BAB V PENUTUP
B. Saran
Dalam bab ini penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada para Hakim, hendaknya dalam memutus perkara izin poligami tidak hanya melihat dari hukum positif saja, sebaiknya hakim juga melihat dari sudut pandang hukum Islam, yang pada prinsipnya bagaimana mewujudkan kemanfaatan dalam kehidupan seluruh umat manusia. Namun demikian penulis memahami apa yang diputuskan, sebab Majelis Hakim memang harus memeriksa permohonan Pemohon, yaitu mohon izin poligami, dengan alasan yang tidak kuat. Putusan Majelis Hakim sesuai dengan hukum acara. Sekiranya Pemohon mengajukan permohonan itsbat nikah yang telah dilakukan dengan istri kedua, Penulis optimis Majelis Hakim akan mengabulkannya, sebab tidak ada halangan untuk mengitsbatkan pernikahan kedua tersebut, mengingat istri pertama mengizinkan dan kemampuan keuangan suami juga dianggap cukup untuk membiayai kedua istri dan keluarganya.
2. Kepada Pengadilan Agama agar bersungguh-sungguh dalam menyosialisasikan fungsi Pos Bantuan Hukum (Posbakum) yang ada di pengadilan, sehingga masyarakat mendapat bantuan konsultasi, penasihatan hukum dan pembuatan gugatan atau permohonan, secara gratis bagi yang tidak mampu membayar pengacara. Sekiranya kasus pada pembahasan ini dilakukan melalui Posbakum dan diberikan konsultasi yang tepat, misal permohonan yang diajukan diarahkan untuk menjadi permohonan itsbat nikah, bukan permohonan poligami, maka putusan Majelis Hakim akan lain, sebab alasan untuk
54
permohonan istbat nikah lebih kuat, dibanding alasan untuk permohonan berpoligami.
3. Kepada masyarakat, untuk bersungguh-sungguh dalam berprinsip mencari jodoh, apalagi dalam berpoligami, agar tidak menjadi sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari. Jadikanlah poligami sebagai suatu tanggung jawab juga motivasi untuk bekerja keras, serta mendekatkan diri kepada Allah.
4. Khusus kepada kaum perempuan, jangan mudah terayu oleh pria yang mengajak nikah bawah tangan, karena dampak negatifnya sangat besar bagi yang melakukannya. Dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
5. Kepada para Akademisi, harus lebih proaktif dan responsif untuk menyosialisasikan aturan dalam hukum perkawinan secara komprehensif, terutama dalam poligami, baik yang memiliki legalitas dan yang ilegal atau tidak sah secara yuridis formal.
55
Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis) Cetakan Ke-VI. Jakarta:
Pranadamedia Group, 2017.
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademik Pressindo. 1992.
Aibak, Khutubuddin. Kajian Fiqh Konteporer. Yogyakarta: Teras, 2009.
al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. Al-Musthafa min ‘Ilm al-Ushul. Lubnan: Dar al-Huda, 1994.
Ali, Zainuddin. Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
at-Tihami Muhammad. Merawat Cinta Kasih Menurut Syariat Islam. Surabaya:
Ampel Mulia Surabaya, cet. Ke-2. 2004.
Bahron, Abdul Wahid. Poligami Menurut Pandangan Islam. Kuala Lumpur;
Sabda DPT Services, 1992.
Darmawijaya, Edi. Poligami dalam Hukum Islam dan Hukum Positif (Tinjaun Hukum Keluarga Turki, Tunisia dan Indonesia), Gender Equality:
Internasional Journal of Child and Gender Studies, vol. 1,no. 1, (Maret 2015)
Musolli, Maqasid Syariah : Kajian Teoritis dan Aplikatif pada Isu-Isu Kontemporer. Vol. V No. 1.2018
Djazuli A. Ilmu Fiqh, Jakarta: Kencana, 2010.
Fahri, Muhammad. Pembagian Waris dalam Perkawinan Tidak Tercatat (Studi Kasus Perkawinan Poligami di Kelurahan Cipete Selatan), Skripsi UIN Jakarta, 2016.
Ghazali, Abdurrahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Prenada Media, 2003.
Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakahat, Cet. II. Jakarta: Kencana, 2006.
Haikal, Abduttawab. Rahasia Perkawinan Rasulullah SAW; Poligami VS monogamy Barat, Cetakan Ke- I. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993.
56
Hanbal, Ahmad bin, Musnad Ahmad bin Hanbal. Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001), Jilid.9.
Imanullah, Rijal. Poligami dalam Hukum Islam Indonesia, Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. XV, No. I. Juni 2016
Kompilasi Hukum Islam (KHI)
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Jilid II. Ciputat: Lentera Hati, 2012.
Mahmud Marzuki, Peter. Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 2011.
Mapiasse, Syarif. Logika Hukum dan Pertimbangan Putusan Hakim, Edisi I, Cet.
Ke- I (Jakarta: Prenada Media Group, 2015.
Media Team, Kompilasi hukum Islam. Surabaya: Arkola. 2008.
Mualy, Basith. Pernikahan Sirri & Akad Nikah. Surabaya; Quntum Media, 2011.
Mubarok, Jaih. Modernisasi Hukum Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraysi, 2005.
Muhammad Farid Zulkarnain, Adil Dalam Poligami Menurut Imam Madzhab (Metode Istinbath Hukum dan Argumentasinya Masing-masing), (Al-Wathan: Jurnal Ilmu Syariah, Vol. I, No. I, 2020)
Muhdlor, A. Zuhdi. Memahami Hukum Pernikahan (NTC&R), Cetakan Ke- I.
Bandung; Al-Bayan, 1994.
Mulia, Siti Muzdah. Islam Menggugat Poligami. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Mursalim, Supandi. Menolak Poligami Studi tentang Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Musolli, Maqasid Syariah: Kajian Teoritis dan Aplikatif pada Isu-Isu Kontemporer, (Jurnal at-Turas, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2018) h. 61
Nasution, Khoiruddin. Riba & Poligami: Sebuah studi atas Pemikiran Muhammad Abduh, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 85.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, BAB VIII Pasal 40.
Permenag Nomor 3 Tahun 1975, (Pasal 8 Ayat 2).
Putusan Nomor 0110/Pdt.G/2015/PA.Lbt, h. 2 Putusan Nomor 0110/Pdt.G/2015/PA.Lbt, h.1
Rahmat, Hakim. Hukum Perkawinan Islam, Cet. I. Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Rifqi, Muhammad Mualimar, dkk. “Keadilan Dalam Poligami Perspektif Madzhab Syafi’I” dalam jurnal Himatnya Vol 1 No. 2 (Malang: 2019).
Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
Sahrani, Sohari dan M.A Tihami, Fiqh Munakahat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi 1. 2009.
Salim, Abu Malik Kamal bin Sayyid. Fiqh Sunah Untuk Wanita, Penerjemah:
Asep Sobari. Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, 2007.
Setiawan, Eko. Fenomena Nikah Sirri Dalam Perspektif Sosiologi Hukum, Justicia Islamica. Vol. 13 No. 1 Tahun 2016.
Sholeh, Asrorun Ni’am. Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga. Jakarta;
Elsas, 2008
Sitompul, Anwar. Kewenangan dan Tata Cara Berperkara di Peradilan Agama, Bandung; CV. Armico, 1984.
Sopyan, Yayan. Islam Negara (Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam Hukum Nasional). Tangerang Selatan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Sostroatmodjo, Arso dan A. Wasit Aulawi. Hukum Perkawinan Indonesia.
Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Sudarsono. Kamus Hukum, Cet. VI. Jakarta:Rineka Cipta, 2009.
Suma, Muhammad Amin. Himpunan Undang-Undang Perdata Islam dan Peraturan Pelaksana Lainnya di Negara Hukum Indonesia. Jakarta:
Rajawali Pers, 2008.
58
Surjanti, Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia, (Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1 No. 2, 2014.
Tihami, dkk. Fikih Munakahat: Kajian Fikih Lengkap, h. 358
Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 ayat (1)
Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Bandung: Citra Umbara, Cetakan Ke-1. 2007 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Wartini, Atik. “Poligami: Dari Fiqh Hingga Perundang-Undangan”, Jurnal Hunafa: Jurnal Studia Islamika, vol. 1, no. 2, (Desember 2013).
Yunus, Mahmud. Hukum Perkawinan dalam Islam menurut Mazhab Syafi’I, Hanafi, Maliki, dan Hambali. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1996.
Zainudin, Ali. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. 2006.
Zein, Muhammad & Mukhtar Alshadiq. Membangun Keluarga Harmonis, Cet, ke-1. Jakarta: Graha Cipta, 2005.
Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhu, JIlid 9, terj. Abdul Hayyi Al-Kattani, dkk. Jakarta: Gema Insani, 2011.
Abdul Wahid Bahron, Poligami Menurut Pandangan Islam, h. 4-5 Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-Ihya, tt), Jilid 1.
59
60
62
64
66
68
70