BAB V PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis memberikan beberapa saran untuk perkembangan konsumen pada sektor jasa keuangan. Saran-saran tersebut, yaitu:
1. Sebaiknya dilakukan harmonisasi pengaturan UU Perlindungan Konsumen
dan UU OJK, yaitu melalui perubahan UU Perlindungan Konsumen. Batasan konsumen yang tidak hanya meliputi konsumen akhir tetapi juga konsumen antara, perlu dimasukkan dalam UU Perlindungan Konsumen. Sehingga pemodal di pasar modal secara tegas dinyatakan sebagai konsumen dalam UU Perlindungan Konsumen selanjutnya.
2. Perlunya diperjelas kembali melalui peraturan pelaksana OJK mengenai
gugatan hukum yang dilakukan oleh OJK mewakili konsumen pada sektor jasa keuangan. Pengaturan lebih lanjut perlu dibuat dalam rangka memberikan kepastian hukum dalam pengaturan perlindungan konsumen sektor jasa keuangan, karena sejauh ini gugatan hukum oleh OJK dalam
konsep legal standing merupakan konsep yang baru dalam pengaturan
konsumen di Indonesia, terutama terkait dengan OJK.
3. Hendaknya penetapan sanksi dalam peraturan pelaksana OJK ditafsirkan
dengan lebih jelas, supaya ketentuan mengenai sanksi tersebut menunjukkan kepastian hukum terhadap perbuatan apa kiranya sanksi yang dimaksudkan dalam peraturan pelaksana itu diterapkan. Dalam hal ini, OJK perlu
memperjelas sanksi apabila sejumlah ketentuan perlindungan konsumen sektor jasa keuangan belum dipenuhi oleh pelaku jasa keuangan saat berlakunya Peraturan OJK ini pertengahan tahun depan ini. Salah satunya adalah kewajiban pelaku jasa keuangan untuk memiliki unit kerja atau fungsi dalam menangani dan menyelesaikan pengaduan yang diajukan konsumen. Jika saat peraturan ini mulai berlaku pada Agustus 2014 dan masih ada pelaku jasa keuangan yang belum memiliki unit kerja, maka harus diperjelas ancaman sanksinya.
4. Sebaiknya pembuktian oleh pelaku usaha jasa keuangan dirumuskan dengan
lebih jelas dan tegas, apakah melalui UU OJK yang baru atau melalui peraturan pelaksana OJK. Hal ini penting, mengingat kepastian hukum dalam pembuktian oleh pelaku usaha jasa keuangan sangat penting untuk memberikan perlindungan konsumen pada sektor jasa keuangan yang memadai.
Daftar Pustaka
A. Buku
Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Asshidiqie, Jimly. Perihal Undang-Undang. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Darmodiharjo, Darji dkk. Penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem Hukum
memperjelas sanksi apabila sejumlah ketentuan perlindungan konsumen sektor jasa keuangan belum dipenuhi oleh pelaku jasa keuangan saat berlakunya Peraturan OJK ini pertengahan tahun depan ini. Salah satunya adalah kewajiban pelaku jasa keuangan untuk memiliki unit kerja atau fungsi dalam menangani dan menyelesaikan pengaduan yang diajukan konsumen. Jika saat peraturan ini mulai berlaku pada Agustus 2014 dan masih ada pelaku jasa keuangan yang belum memiliki unit kerja, maka harus diperjelas ancaman sanksinya.
4. Sebaiknya pembuktian oleh pelaku usaha jasa keuangan dirumuskan dengan
lebih jelas dan tegas, apakah melalui UU OJK yang baru atau melalui peraturan pelaksana OJK. Hal ini penting, mengingat kepastian hukum dalam pembuktian oleh pelaku usaha jasa keuangan sangat penting untuk memberikan perlindungan konsumen pada sektor jasa keuangan yang memadai.
Daftar Pustaka
A. Buku
Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Asshidiqie, Jimly. Perihal Undang-Undang. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Darmodiharjo, Darji dkk. Penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem Hukum
Darus Badrulzaman, Mariam. Pembentukan Hukum Nasional dan Permasalahannya, Bandung: Alumni 1981.
Fuady, Munir. Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek. Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1994.
Halim Barkatulah, Abdul. Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan
Perkembangan Pemikiran. Banjarmasin: FH Unlam Press, 2008.
Hartono, Sunaryati. Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20.
Bandung: Alumni, 1994.
Kansil, C.S.T. Latihan Ujian Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika,
2007.
Martinelli, Imelda. Tiga Isu Penting Dalam Transaksi Konsumen dalam Era
Hukum No. 11/Th 3/1997.
Miru, Ahmadi dkk. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
Miru, Ahmadi. Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum bagi Konsumen di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Nasarudin, M. Irsan dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Prenada
Media, 2004.
Nasution, Az. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar. Jakarta: Diadit
Media, 2002.
Rokhmatussa’dyah, Ana dkk. Hukum Investasi dan Pasar Modal. Jakarta: Sinar
Grafika, 2010.
Sadar, M., (ed.). Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Permata Puri Media,
2012.
Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo, 2006.
Siahaan, N.H.T. Hukum Konsumen, Perlindungan Konsumen dan Tanggung
Jawab Produk. Jakarta: Panta Rei, 2005.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Depok: Universitas Indonesia
Press, 1994.
Sunggono, Bambang. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007.
Sutedi, Adrian. Tanggungjawab Produk dalam Hukum Perlindungan Konsumen.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.
Tri Siwi Kristiyanti, Celina. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar
Grafika, 2011.
Triwulan, Titik dkk. Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara Indonesia. Jakarta: Kencana, 2011.
Zulham. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013.
B. Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
C. Website
2014).
http://www.bahasa.kemdignas.go.id/KBBI/indeks, (diakses tanggal 15 Maret 2014)
2014)
http: Maret 2014).
Ilman Hadi, “Proses Pembentukan Undang-Undang”,
Law Education,
Sri Rahayu Widodo, “OJK Kaji Aturan Internal Pembelaan Hukum Konsumen”, http:// www.hukumonline.com/berita/baca/lt528dde0dbcffe/ojk-kaji-aturan-internal-pembelaan-hukum-konsumen (diakses tanggal 15 Maret 2014).
D. Makalah Seminar
Nasution, Bismar. “Fungsi dan Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Industri Jasa Keuangan”. Medan: Sosialisasi Peralihan Fungsi Pengawasan Industri Keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan, 29 November 2013.
Sitompul, Zulkarnain. “Peralihan Fungsi Tugas Wewenang Pengawasan Bank dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan”. Medan: Sosialisasi
Peralihan Fungsi Pengawasan Industri Keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan, 29 November 2013.