• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PENUTUP

B. Saran

1. Kader Kesehatan

a. Sebagai penyuluh, pengetahuan kader kesehatan harus terus ditambah baik melalui informasi terbaru dari puskesmas ataupun melalui media cetak seperti majalah. metode dalam penyuluhan harus lebih menarik dibantu dengan media promosi kesehatan seperti leaflet atau brosur agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan dengan lebih baik.

b. Kader kesehatan diharapkan memfungsikan kembali meja keempat pada kegiatan posyandu yaitu melakukan penyuluhan bersama dengan petugas kesehatan secara perseorangan khususnya mengenai pentingnya ASI eksklusif.

c. Dapat memunculkan inovasi-inovasi kreatif terkait ASI eksklusif agar masyarakat termotivasi dan memiliki prinsip yang kuat untuk melakukan program ASI eksklusif, seperti pemberian reward bagi para ibu yang berhasil melaksanakan program ASI eksklusif.

2. Petugas Kesehatan Puskesmas

a. Petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu melakukan peningkatan kopetensi kader kesehatan dengan memberikan pembinaan terhadap kader kesehatan secara intensif, misalnya dengan menyisipkan materi tentang pentingnya program ASI eksklusif pada saat refreshing training yang diadakan setiap setahun dua kali. Selain mengenai pentingnya program ASI eksklusif bagi masyarakat, pembinaan yang dibutuhkan kader kesehatan juga meliputi pelatihan bagaimana bentuk dan cara menyampaikan informasi kesehatan atau penyuluhan kesehatan yang baik kepada masyarakat.

b. Promosi kesehatan tentang ASI esklusif secara langsung kepada masyarakat sangat perlu dilakukan oleh petugas kesehatan puskesmas sehingga petugas kesehatan puskesmas mampu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan promosi kesehatan ASI eksklusif sekaligus memberi motivasi langsung kepada masyarakat untuk melakukan program ASI eksklusif bada bayi mereka. Contoh media kesehatan yang efektif yang dapat terus diulang secara berkala yaitu promosi kesehatan dalam bentuk iklan berupa video.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk melakukan penelitian lanjutan terkait peran kader kesehatan dalam promosi program ASI eksklusif dengan penggalian informasi yang lebih dalam mengenai hal-hal yang kader butuhkan untuk menunjang perannya sebagai promotor kesehatan agar promosi kesehatan ASI eksklusif dapat terealisasikan secara maksimal.

4. Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan literatur terkait pelaksanaan promosi kesehatan tentang program ASI eksklusif oleh kader kesehatan di masyarakat, serta menjadi dasar dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi melalui pemberdayaan masyarakat terkait perilaku kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Budiasih, Kun. Pentingnya ASI Esklusif untuk Bayi Usia 0-6 Bulan. Jakarta: Harapan. 2008. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.

Departemen Agama RI. Alqur'an dan terjemahannya. Bandung: PT Syamil Cipta Media. 2005 Departemen Kesehatan. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. Diakses

dari: www.gizikia.depkes.go.id. pada tanggal 27 Desember 2011 pukul 13.25. 2011. Departemen Kesehatan RI. USAID indonesia, health service program (HSP). Paket Modul

Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif 6 Bulan- Panduan Kegiatan Belajar Bersama Masyarakat. Jakarta. 2008.

Departemen Kesehatan. Banyak Sekali Manfaat ASI Bagi Bayi dan Ibu. Diakses dari: http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index. pada tanggal 27 Desember 2011 pukul 13.25. 2011

Departemen Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Banten Tahun 2007. Jakarta : Depkes RI. 2009.

Departemen Kesehatan. Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu sampai Tahun 2005. Jakarta : Depkes RI. 2002.

Departemen Kesehatan. Manajemen Laktasi, Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Dit.Gizi Masyarakat . Jakarta : Depkes RI. 2007.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.. Manajemen Laktasi. Jakarta. 2005.

Departemen Kesehatan. Modul dan Materi untuk Politeknik/ D3 kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2006

Departemen Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009.

Efendi, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009.

Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius. 2011

Hamid, Farida dkk. Survei Data Dasar Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Maternal di Kotamadya Tangerang Selatan tahun 2010. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. 2010

Ikatan dokter anak Indonesia cabang Jakarta, Bedah ASI – Kajian dari berbagai sudut pandang iliah. Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008.

Irawati. Pusat promosi kesehatan. Diakses dari

http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=337. Pada tanggal 20 April 2012 pukul 09.00 WIB. 2012.

Irwanto. Focused Group Discussion (FGD). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006

Manuaba, Ida Bagus Gde. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri, Ginekologi, dan KB. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC. 2001.

Minarto, kementrian kesehatan republic Indonesia, direktorat jenderal bina gizi dan kia. Diakses dari http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658. pada tanggal 21 Desember 2011 pukul 11.00. 2011.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2008.

Nursalam. Kumpulan Pelatihan Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Prastowo, Andi. Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : DIVA

Press. 2010.

Pinem, Susanti Ervira Sari. Faktor-faktor Penghambat Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Tanjung Selamet Kecamatan Medan Tuntungan. 2010.

Polack, Fernando. The pediatrick Infectious Disease journal. Buenos Aires. Argentina. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. 2010.

Purwanti, H S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. 2004.

Rahardjo, Mudjia. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Sebuah Pengalaman Empirik). 2010. Roesli, Utami. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta: EGC. 2004.

Soehardjo. Pemberian makanan pada bayi dan anak. Yogyakarta: Kanisius. 2007. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2009

Taufik, M. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang Keperawatan. Bandung: Infomedika. 2010

Eksklusif Di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan. 2009. Wong. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC. 2009

Pedoman Wawancara Mendalam (IndepthInterview)

I. Petunjuk umum a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan terima kasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam

II. Petunjuk wawancara mendalam

a. Wawancara dilakukanoleh seorang pewawancara

b. Informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan pengalaman

c. Pendapat, saran, pengalaman dan komentar informan sangat bernilai d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin kerahasiannya

f. Wawancara ini akan direkam pada tape recorder untuk membantu dalam penulisan hasil

a. Identitas informan Nama (Inisial) : Umur : Jenis kelamin : Pekerjaan : Pendidikan terakhir : B. Catatanlapangan a. Waktu pelaksanaan : b. Tempat pelaksanaan : c. Keadaan Lingkungan : d. Ekspresi wajah informan :

C. Wawancara

a. Makna dan arti ASI eksklusif bagi kader kesehatan. 1) Apa yang kader ketahui tentang ASI eksklusif?

2) Apa yang kader ketahui tentang manfaat dan kerugiannya jika tidak diberikan ASI eksklusif?

b. Upaya yang telah dilakukan kader dalam melaksanakan promosi kesehatan program ASI eksklusif.

1) Apa yang kader ketahui tentang promosi kesehatan program ASI eksklusif?

a. Bagaimana bentuk pelaksanaan promosi kesehatan program ASI eksklusif ini?

b. Materi apa saja yang diberikan dalam promosi program tersebut? c. Bagaimana kerjasama yang biasa kader lakukan dengan pihak

terkait?

d. Adakah kerja sama secara khusus yang dilakukan kader dalam promosi kesehatan program ASI eksklusif?

e. Menurut Ibu, apakah promosi ini sudah diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat di daerah ini?

f. Bagaimana cara penyampaian promosi program tersebut sehingga dapat sampai ke seluruh lapisan masyarakat?

g. Bagaimana cara ibu dan pihak terkait mem follow up promosi program ASI eksklusif?

3) Adakahinovasi-inovasi yang dilakukan kader kesehatan berkaitan dengan budaya setempat mengenai ASI eksklusif?

c. Hambatan kader dalam meningkatkan program ASI eksklusif di masyarakat.

1) Adakah hambatan/ kendala dalam melaksanakan promosi program ASI eksklusif?

a. Apa saja kendala internal dalam melaksanakan promosi program ASI eksklusif?

2) Apa saja yang telah dilakukan kader untuk menanggulangi hambatan tersebut?

a. Kebutuhan kader kesehatan terkait upaya promosi kesehatan mengenai program ASI eksklusif.

1) Apa saja yang kader butuhkan dalam usaha promosikesehatan ASI eksklusif?

2) Apakah kebutuhan tersebut telah terpenuhi?Apa yang telah/ belumterpenuhi?

Pedoman FGD (Focus Group Discussion)

I. Petunjuk umum

a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan selamatdatangdanterima kasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang telah diluangkan untuk pelaksanaan FGD

c. Jelaskan maksud dan tujuan FGD

d. Memaparkan singkat topik yang akan dibahas (overview) e. Membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati bersama II. Petunjuk FGD

a. FGDdipanduoleh seorang moderator (peneliti)

b. Informan bebas menyampaikan pendapat, saran dan pengalaman c. Informanmendapatpeluang yang samauntukmemberi pendapat,

saran, pengalaman dan komentar informan sangat bernilai d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin kerahasiaannya

B. CatatanLapangan

a. Waktu pelaksanaan : b. Tempat pelaksanaan : c. Alat bantu yang digunakan :

C. Pertanyaan

a. Apa yang ibu-ibuketahui tentang ASI eksklusif?

b. Apa yang ibu-ibu ketahui tentang manfaat diberikannya ASI eksklusif dan kerugiannya jika tidak diberikan ASI eksklusif?

c. Apa upaya yang telah dilakukan kader dalam melaksanakan promosi kesehatan program ASI eksklusif?

Tabel Karakteristik Informan a. Informan Utama

No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Lama bertugas 1. Ibu N 47 th SMEA Ibu Rumah Tangga 22 tahun

2. Ibu L 42 th SMEA Ibu Rumah Tangga 3 tahun

3. Ibu U 52 th SD Ibu Rumah Tangga 22 tahun

4. Ibu R 55 th SMA Ibu Rumah Tangga 11 tahun

b. Informan Pendukung

No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan

1. Bidan Y 27 th D3 Bidan Puskesmas

2. Ibu LD 29 th D3 Petugas promkes

3. Ibu I 25 th SD Ibu Rumah Tangga 4. Ibu F 29 th D3 Ibu Rumah Tangga 5. Ibu M 24 th SD Ibu Rumah Tangga 6. Ibu N 26 th SMA Ibu Rumah Tangga 7. Ibu S 26 th SMA Ibu Rumah Tangga 8. Ibu A 23 th SD Ibu Rumah Tangga

Analisis Tematik

No Pernyataan signifikan Kategori Sub Tema Tema Informan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 1 Menyusui dari 0 sampai

berumur 6 bulan ya, tanpa ada tambahan makanan baik susu atau makanan yang lain-lain Pengertian ASI eksklusif Makna dan arti ASI eksklusif √ √ √ √ √ √ √

2 Untuk kekebalan dan kesehatan

Manfaat ASI

eksklusif

3 Kerugiannya kita ga bakal dapet kekebalan tubuh, sering sakit nanti, Anak nya lemah, lembek,

Kerugian ASI eksklusif

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Datang ke ibu hamil ni, jadi kita hanya menganjurkan aja si sifatnya. Bentuk usaha penggalakkan ASI eksklusif yang kader lakukan terhadap masyarakat Penggalakk an yang kader lakukan Upaya kader kesehatan √ √ √ √ √ √ √

pertemuan kader itu biasanya memberi tahu kepada kader tentang apa itu asi eksklusif mengaitkan dengan kegiatan tentang gizi. eksklusif yang pihak puskesmas lakukan terhadap kader puskesmas lakukan √ √

6 Saya sudah bilang

manfaatnya, kerugiannya, kalo kerugiannya kita ga bakal dapet kekebalan tubuh, sering sakit nanti anak.kalo manfaatnya bagus untuk anak, untuk menambah anak sehat, kuat, nanti kalo anak umur sekian sekian bagus.

Jenis materi yang disampaikan kader kesehatan saat melakukan promosi kesehatan ASI eksklusif Materi promosi kesehatan program ASI eksklusif √ √ √ √ √ √

7 Apa itu pengertian, penyebab, terus tanda dan gejala, kemudian

penanggulannya seperti apa, kemudian peranan

keluarganya seperti apa. Jadi kalo ASI eksklusif itu sama aja, apa pengertian,

bagaimana cara pemberian, bagaimana cara

penyimpanan asi yang baik itu seperti apa.

Materi yang disampaikan ketika pertemuan dengan kader

ke kader dengan pihak terkait dalam mempromosikan ASI eksklusif kesehatan program ASI eksklusif √ √ √ √ √ √

9 Ngga ada (kerjasama antar kader) Kerjasama antara sesama kader kesehatan dalam mempromosikan ASI eksklusif √ √ √ √ √

10 Intinya info udah sampe, tapi pelaksanaannya yang belum. Capaian promosi ASI eksklusif sampai ke seluruh lapisan masyarakat capaian promosi kesehatan ASI eksklusif √ √ √

11 Ngga. Ngga ada. Cuma kita kasih saran ibu nanti kalo yang ASI eksklusif ditulis

Evaluasi promosi kesehatan program ASI eksklusif dari pihak kader ataupun puskesmas terkait Evaluasi promosi kesehatan ASI eksklusif

menyampaikan secara

individual saja promosi kesehatan ASI

eksklusif

kesehatan ASI eksklusif

√ √ √ √ √ √

13 Tidak ada. Kalo kita bilang ada masalah, itu urusan dy sendiri, jadi kan ini udah urusan masing-masing y Hambatan internal pihak kader kesehatan dalam promosi kesehatan ASI eksklusif Hambatan Internal promosi kesehatan ASI eksklusif Habatan promosi kesehatan ASI eksklusif

14 Iya kita juga bingung, habis ga ada pembinaan khusus bagaimana caranya biar ibu-ibu agar melaksanakan ASI eksklusif Hambatan eksternal pihak kader dalam promosi kesehatan ASi eksklusif Hambatan eksternal promosi kesehatan ASI eksklusif √ √ √ √ √ √

15 Cuma tadi aja masalahnya alasan-alas an ibu misalnya ASI nya sedikit

Hambatan eksternal pihak kader dalam promosi kesehatan ASi eksklusif √ √ √ √ √ √ √

untuk pelatihan rata-rata susah. Jadi selama ini yang dateng pelatihan ketuanya saja atau perwakilan

kesehatan terhadap kader

√ √

17 Yaudah, terima aja gitu dengan segala keluh kesah, dipendem sendiri. Ya emang mungkin udah jadi tugas kader kesehatan ya..teorinya kan begini begitu. Cuma

pelaksanaannya di masyarakat kan beda

Penanggulangan hambatan yang kader kesehatan lakukan dalam promosi kesehatan Penanggula ngan hambatan promosi kesehatan ASI eksklusif √ √ √ √

18 Yang penting pembinaan dari puskesmas atau ahli gizi kalo dateng ke posyandu. mungkin mereka (ibu-ibu posyandu) butuh penyuluhan juga dari bidan, soalnya kan kalo kita sama kaya mereka (ibu-ibu posyandu), jadi mereka lebih percaya ama bidan. Kebutuhan yang dibutuhkan pihak kader kesehatan dalam promosi kesehatan ASI eksklusif Kebutuhan promosi kesehatan ASI ekslusif

focus kerja. Misalnya khusus promosi kesehatan saja.jadi dy khusus menangani masalah promosi kesehatan saja, itu mungkin bias

dalam promosi ASI eksklusif

20 Selama ini belum si, jadi yang ada dan yang bisa aja dimaksimalin Usaha kader kesehatan dalam memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi Usaha memenuhi kebutuhan Promosi kesehatan ASI eksklusif √ √ √ √

21 Ya paling kalo ada

kebutuhan kebutuhan yang belum ada kita langsung usulkan saja pada dinas.nanti dianggarkan dari dinas. Dan kalo masalah petugas yang kurang mau tidak mau kita bekerja sesuai dan

semaksimal kemampuan kita kerjakan, sebenarnya ga ada masalah. Cuma itu tadi karna kita megang programnya kebanyakan, jadi cukup terbengkelai

Usaha pihak puskesmas dalam memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi √ √

Dokumen terkait