• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Seharusnya pemerintah memperbaiki atau merevisi Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Lingkunganataupun membuat peraturan perundang-undangan yang baru. Hal ini dikarenakan Peraturan Pemerintah masih dianggap tidak memberi kejelasan dalam suatu prosedur pelaksanaan kegiatan

Corporate Social Responsibility serta tidak memberikan kepastian hukum didalamnya seperti didalam masalah anggaran, bentuk pengaplikasian Corporate Social Responsibility, syarat perseroan yang

wajib melaksanakan, pengawasan serta sanksi bagi Perseroan Terbatas yang tidak melakukan Corporate Social Responsibility.

2. Agar pemerintah juga bekerja sama dengan pihak Perseroan Terbatas untuk mensosialisasikan program Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyang bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pengertian Corporate Social Responsibility kepada masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti apa itu Corporate Social Responsibility sehingga masyarakat bisa mendapatkan haknya dan dapat berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap Corporate Social Responsibility. Sehingga

Corporate Social Responsibility bisa berjalan sesuai dengan apa yang targetkan dan dapat berjalan dengan efektif dikemudian hari. Pemerintah juga memperjelas dan mempertegas lembaga negara mana yang dapat wewenang khusus dalam mengawasi suatu kegiatan

Corporate Social Responsibilityserta memberikan sanksi kepada Perseroan Terbatas yang tidak melaksanakan Corporate Social Responsibility karena selama ini pengawasan dan pemberian sanksi terhadap Corporate Social Responsibility masih belum jelas.

3. Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat turut aktif dan ikut serta dalam mengawasi berjalannya Corporate Social Responsibility atau Tanggung Jawab Sosial Lingkunganyang dilakukan oleh Perseroan Terbatas hal ini dikarenakan selama ini peranan pemerintah serta masyarakat sebagai pengawas eksternal masih kurang dalam keikutsertaannya mengawasi berjalannya Corporate Social Responsibility yang berakibat tidak efektifnya Corporate Social Responsibility. Agar Perseroan Terbatas yang memiliki laba yang

terbatas tetap melakukan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang disesuaikan dengan labanya.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

1. Muhammad Abdulkadir, 2006, Hukum Perusahaan Indonesia,PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

2. Sembiring Sentosa,2008, Hukum Dagang, PT Citra Aditya Bakti,Bandung. 3. Syawali Husni dan Neni Sri Imaniyati, 2000 Kapita Selekta Hukum

Perusahaan,Mandar Maju,Bandung.

4. Ginting Jamin,2007 Hukum Perseroan Terbatas (UU No.40 2007), PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

5. Bertens. K,2000 Pengantar Etika Bisnis,Kanisius,Yogyakarta.

6. Nasution Bismar, 2000, Hukum Kegiatan Ekonomi I,Books Terrace & Library,Bandung

7. Yani Ahmad dan Gunawan Widjaja,2000, Seri Hukum Bisnis : Perseroan Terbatas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,

8. Simanjuntak Cornelius dan Natalie Mulia,2009, Organ Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta.

9. Daft Richard L,2003 Manajemen Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. 10.Usman Rachmadi,2000, Hukum Ekonomi dalam

Dinamika,Djambatan,Jakarta.

11.Dharmanegara Ida Bagus Agung,2010, Penganggaraan Perusahaan Teori dan Aplikasi , Graha Ilmu, Yogyakarta,

12.Sari Elsi Kartika dan Advendi Simangunsong,2007, Hukum Dalam Ekonomi, Grasindo, Jakarta.

13.Sukirno Sardono dkk, 2004 Pengantar Bisnis, Prenadan Media, Jakarta. 14.Kast E, Freemont & James E. Rosenzweig, Organisasi &

Manajemen,2002, Bumi Aksara, Jakarta

15.Madura Jeff, Introduction To Business (Pengantar Bisnis) ,2011, Salemba Empat, Jakarta

16.Andrews Kenneth R, Konsep Straregi Perusahaan, 2000, Erlangga, Jakarta

B. PERUNDANG-UNDANGAN

1. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas 2. Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal 3. Undang-Undang No.23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia 4. Undang-Undang No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik

Negara.

5. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

6. Peraturan Pemerintah 47 Tahun 2014 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas

7. Peraturan Mentri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per 05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha

8. Booklet Bank Indonesia

C. SITUS INTERNET 9.

11.

D. Karya Ilmiah

4. Aimi Soidei Manalu, Corporate Sosial Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT.Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No.18 Medan),2008. 5. Sembiring Muhsin Fahreza, Peranan Sistem Grameen Bank Terhadap

Perbankan dalam Rangka Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, 2011 6. Iqbal Muhammad :Pengawasan Implementasi Corporate Social

Responsibility (CSR) PT.Inalum terhadap Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Perusahaan,2009

RESUME WAWANCARA DENGAN

PT. BANK XXX MEDAN

1. T : Bagaimana tanggapan pihak PT. Bank XXX Medan terhadap pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan?

J : Suatu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan itu dananya diambil dari laba, dan tidak semua laba perusahaan itu besar atau untung oleh karena itu tidak semua perusahaan bisa melakukan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan komitmen perushaan.

2. T : Bagaimana prosedur pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di PT, Bank XXX Medan ?

J : Divisi yang mengurus Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ada di pusat (Jakarta) yaitu Divisi Corporate Comunity Responsibility (CCR). Yang mengurusi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yaitu, Bina Lingkungan dan Program Kemitraan. Program Kemitraan sejak dulu sudah ada sedangkan Program Bina Lingkungan dulu namanya Corporate Social Responsibility (CSR). Dari awal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan kewenangan penuh pihak Bank XXX Pusat untuk mengatur arahaan, anggaran dan programnya, namun dua tahun belakangan ini PT.Bank XXX diberi kewenangan untuk mengatur sendiri atau mengkreasikan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan untuk wilayah Medan dan Aceh.

3. T : Bagaimana dengan anggaran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ?

J : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan diambil dari laba seluruh Bank XXX seluruh Indonesia diberikan dari Bank XXX Pusat di Jakarta. Setelah itu dibagikan pada setiap kantor wilyah yang ada di Indonesia. 4. T : Bagaimana dengan pengawasan secara internal ?

J : Secara internal ada dua yaitu, Quality Assurance (QA) yaitu satuan pengawas yang ada disetiap cabang dan kantor wilayah. Satuan Pengawas Internal (SPI) yang berasal dari Jakarta yang melakukan

pengawasan pada periode tertentu baik tahunan ataupun setiap enam bulan sekali.

5. T : Bagaimana dengan pengawasan masyarakat dan pemerintah ? J : Sejauh ini pengawasan dari pemerintah belum ada sama sekali yang berarti namun pengawasan dari pemerintah hanya sekedar mempertanyakan saja apakah PT.Bank XXX Medan sudah melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Begitu juga dengan masyarakat ataupun LSM masih sangat minim hanya menanyakan apakah PT.Bank XXX Medan sudah melakukan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

6. T : Bagaimana kewenangan PT. Bank XXX Medan dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ?

J : Sejak 2013 kewenangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan kewenangan yang terbagi menjadi dua yaitu kewengan PT. Bank XXX pusat di Jakarta dan PT.Bank XXX Medan. Sebelumnya kewenangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan menjadi kewengan penuh PT.Bank XXX pusat di Jakarta. PT. Bank XXX Medan diberikan kewengan untuk membuat kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan wewenang untuk melakukan pengawasan serta perizinan. Apabila ada suatu cabang Bank XXX di wilayah Medan Aceh ingin melakukan suatu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan harus meminta persetujuan pihak PT.Bank XXX Medan hal itu dikarenakan mereka tidak punya kewenangan dan anggaran hal itu berlaku untuk bencana yang masih dalam ruang lingkup bencana daerah, objek yang dibantu serta berapa biaya yang dibutuhkan .Dan dalam hal ini PT.Bank XXX Medan yang memberikan izin pada cabang di Medan dan Aceh utuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

7. T : Apa bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan oleh PT. Bank XXX Medan ?

J : Bentuk Bina Lingkungan untuk 2015 meliputi, Bencana alam, pendidikan (sarana dan prasarana), rumah ibadah, pengentasan

kemiskinan, pelestarian lingkungan, sarana dan prasarana, kesehatan. Program Kemitraan yaitu berupa pemberian kredit untuk pengusaha menegah.

8. T : Dengan keluarnya ISO 2600 tentang Corporate Social Responsibility apakah Bank XXX sudah mendaftarkannya ?

J : Sejauh ini pihak Bank XXX belum mendaftarkan

9. T : Sejauh ini Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dilakukan pihak PT. Bank XXX Medan terdapat dua jenis yaitu, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan , apa perbedaannya ?

J : Perbedaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan hanya di masalah pembukuan dan bentuknya. Program Kemitraan anggarannya diambil dari biaya oprasional perusahaan dan bentuknya adalah berupa pemberian pinjaman kredit untuk pengusaha kelas menengah. Sedangkan Bina Lingkungan anggarannya diambil dari laba Bank XXX dan bentuk kegiatannya lebih kepada bantuan sekitar.

10.T : Pada PT. Bank XXX Medan apakah ada bagian tertentu yang mengurusi terkait Tanggung Jawab Sosial Perusahaan?

J : Secara internal PT.Bank XXX Medan mempunyai suatu unit yang salah satu tugasnya mengurusi tentang Tanggung Jawab Sosial Perushaan

Struktur PT. Bank XXX

PT. Bank XXX Pusat

Jakarta

PT. Bank XXX

Kantor Wilayah

PT. Bank XXX

Cabang

PT. Bank XXX

Cabang Pembantu

Dokumen terkait