BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Hendaklah bagi peneliti selanjutnya, agar labih mengembangkan penelitian pustaka yang menyangkut tentang sastra agar dapat menambah khasanah pembendaharaan sastra.
2. Bagi penikmat sastra, hendaknya lebih aktif mempelajari dan menganalisis karya sastra, agar kemampuan mengapresiasi sastra yang dimiliki dapat berkembang.
Edrawarsa, Suwardi. 2011. Metodelogi Penelitian Satra. Yogyakarta: CAPS Hendisasrawan. 2012. “Matri Tentang Puisi” Selasa, 17 Mei 2016
http:/hendisasrawan.blogspot.com
Mariam. 2010. Analisis Gaya Bahasa Teks Lagu-Lagu Daerah Bima Dompu Picu Piru Alan-Rosy 2005. Unismuh Makassar.
Moeliono, Anton M. 1984. Diksi atau Pilihan Kata (suatu spesifikasi di dalam kosakata). Jakarta: PPPGB (naskah).
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Yogyakarta: Gadja Mada University Press.
Nurhayati. 2008. Teori dan Aplikasi Stilistika. Penerbit Unsri.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Modern. Yogyakarta: Gama Media Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Stilistika, Kajian Puitika Bahasa, dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sembiring, Jusia. 2013. Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals Yang Berjudul
‘Ujung Aspal Pondok Gede’. Universitas Sumatera Utara.
Siswantoro. 2014. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Soemanang, Muttaqin. 2013. Analisis Struktur Lagu Puing Karya Iwan Fals.
Universitas Negeri Semarang.
Sugi, Anita Arrang. 2014. Strategi Menyindir Dalam Lirik Lagu Iwan Fals:
Kajian Stilistika. Universitas Hasanuddin.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Rirfadi. 2009. “Analisis Aspek Gaya Bahasa” Rabu, 11 Mei 2016 dalam http:/rirfadi.blogspot.com
http://library.usu.ac.id/download/fs/06001583.Pdf.Online pada tanggal 13 Mei 2016
http://www.softtilmu.com/2015/02/Pengertian-Ciri-Unsur-Intrinsik-Ekstinsik-Puisi-Adalah.html. Online pada tanggal 17 Mei 2016
Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan, kuat jarimu kala mencengkram
Bermacam suku yang berbeda, bersatu dalam cengkrammu Angin genit mengelus merah putihku, yang berkibar sedikit malu-malu
Merah membara tertanam wibawa,putihmu suci penuh kharisma Pulau-pulau yang berpencar, bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku, singkirkan kutu-kutu di sayapmu Berkibarlah benderaku,singkirkan benalu di tiangmu
Hei, jangan ragu dan jangan malu Tunjuk kan pada dunia Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah Membumbung tinggi Bangunlah putra putri
Ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi Setelah itu kita berjanji
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut Yang hanya berisi harapan Yang hanya berisi hayalan (album “Sarjana Muda”)
Surat Buat Wakil Rakyat
Untukmu yang duduk sambil diskusi Untukmu yang biasa bersafari
Di sana di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat Bukan kumpulan teman-teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap Suara kami tolong dengar lalu sampaikan Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan Masa depan kami dan negeri ini
Meski kami tak kenal siapa saudara Kami tak sudi memilih para juara Juara diam jaura he’eh juara ha..ha..ha..
Wakil rakyat seharusnya merakyat Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara Hanya tau nyanyian lagu setuju
(album “ Wakil Rakyat”)
Nenekku Okem
Nenekku manis umur setengah abad Masih lincah bagai bola bekel Rambutnya panjang hitam ikal dipicok
Di salon Lisa asal Rengasdengklok
Paling tak suka pakai kain kebaya Atau rambut digelung konde
Nenekku orang hebat Sanggup koprol bagaikan atlit Nafasnya panjang bak nafas kuda Lari Jakarta-Bandung setiap pagi pulang pergi
Main bola sehari tiga kali Tari kejang menambah energi Kalau kubilangin jangan terlalu agresif
Namun malah ngeledek kuno Nenekku makin hot menari sambil salto
Hampir-hampir setiap menit Di rumah atau di jalan Di pasar atau di trotoar
Hi..hi..hi..hi..hi..
Habis ambil pensil mampir ke toko kaset Cari lagu baru yang up to date
Kuping pake head phone Badan tak bisa diam Ikuti tempo break dance tersayang
Persetan orang liat sabodo nyengir Konsentrasi dia tak goyah
Yang dia mampir di jaket Yang dua mampir di jaket Nenekku okem, nenekku okem
(album “Lancar-Kereta Tua”)
1910
Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah Air mata….air mata…..
Belum usai peluit belum habis putaran roda Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah Air mata….air mata…..
Berdarahkah tuan yang duduk di belakang meja Atau cukup hanya ucapkan bela sungkawa
Aku bosan…
Nusantara…. derita bila berhenti Bilakah…bilakah..
Sembilan belas Oktober tanah Jakarta berwarna merah Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah Air mata..air mata…
Nusantara…. langitmu saksi kelabu Nusantara…. terdengar lagi tangismu Nusantara…. kau simpan kisah kereta Nusantara…. kabarkan marah sang duka
Saudaraku pergilah dengan tenang Sebab luka sudah tak lagi panjang Saudaraku pergilah dengan tenang
(album “1910”)
lagunya yang berisi kritik kehidupan soaial di Indonesia. Iwan Fals dilahirkan pada tanggal 3 September 1961 di Jakarta dengan nama Virgiawan Listanto. Ia anak dari pasangan Haryoso dan Lies. Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, saat Iwan Fals banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukan sejak masih mudah bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan menciptakan lagu.
Iwan Fals sangat terkenal lewat lagu-lagunya yang menggambarkan suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an ningga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti lagu Wakil Rakyat dan Tante Lisa), empati bagi sekelompok marginal (lagu Siang Seberang Istana dan Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia, seperti lagu Ethiopia yang mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya dan banyak disukai oleh pencinta musik Indonesia.
Selain menyanyikan lagunya, Iwan Fals juga menyanyikan lagu sejumlah pencipta lain. Pada tahun 2002 Iwan Fals mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang didalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki.
Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suara.