• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Pada negara yang sedang menjajaki demokasi seharusnya ada kemakluman dan dukungan dari segala elemen negara dalam rangka memajukan negaranya, Mesir yang baru menjajaki demokrasi tentu saja belm sempurna dalam mengatasi masalah dalam setahun kepemimpinan. Ada baiknya bila aktor-aktor politik, kelompok oposisi dan militer tidak terburu-buru dalam menuduh pemerintah tidak dapat memajukan negara.

Seharusnya bisa disadari dengan terlalu cepatnya aksi protes yang berlangsung dan aksi penuntutan yang terjadi malah membuat negara tidak stabil, dan menghambat Mesir dalam melakukan perbaikan di segala sektor. Militer pun harusnya menyadari tugas dan wewenangnya dalam negara, bukan malam bertindak diluar batas kewenangan dan haknya yang malah akhirnya memicu ketidakstabilan di Mesir.

Bila militer mempunyai sikap dewasa dan patriotik yang sebenarnya, akan membela dan memberi masukan pada pemerintah agar Mesir menjadi lebih baik

81

juga konsentrasi dalam perbaikan negara. Juga mengawal jalannya demokrasi yang baru saja dijajaki Mesir.

ix

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal

ABM, M. Agastya. Arab Spring: Badai Revolusi Timur Tengah Yang Penuh

Darah. Yogyakarta: IRGiSoD, 2013.

Basyar, Hamdan. Pertarungan Dalam Berdemokrasi: Politik di Mesir, Turki dan

Israel. Jakarta: UI Press, 2015.

Bogle, Emory C. The Modern Middle East: From Imperealism to Freedom

1800-1958. New Jersey: Prentice Hall, 1996.

Diamond, Larry dan Plattner, Marc F. Hubungan Sipil-Militer dan Konsolidasi

Demokrasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Fathurrahman, Pupuh. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka

Setia, 2011.

Finer, S. F. The Man on Horseback, The Role of the Military in Politics.

Colorado: Westview Press, 2002.

Haramain, A. Malik. Gus Dur, militer, dan Politik. Yogyakarta: LKiS, 2004.

Heikal, Mohammad. Autum of Fury: The Assossonation of sadat. London: Corgi,

1984.

Horowitz, Louis Irving. Revolusi, Militerisasi, dan Konsolidasi Pembangunan.

Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985.

Huntington, Samuel P. The Soldier and The State: The Theory and Politics Civil

Military Relations. Cambridge: Harvard University Press, 1957.

Huntington, Samuel P.. Tertib Politik dalam Masyarakat yang Sedang Berubah.

Jakarta: CV Rajawali, 1983.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2009.

Ikbal, Muhammad dan Soyomukti, Nuran. Ben Ali, Mubarak, Khadafy:

Pergolakan Politik jaziah Arab Abad 21. Bandung: MEDIUM, 2011.

Irving M. Zeitlin. Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1998.

J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.

Kassem, Maye. Egyptian Politics: The Dynamics of Authoritarian Rule. United

States of America: Lynne Rienner Publisher Inc, 2004.

Komite Nasional Untuk Kemanusiaan Dan Demokrasi Mesir (KNKMD), Buku

Putih Tragedi Kemanusiaan Pasca Kudeta Mesir di Mesir. Jakarta: KNKMD, 2014.

Kuncahyono, Trias. Tahrir Square Jantung Revolusi Mesir. Jakarta: PT. Kompas

Media Nusantara, 2013.

x

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Militer dan Demokratisasi di

Nigeria, Mesir, dan Afrika Selatan. Jakarta: P2P-LIPI, 2001.

Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Transisi Menuju Demokrasi Rangkaian Kemungkinan dan Ketidakpastian. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES, 1993.

Luttwak, Edward. Kudeta: Praktek Penggulingan Kekuasaan. Yogyakarta:

Yayasan Bentang Budaya, 1999.

Nasikun. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Nordlinger, Eric A. Militer Dalam Politik: Kudeta dan Pemerintahan. Jakarta:

Rineka Cipta, 1990.

Perlmutter, Amos. Militer dan Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

Riza Widyarsa, Mohammad, “Rezim Militer dan Otoriter di Mesir, Suriah dan Libya.” Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial I, no. 1 (September 2012): h. 273.

Robert lawang. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas

terbuka 1994.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial.Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008.

Soerjono Soekanto. Kamus Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

Stephan, Alfred. Militer dan Demokratisasi. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti,

1988.

Sumber Media Massa

“Mubarak Terlena Begitu Lama Peringatan Bagi Pemimpin Yang Lengah.” Kompas, 7 Februari 2011.

Misrawi, Zuhairi. “Mesir dan Demokrasi Kaum Islamis.” Kompas, 8 Februari 2011.

Misrawi, Zuhairi. “Mesir di Persimpangan Jalan.” Kompas, 11 Februari 2011. Munhanif, Ali. “Berakhirnya Revolusi Tanpa Ideologi.” GATRA 4 September

2013.

Sucipto, Hery. “Babak Baru Mesir-AS.” Republika,17 Februari 2012. Sumber Website

Al-Ahram Online, “Egypt's preliminary 2014 presidential election results, “

artikel diakses pada 14 November 2013 dari

http://english.ahram.org.eg/NewsContent/1/64/102437/Egypt/Politics-/LIVE-Egypts--presidential-election-results.aspx

BBC Indonesia, “Mohammed Mursi dari Ikhwanul Muslimin menang dalam

pilpres Mesir,” artikel diakses pada 30 Desember 2014 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/06/120624_Mesir_pilpres.sh tml

BBC Indonesia, “Mohammed Mursi dari Ikhwanul Muslimin menang dalam pilpres Mesir,” artikel diakses pada 30 Desember 2014 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/06/120624_Mesir_pilpres.s html

xi

Bisnis,“Kudeta Mursi Hentikan Pemulihan Ekonomi Mesir,”artikel diakses pada

30 Desember 2014 dari

http://kabar24.bisnis.com/read/20130704/19/148837/kudeta-Mursi-hentikan-pemulihan-ekonomi-Mesir

Ibrahim Ramdani, Muhammad. “Krisis Politik di Mesir.” artikel diakses pada 1

September 2013 dari

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,pdf-

ids,50-id,46756-lang,id-c,esai-t,Obama+Bukan+Juru+Damai+Sejati+Konflik+Arab+Israel-.phpx;

Jadaliyya Egypt Updates, “Egyptian Elections: Preliminary Results,” artikel

diakses pada 30 Desember 2014 dari

http://www.jadaliyya.com/pages/index/3331/egyptian-elections_preliminary-results_updated- dan http://en.wikipedia.org/wiki/Elections_in_Egypt

Jadaliyya Egypt Updates, “Egyptian Elections: Preliminary Results,” artikel

diakses pada 30 Desember 2014 dari

http://www.jadaliyya.com/pages/index/3331/egyptian-elections_preliminary-results_updated-

Republika Online, “Ikhwanul Muslimin Dikebiri Ayat Suci,” artikel diakses pada

14 November 2014 dari

http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/08/26/ms50xz-ikhwanul-muslimin-dikebiri-ayat-suci

Republika Online, “Ikhwanul Muslimin Dominasi Parlemen Baru Mesir,” artikel

diakses pada 30 Desember 2014 dari

http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur- tengah/12/01/23/ly890c-ikhwanul-muslimin-dominasi-parlemen-baru-Mesir

Republika Online, ” Militer Mesir Minta Ulama Moderat Keluarkan Fatwa Haramkan IM,” artikel diakses pada 14 November 2014 dari

http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur- tengah/13/08/26/ms50ln-militer-mesir-minta-ulama-moderat-keluarkan-fatwa-haramkan-im

The Guardian, “Empat Alasan Presiden Mesir Digulingkan,” artikel diakses pada

14 November 2013 dari

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/04/115493383/Empat-Alasan-Presiden-Mesir-Digulingkan

Sumber Wawancara

Wawancara Pribadi dengan Hamdan Basyar. Jakarta, 11 Juni 2015. Wawancara Pribadi dengan Zuhairi Misrawi. Ciputat, 24 April 2015.

MILITER DAN POLITIK: STUDI KASUS KUDETA MILITER

PADA PRESIDEN MOHAMMAD MURSI DI MESIR TAHUN

2013

Pertanyaan penelitian : 1. Mengapa militer mengkudeta Presiden Mursi?

2. Bagaimana proses militer dalam mengkudeta Presiden Mursi?

Daftar pertanyaan wawancara: Hamdan Basyar

1. Di MENA (Middle East and North Africa) segala perkembangan politik,

kekuasaan dan gaya pemerintahan diwarnai oleh tiga faktor yaitu; kekuatan basis lokal tradisional (kabilah), doktrin agama dan tentara (militer). Bagaimana menurut anda dan sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh? Atau kah ada faktor lainnya? Jelaskan ! Manakah faktor-faktor yang paling signifikan? Sejauh mana itu berpengaruh dan apa dampaknya bagi pemerintahan di Mesir?

Jawab: Saya kira segala faktor yang anda sebutkan itu masih ada. Setelah kudeta tahun 1952, militer menjadi lebih menonjol yang tadinya tentara berada di bawah kekuasaan pemerintah. Semenjak kejadian itu tampuk kekuasaan Mesir selalu dipegang oleh militer. Ada pertanyaan mengapa Mesir dikatakan sebagai negara militer padahal pemimpinnya sudah pensiun? Karena pergantian kekuasaan itu beralih dari militer ke militer. Jadi memang di Mesir kekuatan militer lah yang sekarang menonjol.

2. Dalam sejarahnya, Mesir selalu dipimpin dari kalangan militer. Apakah

dengan begitu membuat model kekuasaan Mesir harus selalu diisi oleh kalangan militer? Sebagai contoh Mursi dikudeta oleh militer dari jabatannya karena Mursi bukan dari militer. Jelaskan !

Jawab: Sebenarnya tidak selalu harus dari kalangan militer. Bila kita berkaca dari negara demokrasi versi barat, pemerintahan yang penguasaannya diduduki oleh militer adalah bentuk yang tidak sehat dalam demorasi. Dalam pemerintahan militer, militer menafikan adanya perbedaan karena militer mengguakan sistem komando. Jadi bila ada yang tidak sejalan dan tidak sesuai dengan perintah maka akan dilibas. Padahal nilai nilai demokrasi itu adalah adanya perbedaan dan pluralitas sangat dihargai. Jadi bila ingin melihat peran militer dari sistem demokrasi seharusnya militer dipisahkan dari praktik politik.

3. Pada saat Mursi memenangi pemilu, adalah goresan sejarah awal bagi Mesir untuk menuju pemerintahan yang bercorak demokratis. Namun mengapa demokrasi di Mesir berumur pendek? Faktor apa saja yang menyebabkan? Mana faktor yang paling signifikan?

Jawab: Pertama saya melihat adanya keterburu buruan dari Mursi sendiri, Mursi buru buru berdemokasi dan menghilangkan militer dalam politik. Padahal tidak semudah itu untuk membubarkan organsasi yang telah lama solid. Membuat militer bangkit dengan berujung pada kudeta. Kedua, Mursi merasa percaya diri karena telah dipilih oleh rakyat. sayangnya Mursi mengabaikan ada sebagian jumlah besar yang tidak memiih Mursi, terlalu percaya diri kalau semua rakyat memilih dia 100%. Dalam kata lain bisa dikatakan Mursi kurang berkompromi dengan kelompok kelompok lain dalam hal akomodasi politik.

4. Menurut anda faktor faktor apa saja kah yang menyebabkan Mursi

diprotes rakyat hingga berakhir dengan kudeta? Mana yang paling signifikan?

Jawab: Selama kepemimpinannya rakyat tidak merasa sejahtera karena kondisi perekonomian tidak membaik. Namun di sisi lain bisa dilihat banyak perusahaan di Mesir itu berkaitan dengan militer, nah ketika militer ditekan mereka berusaha memainkan agar rakyat tidak sejahtera. Seperti memainkan harga makanan, maka rakyat akan tidak sejahtera lalu memicu protes pemberontakan. Memicu rakyat berpikir tidak sejahtera dipimpin oleh militer. Dengan kata lain ekonomi “dimainkan” oleh militer.

5. Pasca Mubarak tumbang dan terplihnya Mursi, adalah masa-masa transisi

bagi Mesir, apakah ketidaksiapan pemerintah Mesir dalam fase transisi dimanfaatkan militer untuk berpolitik?

Jawab: Ya, militer dengan organisasi SCAF yang cukup mempunyai andil dalam politik. Selain itu juga Ikhwanul Muslimin yang mengakar sejak lama namun dianggap terlarang oleh negara. Namun militer lebih kuat dan diakui secara formal sebagai kelompok yang solid. Pada saat tumbangnya Mubarak, rakyat meminta demokratisasi dengan diadakannya pemilu. Segera kemudian pemilu parlemen, namun militer tidak menduga ketika keran demokrasi dibuka kelompok islam lah (IM) yang mencuat ke permukaan.

6. Bagaimana kah anda melihat kasus kudeta ini, setuju atau tidak kah anda

bila dikatakan kudeta ini atas mandat rakyat? jelaskan?

Jawab: Apapun bahasanya, ini tetaplah kudeta. Karena dlihat dalam sistem demokrasi kudeta itu menyalahi aturan. Dalam demokrasi pergantian kekuasaan melewati proses pemilu. Di sini militer hanya berdalih mengkudeta untuk kepentingan rakyat. padahal pada akhir cerita militer

mengambil tampuk kekuasaan dari pemerintahan yang telah dipilih. Atau dengan kata lain ingin berkuasa lagi.

7. Dapatkah anda jelaskan bagaimana militer menyamakan persepsi dengan

rakyat sehingga kudeta yang dilakukan adalah untuk kebaikan rakyat? Momentum apa yang digunakan? Dan motivasi apa yang digunakan militer dalam kudeta ini?

Jawab: Sebelum adanya kudeta (ancaman 48 jam) Sisi melakukan pertemuan dengan Mursi dengan menyuruhnya mundur, namun Mursi menolak karena merasa dipilih oleh rakyat. setelah itu Sisi melakukan pertemuan dengan kelompok lain (Al Azhar, Kristen Koptik, Golongan Liberal) untuk melihat persepsi mereka terhadap pemerintah. Dalam pertemuan ini Sisi melihat keuntungan kepentingan bersama tidak memihak pada Mursi (kontra). Dengan begitu Sisi melihat hitungan politik memihak pada milter bila akan melakukan kudeta.

8. Dapatkah anda jelaskan langkah langkah taktis militer dalam mengkudeta

Mursi sedari awal?

Jawab: Setelah kudeta pengambil alihan 48 jam. Sisi membekukan konstutisi lama agar ada alasan untuk mengganti dengan konstitusi baru yang relevan, lewat pemerintahan transisi yang dibuat militer di bawah Adly Mansour (pengangkatan presiden sementara). Mengangkat 50 orang sebagai komite pembuat konstitusi. Selanjutnya melakukan pemilu, namun berbeda seperti dahulu saat Mubarok turun. Kini militer melangsungkan pemilu presiden lebih dulu daripada pemilu parlemen. Militer tidak mau kecolongan saat pemilu parlemen yang menang bukan dari golongan militer. Karena pada saat militer telah terpilih menjadi presiden maka memiliki kuasa untuk membuat konstitusi dan mendominasi jalannya

pemerintahan. Selanjutnya miiiter membumihanguskan Ikhwanul

Muslimin. Kemudian baru lah militer menyiapkan pemilu parlemen agar keabsahannya semakin diakui secara tanda kutip.

9. Menurut anda apakah intervensi militer ke dalam politik dapat dianggap

sebagai kemunduran ke arah tentara pretorian? Termasuk kepada tipe pretorian yang mana kah militer Mesir ini?

Jawab: Jelas ini adalah kemunduran. Tapi bila melihat pada sejarahnya memang militer sudah kuat dan bercokol lama. Ditandai dengan SCAF yang ikut campur. Dilihat dari demokrasi tentu ini adalah kemunduran.

MILITER DAN POLITIK: STUDI KASUS KUDETA MILITER

PADA PRESIDEN MOHAMMAD MURSI DI MESIR TAHUN

2013

Pertanyaan penelitian : 1. Mengapa militer mengkudeta Presiden Mursi?

2. Bagaimana proses militer dalam mengkudeta Presiden Mursi?

Daftar pertanyaan wawancara: Zuhairi Misrawi

1. Di MENA (Middle East and North Africa) segala perkembangan politik,

kekuasaan dan gaya pemerintahan diwarnai oleh tiga faktor yaitu; kekuatan basis lokal tradisional (kabilah), doktrin agama dan tentara (militer). Bagaimana menurut anda dan sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh? Atau kah ada faktor lainnya? Jelaskan ! Manakah faktor-faktor yang paling signifikan? Sejauh mana itu berpengaruh dan apa dampaknya bagi pemerintahan di Mesir?

Jawab: Secara umum, itu memang menjadi pilar pilar konstelasi politik di Timur Tengah. Tetapi di setiap negara mempunyai ke khasan nya sendiri, misalnya di Mesir militer menjadi faktor penentu dalam politik karena Mesir mempunyai sejarah panjang tentang bagaimana militer berkuasa. Di samping itu militer menguasai kantong kantong ekonomi sekitar 70%, dan sebagiannya lagi dikuasai oleh Ikhwanul Muslimin. Jadi untuk kasus Mesir harus diakui bahwa militer mempunyai pengaruh yang signifikan dalam stabilitas politik.

2. Dalam sejarahnya, Mesir selalu dipimpin dari kalangan militer. Apakah

dengan begitu membuat model kekuasaan Mesir harus selalu diisi oleh kalangan militer? Sebagai contoh Mursi dikudeta oleh militer dari jabatannya karena Mursi bukan dari militer. Jelaskan !

Jawab: Sebenarnya bukan hanya persoalan apakah pemimpin yang ada di Mesir ini harus dari kalangan militer atau tidak, tetapi lebih tentang siapa yang mampu menjaga stabilitas kekuasaan politik dan nasionalisme. Mesir mepunyai banyak keragaman paham agama, politik dan keragaman budaya yang terbentuk dari sejarah panjang Mesir sendiri, juga terbentuk dari banyaknya budaya negara tetangga. Pada saat dibukanya keran demokrasi di Mesir, memang masyarakat (sipil) yang mempunyai peluang terutama dari kalangan Ikhwanul Muslimin (terbukti dari kemenangannya pada pemilu). Namun sayangnya Ikhwanul Muslimin sebagai mayoritas tidak menjamin keberagaman di sana. Lalu militer selain mempunyai senjata

untuk mejaga stabilitas juga dipercaya menjadi golongan yang paling nasionalis. Jadi masyarakat percaya militer bisa menjaga nilai nilai yang plural di Mesir, namun juga tidak melulu membuat militer menjadi golongan yang dikedepankan jika ada golongan lain yang sanggup menjaga keberagaman. Bila ada golongan lain yang sanggup, maka militer akan kembali ke barak untuk menjaga pertahanan.

3. Pada saat transisi tumbangnya Mubarak, pemerintahan dipegang oleh

Jendral Tantawi, apakah ini indikasi kalau militer ingin kembali mengonsolidasikan kekuasaan untuk menguasai Mesir pasca Mubarok? Jawab: Bukan, itu adalah pilihan rakyat. Rakyat lebih percaya pada militer untuk menjaga transisi kekuasaan. karena tidak ada institusi yang lebih kuat dari militer, namun juga militer mendapat penentangan keras dari rakyat bila militer masuk ke ranah politik terlalu jauh layaknya zaman Mubarok yang melahirkan otoritarianisme. Di sisi lain Ikhwanul Muslimin membuat koalisi dengan militer dengan harapan mendapat dukungan.

4. Pada saat Mursi memenangi pemilu, adalah goresan sejarah awal bagi

Mesir untuk menuju pemerintahan yang bercorak demokratis. Namun mengapa demokrasi di Mesir berumur pendek? Faktor apa saja yang menyebabkan? Mana faktor yang paling signifikan?

Jawab: Sebenarnya demokrasi yang terjadi di Mesir adalah pilihan terakhir, dibanding kembali ke zaman otoriter. Rakyat memilih Mursi karena mulai menyadari nilai nilai demokrasi itu penting, namun di sisi lain stabilitas juga penting. Stabilitas dan keragaman terancam di kepemiminan Mursi (Ikhwanul Muslimin), sebenarnya ini juga kemunduran demokrasi di Mesir. Pada awalnya rakyat menganggap Ikhwanul Muslimin sanggup menjaga keragaman, memulihkan eknomi, dan menciptakan stabilitas politik. Namun pada akhirnya gagal, ini yang membuat rakyat akirnya kembali berpaling kepada militer sebagai kelompok yang mampu mewujudkan keinginan rakyat. Pada intinya adalah rakyat kehilangan figur dan menganggap stabilitas itu lebih penting, ketimbang menjalani demokrasi bersama pemimpin yang tidak sanggup menjaga keragaman. Nilai demokrasi yang diterapkan di Mesir baiknya adalah demokrasi yang merangkul seluruh kalangan.

5. Menurut anda apa saja faktor-faktor dan kebijakan yang dibuat Mursi

sehingga membuat Mursi terguling dan terlihat minus di mata rakyat? Mana yang paling signifikan, jelaskan !

Jawab: Beberapa faktor signifikan yang mengakibatkan Mursi digulingkan adalah monopoli kekuasaan oleh Ikhwanul Muslimin. Mursi (Ikhwanul Muslimin) memonopoli dewan konstituante yang hampir 75 % dikuasai Ikhwanul Muslimin, dilain hal juga Mursi mengganti 17 gubernur yang

diganti dari kalangan Ikhwanul Muslimin. Dari monopoli kekuasaan ini tercermin adanya Ikhwanisasi di Mesir, yang membuat Mursi kehilangan pengaruhnya. Ini juga dianggap sebagai penentangan terhadap amanat revolusi yaitu kebebasan, keadilan dan hidup mulia. Ini yang membuat rakyat berbalik memprotes Mursi. Seandainya Ikhwanul Muslimin mau referendum dan mau pemilu ulang kemungkinan akan membuat Mursi mendapatkan wibawa dan keabsahannya di mata masyarakat. Sayangnya mereka ngotot, dengan melakuan pilihan buruk tidak mau mengikuti mekanisme demokrasi. Sehingga terjadilah demonstrasi besar besaran yang di galangi gerakan Tamarood beserta oposisi, kemudian demonstrasi ini didukung oleh militer. Secara tidak langsung ini adalah kudeta militer atas mandat rakyat. Seandainya Mursi mau berkomromi tidak akan terjadi demonstrasi, Mursi (dan Ikhwanul Muslimin) menganggap pemenang dapat mengambil segalanya (the winner take all).

6. Menurut anda bagaimana pola hubungan antara pemerintahan Mursi

dengan militer dan oposisi? Jelaskan ! Bisa kah anda jelaskan afiliasi-afiliasi kubu politik yang ada di Mesir. Di mana posisi militer, oposisi, kelompok pendukung dan kontra Mursi. Dalam peristiwa kudeta ini. Jelaskan !

Jawab: Pola hubungan pemerintahan antara Mursi dengan militer berjalan seperti biasa, militer menjadi dewan penasehat yang menjelaskan tentang keadaaan kondisi sosial politik negara. Namun Mursi bersikap keras kepala dengan menganggap sebagai presiden yang terpilih secara sah dan kurang begitu menanggapi teriakan teriakan rakyat dan oposisi. Ini yang membuat protes meledak besar. Faktor ini juga yang membuat Mursi kehilangan wibawanya.

7. Menurut anda apakah demonstrasi yang berujung kudeta terhadap Mursi

masih bagian dari keberlanjutan protes pada Mubarok yang belum usai dan bagian dari efek domino Arab Spring?

Jawab: Iya, memang gelombang Arab Spring itu berawal dari Tunnisia dan menjadi semangat menjalar ke negara negara tetangga.

8. Menurut anda kapankah militer mencoba masuk ke dalam politik yang

berujung pada kudeta terhadap Mursi?

Jawab: Dalam hal ini, rakyat yang meminta militer untung mengambil langkah. Selain itu juga militer melihat bahwa adanya kesamaan cita cita dengan rakyat, maka waktu itu diadakan pertemuan antara militer dengan kelompok kelompok oposisi. Militer menganggap rakyat sukar menggulingkan penguasa tanpa militer, dan rakyat melihat militer menjadi partner yang tepat untuk menjalankan cita cita bersama rakyat.

Foto Dokumentasi Wawancara Zuhairi Misrawi

Dokumen terkait