• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana dan prasarana

Dalam dokumen Hubungan ABK dan Toke Kapal (Halaman 58-67)

BAB II GAMBARAN UMUM

2.7. Sarana dan prasarana

Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha Perikanan

Keberhasilan pembangunan dan pengembangan sektor kelautan dan perikanan tidak bisa terlepas dari keberadaan prasarana pendukungnya. Prasarana pendukung utama sektor kelautan dan perikanan antara lain adalah Pelabuhan Perikanan, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Galangan Kapal, Pasar Ikan, Toko Penyedia Alat-Alat Perikanan, SPDN untuk Nelayan, Toko Penyedia Kebutuhan Nelayan, dan lain-lain.

Berdasarkan kondisi riil di lapangan terlihat jelas bahwa sarana dan prasarana pendukung kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan yang ada di Kota Sibolga masih kurang, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kapasitasnya”. Karena itu, demi untuk memajukan dan mengembangkan sektor kelautan dan perikanan khususnya di Kota Sibolga maka perlu upaya nyata untuk membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana pendukungnya seperti Pasar Ikan, Cold storage, Pabrik es, dan lain-lain.

Tabel 2.3.

Sarana dan Prasarana Pendukung Sektor Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga Tahun 2010

No Prasarana Jumlah

(Unit)

1 PPI/TPI Milik Pemerintah 1

2 Pangkalan Pendaratan Ikan Swasta (Tangkahan)

18

3 Pasar Ikan Permanen 4

4 Pasar Ikan Darurat 3

5 Pangkalan Minyak untuk Nelayan (SPDN) 1

6 Galangan Kapal 6

7 Toko Penyedia Alat-alat Perikanan 2 8 Kapal Patroli Pengawasan dan Penertiban

di Laut

1

(Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kota Sibolga)

Tabel diatas menunjukkan bahwa adanya sarana dan prasarana yang mendukung sektor kelautan dikota Sibolga menyebabkan kota Sibolga salah salah satu daerah penghasilan ikan didaerah Pantai Barat Sumatera, dengan memiliki sarana dan prasarana berupa Pangkalan pendaratan ikan swasta( Tangkahan) yang mencakup 18 Tangkahan untuk bersendernya seluruh kapal nelayan pencari ikan, dan 4 unit pasar ikan permanent atau 3 unit pasar ikan darurat untuk menjual hasil tangkapan ikan pada saat didarat.

1. SDM Kelautan dan Perikanan

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan subjek (pelaku) dalam pembangunan dan pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Karena itu, keberhasilan pembangunan dan pengembangan sektor kelautan dan perikanan juga sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas sumberdaya manusianya.SDM sektor kelautan dan perikanan yang ada di Kota Sibolga terdiri dari pegawai instansi teknis bidang kelautan dan perikanan (Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kota Sibolga), tenaga kerja di kapal (ABK/nelayan), tenaga kerja pengolahan ikan, retailer/pedagang ikan dan tenaga kerja/karyawan tempat pendaratan ikan swasta (tangkahan). Dari segi pendidikan, SDM perikanan yang ada di Kota Sibolga umumnya berpendidikan sangat rendah. Sebagian besar hanya berpendidikan Sekolah Dasar.

Tabel 2.4.

Data SDM Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga Tahun 2009

(Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kota Sibolga)

Data SDM diatas menujukkan bahwa, sebagian masyarakat kota Sibolga menggantungkan hidupnya sebagai nelayan dengan besarnya jumlah orang/jiwa yang memilih menjadi Tenaga kerja di kapal(ABK/Nelayan) tidak terlepas dari Sumber

NO SDM Jumlah

(Orang/Jiwa) 1 Pegawai Dinas Kelautan Perikanan dan

Peternakan Kota Sibolga

40 2 Tenaga Kerja di Kapal (ABK/Nelayan)

- Nelayan Tetap - Nelayan Sambilan

6.621 5.402 1.219 3 Tenaga Kerja Pengolah Hasil Perikanan

- Perebusan Ikan - Pengeringan Ikan 650 300 350 4 Pedagang Ikan 115

5 Tenaga Kerja/Karyawan Tangkahan 756

Daya Manusia dan letaknya yang berada dekat dengan laut, dengan jumlah nelayan berkisar 6.621 orang/jiwa yang terdiri dari 5.402 yang bekerja sebagai nealayan tetap dan 1.219 yang bekerja sebagai nelayan sambilan, membuat kota Sibolga memiliki SDM yang memadai dalam bidang kelautan dan perikanan di Pantai Barat Sumatera.

2. Usaha Perikanan

Kegiatan usaha sektor perikanan yang ada di daerah Kota Sibolga terdiri dari usaha perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan dan pemasaran hasil perikanan. Ketiga jenis usaha tersebut memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian daerah Kota Sibolga dan penyerapan tenaga kerja karena lebih kurang 8,61 % penduduk Kota Sibolga bekerja dan menggantungkan hidupnya pada ketiga jenis usaha tersebut.

3. Sarana Produksi

Sarana produksi dalam usaha perikanan tangkap terdiri dari armada dan alat tangkap ikan. Jenis armada penangkapan ikan yang terdapat di Kota Sibolga terdiri dari perahu tanpa motor, perahu/kapal motor tempel (out board) dan kapal motor (in board). Sedangkan jenis alat tangkap ikan utama yang terdapat di Kota Sibolga adalah purse seine, bagan terapung, bagan tancap, rawai tetap, gill net, trammel net, pukat ikan, pancing ulur dan bubu.

Tabel 2.5.

Jumlah Perahu/Kapal Menurut Kecamatan dan Jenis Kapal di Kota SibolgaTahun 2013

No Kecamatan Perahu Tanpa

Motor Perahu Motor Tempel Kapal Motor 1 Sibolga Utara 9 41 38 2 Sibolga Kota 2 52 137 3 Sibolga Selatan 4 154 76 4 Sibolga Sambas 13 50 102 Jumlah 28 297 353

(Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kota Sibolga)

Menurut tabel diatas jumlah perahu/kapal yang terdapat dikota Sibolga berjumlah 678 unit yang terdiri dari 28 perahu tanpa motor, 297 perahu motor temple, 353 kapal motor, jumlah tersebut dibagi berdasarkan jumlah kecamatan yang terdapat di kota Sibolga yang mana kecamatan yang memiliki perahu/kapal terbanyak berada di kecamatan Sibolga selatan dengan kekuatan perahu/kapal berjumlah 234 yang terdiri dari 4 perahu tanpa motor, 154 perahu motor temple, 76 kapal motor, dan yang memiliki jumlah perahu/kapal paling sedikit yaitu kecamatan Sibolga utara yang hanya memiliki perahu/kapal berjumlah berjumlah 88 unit yang terdiri dari 9 perahu tanpa motor, 41 perahu motor temple, dan 38 kapal motor. Berdasarkan banyaknya jumlah perahu/kapal yang berada di kecamatan Sibolga selatan tersebut, yang menjadi salah satu alasan peneliti untuk memilih lokasi penelitian dikecamatan Sibolga selatan.

Tabel 2.6.

Jenis dan Jumlah Alat Tangkap Ikan di Kota Sibolga dari Tahun 2011 sampai Tahun 2013.

Alat Tangkap Ikan 2011 2012 2013

Payang Pukat Kantong Dogol

Pukat Pantai 0 0 0 0 0 20 0 0 20 Pukat Cincin 106 106 106 Hanyut Lingkar Jaring Insang Klitik Tetap Trammel Nets 15 0 0 48 10 82 0 0 0 10 114 0 0 0 15 Bagan Apung Bagan Tanca Jaring Angkat Serok

Lainnya 104 96 38 0 104 96 38 0 104 96 38 0 Rawai Hanyut Rawai Tetap Pancing Rawai Tuna Pancing Lainnya 0 0 0 168 0 0 0 76 0 0 0 168 Sero Jermal Perangkap Bubu Lainnya 0 0 340 0 0 0 340 0 0 0 340 0 (Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kota Sibolga)

Berdasarkan kategori atau jenis alat tangkap ikan diatas yang merupakan alat tangkap ikan berupa sebuah kapal yaitu pukat kantong, dan pukat cincin yang mana pukat kantong yang banyak dipergunakan dikota Sibolga yaitu jenis pukat pantai (pukat rapat), pukat pantai merupakan salah satu pukat yang hanya menghabiskan waktu dilaut sekitar seminggu atau 10 hari dihitung pada saat kapal berangkat pertama kali kelaut, hal tersebut menyebabkan pukat pantai sering dipanggil dengan sebutan pukat rapat. Sedangkan pukat cincin biasanya sering dipanggil dengan istilah pukat Tongkol yang mana waktu lamanya dilaut berkisar 1(satu) bulan, dan biasanya pukat

Cincin lebih besar kapal atau bak ikannya dari pada pukat rapat, yang menyebabkan daya tampung ikan akan semakin banyak.

4. Perkembangan Produksi

Sesuai dengan potensi sumberdaya perikanan perairan Pantai Barat Sumatera, maka jenis-jenis ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Kota Sibolga terdiri dari berbagai jenis ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan demersal, ikan karang konsumsi, dan lain-lain. Jenis-jenis ikan tersebut antara lain adalah Tuna (Cakalang dan Madidihang), Tongkol, Kembung, Kakap Merah, Kakap Putih, Bawal Putih, Bawal Hitam, Selar, Layang, Manyung, Tembang, Lemuru, Japuh, Beloso, Teri, Kurisi, Swangi (Mata Besar), Banyar, Tenggiri, Kerapu, Layur, Cucut, Pari, Tetengkek, Ekor Kuning, Talang-talang, Peperek, Belanak, Lencam, Sotong, Cumi- cumi, dan lain-lain.

Seperti halnya pasang-surutnya laut, perkembangan produksi perikanan tangkap Kota Sibolga juga mengalami masa pasang surut. Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah produksi perikanan tangkap yang didaratkan di Kota Sibolga mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 2.7.

Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Kota Sibolga Tahun 2009 s/d 2013. Produksi (Ton) Triwulan 2009 2010 2011 2012 2013 Triwulan I 14 074,80 13 138,17 13 666,07 13 757,4 13 623 Triwulan II 13 793,32 12 218,50 13 734,40 13 799,4 13 654 Triwulan III 11 963,73 13 806,90 13 185,03 13 730,4 13 684 Triwulan IV 12 385,82 13 530,17 13 316,88 13 593,1 13 137 Jumlah 52 217,67 52 693,74 53 902,38 54 880,3 54 098 (Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kota Sibolga)

Terjadinya kenaikan produksi ikan disebabkan bergairahnya nelayan untuk meningkatkan produksi dengan menambah armada kapal penagkap ikan. Disamping itu harga ikan dipasaran cukup tinggi yang dibarengi dengan suplay BBM yang semakin stabil.

5. Usaha Pengelolahan Ikan

Usaha pengolahan ikan yang terdapat di Kota Sibolga hanya terdiri dari 2 (dua) jenis usaha, yaitu usaha pengeringan ikan dan usaha perebusan ikan. Jumlah kedua jenis usaha tersebut lebih kurang 130 unit usaha yang terdiri dari 60 unit usaha perebusan dan 70 unit usaha pengeringan ikan. Setiap unit pengolah dapat menyerap tenaga kerja rata-rata 5 jiwa, sehingga jumlah tenaga kerja yang terserap pada unit pengolahan ikan hasil perikanan diperkirakan kurang lebih 650 jiwa. Dengan demikian, kedua jenis usaha pengolahan ikan ini cukup berperan dalam menyerap tenaga kerja.

6. Usaha Pemasaran Ikan

Usaha pemasaran ikan di Kota Sibolga sejalan dan berhubungan erat dengan peranan Kota Sibolga sebagai salah satu sentra produksi perikanan tangkap di wilayah Pantai Barat Sumatera. Usaha pemasaran ikan yang dominan di Kota Sibolga terdiri dari dua kategori yaitu pedagang pengecer (retailer) dan pedagang pengirim. Pedagang pengecer adalah pedagang yang menjual ikan kepada konsumer ikan di Kota Sibolga (lokal), sedangkan pedagang pengirim adalah pedagang yang mengirim/menjual ikan ke daerah lain di luar Kota Sibolga. Yang menjadi daerah tujuan utama pemasaran ikan ke luar daerah antara lain adalah Medan, Padang, Pekanbaru (Riau), dan Sumatera Barat. Kedua usaha pemasaran ikan ini diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak lebih kurang 150 jiwa. Untuk mendukung usaha

pemasaran ikan ini, di Kota Sibolga telah tersedia prasarana pasar ikan permanen sebanyak 4 buah dan pasar ikan darurat sebanyak 3 buah. Namun bila dilihat dari kebutuhan rill di lapangan, kapasitas pasar ikan yang ada sekarang ini masih sangat kurang.

Disamping kedua jenis usaha tersebut di atas, di Kota Sibolga juga terdapat usaha ekspor hasil perikanan. Namun, karena Kota Sibolga bukan merupakan pintu gerbang ekspor impor, maka para eksportir hasil perikanan dari Kota Sibolga ini mengekspor komoditinya melalui daerah lain yaitu melalui Tanjung Balai dan Dumai.

Dalam dokumen Hubungan ABK dan Toke Kapal (Halaman 58-67)

Dokumen terkait