• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas

Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan

ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP

D. PELAYANAN IMUNISASI

1. Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKS/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Pada Permenkes tersebut juga disebutkan bahwa penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan. Penyelenggara air minum dapat berasal dari BUMN/BUMD, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individu yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum.

Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi persyaratan secara fisik, mikrobiologis, kimia, dan radioaktif. Secara fisik, air minum yang sehat adalah yang tidak berbau, berasa, tidak berwarna serta memiliki total zat padat terlarut, kekeruhan, dan suhu sesuai ambang batas yang ditetapkan. Secara mikrobiologis, air minum yang sehat harus bebas dari bakteri E.Coli dan total bakteri koliform. Secara kimiawi, zat kimia yang terkandung dalam air minum seperti besi, aluminium, klor, arsen, dan lainnya harus di bawah ambang batas yang ditentukan. Secara radioaktif, kadar grass alpha activity tidak

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 86 boleh melebih 0,1 becquerel per liter (Bq/ℓ) dan kadar gross beta activity tidak boleh melebihi 1 Bq/ℓ.

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Palu Tahun 2020

Pada Tahun 2020 di Kota Palu telah dilakukan pemeriksaan sampel air minum di pemukiman penduduk (melalui uji bakteriologis dan kimia), dimana dari 51 sampel yang diambil secara acak dari tiap jenis sarana air bersih (SAB) yang digunakan dan dikonsumsi masyarakat Kota Palu masih banyak sampel yang tidak memenuhi syarat yaitu sekitar 62,7% (32 sampel), dan hanya 37,3% yang telah memenuhi syarat (19 sampel). Oleh karena itu pengawasan kualitas air baik eksternal maupun internal harus secara kontinu dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait dan adanya ketegasan pemberian sanksi kepada penyelenggara air minum yang tidak memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam Permenkes Nomor 429/MENKES/PER/IV/2010.

Selain itu upaya pengawasan kualitas air sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang tata laksana pengawasan kualitas air minum, juga dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sebagai pengawasan eksternal dan penyelenggara air minum sebagai pengawasan internal.

Seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk minum, sementara di sisi lain persediaan air tanah yang selama ini menjadi sumber utama air minum telah tercemar, masyarakat kini cenderung beralih ke produk air minum dalam kemasan dan isi ulang. Sementara air kemasan dan isi ulang tidak termasuk sebagai sumber air minum layak, hal ini juga salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan akses air minum layak.

0,0 30,0 60,0 90,0 120,0

2016 2017 2018 2019 2020

94,0 97,8 53,5

84,1 85,2

6 2,17 15,9

2,2 46,5 Gambar 4.31

Persentase Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Minum Yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi di Kota Palu

Tahun 2016 s/d 2020

MS TMS

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 87 Berdasarkan kuesioner Susenas (BPS), rumah tangga dikatakan menggunakan atau mempunyai akses air minum layak apabila sumber air minum yang digunakan rumah tangga berasal dari ledeng, air terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung) dengan jarak ≥10 m dari tempat pembuangan limbah/kotoran, dan penampungan air hujan..

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Palu Tahun 2020

Jumlah penduduk Kota Palu Tahun 2020 adalah 371.365 jiwa dan yang telah memiliki akses terhadap air minum yang layak sebesar 316.551 (85,24%), dimana sebagian besar penduduk memanfaatkan sumur bor dengan pompa sebagai sumber air minumnya.

Untuk sumber air minum yang berasal dari sumber air minum layak di Kota Palu, konsep yang digunakan meliputi air ledeng, terminal air, penampungan air hujan (PAH), sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung.

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Palu Tahun 2020

94,72 94,41

81,54

73,54

85,24

40 80 120

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 4.32

Persentase Akses Air Minum Layak di Kota Palu Tahun 2016 s/d 2020

0% 1% 1% 2%

8%

54% 34%

Gambar 4.33

Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum Tahun 2020

Penampungan Air Hujan Sumur Gali Terlindung Perpipaan (Non PDAM) Depot Air Minum Sumur Gali dengan Pompa Perpipaan (PDAM/BPSPAM) Sumur Bor dengan Pompa

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 88 2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar

Indikator yang digunakan untuk menilai rumah yang memenuhi syarat kesehatan diantaranya adalah kelengkapan sarana sanitasi dasar. Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu dasar dari masyarakat yang sehat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di berbagai aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare serta munculnya berbagai penyakit.

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Palu Tahun 2020

Berdasarkan konsep dan definisi SDGs, disebut akses sanitasi layak apabila fasilitas tempat buang air besar (baik itu milik sendiri atau bersama) yang digunakan memenuhi syarat kesehatan, yaitu dilengkapi dengan leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tanki septik (septic tank) atau Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL).

Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) rumah tangga pada setiap pemukiman masyarakat di Kota Palu sebagian besar sudah menggunakan saluran tertutup khususnya pada daerah jantung kota. Namun pada daerah-daerah pemukiman tertentu atau daerah pinggiran masih ditemukan adanya pengolahan air limbah rumah tangga yang belum memiliki saluran pembuangan khusus, sehingga air limbahnya mengalir begitu saja dan tidak terarah.

Beberapa jenis sarana jamban yang ada di kota Palu antara lain jamban komunal, jamban leher angsa, jamban plengsengan, dan jamban cemplung. Berdasarkan jenis tempat buang air besar yang digunakan, sebagian besar rumah tangga di Kota Palu memiliki jamban/kloset berjenis leher angsa dengan persentase >90%.

0,00 30,00 60,00 90,00 120,00

2016 2017 2018 2019 2020

95,18 87,20 74,63

90,15 67,19

4,82 12,80 25,37

9,85 32,81 Gambar 4.34

Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Sanitasi Layak Kota Palu Tahun 2016 s/d 2020

MS TMS

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 89 Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Palu Tahun 2020

Dari keseluruhan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat), selama Tahun 2020 penduduk Kota Palu yang mengakses sanitasi layak adalah sebesar 67,19% (249.526 jiwa terhadap 371.365 penduduk yang ada)

Dokumen terkait