• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka model pembelajaran Two Stay Two Stray ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berbicara terlebih dalam keberanian menyampaikan persetujuan, sanggahan, penolakan pendapat. Adapun beberapa saran peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan lagi atau melanjutkan hasil penelitian ini, dikarenakan penelitian ini banyak keterbatasan dikarenakan pengambilan subjek yan terbatas, dan pokok

bahasan yang terbatas pula. Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut dengan mengambil subjek yang lebih besar dan materi pokok bahasan yang lebih luas, sehingga dapat ditarik generalisasinya.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru bahasa Indonesia selalu memberikan memberi inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Telebih guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapat. Di sisi lain guru harus selalu mengoptimalkan penggunaan model-model pembelajaran agar dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, khususnya keterampilan berbicara. Untuk itu guru bahasa Indonesia dapat menerapakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini di sekolah.

3. Hasil penelitian ini dapat juga diterapkan di kelas-kelas lain maupun disekolah lain. Dengan catatan harus ada penyesuaian dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Arsjad, Maidar. dan U.S. Mukti. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyanti dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dipodjojo, Aris. 1984. Komunikasi Lisan. Yogyakart: PD Lukman.

Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi.Yogyakarta: Kanisius.

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Keraf Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Kuntarto. 2007. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir Panduan Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Kusuma Wijaya, dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Malta Printindo.

Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta.

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam pengajaran Bahasa dan sastra edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Risti, Tika. 2011. Peningkatan Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas X SMA I Negeri Pleret, Bantul melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray. Skripsi S1. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNY.

Rohman, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sriwahyuni. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pontianak: PDSD FKIP Universitas Tanjungpura.

Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono. 2016. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyadi. 2012.Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah(PTS). Yogyakarta: ANDI.

Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Ketarampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: CV. Angkasa.

DAFTAR SISWA KELAS VIII B SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA No

Urut

No Induk

Nama Siswa 1. 7289 Adellia Cindy Rosita Dewi 2. 7336 Adhyaksa Riskyana Diah W 3. 7266 Adila Prihantini

4. 7313 Alexander Imanuel

5. 7314 Ambrosius Gaudio Tri Hariadi 6. 7292 Antonia Berlian Putri H 7. 7315 Arshiva Tuniza Nur Septiani 8. 7270 Bagas Alif Dwi Kurniawan 9. 7317 Bernadus Bima Baskara 10. 7341 Cornelia Suci Marganingrum 11. 7271 Dimas Chrisha Sabatian

12. 7273 Felisitas Jeinica Intan Puspitasari 13. 7275 Gihon Makmur Turnip

14. 7299 Ivan Niko Prasetya

15. 7283 Rosalia Damai Ameliayana 16. 7305 Siang Jeffri Pratama

17. 7337 Theresia Senandung Putri Avilla 18. 7329 Titan Wahyudi

19. 7331 Valentina Adinda Permata Kusuma 20. 7307 Veronica Chrisdiana Sukardi 21. 7309 Veronika Dwi Anggraini 22. 7285 Vianney Pudyastuti H 23. 7334 Virana Widya Putri Cantika 24. 7311 Yessa Allita Putri Daryono 25. 7287 Yosia Zakharia Adhy 26. 7340 Yuwinda Prisca Septiani

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur Wedi Mata Pembelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/2(dua) Alokasi Waktu : 4X 40 menit

A. Standar Kompetensi

10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi

B. Kompetensi Dasar

10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mampu menjelaskan isi bacaan pada artikel yang dibaca.

2. Mampu mengidentifikasi persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai bukti dan alasan secara tertulis.

3. Mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai bukti dan alasan secara lisan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah membaca artikel, siswa dapat menjelaskan isi bacaan pada artikel yang dibaca dengan benar secara tertulis.

2. Setelah membaca artikel yang telah dibagikan oleh guru, siswa dapat mengidentifikasi persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dari setiap kelompok dalam diskusi disertai bukti dan alasan dengan baik secara tertulis.

3. Setelah mempelajari artikel, siswa dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan dengan tepat secara lisan.

E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian persetujuan 2. Pengertian sanggahan 3. Pengertian penolakan

4. Cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi:

a. Kalimat persetujuan beserta contoh b. Kalimat sangahan beserta contoh c. Kalimat penolakan beserta contoh

F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Pendekatan :Problem Based Learning

Model : Pembelajaran kooperatif tipe Two stay Two Stray Metode : Diskusi, penugasan

G. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Pendahuluan 1. Guru mengajak peserta didik untuk

berdoa sebelum mengawali pembelajaran.

2. Apersepsi, guru memberi pertanyaan rangsangan terkait materi yang akan dipelajari.

3. Guru mempresensi dan

mengkondisikan kelas.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two

Stray.

5. Guru membangkitkan motivasi belajar dengan cara mengajak peserta didik untuk bermain permainan bahasa menyusun kalimat dari kata akhir.

Inti a. Persiapan

1. Peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam mengenai topik materi yang akan dipelajari dari buku sumber. 2. Peserta didik mendapatkan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) dari guru. 3. Peserta didik membaca artikel dan mengerjakan soal yang ada di LKPD secara seksama secara individu (mengamati)

4. Peserta didik dengan guru bertanya jawab tentang artikel yang telah dibaca. (menanya)

5. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4 anak.

b. Kegiatan kelompok

1. Peserta didik mendiskusikan persetujuan, sanggahan, penolakan pendapat yang disertai dengan alasan dan bukti.(mengumpulkan data)

2. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain.(mengolah)

3. Dua siswa yang tinggal membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. (mengolah)

4. Tamu mohon diri kembali ke kelompoknya dan mencocokkan hasil kerja mereka. (mengkomunikasikan) 5. Setelah selesai mencocokkan hasil

kerja kelompok guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

6. Peserta didik bertanya jawab dengan guru untuk meluruskan kesalah pahaman dan memberikan penguatan.

Penutup 1. Peserta didik membuat rangkuman pembelajaran.

2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

3. Guru merencanakan tindak lanjut sesuai dengan hasil belajar siswa.

15 menit

H. Alat/Bahan/Sumber Belajar Bahan : Artikel

Sumber belajar:

 Sawali, dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta:PT Citra Aji Parama.

 Tim MGMP kabupaten Klaten.SMART Solusi Membangun Siswa Aktif, Rajin, dan Terampil Bahasa Indonesia.

I. Penilaian

1. Jenis tagihan : Tugas kelompok 2. Bentuk instrumen : Uraian

3. Penilaian proses : Lisan 4. Penilaian hasil : Uraian

Tabel Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Teknik penilaian Bentuk penilaian Instrumen

Mampu menjelaskan isi bacaan pada artikel yang dibaca

Tes tulis

Uraian

Uji petik kerja

Setelah membaca dan berdiskusi tentang artikel yang berjudul “Dampak Game Online Bagi Pelajar”!

jelaskan isi bacaan artikel di atas? Mampu

mengidentifikasi

persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai bukti dan alasan

Tes tulis Setelah mendiskusikan

artikel bersama kelompok yang berjudul “Dampak Game Online Bagi Pelajar”!

Tuliskan identifikasi persetujuan, sanggahan, penolakan pendapat tentang artikel ini disertai bukti dan alasan!

Mampu secara lisan menyampaikan

persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai bukti dan alasan

Tes kinerja Setelah berdiskusi

bersama kelompok dan menjawab pertanyaan . setiap kelompok berkeliling kekelompok lain untuk mencari informasi tentang persetujuaan,

sanggahan, penolakan pendapat tentang artikel “Dampak Game Online Bagi Pelajar”!

disertai dengan bukti dan alasan!

J. Lembar Instrumen

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur Wedi

Mata Pembelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/2(dua)

Standar Kompetensi 10. Mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi

Kompetensi Dasar 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan.

Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mampu menjelaskan isi bacaan pada artikel yang dibaca.

2. Mampu mengidentifikasi persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan secara tertulis.

3. Mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disertai bukti dan alasan secara lisan.

I. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah membaca artikel, siswa dapat menjelaskan isi bacaan pada artikel yang dibaca dengan benar secara tertulis.

2. Setelah membaca artikel yang telah dibagikan oleh guru, siswa dapat mengidentifikasi persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dari setiap kelompok dalam diskusi disertai bukti dan alasan dengan baik secara tertulis.

3. Setelah mempelajari artikel, siswa dapat menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai bukti dan alasan dengan tepat secara lisan.

II. Kerjakan Tugas-Tugas Berikut Sesuai Dengan Petunjuk Yang Diberikan Pada Setiap Nomor!

A. Bacalah artikel di bawah ini dengan cermat.

DAMPAK GAME ONLINE BAGI PELAJAR

Dalam era globalisasi ini, game online semakin marak di kalangan masyarakat. Peminatnya berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, dan bahkan hinga dewasa, terutama pelajar.Kini, game online semakin mudah ditemukan dan banyak macamnya. Sehingga, banyak masyarakat yang menggemarinya. Apalagi, kini banyak warnet yang menyediakan game online dengan harga yang cukup murah. Membuat peminat game online terus meningkat hingga sekarang.

Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa game online akan memberikan damapak negatif bagi para pemainnya. Namun, ada juga yang menganggap bahwa bermain game online akan berdampak positif. Berikut ini adalah beberapa dampak positif game online bagi pelajar. Pertama, game online merupakan suatu aktivitas untuk refreshing. Anak yang baru pulang dari sekolah dapat menghilangkan rasa jenuh setelah berjam-jam memikirkan pelajaran, dengan bermain game online. Mereka bisa melepaskan kelelahan sambil bermain game online, yang digemarinya. Kedua, bermain game online dapat meningkatakan kreativitas sang anak. Mereke akan berimajinasi tentang hal-hall baru yang mereka temui ketika bermain game. Anak bisa mendapatkan ide menarik dari game untuk menyelesaikan tigas dari gurunya di sekoalah. Sehingga, mereka bisa menciptakan sesuatu yang menakjubkan dari ide kreativitasnya setelah bermain game online. Ketiga, permainan jenis ini dapat melatih konsentrasi anak, terutama pelajar. Sebab, pada saat bermain game online mereka harus berkonsentrasi dengan game yang dimainkannya, agar tidak kalah. Keempat, game online juga melatih anak untuk mengatur strategi. Mereka akan mengatur strategi agar bisa menang dan mendapatkan skor terbanyak, serta menghindari hal-hal yang bisa membuatnya kalah dalam game. Kelima, saat bermain game online anak akan berlatih untuk bersabar dan tidak pantang menyerah. Karena, ada beberapa jenis game yang bisa memancing emosi sang anak. Dan pada saat itulah anak diuji untuk dapat mengendalikan emosinya, agar bisa memenangkan gamenya.

Selain kelima hal diatas, dampak yang terakhir adalah menambah pengetahuan anak dalam kosakata berbahasanya. Sebab, ada beberapa game online yang tidak menggunakan bahasa Indonesia, melainkan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa inggris. Dengan begitu, anak harus berlatih bahasa inggris agar bisa memahami berbagai ketentuan dalam

game. Tentu dibalik semua dampak positif yang kita dapatkan, pasti juga ada dampak negatifnya, terutama bagi kalangan pelajar. Karena, kebanyakan peminat game online berasal dari kalangan pelajar. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif game online. Pertama, bermain game online dapat menyebabakan kecanduan. Jika mereka sudah terlanjur ketagihan, maka akan terus berusaha agar bisa mendapatkan slor tebanyak dan mencapai level tertinggi. Sehingga, mereka tidak akan emninggalakn game tersebut. Jika ditinggalkan mereka akan terus memikirkan game itu, enatah sampai kapan. Dampak yang kedua, masih berhubungan dengan peristiwa kecanduan di atas. Yaitu, lupa waktu untuk melakukan aktivitas penting yang harus dilakukannya. Seperti belajar,makan, mandi, beribadah, dan berbagai aktivitas lainnya. Ketiga, anak-anak yang sudah terlanjur kecanduan bermain game online, akan berusaha melakukan apapun agar bisa bermai game. Bahkan, yang lenih parah lagi, terkadang mereka merelakan waktu sekolah hanya untuk ke warnet demi bermain game online, alias bolos sekolah tanpa sepengetahuan orang tuanya. Keempat, anak menjadi sering berbohong kepada orang tuanya. Misalnya, ia izin berpamitan untuk berangkat ke sekolah, tapi ternyata malah bolos, karena pergi ke warnet. Atau, ada juga anak yang meminta uang dengan alasan untuk membayar buku sekolah, padahal digunakan untuk membayar paketan gamenya di warnet. Kelima, bermain game online hanyalah akan mengahambur-hamburkan waktu dan uang secara sia-sia. Sebab, para pecandu akan merelakan apapun hanya demi bermain game. Sehingga, mereka akan kehilanagn uang, waktu, dan energi, karena ketagihan bermain game. Keenam, berbagai dampak di atas, pada akhirnya game online juga akan membuat prestasi menurun. Karena, mereka terus bermain game, sehingga melupakan tugas-tugas sekolah, merelakan waktu bersekolah alias bolos, bahkan berbohong demi pergi ke warnet. Hingga akhirnya, mereka tidak pernah belajar dan ketinggalan pelajaran apabila membolos. Ketujuh, ada juga game online yang menampilkan adegan kekerasan, seoerti berkelahi. Jika anak yang memainkannya tidak dapat mengontrol emosinya, maka ia akan menjadi pribadi yang berkarakter keras dan egois. Dampak yang terakhir, adalah merusak mata.. Hal ini disebabkan karena anak terlalu sering menatap layar monitor saat bermain game. Sehingga, matanya sakit dan minus. Seperti yang kita ketahui sekarang ini, banyak sekali anak kecil yang sudah memakai kacamata.

Dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa game online memiliki dampak positiif dan negatif. Hal itu tergantung pada pemainnya. Oleh karena itu, orang tua disarankan utuk melakukan hal yang dapat mencegah dampak negatif dari internet. Seperti, bekerjasama

dengan guru untuk turut mementau perkembangan anaknya ketika di sekolah

http://teksulasan16.blogspot.co.id/2015/09/teks-diskusi-dampak-game-online-bagi.html

B. Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut dalam sebuah kelompok dan kerjakan dengan cermat dan teliti!

1. Jelasakan isi bacaan dari artikel “Dampak Game Online Bagi Pelajar”! 2. Tuliskan identifikasi persetujuan, sanggahan, penolakan pendapat tentang

artikel di atas disertai dengan bukti dan alasan!

3. Secara bergiliran setiap kelompok berkeliling kekelompok yang lain untuk menyampaikan dan mencari informasi tentang persetujuan, sanggahan, penolakan pendapat tentang artikel di atas yang disertai dengan bukti dan alasan!

K. Rubrik Penilaian No soal Aspek yang di nilai Deskripsi Skor

1. Isi Dapat menjelaskan isi bacaan artikel dengan benar, jelas, dan lengkap

5 Dapat menjelaskan isi bacaan artikel dengan benar dan jelas tetapi kurang lengkap

4 Dapat menjelaskaan isi bacaan artikel dengan jelas tetapi kurang benar dan kurang lengkap

3 Dapat menjelaskan isi bacaan artikel dengan kurang benar, kurang jelas, dan kurang lengkap

2 Dapat menjelaskan isi bacaan artikel dengan tidak benar, tidak jelas, dan tidak lengkap

1 2. Identifikasi

persetujuan

Dapat menuliskan identifikasi persetujuan dengan jelas dan padat dengan disertai bukti dan alasan

5 Dapat menuliskan identifikasi persetujuan dengan jelas dan padat tetapi kurang disertai bukti dan alas an

4

Dapat menuliskan identifikasi persetujuan dengan jelas tetapi kurang padat dan kurang disertai bukti dan alasan

3

Dapat menuliskan identifikasi persetujuan dengan kurang jelas dan kurang padat serta tidak disertai bukti dan alasan

2

Dapat menuliskan identifikasi dengan tidak jelas dan tidak padat serta tidak disertai bukti dan alas an

1

Identifikasi sanggahan

Dapat menuliskan identifikasi sanggahan dengan logis dan tidak menyimpang pihak manapun dengan disertai bukti dan alasan

5

Dapat menuliskan identifikasi sanggahan dengan logis dan tidak menyimpang pihak manapun tetapi kurang disertai bukti dan alasan

4

Dapat menuliskan identifikasi sanggahan dengan tidak menyimpang pihak manapun tetapi kurang logis dan kurang disertai bukti dan alasan

3

Dapat menuliskan identifikasi sanggahan dengan kurang logis dan sedikit menyimpang pihak manapun serta kurang disertai bukti dan alasan

2

Dapat menuliskan identifikasi sanggahan dengan kurang logis dan menyimpang pihak manapun serta tidak disertai bukti dan alsan

1

Identifikasi penolakan

Dapat menuliskan identifikasi penolakan dengan tidak mengandung unsur SARA dan tidak menyimpang orang lain dengan disertai bukti dan

alasan

Dapat menuliskan identifikasi penolakan dengan tidak mengandung unsur SARA dan tidak menyimpang orang lain dengan tidak disertai bukti dan alasan

4

Dapat menuliskan identifikasi penolakan dengan tidak mengandung unsur SARA tetapi sedikit menyimpang orang lain dan kurang disertai bukti dan alas an

3

Dapat menuliskan identifikasi penolakan dengan sedikit mengandung unsur SARA dan sedikit menyimpang orang lain dan tidak disertai bukti dan alas an

2

Dapat menuliskan identifikasi penolakan dengan mengandung unsur SARA dan menyimpang orang lain dengan tidak disertai bukti dan alasan

1

3. Menyampaikan persetujuan

Dapat menyampaikan persetujuan dengan singkat, jelas, padat dan menggunakan bahasa yang sopan serta disertai bukti dan alasan

5

Dapat menyampaikan persetujuan dengan singkat, jelas, padat dengan disertai dengan bukti dan alasan tetapi menggunakan bahasa yang kurang sopan

4

Dapat menyampaikan persetujuan dengan singkat, jelas, padat dan menggunakan bahasa yang sopan tetapi tidak disertai bukti dan alasan

3

Dapat menyampaikan persetujuan dengan singkat, jelas, padat dengan tidak menggunakan bahasa yang sopan serta tidak disertai bukti dan alasan

2

Dapat menyampaikan persetujuan dengan tidak singkat, kurang jelas, kurang padat dan tidak menggunakan bahasa yang sopan serta tidak disertai bukti dan alasan

1

Menyampaikan sanggahan

Dapat menyampaikan sanggahan dengan tidak menyimpang orang lain dan menggunakan bahasa yang sopan, logis serta disertai fakta dan opini yang kuat

5

Dapat menyampaikan sanggahan dengan tidak menyimpang orang lain serta disertai fakta dan opini yang kuat tetapi menggunakan bahasa yang kurang sopan, kurang logis

4

Dapat menyampaikan sanggahan dengan sedikit menyimpang orang lain tetapi menggunakan bahasa yang sopan, logis serta disertai fakta dan opini yang kuat

3

menyimpang orang lain dan menggunakan bahasa yang sopan, logis tetapi tidak disertai fakta dan opini yang kuat

Dapat menyampaikan sanggahan dengan menyimpang orang lain dan tidak menggunakan bahasa yang sopan, logis serta tidak disertai fakta dan opini yang kuat

1

Menyampaikan penolakan

Dapat menyampaikan penolakan dengan tidak menyimpang orang lain, tidak mengandung unsur SARA dan menggunakan bahasa yang sopan serta disertai alasan yang kuat

5

Dapat menyampaikan penolakan dengan tidak menyimpang orang lain, tidak mengandung unsur SARA dan disertai alasan yang kuat tetapi tidak menggunakan bahasa yang sopan

4

Dapat menyampaikan penolakan dengan tidak mengandung unsur SARA dan menggunakan bahasa yang sopan serta disertai alasan yang kuat tetapi menyimpang orang lain

3

Dapat menyampaikan penolakan dengan tidak menyimpang orang lain, dan menggunakan bahasa yang sopan serta disertai alasan yang kuat tetapi mengandung unsur SARA

2

Dapat menyampaikan penolakan dengan tidak menyimpang orang lain, tidak mengandung unsur SARA dan menggunakan bahasa yang sopan tetapi tidak disertai alasan yang kuat

1

Hasil akhir = Jumlah pemerolehan skor X 10= ….. Skor maksimal (30)

Lampiran Materi

1. Dalam sebuah diskusi pasti ada perbedaan. Setiap peserta diskusi memiliki pandangan, pikiran, maupun pendapat. Hal ini perlu dihormati oleh seluruh peserta diskusi. Agar mampu menjadi peserta diskusi yang baik harus mempelajari cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi yang semestinya disertai bukti dan alasan yang relevan.

2. Kalimat persetujuan adalah kalimat yang menunjukkan kesetujuan dalam suatu hal. Hal ini ditunjukkan secara khusus dengan penggunaan kata setuju, sependapat, sejalan, sesuai. Contoh menyampaikan persetujuan:

- Menurut pendapat saya, usul saudara sangat tepat. - Saya setuju dengan usulan tersebut.

- Jika hal itu dipandang baik, saya setuju saja. - Baiklah, saya sependapat dan menyetujuinya.

3. Kalimat sanggahan adalah kalimat yang mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap suatu masalah atau pembicaraan atau bisa juga dikatakan untuk mengungkapkan bantahan atau protes terhadap suatu masalah yang tidak kita setujui. Sanggahan biasanya disampaikan terlebih dahulu dengan persetujuan terhadap pendapat yang akan kita sanggah. Setelah itu, barulah

Dokumen terkait