• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan

ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP

3) Tuberculosis Paru

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis, yang menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam SDGs.

Berdasarkan WHO Global TB Report 2019, diperkirakan insiden TB di Indonesia mencapai 842 ribu kasus dengan angka mortalitas 107 ribu kasus. Jumlah ini membuat Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi setelah India dan China.

Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah sehingga Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki program pengobatan TB secara cuma-cuma melalui program Directly Observed Tratment Short-course (DOTS). Ini adalah program pemberian obat- obatan yang bersifat jangka panjang (enam hingga delapan bulan) dan harus dihabiskan atau dituntaskan. Dari keadaan tersebut maka pengobatan

0 17,5 35

2016 2017 2018 2019 2020

20,73 20,66 23,76

13,41

8,45

0,05 0 0 0,02 0

Gambar 3.14

Angka Kesakitan Diare Kota Palu Tahun 2016 s/d 2020

Angka Kesakitan (IR/1.000) Angka Kematian (CFR %)

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 32 dengan strategi DOTS tetap dipertahankan karena merupakan pengobatan dengan strategi yang paling efektif sesuai rekomendasi WHO.

Lama pengobatan penderita TBC berkisar dari 6 - 9 bulan atau bahkan bisa lebih oleh karena itu diperlukan kontrol dan kesabaran petugas serta anggota keluarga penderita yang menjadi PMO (Pendamping Minum Obat). Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Angka penemuan kasus (Case Detection Rate/CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA+ yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA+ yang

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 33 Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan tatalaksana pasien TB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB, secara bermakna dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat dan sekaligus merupakan cara pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat. Dari gambar di atas terlihat bahwa selama 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi angka penemuan kasus (CDR) BTA+ di Kota Palu, dan capaian ini belum berhasil mencapai target standar angka penemuan kasus yang telah ditetapkan oleh WHO sebesar 70%.

Proporsi pasien baru BTA+ diantara semua kasus TB menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB paru yang diobati.

Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%.

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Palu Tahun 2020

Dari gambar terlihat bahwa capaian proporsi pasien baru BTA+ pada Tahun 2020 mengalami penurunan, namun tidak serta merta dikatakan kinerja petugas TB di sarana kesehatan tidak berjalan, karena prioritas untuk menemukan pasien TB BTA+ masih menjadi fokus utama pengendalian penyakit TB di Kota Palu.

Angka notifikasi kasus (Case Notification Rate/CNR) menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat (diobati) di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini menggambarkan kecenderungan peningkatan atau penurunan penemuan pasien pada suatu wilayah. CNR kasus baru BTA+ adalah angka yang menunjukkan jumlah kasus baru TB BTA positif yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah. Selama 5 tahun terakhir CNR di Kota Palu baik untuk kasus baru BTA+ maupun seluruh kasus TB cenderung berfluktuasi.

829 908

694 761

556

439 467

387

757

535 52,95 51,43

55,76

99,47

96,22

10 110 210

0 600 1.200

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 3.16

Proporsi BTA+ Diantara Seluruh Kasus TB Paru Di Kota Palu Tahun 2016 s/d 2020

Seluruh Kasus TB Kasus Baru BTA+ Proporsi

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 34 Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Palu Tahun 2020

4) Kusta

Penyakit kusta disebut juga penyakit Lepra atau penyakit Hansen adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang kulit, saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya dengan lama masa inkubasi 2-5 tahun terkadang sampai dengan 20 tahun. Adapun tanda-tanda penyakit kusta yaitu adanya kelainan kulit berupa bercak seperti panu atau kemerahan.

Pada dasarnya penyakit kusta dibagi menjadi 2 tipe yaitu : Kusta Basah atau Multy Bacilli (MB) dan Kusta Kering atau Pausy Bacilli (PB). Penanganan Kusta melalui program Multi Drugs Treatment (MDT) dengan kegiatan penemuan penderita (aktif dan pasif), pengobatan, pengendalian pengobatan, dan pencegahan kecacatan.

Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.

Di Indonesia, besarnya masalah penyakit kusta lebih diperberat oleh adanya stigma bahwa penyakit kusta adalah penyakit kutukan, akibatnya penderita sulit ditemukan, tetapi dengan adanya penyuluhan masyarakat tentang penyakit kusta maka stigma di masyarakat sudah mulai menurun.

Di Kota Palu prevalensi rate kusta pada Tahun 2020 adalah 1,02 per 10.000 penduduk, menurun sebesar 0,06% jika dibandingkan Tahun 2019 (1,08 per 10.000 penduduk). Angka ini melewati target nasional yaitu <1 per 10.000 penduduk, dengan jumlah kasus tercatat sebanyak 40 orang, penderita kusta PB 5 orang (laki-laki 3, perempuan 2) dan kusta MB 35 orang (laki-laki 29, perempuan 11).

121,9 129,24

105,55

204,8

144,06 230,2 251,28

189,28 205,9

149,72

0 150 300

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 3.17

Angka Notifikasi Kasus Baru BTA+ & Seluruh Kasus TB di Kota Palu Tahun 2016 s/d 2020

CNR Kasus Baru BTA+ CNR Seluruh Kasus TB

| Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2020 35 Begitu pula halnya dengan angka penemuan kasus baru (NCDR/New Case Detection Rate) Kota Palu Tahun 2020 adalah 11,31 per 100.000 penduduk, meningkat sebesar 2,22% dibandingkan Tahun 2019 (13,53 per 100.000 penduduk), namun angka ini belum bisa mencapai target nasional yaitu <10 per 100.000 penduduk.

Adapun jumlah kasus baru yang ditemukan sebanyak 42 orang yang terdiri dari penderita kusta PB sebanyak 2 orang (laki-laki 1, perempuan 1) dan kusta MB sebanyak 34 orang (laki-laki 23, perempuan 17).

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Palu Tahun 2020

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan telah menetapkan 33 propinsi di Indonesia ke dalam 2 kelompok beban kusta, yaitu beban kusta tinggi (high burden) dan beban kusta rendah (low burden). Disebut high burden jika NCDR ≥ 10 per 100.000 penduduk atau jumlah kasus baru lebih dari 1.000 kasus, dan low burden jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk atau jumlah kasus baru kurang dari 1.000 kasus. Dari gambar di atas terlihat bahwa Kota Palu termasuk kedalam kelompok kusta high burden.

Dokumen terkait