• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Setelah memperhatikan, menganalisis, dan memberikan kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini, penulis akan memberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi kemajuan Bank Umum Syariah dalam mengembangkan instrumen non tunainya terkait dengan perannya membangun less cash society. Beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kerjasama perlu ditingkatkan

Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dalam pembangunan sistem pembayaran non tunai harus lebih ditingkatkan, hal ini sebagai solusi untuk mengatasi kendala biaya investasi teknologi perbankan yang relatif mahal. 2. Pembinaan SDM berbasis IT

Sumber Daya Manusia berbasis syariah yang sudah tersedia pada Bank Umum Syariah perlu diberikan pembekalan berupa pelatihan-pelatihan skill dalam bidang teknologi informasi.

3. Penggunaan diperluas

Penggunaan sistem pembayaran non tunai diharapkan lebih luas dan menyebar ke seluruh wilayah. Dalam hal ini selain jangkauan diperluas juga fasilitas instrumen non tunai lebih diperbanyak fasilitasnya. Fasilitas tersebut tidak hanya disediakan di pertokoan besar saja tetapi sebaiknya di tempat umum yang bersifat layanan publik dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat dan juga di daerah-daerah kabupaten.

4. Penurunan biaya

Pengenaan biaya diharapkan bisa lebih murah. Apalagi jika diberlakukan sistem pembayaran non tunai secara luas, maka pihak penerbit harus mengenakan biaya minimum yang tidak memberatkan para pengguna.

5. Peningkatan keamanan

Apabila diberlakukan sistem pembayaran non tunai secara luas, maka pihak penerbit harus meningkatkan sistem keamanannya lebih baik. Dalam hal ini,

sistem non tunai diharapkan tidak terjadi kejahatan yang merugikan pengguna.

6. Sosialisasi dan dukungan infrastruktur

Apabila diberlakukan sistem pembayaran non tunai secara luas, maka harus dilakukan sosialisasi yang intensif terhadap masyarakat. Sosialisasi ini memberikan informasi yang komprehensif tentang sistem pembayaran non tunai di Bank Umum Syariah Sosialisasi sangat penting dilakukan karena saat ini sebagian masyrakat masih belum memahami pembayaran non tunai dengan baik sehingga sering terjadi kesalahpahaman. Selain itu, infrastruktur di daerah juga harus dipersiapkan dengan baik karena dukungan infrastruktur yang memadai akan memperlancar sistem pembayaran non tunai.

7. Alat pembayaran non tunai diharapkan tidak menjadikan masyarakat lebih boros/konsumtif sehingga perlu ada pendidikan dan sosialisasi bahwa sistem pembayaran non tunai bukan untuk menjadikan budaya lebih konsumtif. 8. Bank Umum Syariah diharapkan mampu berinovasi lebih banyak lagi dalam

mengembangkan produk non tunai berbasis syariah, karena ini akan menjadi keunggulan tersendiri bagi Bank Umum Syariah untuk bersaing dengan produk layanan yang sudah ditawarkan Bank Umum Konvensional. Kelebihan produk Bank Umum Syariah adalah tidak ada unsur bunga didalamnya, sehingga pihak bank mendapatkan keuntungan dari fee atas jasa yang sudah diberikan kepada para nasabahnya.

89 University Press, 2006.

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, Cet. Ke-1.

Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia di Bidang Moneter, Perbankan, dan Sistem Pembayaran, Triwulan II”, Jakarta: Bank Indonesia, 2007.

---. “Statistik Perbankan Indonesia, Vol. 9, No. 1”, Jakarta: Bank Indonesia, 2010.

Bank Syariah Mandiri, “Laporan Manajemen”, Jakarta: Bank Syariah Mandiri, 2009. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran dan Direktorat Pengedaran Uang Bank Indonesia, “Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang”, Jakarta: Bank Indonesia, 2008.

---. Seminar Internasional: “Towards a Less Cash Society in Indonesia”, Jakarta: Bank Indonesia, 2006.

Hidayati, Siti, dkk., Kajian Operasional e-money, Jakarta: Bank Indonesia, 2006. Husain, Umar, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:

Rajawali Press, 2004.

Kharina, Astri, “Menjelajahi Mobile Commerce”, Premium Connection, Edisi 13 2008.

Majalah Sharing Edisi 22 tahun III – Oktober 2008.

MarkPlus&Co, Direktorat Perbankan Syariah, “Inovasi Produk Bank Syariah”,

Jakarta: Bank Indonesia, 2008.

Pramono, Bambang, dkk., “Working Paper: Dampak Pembayaran Non Tunai Terhadap Perekonomian dan Kebijakan Moneter”, Jakarta: Bank Indonesia, 2006.

Rochaety, Ety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007.

Setijoso, “Seminar Internasional Towards a Less Cash Society in Indonesia”,

Jakarta: Bank Indonesia, 2006.

Suma, Muhammad Amin, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, Jakarta: Kholam Publishing, 2008.

Tim Peneliti Bank Indonesia, “Penelitian: Persepsi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat dan Lembaga Penyedia Jasa terhadap Sistem Pembayaran Non Tunai”, Bogor: Bank Indonesia, 2006.

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, Cet. Ke-1. http://ekonomyslam.blogspot.com http://solution.indosat.com http://swa.co.id http://vibiznews.com http://www.apconex.net

http://www.bankjabar.co.id http://www.bankvictoriasyariah.co.id http://www.bi.go.id http://www.bni.co.id http://www.brisyariah.co.id http://www.bukopin.co.id http://www.detikfinance.com http://www.inilah.com http://www.klikbca.com http://www.maybank.com http://www.megasyariah.co.id http://www.muamalatbank.com http://www.syariahbukopin.co.id

1. Sebenarnya apa pengertian dari less cash society?

Less cash society adalah merupakan bahasa populer yang selama ini ada di masyarakat khususnya para praktisi perbankan, namun sebetulnya yang dimaksud dengan less cash society adalah suatu kondisi dimana masyarakat lebih memilih untuk melakukan transasksi keuangan secara nontunai. Jadi secara singkatnya pengertian less cash society adalah masyarakat non tunai dan ada juga orang yang menyebutnya sebagai masyarakat digital. Dalam beberapa tahun terakhir ini, perkembangan sistem pembayaran yang berbasis teknologi telah mengubah secara signifikan arsitektur sistem pembayaran konvensional yang mengandalkan fisik uang sebagai instrumen pembayaran. Meski fisik uang sampai saat ini masih banyak digunakan masyarakat kita sebagai alat pembayaran, namun sejalan dengan perkembangan teknologi sistem pembayaran yang pesat, pola pembayaran tunai secara berangsur beralih menuju pembayaran non tunai. Dan kondisi masyarakat yang seperti itulah nantinya disebut sebagai

less cash society.

2. Adakah persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk mewujudkan less cash society ini?

Kita sadari, bahwa perkembangan menuju less cash society merupakan trend

yang tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut antara lain didukung oleh perkembangan infrastruktur dan teknologi sistem pembayaran. Setidaknya terdapat tiga basis instrumen pembayaran non tunai, yakni: paper-based, seperti misalnya cek, bilyet giro dan nota debet; card-based, seperti kartu kredit, kartu debet dan kartu ATM; dan electronic-based, seperti misalnya e-money, internet banking dan mobile banking. Jika ketiga basis itu keberadaannya sudah dapat

3. Apakah Bank Umum Syariah juga dapat ikut berperan dalam upaya mewujudkan less cash society?

Semua lembaga keuangan bisa ikut berperan atau bahkan harus berperan dalam mewujudkan less cash society ini, tidak terkecuali Bank Umum Syariah. Justru dalam mewujudkan less cash society ini peran lembaga keuangan terutama bank sangat penting karena ini menyangkut dengan sistem pembayaran, dan denyut nadi dari kegiatan bank itu sendiri adalah melayani transaksi. Bahkan jika Bank Umum Syariah mampu memanfaatkan momentum ini dengan baik, dengan meningkatkan layanan transaksi elektronik akan menjadi fee based income bagi perusahaan disamping keuntungan yang didapat dari kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana kepada nasabahnya. Dan hal ini sudah lebih awal dilakukan oleh Bank-bank konvensional kita sekarang. Bahkan produk layanan mereka sudah semakin maju, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan sumber daya manusia yang mumpuni, mereka bank konvensional telah menciptakan banyak inovasi layanan bebasis kartu dan internet mobile banking.

4. Untuk ikut berperan dalam mewujudkan less cash society, persiapan apa saja yang harus dilakukan oleh Bank Umum Syariah itu sendiri?

Persiapan untuk mengembangkan layanan transaksi berbasis non tunai, terutama yang harus diperhatikan adalah dari sisi sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasinya (IT). Dua hal itu merupakan yang paling dominan dan mendasar. Tidak lupa bahwa kita juga harus memasukkannya dalan rencana bisnis bank itu sendiri.

Ya, sejauh ini memang kedua hal tersebut bisa dikatakan sebagai kendala intern yang dihadapi Bank Umum Syariah saat ini dalam meningkatkan pelayanan transaksi non tunainya kepada nasabah.

6. Bisakah Bapak jelaskan lebih detail mengenai kendala-kendala tersebut?

Yang pertama, biaya investasi untuk pengembangan teknologi dianggap masih mahal oleh Bank Umum Syariah, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplai oleh vendor-vendor yang berasal dari luar negeri atau vendor asing. Tetapi sekarang, banyak vendor-vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa tidak, Bank Umum Syariah memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan dan tentunya dengan harga yang relatif lebih rendah. Hal ini manjadi tuntutan bagi Bank Umum Syariah karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi. Yang kedua, Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki keterampilan teknis jasa keuangan syariah disinyalir merupakan salah satu faktor

Manusia yang memadai. Jika Sumber Daya Manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah pihak Bank Umum Syariah instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah Sumber Daya Manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi.

7. Kalau Permata Bank Syariah sendiri bagaimana mempersiapkan SDMnya? Apakah dengan meng up grade SDM yang ada atau merekrut SDM baru?

Dua-duanya kita lakukan. Jadi untuk proses akselerasi, kita juga melakukan up grade dari SDM yang sudah ada, teman-teman SDM yang sudah memahami operasional yang sekarang, tinggal kita up grade prinsip-prinsip syariahnya. Adapun untuk SDM yang baru, selain tentang pemahaman produk dan prinsip-prinsip syariah, kita tambahkan dengan pemahaman tentang praktek-praktek operasional perbankan.

Dokumen terkait