• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Terdapat empat saran dalam penelitian ini yang disesuaikan dengan sasaran yang dituju. Pertama, ditujukan kepada civitas akademik bahwa penelitian komodifikasi dapat dilakukan dengan pendekatan teori komodifikasi, psikologis kerpibadian, dan ekonomi mikro secara bersamaan untuk mendapatkan hasil dari proses terjadinya praktik komodifikasi pada sebuah karya seni dan merupakan alat analisis yang layak digunakan dalam penelitian-penelitian sejenis serta memberikan pemahaman bahwa praktik komodifikasi telah merambah pada sektor benda seni seperti yang terjadi pada komodifikasi karya seni grafis konvensional di Yogyakarta.

Kedua, ditujukan kepada masyarakat umum bahwa telah terjadi proses komodifikasi pada karya seni grafis di Yogyakarta akibat adanya dorongan ekonomi dan psikologi dalam diri seniman. Proses komodifikasi karya seni grafis ini terdiri dari beberapa tahapan yang diawali dari ide penciptaan produk hingga proses penjualan produk. Seni grafis memiliki peluang untuk dijadikan sarana berekspresi dan bereksperimen seni yang dapat sekaligus dijadikan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan pemanfaatan produk seni yang memiliki nilai artistik, unik dan konten pesan yang kuat.

Ketiga, ditujukan kepada industri kreatif bahwa munculnya komodifikasi karya seni grafis dapat mendorong lahirnya sebuah produk seni yang memiliki nilai ekonomi dan keunikan tradisi. Hal ini dapat dijadikan peluang bisinis barang/produk seni yang memiliki daya saing secara nasional maupun internasional bagi pengusaha yang bergerak dalam dunia industri kreatif sekaligus dapat dijadikan sebagai pengembangan citra dan identitas produk bangsa.

Keempat, ditujukan kepada Pemerintah untuk menciptakan sebuah regulasi kebijakan yang mendukung keberadaan seniman dan karya seni grafis agar keberlangsungannya tetap terjaga. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan Pemerintah dalam membuat program-program penigkatan potensi kesejahteraan masyarakat yang berbasis industri kreatif.

126

DAFTAR PUSTAKA

Adityawan S, Arief dan Tim Libang Concept. 2010. Tinjauan Desain Grafis: Dari Revolusi Industri Hingga Indonesia Kini. Jakarta: PT Concept Media. Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Pers.

Ardika, Wayan. 2008. “Pusaka Budaya dan Nilai-nilai Religiusitas” Pariwisata dan Komodifikasi Kebudayaan Bali. Denpasar : Seri Penerbitan Ilmiah Jurusan Arkeologi Fakultas sastra Universitas Udayana.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni Wacana, Apresiasi, dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bangun, Wilson. 2007. Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Penerbit Refika Aditama. Barker, Chris. 2004. Cultural Studies Teori dan Praktek. Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

Bertens, K. 1981. Filsafat Barat Abad XX Jerman. Jakarta: PT. Gramedia, Anggota IKAPI.

Benjamin, Walter. 1969. Illuminations: Essays and Reflections. (Translated by Hannah Arendt). New York: Schocken Books.

Bogdan, R.C. dan Biklen, S.K. 1992. Qualitative Research for Education. United States of America: Allyn and Bacon.

Bogdan, R.C. and Taylor, S.J. 1975. Introduction to Qualitative Research Methode. New York : John Willey and Sons.

Dagun, Save M., 1990, Filsafat Eksistensialisme. Jakarta: Rineka Cipta .Cet. 1.

Dariyo, Agoes. 2008. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Departemen Perdagangan RI, 2008. Studi Industri Kreatif Indonesia. Sumber: http://dgi-indonesia.com/wp-content/uploads/2009/05/buku-1-rencana-pengembangan-ekonomi-kreatif-indonesia-2009.pdf diakses 08/02/2015 pukul 19.00 WIB.

Hasan, Noorhaidi. “The Making of Public Islam: Piety, Agency and Commodification on the Landscape of the Indonesian Public Sphere,” Journal Contemporary Islam, Vol. 3, No. 3: 229-250.

Herdiansyah, Haris. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hesmondhalgh, David. 2007. The Cultural Industries. Singapore: SAGE Publications Asia-Pasific Pte. Ltd.

Husnan, Khudori. 2013. Merosot Aura Kebangkitan Seni Politik: Sketsa Falsafat Walter Benjamin. Jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol. 1, No. 6.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Group

Marianto, M. Dwi. 1988. Seni Cetak Cukil Kayu. Yogyakarta: Kanisus.

Marshall, Alfred. 1890. Principles of Economics. London: Macmillan and Co., Ltd.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mosco, Vincent. 2009. The Political Economy of Communication. 2nd. London: Sage Publications.

Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nazir, Moh. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oktanio, Fery. 2010. In repair: Imaginantion of Resistance, and Idea of Superhuman.Yogyakarta: Srisasanti Gallery.

Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika: teori baru mengenai interpretasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Piliang, Yasraf Amir. 2006. Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas batas Kebudayaan. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra

_____________. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika Kode, Gaya dan Matinya Makna. Bandung: Matahari.

Primorac, Jaka. 2006. The position of cultural workers in creative industries: the south-eastern European perspective. European Cultural Foundation. Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metodelogi Penelitian Seni. Semarang: Cipta

Prima Nusantara Semarang.

Rizali, Nanang S. 2014. Nafas Islami dalam Batik Nusantara. Solo: UNS Press. Samuelson, Paul A dan Wiliam D. Nordhaus. 2001. Makro-Ekonomi, Edisi

Keempatbelas. Jakarta: Erlangga.

Santo, Tris Neddy dkk. 2012. Menjadi Seniman Rupa. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Semiun, Yustinus. 2013. Teori-teori Kepribadian Psikoanalitik Kontemporer-1. Yogyakarta: Kanisius.

Simatupang, Togar. 2007. Industri Kreatif Jawa Barat. Bandung: Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung.

Siregar, Aminudin TH. 2009. Menuju Perspektif Baru Seni Grafis Kita. Jakarta: Bentara Budaya.

_____________. 2011. “Sang Pencukil: Catatan-catatan dan Pemaknaan”. Jakarta: Bentara Budaya. commit to user

Sri Wulandari, Wiwik. 2008. Seni Grafis Yogyakarta dalam Wacana Seni Kontemporer. Jurnal Visual Art & Desain ITB, Vol. 2, No 1, hal 99-111. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2005. Mikroekonomi: Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

_____________. 2006. Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta: Rajawali Perss.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmawati, Ni Made Rai. 2012. Komodifikasi Kerajinan Seni Patung Kayu di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Jurnal Sosial dan Humaniora, Vol. 2, No 3, hal 211-220.

Sumardjo, Jakob. 2009. Asal-usul Seni Rupa Modern Indonesia. Bandung: Penerbit Kelir.

Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta dan Bali: DictiArt Lab & Djagad Art House.

_____________. 2008. Abstrak. Yogyakarta: Tembi House of Culture. Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press. Sutrisno, Mudji dan Putranto, Hendra. Teori-Teori Kebudayaan.Yogyakarta:

Kanisius.

Turner. Bryan. S. 1992. Max Weber: From History to Modernity. London : Routledge.

Wibowo, Indiwan. 2013. Semiotika Komunikasi- aplikasi praktis bagi peneliti dan skripsi komunikasi.Jakarta: Mitra Wacana Media. commit to user

Yin, Robert K. 2008. Case Study Research: Design and Methods (Applied Social Research Methods). Illinois : Sage Publications, Inc.

Yuliman, Sanento. 2001. DUA SENI RUPA, Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman. Jakarta: Penerbit Yayasan Kalam.

Sumber Lain

Majalah Visual Arts, terbit Juni 2010, halaman 23-26. Jakarta: PT Media Visual Arts.

Katalog Pameran “Trienal Seni Grafis Indonesia II Tahun” Tahun 2009. Jakarta: Bentara Budaya.

Katalog Pameran Tunggal AT. Sitompul “Monoprint Psycho-Visual” Tahun 2008.Yogyakarta: Tembi Houes of Culture.

Katalog Pameran Tunggal AC. Andre Tanama “Agatos” Tahun 2012. Yogyakarta: Langgeng Galery.

Katalog Pameran Tunggal Ariswan Adhitama “In Repair” Tahun 2010. Yogyakarta: Srisasanti Syndicate.

Katalog Pameran Tunggal Irwanto Lentho “Sang Pencukil” Tahun 2011. Jakarta: Bentara Budya.

131 LAMPIRAN

A. Biodata Penulis

Nama : Emmanuel Putro Prakoso, S.Sn Tempat, tanggal lahir : Serang, 02 Agustus 1990 Profesi/jabatan : Mahasiswa

Alamat rumah : Griyaku Widoro Asri 2, RT 41/ RW 12 Kel. Sragen Wetan, Kec. Sragen-Jawa Tengah Tel : 085328985040 BB 25C8E907

e-mail : [email protected] Riwayat pendidikan di Perguruan Tinggi

No. Institusi Bidang Ilmu Tahun Gelar

1. FSSR UNS Surakarta Seni Rupa Murni 2012 S.Sn

Daftar Karya Ilmiah

No. Judul Penerbit/Forum Ilmiah Tahun

1. Aktivitas Keseharian dan TA FSSR UNS 2012 Teknologi Tepat guna Masyarakat

Suku Baduy Dalam visual Cetak Tinggi

Surakarta 24 Februari 2014

Emmanuel Putro Prakoso, S.Sn

B. Biografi Narasumber Utama dan Narasumber Penguat 1. Sri Maryanto

Sri Maryanto adalah seniman akademisi kelahiran Klaten, 13 Mei tahun 1976 yang aktif berkesenian di Yogyakarta. Ia merupakan penggiat seni grafis yang penuh dedikasi, meskipun memiliki dasar disiplin ilmu seni lukis selama belajar di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan seni grafis menjadi pilihannya dalam mengekspresikan segala gagasan dan konsep pemikirannya. Sri Maryanto aktif berpameran baik secara kelompok maupun tunggal sejak tahun 1999 hingga 2014 dengan sekala nasional maupun internasional. Pameran tunggal terakhirnya dilakukan pada bulan Agustus tahun 2014 di Bentara Budaya Jakarta yang bertajuk Sprechender Stein (Batu yang Berbicara), dalam pameran tesebut Sri Maryanto memamerkan karya-karya seni grafis dengan teknis cetak datar/lithography. Beberapa penghargaan dalam bidang senipun telah beliau dapatkan seperti, pada tahun 2001 Karya Drawing Terbaik ISI Yogyakarta, kemudian pada tahun 2003 mendapat juara tiga pada Trienal Seni Grafis Indonesia, dan pada tahun 2009 mendapat juara dua untuk stand terbaik pada Festival Seni di Yogyakarta. Aktivitas terkahir Sri Maryanto selain pameran tunggal adalah melanjutkan studi di Akademie der Bildenden Künsten München-Jerman mengambil jurusan sejarah seni hingga saat ini.

2. Bayu Widodo

Bayu widodo adalah seorang seniman akademisi kelahiran 7 Januari 1979 yang berasal dari Yogyakarta. Bayu Widodo menyelesaikan pendidikan seni di Universitas Tamansiswa Yogyakarta pada tahun 1999 dan melanjutkan jenjang master seninya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Ia adalah seniman yang memiliki banyak bidang keahlian, diantaranya adalah lukis, grafis, mural, performer, kurator dan menjadi salah satu pendiri dari SURVIVE!Garage. Bayu Widodo dalam aktivitas berkeseniannya telah banyak memiliki pengalaman berpameran baik sekala nasional maupun internasional, seperti pada pada pameran yang bertajuk “No Hold Barred”, di galeri Artipoli Amsterdam pada tahun 2011, kemudian “KULISA”, di commit to user

Stankovice, Usti Nad Labem Republik Ceko pada tahun 2011, “TRANS -FIGURATIONS” Mythologies in Indonesia, di Espace Culturel Louis Vitton, Paris Perancis pada tahun 2011 dan pameran bertajuk “In Residence” di Megalo Print Studio, Canberra-Australia pada tahun 2010. Tidak hanya berpameran sekala internasional namun Bayu Widodo pun aktif melakukan residensi seni di beberapa negara seperti Perancis, Ceko, Australia dan Timor leste. Aktivitas terakhir yang dilakukan adalah pameran, diskusi seni, kolaborasi dan eksperimen studio di Megalo Print Studio Canbera-Australia pada tanggal 22 November 2014.

3. Muhamad Yusuf

Muhamad Yusuf adalah seorang seniman akademisi kelahiran Lumajang 6 Agustus 1975 yang aktif berkeseni dan bertempat tinggal di Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan minat utama seni lukis akan tetapi Muhamad Yusuf dengan berjalannya waktu justru lebih memperdalam seni grafis sebagai media berekspresinya. “Ucup” nama sapaan populer Muhamad Yusuf ini dikenal sebagai salah satu pendiri Lembaga Kerakyatan Taring Padi yang bergerak untuk menyuarakan rasa keprihatinannya atas ketidakadilan sosial, ha-hak komunitas minoritas dan termarginalkan melalui medi seni cukil, poster, street theater, musik, festival seni dan workshop yang melibatkan berbagai komunitas berbeda. Muhamad Yusuf sebagai seniman sangat konsisten dalam berkarya dan menggunakan media seni grafis dengan teknik cetak tinggi. Karya-karya cukil Muhamad Yusuf sudah menjadi karakter kuat identitas dalam visualnya. Pada tahun 2010 Muhamad yusuf menyelenggarakan pameran tunggalnya yang bertajuk “Aku dan You” di Tembi Contemporary Jogja dan “Indonesia and I” di Valentine Wllie Art Singapore. Selain berpameran sekala nasional maupun internasional Muhamad Yusuf pernah melakukan residensi seni di Australia pada tahun 2002 dan Amsterdam pada tahun 2004. Aktivitas terakhir yang dilakukan Muhamad Yusuf adalah mengikuti pameran ARTJOG 14 yang bertajuk “Legacies of Power pada tahun 2014.

4. Deni Rahman

Deni Rahman adalah seorang seniman akademisi kelahiran Cilacap 18 Juni 1979 yang aktif berkeseni dan bertempat tinggal di Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan minat utama seni grafis dari tahun 1998-2006. Deni Rahman juga dikenal sebagai salah satu anggota dari komunitas Grafis Minggiran Yogyakarta sekaligus sebagai staf pengajar di Institut Seni Indonesia Surakarta. Sebagai seorang seniman grafis, Deni Rahman cukup aktif berpameran hal ini terlihat dari aktifitas berkeseniannya selama lima tahun terakhir.

Tahun 2014 “500 Seniman Nandur Srawung”, pameran seni rupa, Taman Budaya Yogyakarta.

Tahun 2013 “Print Parade #1”, pameran seni cetak grafis, Studio Grafis Minggiran, Yogyakarta.

“Krack”, Printmaking Exhibition, Yogyakarta.

Tahun 2012 “Blazeof Glory”, a visual project Dani & Deni, Survive Garage, Yogyakarta.

Printmaking Exhibition “ HATNAT”, Langgeng Art Foundation, Yogyakarta.

Tahun 2011 Jakarta Biennale 14 “Maximum City”.

Crossing Sign Exhibition (Indonesia-Germany artist Project), TBY Yogyakarta, Galeri Nasional Jakarta.

Pameran Seni Rupa After Effect, bersama mahasiswa Pasca Sarjana ISI Yogyakarta. Tujuh Bintang Art Space,

Yogyakarta.

Tahun 2010 U(DYS)TOPIA, project Seniman Indoneia-Jerman HFBK Dresden & Freis Museum Berlin, Jerman.

Aktivitas terakhir yang dilakukan oleh Deni Rahman selain berpameran dan melakukan workshop seni grafis di komunitas Grafis Minggiran adalah melanjutkan studi master penciptaan seninya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

5. Alexander Nawangseto M

Alexander Nawangseto M adalah seorang seniman akademisi kelahiran Yogyakarta 7 Juli 1975 yang aktif berkeseni dan berdomisili di Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan minat utama seni grafis. Alexander Nawangseto M juga dikenal sebagai salah satu anggota dari komunitas Grafis Minggiran Yogyakarta yang memiliki profesi sebagai staf pengajar di Institut Seni Indonesia Surakarta. Sebagai seorang seniman grafis, Alexander Nawangseto M juga cukup aktif dalam berkesenian hal ini terlihat dari aktifitas pameran dan workshop seni yang dilakukannya.

Tahun 2014 “500 Seniman Nandur Srawung”, pameran seni rupa, Taman Budaya Yogyakarta.

Tahun 2013 “Print Parade #1”, pameran seni cetak grafis, Studio Grafis Minggiran, Yogyakarta.

“Ngebut Benjut”, Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta Tahun 2012 Trienal Seni Grafis Indonesia IV, Bentara Budaya Jakarta,

Yogyakarta, Denpasar, Balai Soedjatmoko Surakarta.

Printmaking Exhibition “ HATNAT”, Langgeng Art

Foundation, Yogyakarta.

Tahun 2011 Festival Kesenian Indonesia VII ”Voice Of The Archipelago”, ISI Surakarta.

Ekspressive” , Drawing Exhibition, Galeri Biasa, Yogyakarta.

Pameran Seni Rupa After Effect, bersama mahasiswa Pasca Sarjana ISI Yogyakarta. Tujuh Bintang Art Space,

Yogyakarta.

Workshop seni grafis (collagraph), Paralel Event Jogja Biennale XI, SLB Negeri I Bantul, Yogyakarta.

Tahun 2010 Sin City”,(karya kolaborasi studio Grafis Minggiran) Galeri Nasional, Jakarta.

Tahun 2009 Pemateri Workshop seni grafis cukil kayu ( hardboard cut ) dalam Pameran Exposigns 25 tahun ISI Yogyakarta, Jogja Expo Center.

C. Dokumentasi Penelitian

Gambar Lampiran 1. Sri Maryanto yang menjual produknya di Festival Kafe Kunts Jerman. (Sumber: Dokumentasi Sri Maryanto, 2010)

Gambar Lampiran 2. Sri Maryanto yang menjual produknya di Festival Kesenian Yogyakarta. (Sumber: Dokumentasi Sri Maryanto, 2011)

Gambar Lampiran 3. Wawancara bersama Bayu Widodo seorang seniman yang membuat produk merchanidise dari karya seni grafis konvensionalnya sekaligus pendiri SURVIVE!garage.

(Sumber: Dokumentasi Wahyu Eko Prasetyo, 2014)

Gambar Lampiran 4. SURVIVE!garage sebuah galeri alternatif yang berfungsi sebagai ruang pamer dan menjual produk-produk merchandise dari Bayu Widodo.

(Sumber: Dokumentasi Emmanuel Putro Prakoso, 2014)

Gambar Lampiran 5. Wawancara bersama Muhamad Yusuf seorang seniman yang membuat produk merchanidise dari karya seni grafis konvensionalnya sekaligus pendiri dari Lembangga

Kerakyatan Taring Padi.

(Sumber: Dokumentasi Wahyu Eko Prasetyo, 2014)

Gambar Lampiran 6. Ketika Muhamad Yusuf menunjukan master plat cetak, hasil karya grafis konvensional dan produk emblemnya.

(Sumber: Dokumentasi Wahyu Eko Prasetyo, 2014)

Gambar Lampiran 7. Wawancara bersama Deni Rahman seorang seniman grafis Yogyakarta, staf pengajar di ISI Surakarta dan sekaligus anggota dari komunitas Grafis Minggiran.

(Sumber: Dokumentasi Wahyu Eko Prasetyo, 2014)

Gambar Lampiran 8. Wawancara bersama Alexander Nawangseto M seorang seniman grafis Yogyakarta, staf pengajar di ISI Surakarta dan sekaligus anggota dari komunitas Grafis Minggiran.

(Sumber: Dokumentasi Wahyu Eko Prasetyo, 2014)

D. Daftar Pertanyaan Untuk Menggali Data dari Narasumber Utama 1. Sejak tahun berapa anda menciptakan produk benda pakai (merchandise)

dari karya grafis konvensional?

2. Bagaimana sejarah awal menciptakan produk benda pakai (merchandise) dari karya grafis konvensional anda?

3. Motivasi apa yang mendorong anda untuk memproduksi benda pakai (merchandise) dari karya grafis konvensional?

4. Sejauh mana pengaruh lingkungan terhadap keberadaan praktik seni dan produksi bendai pakai (merchandise) yang anda lakukan?

5. Jenis produksi benda pakai (merchandise) apa yang anda ciptakan? 6. Mengapa anda memilih jenis produk benda pakai tersebut yang

diciptakan?

7. Teknik apa saja yang digunakan anda untuk menciptakan karya grafis konvensional dan memproduksi benda pakai (merchandise)?

8. Bagaimana proses menciptakan produk benda pakai (merchandise) dari karya grafis konvensional anada?

9. Bagaimana menetukan harga dari produk benda pakai (merchandise) yang telah diciptakan anda?

10.Berapa harga setiap edisi karya grafis konvensional dan satu jenis produk benda pakai (merchandise) yang anda ciptakan?

11.Bagaimana cara menjual dan mempromosikan produk benda pakai (merchandise) yang telah anda ciptakan?

12.Bagaimana respon konsumen terhadap produk benda pakai (merchandise) yang anda ciptakan?

13.Sejauh mana pengaruh konsumen terhadap rancangan visual produk benda pakai (merchandise) yang anda ciptakan?

14.Tujuan apa yang ingin dicapai dari penjualan produk benda pakai (merchandise) yang anda ciptakan selain mendapatkan keuntungan? 15.Dampak positif apa yang dirasakan anda dari masyarakat dengan

menciptakan produk benda pakai (merchandise) dari karya-karya grafis konvensional?

140

E. DAFTAR NAMA SENIMAN YOGYAKARTA YANG MELAKUKAN PRAKTIK KOMODIFIKASI KARYA SENI

MENJADI SEBUAH PRODUK PAKAI ( MERCHANDISE ) RENTANG TAHUN 1999-2014

NO NAMA SENIMAN JENIS

KARYA SENI YANG DIKOMODIFIKASIKAN

JENIS PRODUK HASIL KOMODIFIKASI

BENTUK VISUAL PRODUK HASIL KOMODIFIKASI

1 ADIT HEREHERE Mural Kaos

2 AGUNG KURNIAWAN

141 3 AHMAD OKA Drwaing Kaos dan Boneka

4 ALFIN ANUGBA Cetak Saring Kaos

142 6 BAYU WIDODO Cukil Kayu, Cetak Saring Kaos dan Kartu Pos

7 DJUAWADI AHWAL

Cukil Kayu Kaos

143 9 EKO NUGROHO Mural Kaos, Tas, Top, dan

Toys (Mainan)

10 FARID STEVY ASA

Lukis Kaos

144 12 INDIEGUERILLA

S

Lukis Kaos dan Tas

13 IWAN EFFENDI Drawing Kaos

14 ISROL “MEDIALEGAL”

145 15 KRISNA WIDIATHMA Drawing Kaos 16 KURMA ELDA GUSTRIYANTO

Drawing Kaos dan Tas

17 MUHAMAD YUSUF

Cukil Kayu Kaos, Emblem, Kalender

146 18 RESTU RATNANINGTIY AS Lukis Boneka 19 SANTI ARIESTYOWATI DAN DYAYTMIKO BAWONO

Lukis Kaos, topi dan Tas

20 SATRIA RIFAI Cukil Kayu Kaos dan Tas

147 21 SINTA

CAROLINA

Drawing Tas, Bantal dan Tempat Pensil

22 SRI MARYANTO Cukil Kayu Kaos dan Tas

23 TAMIMI BOX Drawing Kaos, Cover Buku,

148 24 UJI HANDOKO

EKO S

Drawing Kaos

25 WEDHAR RIYADI Lukis dan Drawing Kaos, Bantal dan Tas

Dokumen terkait