BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan uji stabilitas sediaan jelly parasetamol menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) fase terbalik menggunakan teknik preparasi pemanasan
2. Penelitian ini juga perlu dilanjutkan dengan uji disolusi bentuk sediaan jelly yang mengandung zat aktif parasetamol untuk melihat profil kelarutan obat dalam cairan fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd ed, 301-303, American Pharmaceutical Association,
Washington, D.C.
Angka SL, Suhartono TS. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor, 49-56
Anonim, 1990, The HPLC Applications Book Volume I, 3-6, Hewlett Packard, California USA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi. IV, 50, 649-650, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta
Anonim, 2005, The United States Pharmacopeia 28th edition, 2748-2751, United States Pharmacopeial Convention, Inc., Rockville
Anonim, 2009 a, Azoubine, www.Wikipedia.com, diakses tanggal 29 Agustus 2009
Anonim, 2009 b, Konnyaku, Makanan Kaya Serat, http: // berani.co.id / Artikel_Detail. Aspx, di akses tanggal 27 Oktober 2009
APVMA, 2004, Guidelines for The Validation of Analytical Methods for Active Constituent, Agricultural, and Veterinary Chemical Products, APVMA, http://www.apvma.gov.au, diakses tanggal 5 Juni 2009
Arisandi, W.S, 2008, Pengaruh pH Terhadap Stabilitas Sirup Parasetamol, Skripsi, xiv, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Barry, B. W., 1983, Dermatological Formulation, 300-304, Marcel Dekker Inc., New York
Buchmann, S., in Barel, O.A., Paye, and M., Maibach H. I., 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, 156, Marcel Dekker inc., United Stated of America.
Clarke, E.G.C., 1986, Isolation and Identification of Drugs, 2nd edition, 234, 465, 538, The Pharmaceutical Press, London
Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of Pharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.
cP Kelco Aps. 2007, Carrageenan. Denmark. http://www.cPKelco.com, di akses tanggal 15 Agustus 2009
Evimeinar, 2006, Konyaku a.k.a Iles-iles, www.multiply.com, di akses tanggal 27 Oktober 2009
Fardiaz D. 1989. Hidrokoloid. Buku dan Monograf. Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. hlm 13-175.
Fessenden dan Fessenden, 1997, Kimia Organik, edisi IV, jilid 2, Diterjemahkan oleh Aloysus Hadyana Pudjaatmaka, 436-443, Penerbit Erlangga, Jakarta Glicksman M. 1969. Gum Technology in the Food Industr, 214- 224, New
York:.Academic Press
Gritter,R.J,dkk,1991, Pengantar Kromatografi diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, edisi II, 192, 200, 205-206, ITB, Bandung
Handajani D., Kusumawardini W., Suryanto B., 2006, Jeli Mengkonsumsi Jelly, http://www.ayahbunda.com, diakses tanggal 7 Februari 2009
Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya, 5-25, Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok
Hendayana, S., 2006, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis
Modern, 21-25, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Imeson A. 2000. Carrageenan. Di dalam: Phililps GO, Williams PA (editors). Handbook of Hydrocolloids. 87 – 102, Wood head Publishing. England
Johnson, E.L., dan Stevenson, R., 1978, Basic Liquid Chromatography,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 6, 9, 22, ITB, Bandung
Kastanya, Y, 2009, Jelly, http://www. WordPress.com, diakses tanggal 7 Februari 2009
Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1986, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh: Suyatmi, S., 760-779, 1514 – 1587, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Moirano AL. 1977. Sulphated Seaweed Polysaccharides In Food Colloids.
Graham MD (editor), 347 – 381, The AVI Publishing Company Inc. Westpoint Connecticut.
Mulja,M. dan Hanwar, D., 2003, Prinsip-Prinsip Cara Berlaboratorim yang Baik (Good Laboratory Practise), Majalah Farmasi Indonesi Airlangga, Vol.III, No.2, 71-76, Universitas Airlangga Press, Surabaya
Mulja,M. dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 6-11,26,31,34 Universitas Airlangga, Surabaya
Novianti, P, 2004, Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Sirup Parasetamol Paten,
Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta
Putra, E.D.L., 2004, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara, 2, 5-8
Rahardja, Drs. K., 2007, Obat-Obat Penting, edisi IV, 318, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Rohman, A., 2009, Kromatografi Untuk Analisis Obat, 5-15, Graha Ilmu, Yogyakarta
Roth, J.H., Blaschke, G.,1994, Analisis Farmasi, Cetakan kedua, Diterjemahkan oleh Sarjono Kisman dan Slamet Ibrahim, 367,374, Gadjahmada University Press, Yogyakarta
Sastrohamidjojo, 2002, Kromatografi, edisi kedua, 71, Liberty, Yogyakarta
Schinner,R.E.,1982, Modern Methods of Pharmaceutical of Analysis, 1st edition, 56-58., CRC Press Inc, Florida
Snyder, I.R., dkk, 1997, Practical HPLC Method Development, 2nd ed., 208-209, 252, 695-697, John Willey & Sons Inc., New York
Sugianto, N, 2006, Pengertian dan Jenis-jenis Koloid, http://www.bloggs.com, diakses tanggal 7 Februari 2009
Swarbick, J., and Boylan, J.C., 1992, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, jilid 15, 415, Marcel-Dekker Inc., New York
Tanu, Ian.dkk, 1985, Farmakologi dan Terapi edisi IV, 488-489, Gramedia,Jakarta
Towle GA. 1973. Carrageenan. Di dalam: Whistler RL (editor), 83 – 114,
Industrial Gums. Second Edition. New York: Academik Press
Wilmana, P.F., 1995, Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam Ganiswara, E., (ed), Farmakologi dan Terapi, Edisi
4, 213-215, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Widyaningtyas Y., Kuncoro K.B., Rahayu V.D., Octa F.D.R., Ramdani E.D.,
Formulasi dan Penetapan Kadar Sediaan Parasetamol Dalam Bentuk
Jelly untuk meningkatkan Kepatuhan Anak Minum Obat, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Zatz, J,L., and Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S., Pharmaceutical Dosage Forms Disperse Systems, Volume 2, 2nd edition, Marcel Dekker, Inc., USA
Lampiran 3. Data Penimbangan Baku Parasetamol Berat (gram) Replikasi
Kertas kosong Kertas + zat Kertas + sisa zat
1. 0,3399 0,35014 0,3399 0,01024 2. 0,3340 0,34444 0,3442 0,01024 3. 0,23911 0,24916 0,23925 0,00991
Lampiran 4. Skema pembuatan larutan baku parasetamol dan contoh perhitungan kadar larutan baku yang digunakan
a. Skema pembuatan
Timbang kurang lebih seksama 10 mg parasetamol
Larutkan dalam fase gerak metanol : aquabides (90 : 10) ad 10,0 ml (larutan stok)
Pipet larutan stok sebanyak 0,5 ml dan encerkan dengan fase gerak hingga volumenya tepat 50,0 ml (larutan intermediet)
Pipet larutan intermediet sebanyak 3,0 ml, 4,0 ml, 5,0 ml, 6,0 ml , 7,0 ml, 8,0 ml
Encerkan dengan fase gerak ad 10,0 ml
b. Perhitungan seri baku parasetamol (hasil dari penentuan kurva baku ke-2) Bobot parasetamol hasil penimbangan = 0,01024 g = 10,2400 mg
Kadar parasetamol dalam larutan stok = 10,2400 mg/10ml = 1024 ppm Kadar parasetamol dalam larutan Æ
intermediet
V1 x C1 = V2 x C2 0,5ml x 1024 ppm = 50 ml x C2
C2 = 10,2400 ppm (LarutanA)
Seri larutan baku parasetamol Seri Kadar Volume pemipetan (ml)
Perhitungan kadar parasetamol
1 3,0 2 4,0 3 5,0 4 6,0 5 7,0 6 8,0
Lampiran 5. Kromatogram Larutan Baku Parasetamol Instrumen : Shimadzu LC-10 AD
Kolom : C18 Merek KNAUER dengan packing Kromasil 100-5 C18 panjang kolom 25 cm, diameter internal 4,6 mm
Fase gerak : metanol:aquabides (90:10)
Flow rate : 1 ml/menit
AUFs/Attenuation : 0,01/7
Detektor : UV pada 247,4 nm
Lampiran 6. Data Penentuan Kurva Baku Parasetamol KURVA BAKU PARASETAMOL
Penentuan Kurva Baku 1 Penentuan Kurva Baku 2 Penentuan Kurva Baku 3 C (ppm) AUC C (ppm) AUC C (ppm) AUC 3,0720 161038 3,0720 162409 2,9730 161024 4,0960 206160 4,0960 224116 3,9640 216159 5,1200 269864 5,1200 281794 4,9550 269657 6,1440 312799 6,1440 326443 5,9460 327764 7,1680 365354 7,1680 393486 6,9370 372567 8,1920 448277 8,1920 443562 7,9280 445252 A = -13567,9800 B = 54595,7500 r = 0,9952 A = -2466,3900 B = 54646,3200 r = 0,9990 A = -7451,1133 B = 56176,1857 r = 0,9986
Lampiran 7. Data Validasi Metode Konsentrasi (ppm) AUC Kadar Terukur (ppm) Kadar Sebenarnya (ppm) % Recovery rata-rata Recovery (%) CV (%) 3,0 replikasi 1 161038 2,9920 3,0720 97,3958 3,0 replikasi 2 162409 3,0171 3,0720 98,2129 3,0 replikasi 3 168561 3,1297 2,9730 105,2708 100,2932 4,3174 5,0 replikasi 1 269864 4,9835 5,1200 97,3340 5,0 replikasi 2 281794 5,2018 5,1200 101,5977 5,0 replikasi 3 284849 5,2577 4,9550 106,1090 101,6802 4,3156 8,0 replikasi 1 448277 8,2484 8,1920 100,6885 8,0 replikasi 2 443562 8,1621 8,1920 99,6350 8,0 replikasi 3 434112 7,9892 7,9280 100,8737 100,3991 0,6654
Lampiran 8. Kromatogram Validasi Metode Instrumen : Shimadzu LC-10 AD
Kolom : C18 Merek KNAUER dengan packing Kromasil 100-5 C18 panjang kolom 25 cm, diameter internal 4,6 mm
Fase gerak : metanol:aquabides (90:10)
Flow rate : 1 ml/menit
AUFs/Attenuation : 0,01/7
Detektor : UV pada 247,4 nm
Lampiran 9. Data Penimbangan Sampel Parasetamol Berat (gram) Sampel
Kertas kosong Kertas + zat Kertas + sisa zat
1. 0,1843 0,3043 0,1845 0,1198 2. 0,1833 0,2970 0,1840 0,1130 3. 0,1875 0,3094 0,1879 0,1215 4. 0,1858 0,2985 0,1861 0,1124 5. 0,1853 0,3063 0,1856 0,1207 6. 0,1899 0,3032 0,1902 0,1130 7. 0,1894 0,3028 0,1897 0,1131 8. 0,1869 0,3051 0,1871 0,1180 9. 0,1833 0,3055 0,1835 0,1220 10. 0,1902 0,3064 0,1904 0,1160
Lampiran 10. Skema pembuatan sampel dan contoh perhitungan kadar Parasetamol
a. Skema pembuatan
Larutkan sampel (jelly parasetamol) ke dalam beaker glass berisi 100 ml aquabides panas pada suhu 50ºC
Destruksi sistem gel dilakukan pada suhu terkontrol 50ºC selama 30 menit, di lakukan di atas heater listrik, dan di bantu dengan pengadukan menggunakan
magnetic stirrer dengan kecepatan 500 rpm (Larutan induk sampel)
Pipet larutan induk sampel sebanyak 0,5 ml
Encerkan dengan fase gerak ad 50,0 ml (Larutan intermediet sampel)
Ambil 6,6 ml larutan intermediet sampel dengan menggunakan buret 10 ml
Encerkan dengan fase gerak ad 10,0 ml (Analit)
Saring analit dengan miliphore ukuran pori 0,45 μm
Analit yang sudah di saring, di degassing menggunakan ultrasonikator selama 15 menit
b. Contoh perhitungan kadar parasetamol dalam simulasi sampel
1. Kadar sebenarnya/teoritis parasetamol dalam simulasi sampel (di simulasikan sampel 1)
Berat penimbangan parasetamol = 0,1198 gram = 119,8 mg
Di larutkan dalam 100,0 ml aquabides (Larutan induk sampel). kadar parasetamol dalam Larutan induk sampel :
Memipet 0,5 ml Larutan induk sampel di encerkan dalam 50,0 ml fase gerak ad hingga batas (Larutan intermediet sampel) dan Ambil 6,6 ml larutan intermediet sampel menggunakan buret 10 ml, encerkan dengan fase gerak ad 10,0 ml (Analit).
kadar parasetamol dalam analit :
2. Kadar parasetamol terukur dalam jelly hasil penelitian pada simulasi sampel (di simulasikan sampel 1)
Nilai AUC dari masing-masing larutan sampel hasil penelitian di masukkan ke dalam persamaan kurva baku parasetamol yang diperoleh dengan nilai koefisien korelasi (r) terbaik yaitu pada penentuan kurva baku ke dua dengan persamaan kurva baku parasetamol y = 54646,32x – 2466,39
Contoh :
Nilai AUC sampel 1 adalah 417154
Persamaan kurva baku parasetamol {AUC vs Konsentrasi (ppm)} adalah y = 54646,32x – 2466,39. Untuk perhitungan kadar parasetamol dalam sampel adalah :
y = 417154
y = 54646,32x – 2466,39 417154 = 54646,32x – 2466,39
X = 7,6788 ppm
Kadar parasetamol dalam jelly
1163,4545 ppm
Kadar parasetamol teoritis hasil penimbangan = 0,1198 gram = 119,8 mg % Recovery sampel :
Lampiran 11. Data AUC, Kadar parasetamol, % recovery, dan CV sampel Sampel AUC Berat parasetamol hasil penimbangan (mg) Jumlah parasetamol tiap kemasannya (mg) Recovery sampel (%) 1 417154 119,8000 116,3455 97,1164 2 389251 113,0000 108,6091 96,1142 3 413710 121,5000 115,3910 94,9720 4 382203 112,4000 106,6561 94,8897 5 405430 120,7000 113,0955 93,6996 6 374108 113,0000 104,4106 92,3998 7 388331 113,1000 108,3555 95,8050 8 405867 118,0000 113,2177 95,9472 9 413480 122,0000 115,3273 94,5306 10 395878 116,0000 110,4470 95,2130 SD = 4,0940 X = 111,1855 mg CV = 3,6821%
Lampiran 12. Kromatogram Sampel Instrumen : Shimadzu LC-10 AD
Kolom : C18 Merek KNAUER dengan packing Kromasil 100-5 C18 panjang kolom 25 cm, diameter internal 4,6mm
Fase gerak : metanol:aquabides (90:10)
Flow rate : 1 ml/menit
AUFs/Attenuation : 0,01/7
Detektor : UV pada 247,4 nm Sampel 1
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang bernama lengkap Kristian Bayu Kuncoro, lahir di Ambarawa pada tanggal 13 Januari 1988 adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Thomas Utomo dan Ibu Cornelia Endang Wahyuni. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Virgo Maria I Ambarawa pada tahun 1993-1994, SD Virgo Maria I Ambarawa tahun 1994-2000, SLTP Pangudi Luhur Ambarawa pada tahun 2000-2003, SMA Negeri 1 Ambarawa pada tahun 2003-2006. Selepas SMA, penulis melanjutkan studi ke Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studinya sampai tahun 2010. Selama aktif kuliah, penulis pernah menjadi Asisten Dosen Praktikum Kimia Analisis dan Koordinator Asisten Praktikum Kromatografi. Penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan seperti Inisiasi Fakultas Farmasi TITRASI 2007 (Bidang Keamanan), Inisiasi Fakultas Farmasi TITRASI 2008 (Sebagai Ketua Umum), Seminar Ilmiah POKJANAS TOI XXXVIII 2009 (Bidang Ilmiah), dan juga aktif mengikuti perlombaan paduan suara, mengisi acara pelepasan wisuda, dan sumpahan apoteker lewat Paduan Suara Fakultas “Veronica” dari tahun 2006-2009. Selain itu, pada tahun 2009 penulis juga pernah mengikuti penelitian yang dinamakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berjudul “Optimasi & Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Jelly Untuk Meningkatkan Kepatuhan Anak Minum Obat” dimana penelitian ini di adakan oleh DIKTI.