BAB I PENDAHULUAN
D. Strategi Jigsaw
E. Hasil Penelitian yang Relevan
20
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Pada bab ini penyajian data yang peneliti peroleh dari
penelitian meliputi:
A. Gambaran Umum MI Salafiyah Ampel
B. Pelaksanaan Penelitian
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Hasil Opservasi pada Tahap Pra siklus
B. Diskripsi per Siklus
C. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam kehidupannya, manusia tidak pernah terlepas dari aktivitas
atau kegiatan belajar. Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang baik
sebagai individu atau bagian suatu kelompok, pada hakekatnya adalah
kegiatan belajar. Hal ini berarti bahwa belajar tidak pernah dibatasi oleh
usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya
aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir,
merasa maupun bertindak (Susanto, 2013: 4). Sedangkan pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (slameto, 1991: 2).
Menurut Lilik Sriyanti, dkk (2009: 17) para ahli belum seragam
dalam memberikan definisi belajar. Berikut akan diuraikan berbagai
22
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha
memperoleh kepandaian ilmu (Baharuddin & Esa N.W, 2007).
b. Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,
dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan
sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan
situasi baru.
c. Syah (2003) menyimpulkan, belajar adalah tahapan perubahan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
2. Ciri- ciri Belajar
Dalam buku Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar milik A.
Tabrani Rusyan, dkk (1990: 12) mengemukakan bahwa ciri- ciri belajar
adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar ialah menglami, berbuat, mereaksi, dan menglami.
b. Proses itu melalui bermacam- macam pengalaman dan mata
pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
23
d. Pengalaman belajar bersumber dari kebetuhan dan tujuan peserta
didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.
e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heredi atas dan
lingkungan.
f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi
oleh perbedaan- perbedaan individual dikalangan peserta didik.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-
pengalaman dan hasil- hasil yang diinginkan disesuaikan dengan
kematangan peserta didik.
h. Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengatahui
status dan kemajuannya.
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
prosedur.
j. Hasil- hasil belajar secara fungsional berkaitan satu dengan yang
lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
k. Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanda tekanan dan paksaan.
l. Hasil- hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai- nilai,
pengertian- pengertian, sikap- sikap, apresiasi, abilitas, dan
24
m. Hasil- hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila memberi
kepuasaan kepada kebutuhannya dan berguna serta bermakna
baginya.
n. Hasil- hasil belajar dilengkapi dengan jalannya serangkaian
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan
yang baik.
o. Hasil- hasil belajar itu lambat laun dipersatuakan menjadi
kepribadian dengan kecepatan yang berbeda- berbeda.
p. Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat
berubah- ubah, jadi tidak sederhana dan statis.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Slameto (1991: 29) prinsip- prinsip belajar adalah sebagai
berikut:
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa dapat mudah menangkap
25
c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional
d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, discovery
f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya
g. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang
h. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif
i. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya
j. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang diharamkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang
diharapkan
k. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali- kali agar
26 4. Pengertian Hasil Belajar
Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).
Belajar itu sendiri merupaka proses yang dilalui oleh seseorang untuk
mendapat perubahan perilaku yang menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran, guru menetapkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
oleh siswa.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang diperoleh telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Salah
satu tugas guru adalah menevaluasi taraf keberhasilan rencana dan
pelaksaan belajar peserta didik.
5. Wujud Hasil Belajar
Ada beberapa perilaku yang muncul bukan karena proses belajar,
yakni gerakan reflek dan instink. Dengan demikian ada perilaku yang
tidak harus dipelajari dan ada pula perilaku yang harus dipelajari.
Walaupun ada beberapa yang gtanpa dipelajari sudah menjadi bagian dari
diri individu.
Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk (2009: 20) wujud hasil
27 a. Kebiasaan
Salah hatu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan
kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan
mengurangi kebiasaan- kebiasaanyang tidak diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang berperilaku positif
yang relatif menetap dan positif.
b. Ketrampilan
Ketrampialn adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan
koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi.
Oleh sebab itu hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang
ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamanan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan
dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra,
terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan
menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar
d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu
berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif
28
lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir
asosiatif tersebut.
e. Berpikir Rasional dan Kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir
rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan
logika untuk menentukan sebab- akibat, menganalisis,
menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk
mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul
kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu
objek, tat nilai perisriwa, dan sebagainya.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak
perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih
biak. Haakukan sesil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan
29 h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri
individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk
menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
6. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (dalam Lilik Sriyanti, dkk (2009: 23) faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Esternal
Faktor eksternal adalah faktor- faktor yang terdapat di luar
diri individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor- faktor di luar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkunag belajar.
Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor- faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang berupa sifat sosial,
30
sekolah dan lingkunagan keluarga termasuk teman pergaulan
anak.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis, dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang terdapat
dalam diri individu
B. Konsep Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika, menurut Russeffendi (dalam Heruman, 2007: 1)
adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
31
Sedangkan menurut johnson dan Myklebust (dalam Sam’s, 1020: 11) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengenkspresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.
2. Ciri- ciri Matematika
Matematika memiliki beberapa ciri- ciri penting, yaitu:
a. Memiliki obyek yang abstrak
Matematika tidak mempelajari obyek- obyek yang secara
langsung dapat ditangkap oleh indra manusia. Obyek matematika
adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu
berperan dalam membentuk proses perpikir matematis dengan salah
satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis.
b. Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten
Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat
anggapan- anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai kebenarannya
dan dianggap saja benar. Anggapan- anggapan yang dianggap benar
disebut dengan aksioma. Matematika merupakan kumpulan butir-
butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas dua jenis kebenarn,
32 3. Tujuan Pembelajaran Matematika
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah adasar
adalah agar sisiwa mampu dan terampil menggunakan matematika.
Menurut Ahmad Susanto (2013: 189) secara khusus, tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonse,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan, dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari- hari.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang
guru harus dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang
memungkinkan siswa akan membentuk, menemukan, dan
33
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini
adalah bilangan, pengukuran dan geometri, dan mengelolaan data.
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan
menggunakan sifat- sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan
geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur
bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, dan
volume dalam memecahkan masalah. Pengolahan data ditekankan pada
kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan mengolah data.
C. Materi Sifat Operasi Hitung 1. Sifat Komutatif
Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran bilangan. Apabila ada
penjumlahan atau perkalian dua buah bilangan, jika kedua buah bilangan
ditukarkan hasilnya tetap sama. Namun tidak berlaku pada penguranga
dan pembagian, sebab hasilnya akan berubah. Berikut contoh sifat
komutatif.
a. Sifat komutatif pada penjumlahan
2 + 4 = 6
4 + 2 = 6
34 b. Sifat komutatif pada perkalian
2 x 4 = 8
4 x 2 = 8
Jadi, 2 x 4 = 4 x 2
2. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Operasi
penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan, operasi tersebut
dikelompokkan secara berbeda tetapi hasiloperasinya tetap sama. Berikut
contoh sifat asosiatif.
a. Sifat asosiatif pada penjumlahan
(5 + 6) + 8 = 11 + 8 = 19
5 + (6 + 8) = 5 + 14 = 19
Jadi, (5 + 6) + 8 = 5 + (6 + 8)
b. Sifat asosiatif pada perkalian
(5 x 3) x 4 = 15 x 4 = 60
5 x (3 x 4) = 5 x 12 = 60
Jadi, (5 x 3) x 4 = 5 x (3 x 4)
3. Sifat Distributuf
Sifat distributif adalah suatu penggabungan dengan cara
35
kombinasi tersebut. Secara sederhana biasanya sifat distributif disebut
juga sebagai sifat penyebaran. Untuk lebih jelasnya perhatikan dibawah
ini
a. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
Apakah 4 x (5 + 6) = (4 x 5) + (4 x 6)?
4 x (5 + 6) = 4 x 11 = 44
(4 x 5) + (4 x 6) = 20 + 24 = 44
Jadi, 4 x (5 + 6) = (4 x 5) + (4 x 6)
b. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Apakah 3 x (5 – 3) = (3 x 5) – (3 x 3)? 3 x (5 – 3) = 3 x 2 = 6
(3 x 5) – (3 x 3) = 15 – 9 = 6 Jadi, 3 x (5 – 3) = (3 x 5) – (3 x 3) D. Strategi Jigsaw
1. Pengertian Strategi Jigsaw
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial
yaitu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru
36
Jigsaw adalah belajar melalui tukar delegasi antar kelompok
(Ismail, 2008: 82). Metode Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(zaini, dkk, 2004: 58)
2. Langkah Strategi Jigsaw
Menurut zaini (2008: 56) langkah- langkah pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen
(bagian)
b. Bagi beberapa peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah peserta didik adalah 12
siswa, sementara jumlah segmen yang ada adalah 3, maka masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi
pelajaran yang berbeda- beda.
d. Setiap keompok mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok
lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di
37
e. Kembalikan susasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
sekiranya ada persoalan- persoalan yang tidak terpecahkan dalam
kelompok
f. Beri peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman
mereka terhadap materi.
3. Kelebihan Strategi Jigsaw
a. Melibatkan seluruh peserta didik dalam segala pelajaran dan sekaligus
mengajarkan kepada orang lain (zaini, dkk, 2008: 56)
b. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajarammua
sendiri dan pembelajaran orang lain
c. Materi yang diberikan siswa dapat meratasiswa akan lebih dapat
menguasai materi karena dapat menjelaskan kepada anggota
kelompok lain
d. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka
juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompok lain
e. Siswa saling tergantung satu sama lain dan saling bekerja sama secara
38
f. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa
diberikan waktu untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada
kelompok lain
g. Melatih peserta didik untuk saling berdiskusi dan bertanggunga jawab
secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi
pokok kepada teman sekelasnya (ismail, 2008: 82)
4. Kekurangan Strategi Jigsaw
a. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi akan
kesulitan dalam menyampaikan materi pada kelompok lain
b. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi
c. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi
d. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan
e. Siswa yang tidak terbiasa berkomunikasi akan kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran