• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Bertitik tolak dari seluruh pembahasan dalam skripsi ini, penulis ingin

memberikan beberapa saran yang semoga membantu bagi siapa saja terutama bagi

katekis ataupun saudara-saudara yang beriman Katolik yang mendalami ajaran

Kebatinan Jawa.

1. Berbagai aliran Kebatinan ada di Indonesia, ajaran Kebatinan merupakan

warisan sipiritual bangsa Indonesia ini perlu digali dan dan dikembangkan

nilai-nilainya dan tentunya harus dalam konteks terang iman Kristiani.

2. Saudara yang mendalami Kebatinan Jawa dalam pengalaman imannya perlu

menempatkan pengalaman batin dalam kerangka iman, harapan dan kasih

yang tumbuh di hati sebagai ajaran Kristus.

3. Para pelaku katekese hendaknya terpanggil membawa Injil kedalam jantung

budaya setempat sehingga hasil pertobatan yang dilaksanakan Injil dalam

kebudayaan dapat mengubah, menginspirasikan dan melahirkan kembali

buah-buah iman yang baru.

4. Evaluasi diperlukan agar proses katekese di dalam Kebatinan benar-benar

tidak dimasuki oleh unsur-unsur sinkretisme. Katekese yang benar akan

memberikan inspirasi bukan hanya asimilasi intelektual iman saja, namun

DAFTAR PUSTAKA

Adimassana, JB. (1986). Ki Ageng Suryomentaram Tentang Citra Manusia. Yogyakarta: Kanisius.

Banawiratma, J.B. (1977). Yesus Sang Guru, Pertemuan Kejawen dan Injil. Yogyakarta: Kanisius.

_____________ (Ed.) . (1986). Wahyu Iman Kebatinan. Yogyakarta: kanisius. Darminta, J. (1973). Kunci Perjanjian Baru. Yogyakarta: kanisius.

_____________ . (1995). Kebatinan kristen. Yogyakarta: kanisius.

Dister, Nico Syukur. 1987. Kristologi, Sebuah Sketsa. Yogyakarta: Kanisius. _____________ . (1991). Pengantar Teologi. Yogyakarta: Kanisius.

_____________ . (2004a). Teologi Sitimatika 1. Yogyakarta: Kanisius. _____________ . (2004b). Teologi Sitimatika 2. Yogyakarta: Kanisius.

Dejong, S. (1976). Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Kanisius. Darmawijaya, St. (1991). Pengantar ke Dalam Misteri Yesus Kristus. Yogyakarta:

Kanisius.

Eko Riyadi. (2011). Yohanes, firman telah menjadi manusia. Yogyakarta: Kanisius.

Groenen, C. (1989). Sateriologi Alkitabiah. Yogyakarta: Kanisius. _____________. (1990). Sakramentologi. Yogyakarta: Kanisius.

Greshake, Gisbert. (2003). Mengimani Allah Tritunggal. Maumere: Ledalero. Harun Hadiwijono. (1970). Kebatinan dan Injil. Jakarta: Badan Penerbit Kristen. _____________. (1983). Konsepsi Tentang Manusia Dalam Kebatinan

Jawa.Jakarta: Sinar Harapan.

Huber, Thomas. (1979). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Hentz, Otto. 2005. Pengharapan Kristen. Yogyakarta: Kanisius.

Heryatno wono wulung, F.X. (2012). Katekese Kontekstual Katekese Manjing

Kahanan. Dalam B. A. Rukiyanto (ed.). Pewartaan Di Zaman Global

(hal:135). Yogyakarta: Kanisius.

Jacobs, Tom. (2007). Syalom, Salam, Selamat. Yogyakarta: Kanisius. Kopendium Katekismus Gereja Katolik. (2011). Malang: Dioma

Komisi Kateketik KWI. (2000). Kongregasi Untuk Imam Petunjuk Umum

Katekese. Bogor: SMK Grafika Mardiyuana.

Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius. Kirchberger, Georg. (1986). Pandangan Kristiani Tentang Dunia Dan Manusia.

Ende: Nusa Indah.

_____________. (1999). Allah Pengalaman dan Refleksi Dalam Tradisi Kristen. Maumere: arnoldus ende.

Keene, Michael. (2006). Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius.

Kuntoro Wiryomartono. (1988). “Pemahaman Kebatinan Jawa Dalam Rangka

Hidup Rohani Kristen I”. Dalam Mawas Diri (17):24. Jakarta

Kuntoro Wiryomartono. (1988). “Pemahaman Kebatinan Jawa Dalam Rangka

Kongregasi Suci Para Klerus. (1971). Derectorium catechisticum Generale. (J.S. Setyokarjana, Penerjemah). Yogyakarta: Puskat.

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat.Jakarta: KWI.

Lembaga Biblika Indonesia. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.

Mulder, Niels. (1983). Kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa. Jakarta: PT Gramedia.

Mertoatmodjo. (1990). Olah Rasa. Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal.

Michel, Thomas. (2001). Pokok-Pokok Iman Kristiani. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rausch, Thomas P. (2001). Katolisisme. Yogyakarta: Kanisius.

Rukiyanto, Bernadus A. (2012). Katekese Di Tengah Arus Globalisasi. Dalam B. A. Rukiyanto (ed.). Pewartaan Di Zaman Global (hal: 61). Yogyakarta: Kanisius.

Prasetyo, L. (1999). Panduan Untuk Calon Baptis Dewasa. Yogyakarta: Kanisius. Papo, Yakob. (1987). Memahami Katekese. Ende: Nusa Indah.

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II. (1981). Rumus katekese

umat yang dihasilkan PPKKI II. Dalam Th. Huber (Ed). Katekese

umat: Hasil Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia II (hl. 15-23). Yogyakarta: Kanisius.

Rahmat Subagyo. (1973). Kepercayaan Kebatinan Kerohanian Kejiwaan Dan

Agama. Majalah Spektrum 3.

Sarwedi Sosrosudigdo. (1965). Fungsi Dan Arti Kebatinan Untuk Pribadi Dan

Revolusi. Jakarta: Balai Pustaka.

Soenarto Mertowardojo. (2013). Olah Rasa Di Dalam Rasa. Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal.

_____________. 2014. Sasangka Jati. Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal.

Suwarno Imam S. (2005). Konsep Tuhan, Manusia, Mistik Dalam Berbagai

Kebatinan Jawa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soemantri Hardjoprakoso.(2011). Arsip Sarjana Budi Santosa. Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal.

Sularso Sopater. (1987). Mengenal Pokok-Pokok Ajaran Pangestu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sumarno Ds, M. S.J. (2011). Program Pengalaman Lapangan Agama Katolik

Paroki. Diktat kuliah semester VI IPPAK USD.

Telaumbanua, Marinus.(1999). Ilmu Kateketik-Hakikat, Metode dan Peserta Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.

Warnabinarja, Is. (1977). “Kedamaian Menurut Pangestu”. Dalam Sumbangan

Kebatinan (V/10): 29-32. Yogyakarta: Seri Kolosani.

Yohanes Paulus II. (1969). Ad Gentes (Tentang Kegiatan Misi Gereja). Ende- Flores: Nusa Indah.

_____________.(1990). Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja). (Penyelenggaraan Katekese). (R. Hardawiryana, penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

_____________. (1990). Dei Verbum (Konstitusi Tentang Wahyu Ilahi). (R. Hardawiryana, penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

_____________. (1991). Nostra Aetate (Pernyataan Tentang Hubungan Gereja Dengan Agama-Agama Bukan Kristiani). (R. Hardawiryana, penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

_____________. (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese). (R. Hardawiryana, penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI

_____________. (1992). Gaudium Et Spes (Konstitusi Pastoral Tentang Tugas Gereja Dalam Dunia Dewasa Ini). (R. Hardawiryana, penterjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

Lampiran: 1

LAMBANG PANGESTU (Paguyuban Ngestitunggal)

Pangestu berlambang sepasang bunga, yang terdiri dari setangkai bunga Mawar

berwarna merah jambu berduri satu dan setangkai bunga Kamboja berwarna putih

dengan garis kuning emas pada tepi kelopaknya. Lambang sepasang bunga

tersebut dengan latar belakang berwarna ungu.

Bunga Mawar : Melambangkan tugas ke luar yaitu melaksanakan tugas hidup

bermasyarakat, duri tangkai bunga mawar tersebut melambangkan bahwa

bagaimanapun sukses / berhasilnya tugas hidup ke luar tersebut dilaksanakan

selalu ada cela atau kekurangannya.

Bunga Kamboja : Melambangkan tugas ke dalam, yaitu berbakti kepada Tuhan

Yang Maha Esa harus dengan bekal kesucian lahir dan batin.

Latar belakang warna Ungu : Melambangkan ‘bangunnya jiwa’ dari kondisi

Lampiran: 2

Dalam Yesus

Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara sekarang dan selamanya

Dalam Yesus kita beraudara

Dalam Yesus ada cinta kasih

Dalam Yesus cinta kasih

Dalam Yesus ada cinta kasih sekarang dan selamanya

Lampiran: 3

SEPERTI RUSA RINDU SUNGAI-MU

Seperti rusa rindu sungai-Mu

Jiwaku rindu Engkau

Kaulah Tuhan hasrat hatiku

Ku rindu menyembah-Mu

Kaulah kekuatanku dan perisaiku

Kepadamu rohku berserah

Kaulah Tuhan hasrat hatiku

Ku rindu menyembah-Mu

Reff

Yesus..Yesus

Kau berarti bagiku

Yesus..Yesus

Kau segalanya bagiku

Kau segalanya bagiku

Dokumen terkait