• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

1. Pemerintah Desa Bantarsari segera Membentuk forum bagi generasi muda agar mempunyai rasa untuk mempertahankan icon Desa Bantarsari yaitu “Desa Jambu Kristal Nasional”.

2. Pemerintah Desa Bantarsari agar lebih fokus untuk mengurus hak paten bahwa Desa Bantarsari adalah desa penghasil jambu Kristal dengan brand “Desa Jambu Kristal Nasional” agar tercatat di pemerintahan.

79

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Teori-teori Pembangunan Ekonomi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bunga, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada.

Dewi, Ike Janita. 2009. Creating & Sustaining Brand Equity.

Yogyakarta: Asmara Books.

Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data.

Jakarta: Rajawali Pers - Rajagrafindo Persada.

Guntur, Effendi M. 2009. Kube sebagai Suatu Paradigma Alternatif dalam Membagun Soko Guru Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Jakarta: CV Sagung Seto.

Muslim, Aziz. 2012. Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat.

Yogyakarta: Samudera Baru.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

UI-Press.

Sugiarsono, Joko. 2009. City Branding, Bukan Asal Membuat Logo Dan Selogan. Jakarta: Majalah SWA.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

80

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditam.

Surjaatmadja, Surachman. 2008. Dasar-dasar Manajemen Merek.

Malang: Banyumedia Publishing.

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Bandung: UPI-Press.

Tjiptono, Fandy. 2011. Manajemen & Strategi Merek. Yogyakarta:

CV Andi Offset.

Jurnal:

Fikri, M. Andi dan Poppy Febriani. 2016. Branding Desa Kalanganyar sebagai Ekowisata Bahari di Kabupaten Sidoarjo. (KANAL (Jurnal Ilmu Komunikasi), Volume I, Nomor 5, Halaman 61-74). Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Hartono, Erfan et al. 2019. Peran Pemerintah Daerah Dalam Membangun City Branding Di Kota Tanjungpinang (Studi Kasus Kampung Pelangi). (Jurnal Spirit Publik, Volume XIV, Nomor 2, Halaman 103-110). Kepulauan Riau: Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Pradana, Kadek Wahyu Adi et al. 2020. Branding Desa Kerta Sebagai Destinasi Wisata Di Kabupaten Gianyar. (Jurnal Desain Komunikasi Visual, Volume I, Nomor 2, Halaman 134-144). Bali: Institut Seni Indonesia Denpasar.

Prayudi dan Heti Herastuti. 2018. Branding Desa Wisata Berbasis Ecotourism. (Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume XVI, Nomor 3 Halaman 227-237). Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta.

Pratidina, Raisha et al. 2015. Analisis Pengendalian Mutu Jambu Kristal dengan Metode Six Sigma di ADC IPB0ICDF Taiwan Bogor. (Jurnal Manajemen dan Organisasi, Nomor 1, Volume VI, Hlm. 1-18). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Artikel:

Annur, Cindy Mutia. (2020). Sektor Pertanian Paling Banyak Menyerap Tenaga Kerja Indonesia, Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan (Agustus 2020, BPS).

Badan Pusat Statistik. Diakses pada 20 Desember 2020, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/11/12/sekt

or-pertanian-paling-banyak-menyerap-tenaga-kerja-indonesia#

Diakses pada 9 Maret 2020, dari https://quran.kemenag.go.id/

Gayati, Mentari Dewi. (2021). BPS Catat Rumah Tangga Miskin Terbesar Dari Sektor Pertanian. Diakses pada 2 Maret 2021,

82

dari https://www.antaranews.com/berita/2005209/bps-catat-rumah-tangga-miskin-terbesar-berasal-dari-sektor-pertanian

Gojali, Iqbal. (2018). Berdayakan Desa dengan Program OVOC.

Garut: JabarEkspres. Diakses pada 9 Maret 2020, dari https://jabarekspres.com/berita/2018/12/21/berdayakan-desa-dengan-program-ovoc/

Hermansah, Tantan. 2019. Pentingnya Brand Sebuah Kota.

Jakarta: Kotalogy. Diakses pada 10 Maret 2020, dari https://kotalogy.com/2019/09/03/pentingnya-brand-sebuah-kota/

Hodijah, Saeful. (2021). Jambu Kristal Produksi Dramaga Kab.

Bogor. Bogor: BogorSehat. Diakses pada 9 Maret 2020, dari http://bogorsehat.pedia.web.id/berita-dramaga/468-jambu-kristal-produksi-dramaga-kab-bogor.html

Sulekale, Daniel Dalle. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah. Bekasi: Emperordeva’s Weblog.

Diakses pada 3 April 2021, dari

https://emperordeva.wordpress.com/about/pemberdayaan-masyarakat-miskin-di-era-otonomi-daerah/

Unknown. 2015. Lambang Desa. Bogor: Blogspot Desa Bantarsari. Diakses pada 22 Juli 2021, dari http://bantarsaridesa.blogspot.com/p/lambang.html?m=1

Yananda, Muhammad Rahmat. 2016. Branding Desa Berbasis Identitas Budaya : Suatu Pengantar. Depok: Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Indonesia (FIB - UI). Diakses pada 9 Maret 2021, dari https://docplayer.info/36101185-Branding-

desa-berbasis-identitas-budaya-suatu-pengantar-dr- muhammad-rahmat-yananda-ceo-makna-informasi-www-maknainformasi.html

84 LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran II : Surat Izin Penelitian (Skripsi)

86

Lampiran III : Dokumentasi Penelitian

Pintu Masuk (Gapura) Desa Bantarsari

“Desa Jambu Kristal Nasional”

Wawancara dengan Bapak Lukmanul Hakim, S.Ag sebagai Kepala Desa Bantarsari

Wawancara dengan Bapak Abdul Basit Alawi, ST sebagai Sekretaris Desa Bantarsari

Wawancara dengan Bapak M. Abdul Aziz Saili, SE sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat

88

Wawancara dengan Bapak Agus sebagai Petani Jambu Kristal Desa Bantarsari

Wawancara dengan Bapak Mamun sebagai Petani

Jambu Kristal Desa Bantarsari

Wawancara dengan Bapak Andriyana sebagai Petani

Jambu Kristal Desa Bantarsari

Wawancara dengan Bapak Surdi sebagai Petani Jambu Kristal Desa Bantarsari

Wawancara dengan Bapak Ujang sebagai Petani Jambu

Kristal Desa Bantarsari

Wawancara dengan Bapak Pepen sebagai Petani Jambu

Kristal Desa Bantarsari

90

Lampiran IV : Foto-foto

Kunjungan Bupati Bogor

Kunjungan dari Beberapa Sekolah dan Peneliti

Liputan TV

92

Lampiran V : Catatan Observasi

No Tanggal Objek kanto Desa Bantarsari meminta izin untuk ketemu kepala Desa Bantarsari. Kemudia peneliti dipersilahkan bertemu langsung Kepala Desa Bantarsari untuk meminta izin penelitian dan mewawancarai tentang gambaran umum desa. pihak Desa bantarsari kemudian peneliti mendatangai kembali mendatangi kantor Desa Bantarsari dan bertemu Sekertaris Desa untuk meminta data profil desa dan data pemilik tanah

Dari hasil wawancara dengan beberapa petrani.

Peneliti mengetahui kisaran modal awal untuk budi daya jambu krital hingga pendapatan dari hasil panen. kantor Desa Bantarsari

umum “Desa Jambu Kristal Nasional”

peneliti sebelumnya menghubungi Kepala Desa Bantarsari untuk

meminta izin

melanjutkan penelitian dan menentukan tanggal untuk wawancara langsung. Pada tanggal yang 24 Juni 2021 peneliti mewawancarai langsung Kepala Desa Bantarsari mengenai branding “Desa Jambu Kristal Nasional. seperti sejarah adanya jambu kristal di Desa bantarsari, proses pemberdayaan ekonomi serta proses branding desa dan hasil

Hasil dari wawancara dengan Sekertaris Desa dan Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pemberdayaan

Masyarakat bahwa yang menjadi hambatan pada proses branding “Jambu Kristal Nasional” adalah sulitnya mengurus hak paten dan mayoritas petani menjual hasil panen jambu kristalnya kepada tengkulak dengan harga lebih rendah.

6 24 Agustus dengan beberapa petani bahwa petani dapat merasakan hasil adanya

94

branding “Jambu Kristal Nasional” membuat permintaan pasar meningkat sehingga hasil panen terjual semua karena itu keuntungan petani naik 2 kali lipat dari sebelum adanya branding branding tersebut. Kemudian Desa Bantarsari menjadi desa agrowisata jambu kristal dan petani merasakan keuntungan adanya agrowisata tersebut.

Lampiran VI : Pedoman Wawancara Untuk Pemerintah Desa Bantarsari:

1. Bagaimana sejarah jambu kristal di Desa Bantarsari?

2. Pendekatan apa yang dilakukan dari pemerintah desa dalam memberikan penyadaran untuk pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat petani jambu kristal?

3. Bagaimana pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah desa kepada petani jambu kristal?

4. Apakah setelah adanya pelatihan petani mampu mengembangkan hasil dari pelatihan?

5. Bagaimana cara untuk menetapkan Desa Bantarsari sebagai

“Desa Jambu Kristal Nasional”?

6. Apa saja yang menjadi modal Desa Bantarsari dalam melakukan branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

7. Bagaimana cara untuk memperkenalkan Desa Bantarsari sebagai desa penghasil jambu kristal?

8. Bagaimana dampak bagi petani jambu kristal dengan adanya branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

9. Bagaimana sistem penjualan jambu kristal?

10. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

11. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

96

Untuk Petani Jambu Kristal Desa Bantarsari:

1. Bagaimana sejarah jambu kristal di Desa Bantarsari?

2. Pendekatan apa yang dilakukan dari pemerintah desa dalam memberikan penyadaran untuk pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat petani jambu kristal?

3. Apakah ada pelatihan budi daya jambu kristal yang diadakan oleh pemerintah Desa Bantarsari?

4. Apakah petani mampu mengembangkan hasil dari pelatihan setelah adanya pelatihan?

5. Bagaimana cara untuk menetapkan Desa Bantarsari sebagai

“Desa Jambu Kristal Nasional”?

6. Apa saja yang menjadi modal Desa Bantarsari dalam melakukan branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

7. Apa yang membedakan jambu kristal Desa Bantarsari dengan daerah lain?

8. Berapa jumlah pohon yang dimilikil?

9. Apakah lebih menguntungkan menanam jambu kristal dibanding sayur atau buah yang lain?

10. Bagaimana perhitungan modal hingga panennya jambu kristal?

11. Bagaimana sistem penjualan jambu kristal?

12. Jambu kristal dapat di panen berapa kali?

13. Berapa jumlah kilogram yang dapat dihasilkan dari setiap panen?

14. Bagaimana tanggapan setelah adanya branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

15. Berapa pendapatan sebelum dan sesudah adanya branding

“Desa Jambu Kristal Nasional”?

16. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

17. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

98

No. Informan: 1 A. Jadwal Wawancara

1. Hari, Tanggal : Kamis, 24 Juni 2021 2. Wawancara : Langsung

B. Identitas Informan

1. Nama :Bapak Lukmanul Hakim, S.Ag

2. Umur : 44 Tahun

3. Pendidikan Terakhir : Strata I

4. Jabatan : Kepala Desa Bantarsari C. Pertanyaan

1. Bagaimana sejarah jambu kristal di Desa Bantarsari?

Jawaban : Sekitar tahun 2008 lah petani kita ada yang kesana, belajar disana, kemudian mencobalah disini. Mulai 2010, 2011 mulai kelihatan tuh orang pada nanem, kemudian yang bagus grade A dibawa ke IPB. Terus saya bilang cocok juga disini jambu, jambu cocok di Bantarsari, pertama konstruk tanah, disamping dia bentuknya bagus juga rasa. Kemudian diminta oleh IPB untuk dikembangkan.

2. Pendekatan apa yang dilakukan dari pemerintah desa dalam memberikan penyadaran untuk pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat petani jambu kristal?

Jawaban : Masyarakat ini kan butuh partner, dia ingin ada yang membantu secara jaringan untuk penjualan maupun dari sisi pembinaan. Kita memadukan dua konsep ini agar para petani jambu ini senang, artinya desa punya perhatian.

Adanya pelatihan kemudian dengan adanya kunjungan, produknya laku, kemudian secara penjuan cepat, itu membuat masyarakat senang dengan apa yang dilakukan oleh kita.

Pendekatannya itu bisa bersifat personal kita datang ke mereka, atau datang ke kebun, Ketika kita bawa tamu bawa ke kebun, kan senang tuh petani.

3. Bagaimana pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah desa kepada petani jambu kristal?

Jawaban : Ada orang IPB yang biasa konsen terkait jambu Kristal tapi juga ada yang dari pihak Dinas Pertahanan Pangan maupun Dinas Perkebunan, IBD Indonesia Bangun Desa.

Mereka datang kita kumpulkan petani mengadakan pelatihan tentang peningkatam kualitas jambu.

4. Apakah setelah adanya pelatihan petani mampu mengembangkan hasil dari pelatihan?

100

Jawaban : Saya pernah ngobrol sama petani kalo pelatihan itu ada yang udah mereka tahu ada juga yang belum nah dari situ mereka meraktekin terus dikembangin hasil dari pelatihannya.

5. Bagaimana cara untuk menetapkan Desa Bantarsari sebagai “Desa Jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Kita masifkan gitu loh. Kita masifkan jambu Kristal di Bantarsari. Kemudian kita mendatangkan Dinas Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan. Mereka membekali para petani. Saya kumpulin petani jambu bikin kelompok, jadi saya berharap ini jambu bukan hanya jadi jambu tapi jambu yang ada produk turunan.

Ketika kita mendatangkan Dinas, saya ingin jadiin jambu Kristal sebagai icon desa, karena amanat dari mentri desa one village one product, satu desa satu produk unggulan, ditetapkanlah jambu Kristal sebagai icon desa.

Jadi kita buat branding Bantarsari Jambu Kristal, jambu Kristal bantarsari.

6. Apa saja yang menjadi modal Desa Bantarsari dalam melakukan branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Tentu itu SDA sama SDM nya yang pertama disini. Kaya tanahnya cocok buat pohon jambu kristal kemudian para petaninya nanem jambu kristal udah mandiri. Kemudian adanya media sosial sekarang jadi lebih mudah kita memperkenalkan ke masayarakat luas.

7. Bagaimana cara untuk memperkenalkan Desa Bantarsari sebagai desa penghasil jambu kristal?

Jawaban : Kemudian saya kalo kemana-mana selalu bawa jambu ketika jadi kepala desa pada 2014, ke DPR nih produk hasil bumi Bantarsari.

Datang ke Bupati, dateng ke Dinas Kabupaten, ketemu orang selalu saya, termasuk Gubernur jawa Barat Pak Ahmad Heriyawan sampe segitunya agar kemudian desa ini orang tuh tau bahwa Bantarsari adalah jambu kristal, jambu kristal adalah bantarsari. Walaupun awalnya emang dari IPB kan.

Pendekatan media, karena sekarang eranya media apalagi media sosial, maka kita lakukan agar kenal Bantarsari ya jambu kristal. Baik itu lewat Instagram, Facebook ataupun media sosial lainnya. kita lewat media cetak yang suka baca kaya koran. Tidak berhenti disitu di elektronik kita memberitakan secara nasonal, kaya Elshinta Tv kan masuk, TVRI, RCTI

102

pernah, TV One, kemudian kalo lokal disini ada namanya media radar bogor dan lainnya.

Agar itu menjadi opini publik, oh iya Bantarsari adalah “Jambu Kristal Nasional”

gitu. termasuk ke Bupati tuh ketika itu launching bahwa desa ini adalah desa jambu Kristal.

8. Bagaimana dampak bagi petani jambu kristal dengan adanya branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Dengan adanya branding permintaan jambu meningkat, Kita sejak tahun 2015 udah mulai banyak juga datang ke desa kita. Rata rata sekolah yang datang ke kita tuh, misalnya dari Ummul Quro Depok selalu membawa siswanya kesini dan saya tempatkan di rumah rumah warga. Masyarakat senang selama berapa hari mereka nginap ada ekonomi yang bergerak disitu. Rata rata setahun itu bisa tiga sampai empat sekolah. Selain itu ada dari Al-Fikri Depok, kemudian Sekolah Alam Jakarta, kemudian SDIT Cilengsi. Atau juga ada bukan hanya dari sekolah ada juga yang dari luar Jawa, Kalimantan, Papua, mereka 25 orang study bersama pak Camatnya. Kemudian dari Padang, Medan, Aceh para penyuluh mereka belajar tentang jambu Kristal, dari Swedia,

Jerman, Malaysia. Secara ekonomi sangat membantu petani. Bahkan banyak petani yang nanyain, Pak Kades kapan ada tamu lagi, Karena dia merasakan ekonominya.karena harga jual kepada tamu juga lebih tinggi dibanding harga pasar.

9. Bagaimana sistem penjualan jambu kristal?

Jawaban : Petani menjual hasilnya dengan mandiri ada yang ke tengkulak ada juga secara online. Kalo ke tengkulak, yah namanya petani ada yang mau nerima, jadi mereka ke tengkulak di jual seluaruh hasil panennya.

10. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Pertama lahan pertaniannya cukup, terus petaninya juga secara mandiri nanam jambu kristal jadi kita brandingnya juga lebih gampang apalagi secara media online Facebook, Whatsapp, Web desa dan banyak lagi. Kemudian media cetak ada juga liputan dari Tv Nasional itu semua memudahkan kita untuk branding kalo Desa Bantarsari adalah Desa Jambu Kristal Nasional

104

11. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Yang menjadi persoalan kita ke depan hari ini, adalah pertama regenerasi petani, di masyarakat kami itu ketika orang tuanya jadi petani anak anaknya sudah kuliah S1, udah bekerja di pabrik, di perusahaan, ga ada yang ke pertanian. Kedua tentang tata ruang, tata ruang itu kan yang ngatur Kabupaten,bahwa di Bantarsari sejak 2017 itu sudah dibolehkan untuk pembangunan pabrik, rumah pemukinan.

Ini kan jadi tantangan kita, betul ga? Secara otomatis kan lahan pertanian akan terus menyempit ini

Bantarsari, 24 Juni 2021

Bapak Lukmanul Hakim, S.Ag

No. Informan: 2 A. Jadwal Wawancara

1. Hari, Tanggal : Rabu, 30 Juni 2021 2. Wawancara : Langsung

B. Identitas Informan

1. Nama :Bapak Abdul Basit Alawi, ST 2. Umur : 35 Tahun

3. Pendidikan Terakhir : Strata I

4. Jabatan : Sekertaris Desa C. Pertanyaan

1. Bagaimana sejarah jambu kristal di Desa Bantarsari?

Jawaban : Pada saat itu IPB menawarkan produk baru namanya jambu Taiwan. Maka pada saat itu mulailah ditanam, nah pada awal kita menjabat kemudian kan kita juga ga punya Sumber Daya Alam yang bagus. Tapi karena udah mulai tanaman jambu di kembangkan disini dari IPB waktu itu. Kemudian juga ga disangka ternyata jambu Kristal ini punya harga jual yang tinggi, alhamdulillahnya pas ditanam di Bantarsari hasilnya lebih bagus, kita kan ga tau karena kan setiap tanaman punya habitatnya sendiri dan di Bantarsari termasuk yang paling bagus. Nah mungkin itu anugrahnya untuk Bantarsari.

106

Waktu itu saya pernah bawa bibit pohon jambu Kristal sama buahnya tuh ke Sukabumi nah saya juga punya temen di sana yang nanem jambu Kristal juga, nah kita sama sama makan tuh hasil jambu Kristal Bantarsari sama jambu Kristal dari Sukabumi sana. Ternya beda kalo jambu kita tuh lebih manis gitu rasanya terus kulitnya juga ga terlalu tebel, lebih sedikit juga bijinya. Ga tau saya juga bingung kenapa bisa beda gitu yah kayaknya dari cuaca sama tanah juga ngaruh di Bantarsari termasuk yang cocok buat Jambu Kristal Nasional.

2. Pendekatan apa yang dilakukan dari pemerintah desa dalam memberikan penyadaran untuk pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat petani jambu kristal?

Jawaban : Itu maka peningkatan ekonomi itu dilihat dari hal yang paling dekat dulu, karena yang kita ubah sebenarnya maindsetnya dulu. Kemudian juga yang pertama kali jadi poin itu rumahnya, karena pada saat itu desanya sendiri juga tidak berbenah gitu. Makanya yang kami perbaiki dulu pada saat itu rumahnya, makanya kita dulu yang dibenahi. Sebelum kita benahi masyarakat kita dulu benahi diri kita dulu.

3. Bagaimana pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah desa kepada petani jambu kristal?

Jawaban : Jepang dengan Indonesia Bangun Desa waktu itu, itu langkah kita juga karena pendekatan itu tidak dilakukan bukan dari ahlinya maka akan lebih sulit. Maka datanglah mereka sebagai ahlinya, itu di sekitar 2014 udah mulai kita ada beberapa pelatihan.

4. Apakah setelah adanya pelatihan petani mampu mengembangkan hasil dari pelatihan?

Jawaban : Kita lihat emang dari awal petani udah mandiri disini jadi mereka ngembangin dari pelatihan itu secara mandiri juga. Karena pelatihan itu buat hasil pertanian lebih baik.

5. Bagaimana cara untuk menetapkan Desa Bantarsari sebagai “Desa Jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Nah pada akhirnya Pak Kades ingin kita itu punya karakter punya ciri khas. Maka waktu itu gimana kalo kemudian kita coba kukuhkan karena petani jambu Kristal itu banyak. Maka 2015 kita meminta pada Bupati waktu itu untuk secara simbolis untuk menetapkan bahwa jambu kristal itu ciri khas dari Bantarsari.

108

6. Apa saja yang menjadi modal Desa Bantarsari dalam melakukan branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Itu menjadi faktor pendukung juga Pertama yang memudahkan kita emang disni sebelum kita di desa juga petani secara mandiri udah menanam jambu kristal. Nah kita juga brandingnya juga lebih gampang karena sekarang jamanya sosial media juga ya. Kita juga pengennya gratis ya jadi lewat teknologi, sosial media terus juga liputan liputan kan mereka yang dateng kesini jadi itu.

7. Bagaimana cara untuk memperkenalkan Desa Bantarsari sebagai desa penghasil jambu kristal?

Jawaban : Kita sih lari kesisi teknologi dengan cara waktu itu kita membuat website memperkenalkan jambu Kristal di Bantarsari.

Kita juga komunikasi dengan beberapa kampus, ketika mereka membuat market palce yang diberikan ke desa untuk dipakai sebagai media informasi agar brandnya lebih luas.

Karena tujuannya itu bahwa suatu saat jambu kristal ini bisa dipatenkan, kalaupun paten ini kan mahalnya kan luar biasa jadi kita sempet lakukan itu. Agar para kampus kampus ini mendukung kita untuk melakukan paten terkait untuk jambu Kristal di Bantarsari

8. Bagaimana dampak bagi petani jambu kristal dengan adanya branding “Desa Jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Karena pada hari ini untuk para petani untuk itungan rugi tidak ada rugi bagi para petani karena mereka merasakan hasilnya. Sekarang itu lebih dicari itu petani jambu krital dicari karena brandingnya itu. kalo dulu tuh jambu itu hanya dikenal dalam lingkup yang lebih kecil, hari ini bisa dikenal dengan lingkup yang lebih besar. Karena orang lebih banyak mengenal dan membuat lebih mudah mereka menjual.

Maka pada hari ini kalo dulu tuh ada istilah numpuk, nah sekarang tuh ga ada tuh jambu yang numpuk.

9. Bagaimana sistem penjualan jambu kristal?

Jawaban : Untuk saat ini umumnya emang petani jualnya ke tengkulak karena mereka punya ikatan modal juga. Kalo yang jual mandiri sih Cuma beberapa paling

10. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Pertama yang memudahkan kita emang disni sebelum kita di desa juga petani secara mandiri udah menanam jambu kristal. Nah kita juga brandingnya juga lebih gampang karena

110

sekarang jamanya sosial media juga ya. Kita juga pengennya gratis ya jadi lewat teknologi, sosial media terus juga liputan liputan kan mereka yang dateng kesini jadi itu.

11. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam melakukan branding “Desa jambu Kristal Nasional”?

Jawaban : Karena pada saat ini sesuatu yang belum biasa

Jawaban : Karena pada saat ini sesuatu yang belum biasa

Dokumen terkait