah per tipe

Penggunaan sumber daya

Material (kualitas batu, aspal, semen) ton Recycling rate ton, % total per jenis material Konsumsi energi-bahan

bakar Liter, Gjoule digunakan

Emisi-dari penggunaan Nox, Sox, partikel Institusional Pengeluaran kontrak Trilyun Rupiah, % total pengguna

Kualitas pelayanan

Surface ride quality % perjalanan kendaraan perRQ level

Kualitas koridor jalan % perjalanan kendaraan per standar

Keberadaanblackspot major spot/km jaringan

Mobilitas

Perjalanan tahunan Km/tahun/kendaraan per kelas kendaraan

Kecepatan perjalanan Sampel per kelas jalan Total tundaan kendaraan-jam

Penutupan jalan fasilitas-hari, per kelas Tingkat Resiko

Kecelakaan

Resiko fatalitas fatalitas/ juta kend-km Resiko dampak kecelakaan dampak/ juta kend-km Resiko kejadian kecelakaan kecelakaan/ juta kend-km Biaya

Indeks biaya operasi kend.

(BOK) BOK rata-rata/BOK dasar

Penghematan BOK Rp/kend-km,% Penggunaan

sumber daya

Konsumsi bahan bakar tahunan per pengguna (GL/kendaraan)

Emisi Tahunan, per tipe pengguna dan tipe polutan

II.4.1.2 Paket D-7: Penyusunan Performance Indikator Jalan (Eks. Bina Marga, 2000)

Dalam rangkaian proyek Tahun 1999/2000 Eks. Ditjen Bina Marga Departemen PU melaksanakan studi mengenai pengembangan performance indikator dengan sampel di beberapa propinsi. Studi ini diharapkan mengacu dan

menyempurnakan hasil studi yang telah dilaksanakan oleh World Bank 1995 (meski mungkin pendekatannya berbeda). Tabel II.3 menyajikan indikator kinerja jalan yang dikembangkan dari studi tersebut.

Tabel II.3 Indikator Kinerja Jalan: Jangka Pendek (Eks. Ditjen Bina Marga, 2000)

Pihak Aspek

penilaian Indikator Dimensi

Penyedia jalan

Produktifitas

Pengeluaran pembangunan, pemeliharaan, operasional (Milyar Rp) Penghematan kerja pembangunan, pemeliharaan,

operasional (Milyar Rp/th)

Efektifitas Preservasi aset

Standar preservasi Perkerasan-panjang km, % jumlah jembatan / panjang

Kondisi aset Perkerasan-panjang km, % jumlah jembatan / panjang

Efektifitas produksi prasarana

Produksi yang terjadi dari penyediaan

kg produksi/th tiap km atau km2 jalan, Rp/th/km atau km2 Efektifitas

biaya

Perubahan kualitas jalan vs volume dan biaya yang dikeluarkan

(m/km)/(smp-Rp)

Nilai lahan Nilai/harga tanah nilai riil, nilai jual obyek pajak Institusional Pengeluaran kontrak Milyar Rp, % total

Pembina

Jalan Aset Panjang jalan km (berdasarkan kelas jalan) Finansial Pengeluaran sub sektor % pengeluaran pemerintah Struktur

Struktur kepemilikan program berdasarkan tingkat desentralisasi

% program jalan yang dikelola daerah/total program

Pengguna jalan

Mobilitas Waktu perjalanan Sampel dari tiap kelas jalan Tingkat resiko resiko fatalitas Kematian/juta kendaraan-km Biaya

pengguna

Indeks biaya operasi

kendaraan BOK rata-rata

Biaya sumber

daya Konsumsi bahan bakar Liter/kendaraan tahunan Non-user Nilai lahan Nilai/harga tanah nilai riil, nilai jual obyek pajak

Lingkungan Tingkat polusi polusi suara (dB) , emisi gas buang (ton/tahun)

Indikator kinerja tersebut dipisahkan sesuai sudut pandang stakeholders, yakni: penyedia jalan, pembina jalan, pengguna jalan, dan non-user. Beberapa aspek penilaian sudah menyertakan indikator efektifitas dari sisi penyedia jalan, seperti: efektifitas preservasi aset, efektifitas program, dan efektifitas produksi prasarana, dan efektifitas biaya. Masih terlihat sejumlah redundansi antar indikator di setiap kelompok perspektif, karena konteks kebijakan atau cara pandang penyedia dan pembina jalan, dalam hal ini Depkimpraswil, sebenarnya merupakan representasi dari elaborasi kepentingan semua strakeholders sehingga perspektifnya sangat komprehensif.

II.4.1.3 Paket K-5: Pengembangan Indikator Kinerja Manfaat dan Dampak Pembangunan Jalan (Deputi II Bidang PSW, Eks. Kantor Meneg PU, 2000)

Studi ini mencoba menyempurnakan hasil studi terdahulu oleh World Bank (1995) dan Paket-D5 (1999). Konsep ini mengadopsi pendekatan makro dengan indikator yang dibagi ke dalam 5 aspek yakni input, output, outcome, benefit, danimpact.

Penyeleksian indikator dilakukan dalam 2 tahap, di mana tahap I digunakan kriteria pemilihan yang berkaitan dengan karakteristik indikator secara individual, yakni: seminimal mungkin, cukup lengkap, praktis/operasional, bukan redundant, dan independen. Tabel II.4 memberikan daftar indikator yang diusulkan dalam studi tersebut hasil seleksi Tahap I.

Tabel II.4 Indikator Kinerja Manfaat dan Dampak Pembangunan Jalan (Eks. Kantor Meneg PU, 2000)

Aspek Definisi Aspek / Kriteria / Dimension Indikator Input (Masukan) Masukan-masukan yang digunakan/ dimanfaatkan untuk menangani kegiatan proyek pengembangan jaringan jalan

Produktivitas Pengeluaran Pembangunan Pengeluaran Pemeliharan

Finansial Pengeluaran pemerintah untuk sub sektor jalan

Institusional Pengeluaran kontrak pembangunan jalan

Struktur Struktur kepemilikan program berdasarkan tingkat desentralisasi Output

(Keluaran)

Pencapaian sasaran fisik/target fisik pengembangan jaringan jalan yang telah ditangani

Aset

Panjang jalan arteri Panjang jalan kolektor Panjang jalan local

Efektifitas Preservasi Aset

Preservasi perkerasan jalan yang ditangani

Preservasi jembatan yang ditangani Kondisi Aset perkerasan (baik) Kondisi Aset jembatan (baik) Kualitas jalan (dalam IRI) Outcome

(Hasil)

Pencapaian Misi & kebi- jaksanaan pengembangan Jaringan Jalan, keterpa- duan fungsi Prasarana Wilayah, sebagai hasil dari kegiatan pengem-bangan jaringan jalan

Efektifitas Produksi

Produksi yg terjadi (volume lalu lintas) Produksi yg terjadi (Nisbah volume thd kapasitas)

Mobilitas Waktu perjalanan (kecepatan rata-rata) Hankam

Pertahanan Nasional (Aksesibilitas wilayah thd instalasi militer–jarak rata-rata ke sistem jaringan primer) Benefit

(Manfaat)

Pencapaian terhadap sasaran pembangunan nasional, nilai guna yang disumbangkan oleh jaringan jalan sebagai dukungan terhadap aspek sosial & perekonomian

Efektifitas program

Manfaat program

Biaya operasi kendaraan rata-rata Tingkat resiko Resiko fatalities

Biaya sumber daya

Konsumsi bahan bakar

Impact (Dampak)

Dampak pengembangan

jaringan jalan terhadap kesejahteraan

masyarakat dan daerah

Lingkungan Tingkat polusi suara Tingkat polusi udara Nilai/harga riil tanah

Lebih lanjut, dalam Tahap II studi ini juga merekomendasikan pemanfaatan daftar indikator dalam setiap tahap penyelenggaraan jalan, mulai dari proses kebijakan, perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, dan evaluasi dan monitoring. Adapun rekomendasinya disampaikan pada Tabel II.5

Rekomendasi yang disampaikan pada Tabel II.4 sangat relevan dengan indikator efektifitas program prasarana jalan yang dikembangkan dalam studi ini, dimana dalam konteks pemprograman maka rekomendasi yang terkait dengan kegiatan perencanaan strategis serta monitoring dan evaluasi merupakan indikator yang paling cocok untuk dipakai dalam proses evaluasi efektifitas program. Apalagi dengan indikator yang dipisahkan menurut aspek input, output, outcome, benefit/impact akan memudahkan dalam mendefinisikan tingkat efektifitas suatu program.

Tabel II.5 Rekomendasi Penggunaan Indikator Kinerja Manfaat dan Dampak Pembangunan Jalan (Meneg PU, 2000)

Indikator Satuan Penggunaan Indikator Perencanaan Strategis Pembangunan (Construction) Operasi & Pemeliharaan Monitoring & Evaluasi Pengeluaran Pembangunan

& Peningkatan milyar Rp. X X X

Pengeluaran Pemeliharan milyar Rp. X X X

Pengeluaran pemerintah

untuk sub sektor jalan % thd APBD X X X

Pengeluaran kontrak pembangunan jalan Milyar Rp. X X X % thd pengeluaran sub sektor jalan X X X X Struktur kepemilikan program berdasarkan tingkat desentralisasi % km program jalan yang dikelola daerah thd total km X X X

Tabel II.5 (Lanjutan) Rekomendasi Penggunaan Indikator Kinerja Manfaat dan Dampak Pembangunan Jalan (Meneg PU, 2000)

Indikator Satuan Penggunaan Indikator Perencanaan Strategis Pembangunan (Construction) Operasi & Pemeliharaan Monitoring & Evaluasi

Panjang jalan arteri Km X X X X

Panjang jalan kolektor Km X X X X

Preservasi perkerasan jalan yg

ditangani % - km X X X

Preservasi jembatan yg

ditangani % - jumlah X X X

Kondisi Aset perkerasan (baik)

% - km jln dgn

IRI < 6 m/km X X X

Kondisi Aset jembatan

(baik) % - jumlah X X X

Produksi yg terjadi (volume lalu lintas)

kend-km/thn X X X pen-km/thn X X ton-km/thn X X Produksi yg terjadi (Nisbah volume thd kapasitas) % km > 0,85 X X X

Waktu perjalanan (kec.

rata2) km/jam X X X

Indek biaya operasi

kendaraan Rp/km X X X

Biaya perjalanan orang Rp/km/orang X X

Biaya perjalanan barang Rp/km/ton X X

Resiko fatalities Kematian/juta

kendaraan-km X X X

Konsumsi bahan bakar Liter/tahun X X

Tingkat polusi suara DB X X

Tingkat polusi udara Nox, Sox,

particulates X X

Ekonomi PDRB X

Pertumbuhan

II.4.1.4 Paket-3: Pengembangan Efektifitas Pelaksanaan Program Penanganan Prasarana Kimpraswil terhadap Pengembangan Wilayah (Setjen Depkimpraswil, 2003)

Studi ini merupakan studi termutakhir yang mencoba mengembangkan suatu penilaian terhadap efektifitas program prasarana wilayah dalam hal ini adalah jalan. Indikator yang digunakan dalam analisis disampaikan pada Tabel II.6

Tabel II.6 Indikator Efektifitas Pelaksanaan Program Prasarana Kimpraswil (Setjen Depkimpraswil, 2003)

Indikator Notasi Dimensi

Ketersediaan

prasarana jalan Ktj Panjang total jaringan jalan per luas wilayah (km/km2) Kinerja jaringan

jalan Knj Panjang jalan mantap per total panjang jaringan jalan (%) Beban lalulintas Bln Panjang total jaringan jalan per jumlah kendaraan(km/smp) Pelayanan

prasarana jalan Pyp

Panjang total jaringan jalan per jumlah penduduk (km/orang)

Studi ini memunculkan suatu nilai kinerja yang disebut Indeks Prasarana Jalan (IPJ) yang dinilai dengan membobotkan setiap indikator dengan 2 skenario, yakni: setiap indikator diberi bobot yang sama (yakni=1) dan setiap indikator diberikan bobot yang berbeda (Ktj=2, Knj=3, Bln=2,Pyp=2), sehingga IPJ dapat dihitung sbb:

IPJsama= (Ktj+Knj + Bln +Pyp)/4... (2.1)

IPJbeda= (Ktj*2 +Knj*3 +Bln*2 +Pyp*2)/9... (2.2)

Terlihat adanya kristalisasi dari indikator yang digunakan hanya menjadi 4, yakni: ketersediaan prasarana jalan, kinerja jaringan jalan, beban lalulintas, dan

pelayanan prasarana jalan. Pada dasarnya indikator ketersediaan dan pelayanan prasarana jalan ini mirip dengan indikator yang disampaikan dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) Jalan yang disampaikan melalui Kepmenkimpraswil No. 534/KPTS/M/2001.

Dalam SPM prasarana tersebut dengan jelas disampaikan beberapa indikasi mengenai kondisi minimum dari pelayanan prasarana jalan yang harus disediakan pembina jalan di setiap level (Jalan Nasional untuk Pusat, Jalan Provinsi untuk Pemprov, dan Jalan Kab/Kota untuk Jalan Kab/Kota), terutama terkait dengan: aspek aksesibilitas jalan (km/km2), aspek mobilitas (km/1000 penduduk), kondisi jalan (IRI dan RCI), serta kondisi pelayanan (kecepatan, km/jam).

Dalam indikator yang digunakan dalam studi Paket-3 ini tidak secara langsung mengaitkan antara kegiatan program penanganan jalan yang dilaksanakan dengan tampilan indikator yang dihasilkan, meskipun dalam dokumen laporan akhir disampaikan juga mengenai data pendanaan di setiap wilayah studi, baik dana dari Pusat maupun Daerah.

Klasifikasi atau pembandingan IPJ antar wilayah dilakukan dengan merelatifkan IPJ suatu wilayah dengan nilai PDRB suatu wilayah, misalnya: IPJ diatas rata-rata dan PDRB diatas rata-rata, atau sebaliknya IPJ di bawah rata-rata dan PDRB di bawah rata-rata.

Penghitungan kebutuhan biaya juga dilakukan dalam studi ini, dengan mengasumsikan 80% dari total panjang jalan dilakukan pemeliharaan rutin, 15% berkala, dan 5% peningkatan. Tidak ada kebutuhan pembangunan jalan yang

jalan yang memungkinkan adanya kebutuhan pembangunan jalan untuk memenuhi tingkatan suplai jalan tertentu.

Dari hasil review ini terdapat beberapa kritik mendasar atas hasil studi Paket-3 ini yang sangat berharga untuk pelaksanaan studi ini, diantaranya:

a. Indikator efektifitas yang terdiri dari 4 variabel (Ktj, Knj, Bln, Pyp) semuanya berasal dari besaran output dalam siklus penyelenggaraan jalan, sehingga belum merepresentasikan indikasi efektifitas dikaitkan dengan definisi efektifitas kinerja program prasarana jalan di mana efektifitas merupakan perbandingan antaraoutputdenganoutcomedan dampak dari prasarana jalan, b. Tidak dispesifikasi secara jelas mengenai tujuan dari program prasarana jalan

yang dievaluasi sehingga indikasi tingkat keberhasilan relatif (sebagai definisi dasar dari efektifitas) program tidak tertunjukkan,

c. Pembobotan dalam penghitungan IPJ sebaiknya ditetapkan berdasarkan perspektif tingkat kepentingan dari masing-masing indikator yang diperoleh dari survey atau kajian terhadap kebijakan prioritas program yang dilaksanakan,

d. Belum ada kualifikasi besaran setiap indikator sehingga perbandingan efektifitas antar wilayah kajian belum tergambarkan: mana wilayah yang lebih efektif pelaksanaan programnya dibandingkan wilayah lainnya,

e. Identifikasi kebutuhan penanganan jalan diinisiasi melalui asumsi general, idealnya didasarkan kepada kondisi obyektif setiap wilayah kajian berdasarkan data kondisi nyata di lapangan (mana jalan yang rusak berat, rusak ringan, sedang, maupun kondisinya baik)

II.4.1.5 Studi Pengembangan Indikator Efektifitas Pelaksanaan Program Prasarana Wilayah (Depkimpraswil, 2004)

Dalam melakukan evaluasi kinerja jaringan jalan diperlukan suatu perhitungan yang mewakili kondisi suatu jalan. Evaluasi ini dinyatakan dalam suatu indeks yang dinamakan Indeks Prasarana Jalan (IPJ). Perhitungan IPJ berkaitan dengan empat variabel penting, yaitu(Dir. Jen. Peng. Pras Wil, 2004):

1. Ketersediaan jalan : panjang total jaringan jalan perluas wilayah (km/km2) dengan notasiKtj.

2. Kinerja jaringan jalan : panjang jalan mantap pertotal panjang jaringan jalan (%) dengan notasiKnj.

3. Beban lalulintas : panjang total jaringan jalan per jumlah kendaraan (km/smp) dengan notasiBln.

4. Pelayanan prasarana jalan : panjang total jaringan jalan per jumlah penduduk (km/orang) dengan notasiPyp.

Dalam studi ini terdapat beberapa metode/teknik yang ditelaah, yakni : 1. Metoda kualifikasi variabel / indikator

2. Metoda pembobotan variabel / indikator

Rumusan indikator Indeks Prasarana Jalan yang digunakan dalam studi ini adalah sebagai berikut :

IPJ = a*skor (Ktj) + b*skor (Knj) + c*skor (Bln) +d*skor (Pyp) Dimana :

Skor : sebuah fungsi dari model kualifikasi variabel / indikator Ktj : variabel / indikator ketersediaan prasarana jalan

Bln : variabel / indikator beban lalulintas jalan Pyp : variabel / indikator pelayanan prasarana jalan a : bobot tingkat kepentingan dari variabelKtj b : bobot tingkat kepentingan dari variabelKnj c : bobot tingkat kepentingan dari variabelBln d : bobot tingkat kepentingan dari variabelPyp

Dimensi dari setiap variabel Indeks Prasarana Jalan (IPJ) berbeda–beda, sehingga untuk menghitung IPJ dengan memakai rumusan di atas dilakukan kualifikasi terlebih dahulu terhadap nilai variabel tersebut (scoring). Dari hasil scoring diperoleh plaform penilaian yang sama diantara setiap variabel Indeks Prasarana Jalan (IPJ), sehingga akan dapat dilakukan proses pembobotan (weighting) terhadap variabel IPJ tersebut.

Dokumen terkait