BAB III METODE PENELITIAN
5.3. Saran
Bagi peneliti yang ingin melakukan kajian lebih lanjut terhadap penelitian
ini hendaknya dapat melakukan perbaikan-perbaikan tertentu agar hasil penelitian
yang diperoleh lebih baik dan komprehensif.Beberapa saran yang dapat diusulkan
antara lain :
1. Lebih mengembangkan indikator-indikator lain selain yang digunakan
pada penelitian ini.
2. Pada penelitian selanjutnya hendaknya menambah periode penelitian agar
hasil penelitian yang diperoleh lebih baik.
3. Penelitian selanjutnya perlu mengidentifikasi variabel independen dan
variabel moderating lainnya untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya
terhadap hubunganreturn saham.
4. Pada penelitian selanjutnya perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal
lainnya seperti kondisi ekonomi, masa krisis, dan lainnya agar hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 The Signalling Theory
Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan
menyajikan informasi unt
asimetri informasi antara manajemenperusahaan dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna
laporan keuangan.Menurut Jama’an (2008)
tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal
dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa
pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.
Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka
menerapkan
lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan
membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aset yang tidak overstate.
Menurut Immaculatta (2006), kualitas keputusa
Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang
timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi
yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan
diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan
menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
agent), pemilik
(principal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk
memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi
keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini
dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan
(Jama’an, 2008).
2.1.2 Investasi
Investasi adalah suatu kegitan penempatan dana pada satu ataulebih dari
suatu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilandan
atau peningkatan nilai investasi ( Jones, 1996 ) . Dengan demikian tujuan
investasiadalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas penanaman modal tersebut.
Menurut Tandelilin (2010:7), tujuan investasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter,
yang biasa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini
keuangan dapat dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung dan investasi tidak
langsung. Invetasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aset keuangan
dari suatu perusahaan baik melalui pernatara maupun dengan cara yang lain.
Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari
perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain.
Menurut Abdul (2005 : 2), investasi selalu memiliki dua sisi,
yaitureturndan risiko. Dalam berinvestasi berlaku hukum bahwa semakin tinggi
returnyang ditawarkan maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung
investor. Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa
kehilangan semua modalnya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak
semua investor mengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang
menawarkan returnyang tinggi (Widoatmodjo, 2004: 7). Menurut Tandelilin
(2001) hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah “pemahaman
hubungan antara returnyang diharapkan dan risiko suatu investasi merupakan
hubungan yang searah dan linear, yang berarti semakin besar risiko yang harus
ditanggung, semakin besar pula tingkat returnyang diharapkan”.
2.1.3 Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Saham merupakan instrumen pasar keuangan dan instrumen
investasi yang banyak dipilih para investor karena mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik. Menurut Bambang (2001: 240) ,
perseroan terbatas, bagi yang bersangkuan yang di terima dari hasil
penjualan sahamnya akan tertanam didalam perusahaan tersebut selama
hidupnya meskipun pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan
peranan permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual
sahamnya”.Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan
yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin,
2006:6).
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham
Saham dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang yang pemiliknya tidak memiliki
hak istimewa seperti pemilik saham preferen. Pemilik saham hanya
akan menerima dividen apabila perusahaan memperoleh laba dan
mengeluarkan pengumuman atas pembagian dividen tersebut pada
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemilik saham tidak
dapat melakukan klaim apabila perusahaan tidak mengeluarkan
pengumuman pembagian dividen. Jika suatu saat perusahaan
dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa memiliki
semua kewajiban terhadap kreditor dan pemilik saham preferen
terpenuhi.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya memiliki hak
istimewa karena pembagian dividen diutamakan kepada pemilik
saham preferen terlebih dahulu. Pemilik saham preferen juga akan
menerima hak atas pembagian harta kekayaan perusahaan terlebih
dahulu jika perusahaan dilikuidasi atau bangkrut. Pada umumnya,
besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemilik saham
preferen sudah ditetapkan. Selain itu, pemegang saham preferen
memiliki preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi
atau komisaris perusahaan.
2.1.3.3Return Saham
Return saham merupakan tingkat pengembalian yang akan didapat
para investor dari aktivitas investasi yang dilakukan. Menurut Brigham
dan Houston (2006: 215), return atau tingkat pengembalian adalah selisih
antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi
dengan jumlah yang diinvestasikan.Return saham dibagi menjadi duayaitu,
return realisasian dan return ekspektasian. Return realisasian merupakan
return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.
Sedangkan return ekspektasian merupakan return yang diharapkan akan
Menurut Tandelilin (2001 : 48), returnsaham terdiri dari dua
komponen, yaitu:
a. Capital gain (loss)
Capital gain (loss) yaitu kenaikan (penurunan) harga suatu saham
yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
b. Yield
Yield merupakan komponen returnyang mencerminkan aliran kas
atau pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi
saham.
2.1.3.4 Perhitungan Return Saham
Secara sistematimatis, perhitungan return saham adalah sebagai
berikut :
1. Return saham = Pt −Pt−1+Dt
Pt−1 (Jogiyanto, 2009 : 201) 2. Return saham = P1−P0
P0 (Brigham dan Houston, 2006: 410)
Keterangan :
Pt atau P0 = Price, yaitu harga untuk waktu t
Pt-1 atau P0 = Price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya
Dt = Dividen periodic
2.1.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
Para investor sebelum melakukan aktivitas investasinya akan
terlebih dahulu menganalisis informasi yang diumumkan setiap emiten di
pasar modal. Informasi yang diperoleh ini dapat mempengaruhi keputusan
saham yang efisien untuk diinvestasikan. Beberapa perubahan transaksi
saham yang dapat terjadi antara lain perubahan pada volume perdagangan
saham, perubahan harga saham, proporsi kepemilikan, dan lain-lain.
(Jogiyanto 2000 : 351)
Menurut Samsul (2006 : 200), faktor-faktor yang mempengaruhi
returnsaham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro.
a. Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:
1. Faktor makro ekonomi yang meliputi tingkat bunga umum
domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi
ekonomi internasional.
2. Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam
negeri, peristiwa politik di luar negeri, peperangan,
demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup.
b. Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan itu
sendiri, yaitu:
1. Laba bersih per saham
2. Nilai buku per saham
3. Rasio utang terhadap ekuitas
4. Dan rasio keuangan lainnya
2.1.3.6 Harga saham
Harga saham terbentuk sebagai akibat adanya transaksi berupa
permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar. Menurut
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan
dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal”.
Selain daripada itu menurut Suad Husnan (2001:285) menyatakan
bahwa :
Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik. Meskipun demikian, dari hipotesa pasar modal yang efisien sangatlah sulit bagi pemodal untuk terus menerus bisa “mengalahkan” pasar dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal.”
2.1.3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Pergerakan harga saham di Bursa Efek yang naik turun seringkali
menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat faktor apa yang
mempengaruhi harga saham. Menurut Alwi ( 2003 : 87), faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham di suatu bursa efek, baik harga saham
individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan indeks
LQ45, yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal (lingkungan
makro).
Lingkungan mikro yang mempengaruhi harga saham antara lain
(Alwi, 2003):
1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rinciankontrak, produk baru, perubahan harga,
penarikan produk baru, laporan produksi,laporan keamanan produk
2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti
pengumuman yangberhubungan dengan ekuitas dan hutang,
sekuritas yang hybrid, leasing,kesepakatan kredit, pemecahan
saham, penggabungan saham, pembelian saham,joint venture dan
lainnya.
3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of
directorannouncements), seperti perubahan dan penggantian
direksi, manajemen danstruktur organisasi.
4. Pengumuman penggabungan pengambilalihan diversifikasi, seperti
laporanmerger, investasi ekuitas, laporan take over oleh
pengakuisisi dan diakuisisi,laporan divestasi dan lainnya.
5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti
melakukan ekspansipabrik, pengembangan riset dan
pengembangan, penutupan usaha dan lainnya.
6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti
negosiasi baru,kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhirtahun dan setelah akhir tahun fiskal, earning per
share, price earning ratio, netprofit margin, return on asset, return on equity, dan lain-lain.
Sedangkan lingkungan makro yang mempengaruhi harga saham
1. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga
tabungan dandeposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomiyang dikeluarkan pemerintah.
2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan
karyawan terhadapperusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadapmanajernya.
3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti
laporanpertemuan tahunan, insider trading, volume/harga saham
perdagangan,pembatasan/penundaan trading.
4. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakanfaktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya
volatilitas harga sahamdi bursa efek suatu negara.
5. Berbagai issue, baik dari dalam dan luar negeri, seperti issue
lingkungan hidup,hak asasi manusia, kerusuhan massal, yang
berpengaruh terhadap perilakuinvestor.
2.1.4 Dividen
Menurut Bambang (2001), dividen merupakan aliran kas yang harus
dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang bisa
dibagikan secara tunai (cash) maupun dalam bentuk dividen saham.
Menurut Aharony dan Swary (1980) dalam Nurhidayati (2006)
mengemukakan bahwa informasi yang diberikan pada saat pengumuman dividen
merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain capital gain
yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibanding harga belinya.
Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari
operasi perusahaan.
Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon
oleh pasar. Menurut Arifin (1993) dalam Nurhidayati (2006:24), pengumuman
dividen dan pengumuman laba pada periode sebelumnya adalah dua jenis
pengumuman yang paling sering digunakan oleh para manajer untuk
menginformasikan prestasi dan prospek perusahaan.Dividen diumumkan secara
priodik oleh dewan direktur. Biasanya tiap setengah tahun atau tiap satu tahun. Pembayaran dividen menjadi sulit karena komposisi pemegang saham berubah-ubah. Pengukuran jual-beli saham sangat cepat berubah-berubah-ubah. Karena cepatnya perpindahan pemegang saham maka sulit untuk dipantau daftar pemegang saham. Dividen mengkin dapat diberikan kepada pemegang saham baru lima hari kerja setelah pembelian saham (Sunariyah, 2004).
Sedangkan beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan dividen menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan.
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil
3. Rencana perluasan usaha.
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan terhadap perusahaan.
Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lain: laba. Dengan pertimbangan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
2.1.5Debt to Equity Ratio
Leverage atau utang perusahaan merupakan salah satu aspek yang penting
dikaji untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Suatu perusahaan dalam memenuhi
aktivitas operasionalnya memerlukan modal yang cukup besar. Dan hutang
menjadi salah satu sumber pendanaan yang penting bagi perusahaan. Namun jika
suatu perusahaan memiliki hutang yang cukup besar dan memiliki kesulitan dalam
membayar kewajiban tersebut justru akan menjadi masalah tersendiri bagi
perusahaan. Oleh karena itu, seorang investor perlu memperhatikan nilai Debt to
Equity Ratio suatu perusahaan.
Syahyunan (2004 : 84) menyebutkan bahwa Debt to Equity
Ratiomerupakan rasio perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh
mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan.
Oleh sebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada
biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan
menambahkan hutang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat
meningkatkan profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya,
sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun
potensi pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya biaya hutang lebih besar
daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, justru
akan menurunkan profitabilitas perusahaan (Walsh, 2004).
2.1.6Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “cash dividend”. Dividend payout
ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per
share pada periode yang bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share
terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar. dividend yang dibagikan
maka semakin besar pula dividend payout rationya. Pembagian dividen yang
besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio
lebih besar dari 25% dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan
Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout
ratio, pendapatan yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya
terdapat target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan
pendapatan. Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan
dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan
kenaikan pembayaran tersebut di masa depan.
2.1.7Price to Book Value
Price to Book Value merupakan perbandingan antara harga suatu saham
terhadap nilai buku bersih per lembar saham tersebut.Rasio ini membandingkan
interpretasi dari sistem pelaporan akuntansi terhadap aset bersih perusahaan di
neraca dengan persepsi investor terhadap nilai pasar dari kekayaan perusahaan
tersebut atau kapitalisasi pasar. Rasio PBV sebesar 1,0 menunjukkan bahwa nilai
pasar perusahaan sama dengan nilai neracanya/ nilai buku (Warren, Reeve, 2004 :
569). Nilai buku per saham dihitung dengan total aset perusahaan dikurangi
dengan total kewajibannya dan selisihnya kemudian dibagi dengan jumlah lembar
saham beredar.Rumus untuk menghitung PBV adalah sebagai berikut:
Price to Book Value = Harga per lembar saham
Nilai buku ekuitas per lembar saham
Dalam realitas banyak sekali variasi tentang PBV. Tim BEI (2010)
menyebutkan bahwa:
Harga pasar mencerminkan harga ekspektasi dari investor. Jika ekspektasi investor terhadap satu jenis saham tinggi, maka permintaan terhadap saham tersebut juga tinggi sehingga harga dipasar juga relatif tinggi. Harga pasar juga bisa rendah dari nilai bukunya. Harga saham yang berubah setiap saat di pasar ditentukan oleh fakor seperti; likuiditas saham di pasar, jumlah floating share, dan lainnya. Sehingga harga saham di pasar tidak mencerminkan nilai buku yang sebenarnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Variabel yang
Digunakan Hasil Penelitian
1. Syahib Natarsyah (2000) Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematis
Terhadap Saham, Kasus Industri Barang
Konsumsi Yang Go Public Di Pasar Modal
Indonesia Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Divident Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), nilai buku (book
value), indeks beta dan return
saham
ROA, DER dan
book value
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return
saham pada level kurang dari
1%dan resikosistematik
(indeksbeta) signifikanpada level kurang dari
10%.Sedangkan variabel lainnyatidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. 2. Liestyowaty (2009) Faktor YangMempengaruhiK euntungan Saham Di BursaEfek Jakarta: Analisis PeriodeSebelum DanSelama Krisis BETA, DER, E/P(Earning per Price),Size,
PBV dan return saham PBV berpengaruh positif sebelum krisis dan berpengaruh negatif selama krisis terhadap return saham, sedangkan DER berpengaruh negatif sebelum dan selama krisis
3.
Roy Bramantyo
(2006)
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER),
Price to Book Value
(PBV), dan Dividend Payout Ratio
Terhadap Return
Saham (studi pada saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta DER, PBV, DPR dan return saham. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, dan
Dividend Payout Ratioterhadap returnsaham. 4. Robertus Jauhari (2003) Analisis Pengaruh
Debt to Equity Ratio,
Price to Book Value, Price to
Earning Ratio, dan
Dividend Payout Ratio
terhadap
Return Saham (Studi pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta
DER, PBV, ROE, DPR, DER dan return
saham. PBV, ROE dan DPR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham, DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return
saham dan PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. 5. Asbi Rachman Faried (2008) Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Nilai Kapitalisasi
terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2002-2006 ROA, NPM, DER, PBV, nilai kapitalisasi pasar dan return
saham. ROA, PBV dan nilai kapitalisasi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan NPM
dan DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap return
saham. Sumber : Data diolah penulis, 2015
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap return saham diantaranya, yaitu penelitian Syahib Natarsyah
diperdagangkan sejak 1990 sampai dengan 1997 dengan data tahunan
menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan
dan memiliki hubungan positif terhadap return saham. Hasil ini bertolak belakang
dengan penelitian Liestyowati (2009) atas saham yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta yang menyatakan bahwa DER mempunyai hubungan yang negatif dengan
return saham, sedangkan hasil penelitian Roy Bramantyo (2006) atas saham
LQ45 periode 1999-2003 menyatakan bahwa DER tidak signifikan berpengaruh
terhadap return saham.
Berikutnya penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Dividend
Payout Ratio (DPR) terhadap return saham diantaranya, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Robertus Jauhari (2003) atas saham LQ45 pada tahun 2001
berpendapat bahwa DPRberpengaruh terhadap returnsaham. Namun bertentangan
dengan penelitian dari Roy Bramantyo (2006) atas saham LQ45 periode
1999-2003 yang menyatakan bahwa DPR tidak berpengaruh terhadap returnsaham.
Terakhir penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh Price to
Book Value (PBV) terhadap return saham diantaranya, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Liestyowati (2002) atas saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
menyatakan bahwa PBV berpengaruh positif sebelum krisis dan berpengaruh
negatif selama krisis terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian Asbi Rachman Faried (2008) atas perusahaan
manufaktur di BEI periode 2002-2006 yang menyatakan bahwa PBV berpengaruh
LQ45 periode 1999-2003 menyatakan bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual H2 H3 H1 H1 H1 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Data diolah penulis, 2015.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio
(DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) dan variabel dependennya adalah return
saham dengan Price to Book Value (PBV) sebagai variabel moderatingnya. Debt
to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh