BAB III METODE PENELITIAN
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1.2. Uji Heteroskedasitas
Untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dapat dilakukan dengan cara uji
scatterplot. Apabila scatterplot menunjukkan adanya suatu pola
tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedasitas. Namun jika tidak ada pola yang jelas maka
mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedasitas.
Hasil uji heteroskedasitas dengan menggunakan uji
scatterplot dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Gambar Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016
Dari diagram scatterplot di atas terlihat jelas bahwa
bawah titik 0 sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedasitas yang artinya model persamaan ini
baik untuk meramalkan variabel independen.
4.2.1.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji ada atau
tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tersebut
dengan periode sebelumnya. Adapun metode yang digunakan
adalah metode Durbin-Watson dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai 0 < d < dL, tolak H0, artinya ada korelasi yang
positif
2. Jika nilai dL < d < dU, tidak dapat diambil kesimpulan
3. Jika dU < d < 4-dU, jangan tolak H0, artinya tidak ada
korelasi positif maupun negatif
4. Jika 4-dU < d < 4-dL, tidak dapat diambil kesimpulan
5. Jika 4-dL < d < 4, tolak H0, artinya ada korelasi negatif
Berikut adalah hasil uji autokorelasi dengan metode
Durbin-Watson :
Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .780a .609 .568 .72469 2.231
a. Predictors: (Constant), PBV, DPR, DER b. Dependent Variable: Yield
Berdasarkan hasil uji autokorelasi di atas, didapat nilai DW
yaitu sebesar 2,231. Nilai ini kemudian akan dibandingkan dengan
nilai tabel signifikansi 5% dengan jumlah sampel 33 dan jumlah
variabel independen sebanyak 3, maka berdasarkan tabel
Durbin-Watson didapatkan nilai dU sebesar 1,651. Nilai DW 2,231 lebih
besar dari batas atas (dU) yaitu 1,651 dan kurang dari (4-dU) yaitu
2,349 (4-1,651) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi positif maupun negatif.
4.2.1.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.
Model regresi yang baik adalah tidak adanya korelasi antar variabel
bebas. Adapan kriteria pengujian multikolinearitas adalah sebagai
berikut :
1. Jika nilai Tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10, maka tidak
terjadi multikolinearitas
2. Jika nilai Tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10, maka terjadi
Berikut adalah tabel hasil pengujian
multikolinearitas :
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
B e r d a s a
Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, maka dapat
dilihat nilai Tolerance dan VIF serta kesimpulan untuk
masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Nilai Tolerance variabel DER (0,931) > 0.1 dan nilai VIF
variabel DER (1,074) < 10, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas.
2. Nilai Tolerance variabel DPR (0,945) > 0.1 dan nilai VIF
variabel DPR (1,058) < 10, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas.
3. Nilai Tolerance variabel PBV (0,882) > 0.1 dan nilai VIF
variabel PBV (1,134) < 10, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 (Constant) .851 .385 2.209 .035 DER .323 .176 .221 1.835 .077 .931 1.074 DPR .053 .008 .745 6.237 .000 .945 1.058 PBV -.229 .065 -.437 -3.534 .001 .882 1.134
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi klasik, maka variabel-variabel
tersebutdapat dianalisis dengan model regresi linear sederhana dan
berganda. Dengan menggunakan SPSS versi 21.0, didapat hasil uji
F-hitung, uji t-F-hitung, uji determinasi dan persamaan model regresi dengan
mengacu pada hasil output berikut :
4.2.3.1 Hipotesis 1
Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio terhadap Return Saham
Tabel 4.4
Hasil Uji Determinasi DER dan DPR terhadap Return Saham
S
Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016
Tabel 4.5
Hasil Uji F-Statistik DER dan DPR terhadap Return Saham Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .663a .440 .403 .85227
a. Predictors: (Constant), DPR, DER
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 17.135 2 8.567 11.795 .000b
Residual 21.791 30 .726
Total 38.925 32
a. Dependent Variable: Yield b. Predictors: (Constant), DPR, DER
Tabel 4.6
Hasil t-hitung DER dan DPR terhadap Return Saham
Pada tabel 4.5, nilai signifikan F-hitung sebesar 0,00 < 0,05 yang
artinya secara simultan variabel DER dan DPR berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Namun nilai signifikan uji t-hitung untuk variabel
DER sebesar 0,423 >0,05 dan DPR sebesar 0,00 < 0,05yang artinya
variabel DER tidak berpengaruh signifikan dan DPR berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Dari tabel 4.6 maka didapat persamaan
regresi yaitu :
Y = 0,506 + 0,163DER + 0,046DPR
Persamaan regresi berganda di atas dapat di interpretasikan sebagai
berikut :
a. Konstanta sebesar 0,506 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel
Debt to Equity Ratiodan Dividend Payout Ratioatau pada saat Debt
to Equity Ratiodan Dividend Payout Ratiosama dengan 0 atau
konstan maka Return Saham adalah sebesar 0,506.
b. Koefisien nilai Debt to Equity Ratiosebesar 0,163. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan variabel
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .506 .438 1.154 .258 DER .163 .200 .111 .812 .423 DPR .046 .010 .648 4.741 .000
a. Dependent Variable: Yield
tenureaudit sebesar 1%, maka akan menaikkan Return Saham
sebesar 0,163.
b. Koefisien nilai Dividend Payout Ratiosebesar 0,046. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan variabel umur
listing sebesar 1%, maka akan menaikkan Return Saham sebesar
0,046.
4.2.3.2 Hipotesis 2
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham dengan Price to Book Value sebagai Variabel Moderating
Tabel 4.7
Hasil Uji Determinasi interaksi DER dan PBV terhadap Return Saham
Tabel 4.8
Hasil Uji F-hitunginteraksi DER dan PBV terhadap Return Saham
Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .343a .118 .026 1.08832
a. Predictors: (Constant), DERxPBV, DER, PBV
Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 4.577 3 1.526 1.288 .297b
Residual 34.349 29 1.184
Total 38.925 32
a. Dependent Variable: Yield
Tabel 4.9
Hasil Uji t-hitunginteraksi DER dan PBV terhadap Return Saham
Nilai signifikan t-hitung untuk DERxPBV sebesar 0,301 dimana
memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05 yang artinya variabel PBV
sebagai variabel moderating tidak dapat memperkuat ataupun
memperlemah hubungan antara DER dan return saham. Dari tabel
Coefficients maka didapat persamaan regresi yaitu :
Y = 1,771 + 0,757DER + 0,047PBV – 0,0129DERxPBV
Persamaan regresi berganda di atas dapat di interpretasikan sebagai
berikut :
a. Koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio (DER) bertanda
positif. Hal ini berarti tindakan Debt to Equity Ratiosangat kuat
yang akan menaikan return saham.
b. Koefisien regresi variabel moderating Price to Book Value (PBV)
memiliki tanda positif.
c. Interaksi dengan Debt to Equity Ratio(DER) dengan Price to Book
Value (PBV) dalam variabel DPRxPBV memiliki arah negatif.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.771 .713 2.483 .019 DER .757 .500 .517 1.515 .141 PBV .047 .198 .089 .235 .816 DERxPBV -.129 .123 -.552 -1.052 .301
a. Dependent Variable: Yield
4.2.3.2 Hipotesis 3
Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Return Saham dengan Price to Book Value sebagai Variabel Moderating
Tabel 4.10
Hasil Uji Determinasi interaksi DPR dan PBV terhadap Return Saham
Tabel 4.11
Hasil Uji F-hitunginteraksi DPR dan PBV terhadap Return Saham
Tabel 4.12
Hasil Uji t-hitunginteraksi DPR dan PBV terhadap Return Saham Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.297 .532 2.436 .021 DPR .049 .016 .685 3.032 .005 PBV -.244 .163 -.466 -1.500 .144 DPRxPBV .001 .005 .122 .309 .760
a. Dependent Variable: Yield
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .751a .565 .520 .76437
a. Predictors: (Constant), DPRxPBV, DPR, PBV
Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 21.982 3 7.327 12.541 .000b
Residual 16.943 29 .584
Total 38.925 32
a. Dependent Variable: Yield
b. Predictors: (Constant), DPRxPBV, DPR, PBV
Nilai signifikan uji t-hitung DPRxPBV sebesar 0,760 memiliki
nilai yang lebih besar dari 0,05 yang artinya variabel PBV sebagai variabel
moderating tidak dapat memperkuat ataupun memperlemah hubungan
antara DPR dan return saham. Dari tabel Coefficients maka didapat
persamaan regresi yaitu :
Y = 1,297 + 0,049 DPR –0,244 PBV + 0,001 DPRxPBV
Persamaan regresi berganda di atas dapat di interpretasikan sebagai
berikut :
a. Koefisien regresi variabel Dividend Payout Ratio(DPR) bertanda
positif. Hal ini berarti tindakan Dividend Payout Ratiosangat kuat yang
akan menaikan return saham.
b. Koefisien regresi variabel moderating Price to Book Value (PBV)
memiliki tanda negatif.
c. Interaksi dengan Dividend Payout Ratio(DPR) dengan Price to Book
Value (PBV) dalam variabel DPRxPBV memiliki arah positif.