• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Adapun saran yang bisa penulis berikan berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah:

1. Bagi orang tua pengrajin bambu hendaknya dapat membagi waktu yang lebih tepat dalam hal memberikan pola asuh terhadap pendidikan anak. Meskipun memiliki profesi yang harus dikerjakan demi pemenuhan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga tetap memperhatikan kondisi anak dengan memberikan pendidikan yang sesuai kebutuhan anak, serta lebih meningkatkan bimbingan dan asuhan dalam hal pendidikan anak. Karena mendidik anak merupakan tanggung jawab orang tua, sehingga bagaimanapun kesibukan dari orang tua, hendaknya orang tua tetap memberikan asuhan dan didikan kepada anak.

2. Hendaknya orang tua pengrajin bambu lebih tegas dalam memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap anak berkaitan dengan waktu belajar anak dan waktu bermain anak.

115

DAFTAR PUSTAKA

Anggawidjaja, Ester. 2010. Orang Tua Abad ke-21 Terobosan Menjadi Orang Tua di Zaman Sulit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta

Fajar, Rahmat. 2011. The Process Of Parenting. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Fatchurrahman. 2006. Demokratisasi Pendidikan dalam Al-Qur’an. Salatiga:

STAIN Salatiga Press

Gunarasa, Singgih. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Illahi, Mohammad T. 2013. Quantum Parenting (Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif dan Cerdas). Jogjakarta: Kata Hati

Moleong, lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muallifah. 2009. Psycho Islamic Smart Parenting. Jogjakarta: Diva Press

Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta:Lkis.

Santana, Septiawan. 2010. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Semiawan, Conny. 2002. Pendidikan Keluarga dalam Era Global. Jakarta: PT Prenhallindo

116

Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri). Jakarta: Rineka Ciptan

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tirtarahardja, Umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ulwan, Abdullah N. 1996. Pendidikan Anak Menurut Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Laporan Pelaksanaan Tugas Lurah Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. 2015.

Sistem Informasi Kelurahan Kota Salatiga. 2015.

117

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Imania Najmuna

Tempat dan tanggal lahir : Salatiga, 23 September 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam Warga Negara : Indonesia No Telepon : 085640587079

Alamat : Jaten, RT 04 RW 705, Pulutan, Sidorejo, Salatiga Riwayat Pendidikan : 1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Dliko Indah,

Blotongan, Sidorejo, Salatiga lulus Tahun 2000

2. MI Ma’arif Pulutan, Sidorejo, Salatiga lulus

Tahun 2006

3. SMP Negeri 2 Salatiga lulus Tahun 2009 4. SMA Negeri 3 Salatiga lulus Tahun 2012 Motto : Sukses adalah akibat dari sebab yang kita buat

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 25 Agustus 2016 Penulis

Imania Najmuna NIM. 111-12-193

128

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang peneliti gunakan dalam melakukan tanya jawab atau wawancara dengan orang tua pengrajin bambu sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian yaitu:

A. INSTRUMEN WAWANCARA

1. Bagaimana cara Bapak/Ibu memberikan bimbingan terhadap anak dalam pendidikan?

2. Apakah dalam mendidik anak Bapak/Ibu berkuasa penuh terhadap anak (otoriter), atau Bapak/Ibu memberikan kebebasan terhadap anak tetapi tetap mengontrol (demokratis), atau memberikan sedikit batasan kepada anak dan lebih membebaskan keinginan anak (permisif), atau membeabaskan anak secara penuh (penelantar)?

3. Apakah dalam mendidik anak Bapak/Ibu memberikan tuntutan? 4. Menurut Bapak/Ibu seberapa pentingnya pendidikan bagi anak?

5. Apakah di dalam keluarga Bapak/Ibu pernah mengalami suatu masalah sehingga menganggu proses pendidikan anak?

6. Bagaimana karakter dari masing-masing anak?

7. Apakah anak sering bergaul dan bermain dengan teman-temannya? 8. Apakah keterampilan/potensi yang dimiliki anak?

9. Apa bahasa yang Bapak/Ibu gunakan sehari-hari ketika berkomunikasi dengan anak?

10.Apakah Bapak/Ibu sering melakukan interaksi dengan anak di tengah kesibukan anda dalam membuat kerajinan bambu?

129

11.Apakah Bapak/Ibu memperhatikan perkembangan pendidikan yang dicapai oleh anak?

12.Apakah dalam mendidik anak, Bapak/Ibu memperlakukan anak secara sama antara satu dengan yang lainnya, ataukah berbeda antara satu dengan yang lainnya?

13. Apakah Bapak/Ibu sering menanyakan kegiatan pendidikan anak di sekolah?

14.Berapa banyak waktu yang Bapak/Ibu habiskan/gunakan untuk merajinkan bambu setiap hari?

15.Apakah terjadi kendala dalam hal membagi waktu antara mengurus anak dengan merajinkan bambu?

16.Apakah anda memiliki peran menjadi pendidik bagi anak?

17.Apakah sebagai orang tua, Bapak/Ibu memberikan pujian kepada anak ketika anak berhasil dalam melakukan sesuatu dan memberikan hukuman/memarahinya ketika anak melakukan kesalahan?

18.Apakah Bapak/Ibu membantu/memberikan bimbingan kepada anak dalam mengerjakan tugas ketika anak mendapatkan pekerjaan rumah dari sekolah ?

19.Apakah Bapak/Ibu mendampingi anak ketika belajar?

20.Apakah Bapak/Ibu memberikan kepercayaan penuh terhadap sekolah mengenai keberhasilan pendidikan anak?

130

22.Menurut Bapak/Ibu mana yang lebih menjadi prioritas anda? Mendidik anak atau merajinkan bambu?

23.Adakah faktor yang mendukung Bapak/Ibu dalam memberikan bimbingan anak terkait dengan pendidikan anak baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat?

24.Adakah faktor yang menghambat Bapak/Ibu dalam memberikan bimbingan anak terkait dengan pendidikan anak baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat?

25.Upaya apa saja yang telah Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan perkembangan pendidikan pada anak?

131

KODE PENELITIAN

No Nama Informan

Kode

Informan Tanggal Penelitian Waktu Tempat 1. M. Khusnun MK 1 Juli 2016 14.48 WIB Rumah Bp. M. Khusnun 2. Ikhsan IS 1 Juli 2016 15.34 WIB Rumah Bp. Ikhsan 3. Mirah MR 1 Juli 2016 15.52 WIB Rumah Ibu Mirah 4. Ulfa UL 3 Agustus 2016 14.18 WIB Rumah Ibu Ulfa 5. Rohmat RM 4 Agustus 2016 08.42 WIB Rumah Bp. Rohmat 6. Lazim LZ 4 Agustus 2016 09.00 WIB Rumah Bp. Lazim 7. Semi SE 4 Agustus 2016 10.05 WIB Rumah Ibu Semi 8. Slamet Doyok SD 4 Agustus 2016 10.25 WIB Rumah Bp. S. Doyok 9. Sri SR 4 Agustus 2016 11.35 WIB Rumah Ibu Sri 10. Sumi SU 6 Agustus 2016 10.55 Rumah

132

Hasil Wawancara

1. Nama : M. Khusnun 2. Kode Informan : MK

3. Usia : 47 Tahun

4. Hari, tanggal : Jumat, 1 Juli 2016 5. Tempat : Rumah Bp. Khusnun 6. Pukul : 14.48 WIB

1. Nak jane saleh mbimbing niku mboten kula mbak, tapi makne, masalahe nak kula niku kan hariane kerja [kalau sebenarnya yang membimbing itu bukan saya mbak, tetapi ibunya, soalnya kalau saya itu kan sehari-harinya bekerja]

2. Nak kula mboten terlalu dibebasken, terlalu dikekang nggeh mboten, dadose kula ambil tengahnya. Soale nak lare terlalu kekang niku mesakke, kula bebaske kula nggeh mboten seneng [kalau saya tidak terlalu dibebaskan, juga tidak terlalu dikekang, jadi saya ambil tengahnya. Soalnya jika anak terlalu dikekang itu kasian, saya bebaskan juga saya tidak suka]

3. Mboten kula tuntut [tidak saya tuntut]

4. Nggeh nak kula pendidikan kangge anak nggeh penting, masalahipun kan ngeten disamping kula pentingke wong anak niku wajib belajar, waktunya belajar ya belajar, waktunya ngaji ya ngaji, sholat, ibadah, dan lain-lainnya ya nggeh kula pentingke. Nak mpun bar niku ajeng dolan monggo bebas [ya kalau saya pendidikan untuk anak ya penting, masalahnya kan begini, disamping saya pentingkan, anak itu wajib belajar, waktunya belajar ya belajar, waktunya ngaji ya ngaji, sholat, ibadah, dan lain-lainnya ya saya pentingkan. Kalau sudah selesai mau bermain ya silahkan]

133

5. Mboten, cara kula walaupun kula ngeten nggeh soal ekonomi sing penting kula anak saged nganu sekolah mpun jalan, dadi mboten wonten kendala lah, meskipun kondisine ngeten nggeh insyaallah tetep jalan [tidak, cara saya walaupun saya begini ya soal ekonomi yang penting anak saya bisa sekolah ya sudah jalan, jadi tidak ada kendala lah, meskipun kondisi seperti ini ya insyaallah tetap jalan]

6. Nak karaktere anak kula niku benten-benten kok mbak, wonten sing seneng dolanan, enten sing seneng fokus ngaji nggeh enten, dadi mboten satu karakter mboten [kalau karakter anak saya itu berbeda-beda mbak, ada yang senang bermain, ada yang senang dan fokus mengaji]

7. Nggeh sering bergaul [iya, sering bergaul]

8. Nak sing lanang niku ketrampilane namung nggambar-nggambar, nak sing cewek niku nggeh membaca-baca [kalau yang laki-laki itu ketrampilannya hanya menggambar, kalau yang perempuan itu suka membaca]

9. Krama inggil mawon[krama inggil saja]

10.Nggeh kula namung merhatekke mbak [ya saya hanya memperhatikan] 11.Nggeh kula perhatikan niku mbak, niku masalahe jane wong niku nggeh

namine lare senenge dolan niku lak cara sing wingi nilaine sekian nak mangkeh yang akan datang kadang nggeh munggah kadang niku nggeh midun. Kula perhatike mbak [ya saya perhatikan itu mbak, masalahnya sebenarnya yang namanya anak sukanya bermain itu kan yang kemarin nilainya sekian, kadang yang akan datang meningkat kadang ya menurun. Saya perhatikan mbak]

12.Soal bimbingan kula damel sami, maupun karaktere piyambak-piyambak mangkeh nek kulo kekang ngeten sing mriki kulo entukke ngeten kan mangkeh malah benten. Karaktere kulo damel sami mawon, masalahe walaupun niku sing siji seneng dolan rono kula samakke mawon [soal bimbingan saya buat sama, walaupun karakternya sendiri-sendiri nanti kalau saya kekang begini yang satunya saya bolehkan begini nanti jadinya

134

akan berbeda. Karakter saya buat sama saja, walaupun yang satu senang bermain saya samakan saja]

13.Nak kula niku kadang-kadang mawon [kalau saya kadang-kadang saja] 14. Dari jam 8, kaleh nyambi nopo riyen ngantos ashar. Nggeh kira-kira

sehari sekitar 7 jam [dari jam 8 sambil melakukan pekerjaan rumah yang lain sampai ashar. Ya kira-kira sehari sekitar 7 jam]

15.Mboten mbak [tidak mbak]

16.Nak kula pripun nggeh, prioritase jane kan condong teng anak. Cara jane kan kula niku gadah kerajinan, cara prioritas ke anak kula priorotaske mbak, ning nak kula terlalu fokuske kan brarti kan kula niku ninggal pekerjaan. Cara istilahe diambil tengah-tengahnya [kalau saya bagaimana ya, sebenarnya kan prioritasnya condong ke anak. Kalau misalkan saya punya pekerjaan merajinkan, prioritas ke anak saya prioritaskan mbak, tapi kalau saya terlalu fokuskan berarti saya meninggalkan pekerjaan. Ya istilahnya diambil tengahn-tengahnya]

17.Mboten mbak [tidak mbak] 18.Mboten mbak [tidak mbak]

19.Nak kula niku mboten mbak, nggeh nak kula niku paling menawi namung mengingatkan tok, nika menawi bar maghrib bar sholat niku ngaji, niku mangkeh kula arahke tok, gen belajar [kalau saya itu tidak mbak, ya kalu itu paling ketika hanya mengingatkan saja, jika setelah sholat maghrib itu mengaji, nanti saya arahkan saja supaya belajar]

20.Nggeh nate, niku nak maringi hadiah nggeh nate, cara istilahe nak bijine apek tak tukokke ngeten. Mboten memberikan hukuman, mesakke [ya pernah, itu saya memberikan hadiah juga pernah, istilahnya itu kalau nilainya bagus ya saya belikan sesuatu. Tidak memberikan hukuman, kasihan]

21.Nggeh mbantu, membantu sing saged mbantu nggeh dibantu. Nek kados bahasa Inggris kula serahke mbakyune, masalahe nak bahasa Inggris kan kula riyen sekolah mboten wonten bahasa Inggris [ya membantu, membantu yang saya bisa membantu ya saya bantu. Kalau seperti bahasa

135

Inggris saya serahkan kakaknya, solanya kalau bahasa Inggris saya dulu tidak ada pelajaran bahasa Inggris]

22.Mboten mbak, kadang-kadang. Pengene piyambak [tidak mbak, kadang-kadang. Pengennya sendiri]

23.Nggeh mboten sepenuhnya mbak, niki nak kula sepenuhnya pasrahaken kaleh sekolah kan brarti mboten tanggung jawab kula, mangkeh sing liyo kula saged mbantu mendidik lah, yo istilahe ngoten niku [ya tidak sepenuhnya mbak, ini kalau saya sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada sekolah ya berarti bukan tanggung jawab saya, nanti yang lain saya bisa membantu mendidik lah, ya istilahnya seperti itu]

24.Niku nggeh tanggung jawab jane. Kula jane ngeten mbak, kula gadah tanggung jawab anak niku [sebenarnya itu ya tanggung jawab. Sebenarnya saya begini mbak, saya punya tanggung jawab terhadap anak tersebut] 25.Jane nganu mbak, kula niku gadah angen-angen, Cuma larene sing

mboten purun, ajeng kula leske mboten purun. Jadi mau nggak mau cara istilahe namung sing didik sing cara mbantu belajar nggeh kula. Nek kula mboten saged nggeh kula lemparke mbakyu-mbakyune sing saged. Nek mboten kaleh makne. Jane nak kados Lisna niku bahasa Inggris rencana kula ajeng tumutke les teng pak Samsul Pulutan. Mangkeh bar maghrib kula terke, tapi bocahe mboten purun. Nak sing lanang niku nak purun nggeh jane kula leske mbak, teng gene pak Joro mriki kan caket. Cuma nggeh mboten purun niku, jane kula nggeh sayang [sebenarnya begini mbak, saya punya angan-angan, hanya saja anaknya yang tidak mau, mau saya leskan tapi tidak mau. Jadi mau tidak mau, istilahmya hanya yang mendidik yang membantu belajar ya saya. Kalau saya tidak bisa ya saya lemparkan ke kakak-kakaknya yang bisa. Kalau tidak ya dengan ibunya. Sebenarnya kalau Lisna itu bahasa Inggris rencannaya saya ingin ikutkan les ke pak Samsul Pulutan. Nanti habis maghrib saya antarkan, tetapi anaknya tidak mau. Kalau yang laki-laki itu kalau mau ya ingin saya leskan mbak, di tempat pak Joro kan dekat. Hanya saja ya tidak mau, sebenarnya ya saya sayang sama mereka]

136

1. Nama : Ikhsan 2. Kode Informan : IS

3. Usia : 40 Tahun

4. Hari, tanggal : Jumat, 1 Juli 2016 5. Tempat : Rumah Bp. Ikhsan 6. Pukul : 15.34 WIB

1. Pendidikan nggeh pokokmen kaleh tiang niku kula ken sopan santun, mboten usah sing neko-neko, maksude neko-neko ki perilakune tak kon sing nggenah, karo wong tuane tak kon sopan, karo liyane yo tak kon sopan, sekolah karo gurune yo tak kon sing ngajeni, ojo sampe ngoko. Ibarate kan nak anak sampe ngoko karo gurune ra kajen karo harga dirine dewe [pendidikan ya pokoknya dengan orang lain itu saya suruh sopan santun, tidak usah yang aneh-aneh, maksudnya yang aneh-aneh itu perilakunya saya suruh yang baik, dengan orang tuanya saya suruh sopan, dengan yang lain juga saya suruh sopan, sekolah dengan gurunya ya saya suruh menghormati, jangan samapai bicara kasar/ngoko]

2. Nggeh pokokmen setengah-setengah, mboten terlalu dibebaske, mboten terlalu tak tekan. Seimbang. Sing penting neng njobo kuwi perilakune sing nggenah, mboten elek [ya pokoknya setengah-setengah, tidak terlalu dibebaskan, tidak terlalu ditekan. Seimbang. Yang penting di luar itu perilakunya yang baik, tidak jelek]

3. Kula mboten nuntut [saya tidak menuntut] 4. Penting banget [penting sekali]

5. Nak anakku kuwi mau deknen manggone yo kono kene kemungkinan yo ono masalah karna ditinggal ibuke. Mungkin kan yo cemantel neng pikirane karna ditinggal ibune ra diurusi karo ibune kan ditinggal kawit cilike kan ora pernah dididik ibuke awet bayine [kalau anak saya itu dia tinggal ya disana sini kemungkinan ya ada masalah karena

137

ditinggal ibunya. Kemungkinan terbesit dalam pikirannya karenan ditinggal ibunya tidak dirawat oleh ibunya ditinggal dari kecil tidak pernah dididik ibunya sejak bayi]

6. Alhamdulillah nak karaktere anake ki ntrimo, karna dekne wes dididik karo pak kaji Kanan guru ngajine pinter [alhamdulillah kalau karakter dari anak itu menerima, karena dia dididik oleh pak Haji Kanan guru ngajinya yang pintar]

7. Yo paringane [ya bersyukurnya]

8. Pengene moco-moco neng sinau, kadang-kadang mbantu aku

[inginnnya membaca-baca dalam belajar, kadang-kadang membantu saya]

9. Jawa biasa [Jawa biasa]

10.Nak pas posisi nggawe kere nak pas rene yo tak omong-omongi sing genah. Jenenge wong tuwo nek nduwe anak cilik kan ngomonge sing nggenah. Supaya ora salah pergaulan kan manggone rena rene [kalau ketika posisi begini membuat kerajinan bambu, kettika disini ya saya ajak ngobrol-ngobrol yang baik. Namanya orang tua kalau punya anak kecil kan ngobrolnya yang baik. Supaya tidak salah pergaulan karena tinggalnya kesana-sini]

11.Tak perhatekke tenan paringane ora mlorot. Ibarat sekolah kan bijine ora mlorot karo sing wingi [saya perhatikan sungguh-sungguh syukur tidak menurun. Ibarat sekolah itu nilainya tidak menurun seperti yang kemarin]

12.Karaktere anak berbeda-beda, nak sing cilik dewe iseh terlalu tak bimbing, nek sing gede kan podo karo wes dewasa, bimbingane wes bedo meneh [karakter anak berbeda-beda, kalau yang kecil masih terlalu saya bimbing, sedangkan yang besar kan sudah dewasa, jadi bimbingannya sudah berbeda lagi]

13.Yo jarang, yo nyok nakokke tapi ora terlalu sering [ya jarang, kadang-kadang menanyakan tapi tidak terlalu sering]

138

14.Sehari sekitar 8 jam, kurang lebih ket esuk sekitar jam 8 jam setengah 8 tekan asar ngono kae [sehari sekitar 8 jam, kurang lebih dari dari pagi jam 8 jam seteng 8 sampai waktu ashar]

15.Nak ngono ki pie yo sekedar gur trimo mbimbing ben pokoke tingkah lakune ora salah [kalau gitu tu ya bagaimana ya, hanya sekedar membimbing agar pokoknya tingkah lakunya tidak salah]

16.Nak ngono ki yo loro-lorone, nak gur nyambut gawe fokus nyambut gawe tok kan ndidik anak kapan, kapiran kabeh. Seimbang [kalau seperti itu ya dua-duanya, kalau hanya bekerja fokus bekerja saja kan mendidik anaknya kapan, repot semuanya. Seimbang]

17.Ketoke yo ora eneng [sepertinya ya tidak ada] 18.Ketoke yo ora eneng [sepertinya ya tidak ada]

19.Nggeh sebagai wong tua yo seko nganune awake dewe dari dalam diri sendiri, karena sebagai wong tua harus bertanggung jawab [ya sebagai orang tua ya dari diri dalam diri sendiri, karena sebagai orang tua harus bertanggung jawab]

20.Yo sekedar pujian ben karo semangat. Kene leh ngasuh wes tenanan etuk leh sekolah apek kan kene ngomonge yo seneng lah, seneng karo anak gen supaya anak sekolahe meningkat. Yo dikandani tapi kato nyeneni, tapi ora nganti nangani, mesakke [ya hanya sekedar pujian biar semangat. Saya yang mengasuh sudah sungguh-sungguh dapat hasil sekolah yang bagus kan saya juga katakan senang, senang dengan anak agar supaya sekolah anak meningkat]

21.Cuma memperhatikan tok [Cuma memperhatikan saja] 22.Ora tau mbak, jarang [tidak pernah mbak, jarang]

23.Yo kepercayaan penuh, tanggung jawabe sekolah [ya kepercayaan penuh, tanggung jawab sekolah]

24.Kene yo tetep bertanggung jawab [saya ya tetap bertanggung jawab] 25.Karepe yo nek sebagai wong tua kan nek anak karepe benm iso

meningkat ben iso kerjo sing rodok penak ben iso pinter kepriye carane. Isone ngandan-ngandani dadi anak kuwi mampu dikandani,

139

mampu mengerjakan yo tak kon neruske sisan [keinginannya ya sebagai orang tua kan kalau anak pengennya agar dapat meningkat agar bisa bekerja lebih baik supaya dapat pintar bagaimana caranya. Bisanya memperingatkan jadi anak itu mampu diperingati, mampu mengerjakan ya saya suruh melanjutkan sekalian]

140

1. Nama : Mirah 2. Usia : 39 Tahun 3. Kode Informan : MR

4. Hari, tanggal : Jumat, 1 Juli 2016 5. Tempat : Rumah Bp. Daldiri 6. Pukul : 15.52 WIB

1. Nggeh biasa, nek enjing niku kula oprak-opraki nek bangun pagi ngoten to setelah solat kan mandi, makan, berangkat sekolah nggeh nek wangsul harus TPA. Nggeh nek wayah ngeten niki kan mlampah TPA jam 3. Mangkeh bar maghrib biasa ngaos teng mushola [ya biasa, kalau pagi itu saya oprak-oprak kalau bangun pagi gitu to setelah sholat kan mandi, makan, berangkat sekolah, ya kalau pulang harus TPA. Ya kalau waktu seperti begini kan berangkat TPA jam 3. Nanti setelah maghrib biasa mengaji di mushola]

2. Nggeh nganu wonten batasan-batasannipun tapi maringi kebebasan nggeh wonten. Dadose nggeh mboten istilahe ngekang mboten. Nggeh seimbang, mangkeh nek dikekang jenenge lare malah nek pas ucul kekange dadose mbedal dugi pundi-pundi. Dadose tarik ulur [ya begini, ada batasan-batasannya tapi memberi kebebasan ya ada. Jadinya ya istilahnya tidak mengekang. Ya seimbang, nanti kalau dikekang namanya anak kalau ketika lepas kekangnya jadinya kelepasan sampai kemana-mana. Jadinya tarik ulur]

3. Nggeh ngeten, nak mboten nuntut kedah istilahe harus ngeten-ngeten niku mboten. Istilahe kula nyukani saran nggeh supaya nilaine lebih bagus, harus belajar, istilahe kaleh ndorong semangat, nggeh menyemangati [ya begini, kalau tidak nuntut harus istilahnya harus begini-begini itu tidak. Istilahnya saya memberi saran ya supaya nilainya bagus, harus belajar, istilahnya sambil mendorong semangat, ya menyemangati]

141

5. Alhamdulillah mboten wonten [alhamdulillah tidak ada]

6. Karaktere benten-benten, ingkang mbajeng niku larene sante, ntrimo. Nek

ingkang nomor kaleh niku “harus”, nopo-nopo sing mpun istilahe nyuwun

Dokumen terkait