BAB V PENUTUP
B. Saran
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam kehidupannya, manusia tidak pernah terlepas dari aktivitas
atau kegiatan belajar. Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang baik
sebagai individu atau bagian suatu kelompok, pada hakekatnya adalah
kegiatan belajar. Hal ini berarti bahwa belajar tidak pernah dibatasi oleh
usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya
aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir,
merasa maupun bertindak (Susanto, 2013: 4). Sedangkan pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (slameto, 1991: 2).
Menurut Lilik Sriyanti, dkk (2009: 17) para ahli belum seragam
dalam memberikan definisi belajar. Berikut akan diuraikan berbagai
22
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha
memperoleh kepandaian ilmu (Baharuddin & Esa N.W, 2007).
b. Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,
dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan
sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan
situasi baru.
c. Syah (2003) menyimpulkan, belajar adalah tahapan perubahan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
2. Ciri- ciri Belajar
Dalam buku Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar milik A.
Tabrani Rusyan, dkk (1990: 12) mengemukakan bahwa ciri- ciri belajar
adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar ialah menglami, berbuat, mereaksi, dan menglami.
b. Proses itu melalui bermacam- macam pengalaman dan mata
pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
23
d. Pengalaman belajar bersumber dari kebetuhan dan tujuan peserta
didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.
e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heredi atas dan
lingkungan.
f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi
oleh perbedaan- perbedaan individual dikalangan peserta didik.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-
pengalaman dan hasil- hasil yang diinginkan disesuaikan dengan
kematangan peserta didik.
h. Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengatahui
status dan kemajuannya.
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
prosedur.
j. Hasil- hasil belajar secara fungsional berkaitan satu dengan yang
lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
k. Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanda tekanan dan paksaan.
l. Hasil- hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai- nilai,
pengertian- pengertian, sikap- sikap, apresiasi, abilitas, dan
24
m. Hasil- hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila memberi
kepuasaan kepada kebutuhannya dan berguna serta bermakna
baginya.
n. Hasil- hasil belajar dilengkapi dengan jalannya serangkaian
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan
yang baik.
o. Hasil- hasil belajar itu lambat laun dipersatuakan menjadi
kepribadian dengan kecepatan yang berbeda- berbeda.
p. Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat
berubah- ubah, jadi tidak sederhana dan statis.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Slameto (1991: 29) prinsip- prinsip belajar adalah sebagai
berikut:
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa dapat mudah menangkap
25
c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional
d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, discovery
f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya
g. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang
h. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif
i. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya
j. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang diharamkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang
diharapkan
k. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali- kali agar
26 4. Pengertian Hasil Belajar
Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).
Belajar itu sendiri merupaka proses yang dilalui oleh seseorang untuk
mendapat perubahan perilaku yang menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran, guru menetapkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
oleh siswa.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang diperoleh telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Salah
satu tugas guru adalah menevaluasi taraf keberhasilan rencana dan
pelaksaan belajar peserta didik.
5. Wujud Hasil Belajar
Ada beberapa perilaku yang muncul bukan karena proses belajar,
yakni gerakan reflek dan instink. Dengan demikian ada perilaku yang
tidak harus dipelajari dan ada pula perilaku yang harus dipelajari.
Walaupun ada beberapa yang gtanpa dipelajari sudah menjadi bagian dari
diri individu.
Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk (2009: 20) wujud hasil
27 a. Kebiasaan
Salah hatu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan
kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan
mengurangi kebiasaan- kebiasaanyang tidak diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang berperilaku positif
yang relatif menetap dan positif.
b. Ketrampilan
Ketrampialn adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan
koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi.
Oleh sebab itu hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang
ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamanan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan
dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra,
terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan
menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar
d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu
berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif
28
lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir
asosiatif tersebut.
e. Berpikir Rasional dan Kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir
rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan
logika untuk menentukan sebab- akibat, menganalisis,
menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk
mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul
kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu
objek, tat nilai perisriwa, dan sebagainya.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak
perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih
biak. Haakukan sesil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan
29 h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri
individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk
menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
6. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (dalam Lilik Sriyanti, dkk (2009: 23) faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Esternal
Faktor eksternal adalah faktor- faktor yang terdapat di luar
diri individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor- faktor di luar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkunag belajar.
Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor- faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang berupa sifat sosial,
30
sekolah dan lingkunagan keluarga termasuk teman pergaulan
anak.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis, dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang terdapat
dalam diri individu
B. Konsep Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika, menurut Russeffendi (dalam Heruman, 2007: 1)
adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
31
Sedangkan menurut johnson dan Myklebust (dalam Sam’s, 1020: 11) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengenkspresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.
2. Ciri- ciri Matematika
Matematika memiliki beberapa ciri- ciri penting, yaitu:
a. Memiliki obyek yang abstrak
Matematika tidak mempelajari obyek- obyek yang secara
langsung dapat ditangkap oleh indra manusia. Obyek matematika
adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu
berperan dalam membentuk proses perpikir matematis dengan salah
satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis.
b. Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten
Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat
anggapan- anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai kebenarannya
dan dianggap saja benar. Anggapan- anggapan yang dianggap benar
disebut dengan aksioma. Matematika merupakan kumpulan butir-
butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas dua jenis kebenarn,
32 3. Tujuan Pembelajaran Matematika
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah adasar
adalah agar sisiwa mampu dan terampil menggunakan matematika.
Menurut Ahmad Susanto (2013: 189) secara khusus, tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonse,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan, dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari- hari.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang
guru harus dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang
memungkinkan siswa akan membentuk, menemukan, dan
33
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini
adalah bilangan, pengukuran dan geometri, dan mengelolaan data.
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan
menggunakan sifat- sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan
geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur
bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, dan
volume dalam memecahkan masalah. Pengolahan data ditekankan pada
kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan mengolah data.
C. Materi Sifat Operasi Hitung 1. Sifat Komutatif
Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran bilangan. Apabila ada
penjumlahan atau perkalian dua buah bilangan, jika kedua buah bilangan
ditukarkan hasilnya tetap sama. Namun tidak berlaku pada penguranga
dan pembagian, sebab hasilnya akan berubah. Berikut contoh sifat
komutatif.
a. Sifat komutatif pada penjumlahan
2 + 4 = 6
4 + 2 = 6
34 b. Sifat komutatif pada perkalian
2 x 4 = 8
4 x 2 = 8
Jadi, 2 x 4 = 4 x 2
2. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Operasi
penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan, operasi tersebut
dikelompokkan secara berbeda tetapi hasiloperasinya tetap sama. Berikut
contoh sifat asosiatif.
a. Sifat asosiatif pada penjumlahan
(5 + 6) + 8 = 11 + 8 = 19
5 + (6 + 8) = 5 + 14 = 19
Jadi, (5 + 6) + 8 = 5 + (6 + 8)
b. Sifat asosiatif pada perkalian
(5 x 3) x 4 = 15 x 4 = 60
5 x (3 x 4) = 5 x 12 = 60
Jadi, (5 x 3) x 4 = 5 x (3 x 4)
3. Sifat Distributuf
Sifat distributif adalah suatu penggabungan dengan cara
35
kombinasi tersebut. Secara sederhana biasanya sifat distributif disebut
juga sebagai sifat penyebaran. Untuk lebih jelasnya perhatikan dibawah
ini
a. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
Apakah 4 x (5 + 6) = (4 x 5) + (4 x 6)?
4 x (5 + 6) = 4 x 11 = 44
(4 x 5) + (4 x 6) = 20 + 24 = 44
Jadi, 4 x (5 + 6) = (4 x 5) + (4 x 6)
b. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Apakah 3 x (5 – 3) = (3 x 5) – (3 x 3)? 3 x (5 – 3) = 3 x 2 = 6
(3 x 5) – (3 x 3) = 15 – 9 = 6 Jadi, 3 x (5 – 3) = (3 x 5) – (3 x 3) D. Strategi Jigsaw
1. Pengertian Strategi Jigsaw
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial
yaitu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru
36
Jigsaw adalah belajar melalui tukar delegasi antar kelompok
(Ismail, 2008: 82). Metode Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(zaini, dkk, 2004: 58)
2. Langkah Strategi Jigsaw
Menurut zaini (2008: 56) langkah- langkah pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen
(bagian)
b. Bagi beberapa peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah peserta didik adalah 12
siswa, sementara jumlah segmen yang ada adalah 3, maka masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi
pelajaran yang berbeda- beda.
d. Setiap keompok mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok
lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di
37
e. Kembalikan susasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
sekiranya ada persoalan- persoalan yang tidak terpecahkan dalam
kelompok
f. Beri peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman
mereka terhadap materi.
3. Kelebihan Strategi Jigsaw
a. Melibatkan seluruh peserta didik dalam segala pelajaran dan sekaligus
mengajarkan kepada orang lain (zaini, dkk, 2008: 56)
b. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajarammua
sendiri dan pembelajaran orang lain
c. Materi yang diberikan siswa dapat meratasiswa akan lebih dapat
menguasai materi karena dapat menjelaskan kepada anggota
kelompok lain
d. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka
juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompok lain
e. Siswa saling tergantung satu sama lain dan saling bekerja sama secara
38
f. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa
diberikan waktu untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada
kelompok lain
g. Melatih peserta didik untuk saling berdiskusi dan bertanggunga jawab
secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi
pokok kepada teman sekelasnya (ismail, 2008: 82)
4. Kekurangan Strategi Jigsaw
a. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi akan
kesulitan dalam menyampaikan materi pada kelompok lain
b. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi
c. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi
d. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan
e. Siswa yang tidak terbiasa berkomunikasi akan kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis
adalah Nyimas Rohma, skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Penggunaan Sifat-Sifat Operasi Hitung Pada Mata Pelajaran
39
Matematika Melalui Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Di Kelas VA MI Najahiyah Palembang”. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang tahun 2016. Dari penelitian ini diketahui seluruh siswa
berjumlah 33 anak dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) 60 yang
dilakukan dalam 2 siklus. Kondisi awal (prasiklus) pada penelitian ini
ketuntasan siswa sebesar 14 siswa atau 42,4% dan yang tidak tuntas sebanyak
19 siswa atau 57,6%, kemudian dari hasil perbaikan siklus I dengan
ketuntasan naik menjadi 23 siswa atau 69,7% dan yang tidak tuntas 10 siswa
atau 30,3%, sedang pada siklus II telah terjadi ketuntasan klasikal sebanyak
33 siswa atau 100%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas V.A MI Najahiyah Palembang pada
mata pelajaran Matematika materi Sifat-sifat Operasi Hitung.
Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Nyimas Rohma mahasiswa
UIN Raden Fatah Palembang tahun 2016 relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, membuktikan bahwa strategi Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi Sifat operasi hitung. Dibuktkan
dengan peningkatan presentase tiap siklusnya.
Perbedaan peneliti di atas dengan penelitian yang penulis laksanakan
adalah pada fokus permasalahan. Penulis lebih memfokuskan pada hasil
belajar materi sifat operasi hitung. Sedangkan dalam penelitian yang relevan
40 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tukangan
Penelitian ini dilakukan di MI Salafiyah, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali. Berikut adalah tabel perbatasan MI Salafiyah Ampel:
No. Arah Batas
1. Sebelah Selatan SMP Islam Sudirman
2. Sebelah Barat Rumah Warga
3. Sebelah Timur Rumah Warga
4. Sebelah Utara Jalan Raya Simo
Tabel 3.1 Perbatasan MI Salafiyah Ampel
MI Salafiyah Ampel ini berdiri di atas tanah yang luasnya 884 M2 yang
didirikan pada tahun 1997. Tanah ini milik yayasan yang sudah memiliki
sertifikat akte yang sah.
B. Fasilitas Sarana dan Prasarana
No. Nama Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
41
3. Ruang Perpustakaan 1 Baik
4. Ruang Guru 1 Baik
5. Ruang Kelas 6 Baik
6. Ruang UKS 1 Baik
7. Toilet Guru 1 Baik
8. Toilet Siswa 2 Baik
9. Koperasi 1 Baik
10. Gudang 1 Baik
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Salafiyah Ampel C. Guru dan Staf
DATA GURU DAN STAF MI SALAFIYAH KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2016/2017
NO. NAMA NIP
1. Anifah S.H.
2. Muh Rofiq S.s.s.p
3. Sujiyem, S.Pd. GTT
42
5. Iin Khotimah S.Pd. GTT
6. Siti Wij Ayu L GTT
7. Irfani, S.Pdi. GTT
Tabel 3.3 Guru dan Staf MI Salafiyah Ampel D. Subjek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Tukangan
yang berjumlah 14 siswa, terdiri dari 7 laki-laki dan 7 perempuan yang pada
tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa IV MI Salafiyah Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali.
DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV MI SALAFIYAH KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2015/2016 NO. URUT NO. INDUK NAMA JENIS KELAMIN
1. 2456 Anggun Naila Naja Pi
2. 2458 Adi Teguh sulistya Pa
3. 2431 Asyafa Aura Putri Pi
43
5. 2448 Rosyidah Pi
6. 2457 Mutmainnah Pi
7. 2351 Dharu Ayuningtyas Pi
8. 2372 Krisna Pa
9. 2447 Tegar Budi Wicaksono Pa
10. 2453 M. Hadziq Pa
11. 2451 Zahra Safira Zulkhoir Pi
12. 2449 M. Khoirur Rizqi Pa
13. 2460 M. Alif Fuad Syarif Pa
14. 2454 Viola Putri Nugraha Pi
Tabel 3.4 siswa kelas IV MI Salafiyah Ampel
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Usia rata-rata siswa adalah 9 tahun.
2. Kemampuan siswa rata-rata sedang.
3. Siswa malu bertanya.
44
5. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan
rendah.
E. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016 dengan rincian sebagai berikut
1. Observasi, Rabu 25 Mei 2015.
2. Kegiatan Siklus I, 26 Juli 2016
3. Kegiatan siklus II, 28 juli 2016
F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus pertama
dilaksanakan pada hari Kamis 26 juli 2016. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
membuat RPP. Peneliti menggunakan strategi jigsaw. Adapun tahap perencanaan meliputi:
45
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi jigsaw pada mata pelajaran Matematika kelas IV Tahun Ajaran 2016/ 2017.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari selasa 26
Juli 2016.
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku
siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi
digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai
jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika Materi Sifat Operasi Hitung.
b. Pelaksanakan Tindakan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
46
2) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan
pembelajaran yang akan berlangsung.
3) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
4) Guru menanyakan kabar siswa
5) Guru memeriksa kehadiran siswa
6) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya tentang penjumlahan,
penguranga, perkalian dan pembagian.
7) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran
selesai.
8) Guru menjelaskan materi tentang pengertian sifat-sifat operasi hitung
bilangan bulat.
9) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pengertian komutatif,
assosiatif, dan distributif bilangan bulat.
10)Guru membagi siswa dibagi menjadi 3 kelompok.
11)Setiap kelompok mempelajari materi yang berbeda- beda. Kelompok
1 mempelajari sifat komutatif, kelompok 2 mempelajari sifat
47
12)Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompok
13)Guru memberikan soal untuk dikerjakan secara berkelompok.
14)Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk
mengumpulkan hasil soal yang dikerjakan.
15)Siswa kembali ketempat duduk masing- masing
16)Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi
yang telah dipelajari.
17)Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah
dilakukan.
18)Guru mengomentari hal- hal yang terjadi dalam proses belajar
mengajar.
19)Guru menginformasikan materi pelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
20)Guru memotivasi siswa agar tetap rajin belajar dan selalu menjaga
kebersihan.
48 c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Peneliti secaralangsung
melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi Jigsaw dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Aspek- aspek yang