C. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja tahun 2012
2. Sasaran M eningkatnya Supremasi Hukum dan Pemajuan HAM Tabel. III.5
Capaian Sasaran M eningkatnya Supremasi Hukum dan Pemajuan HAM
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
(1) (2) (3) (4) (5)
M eningkatnya Supremasi Hukum dan Pemajuan HAM
a)Indeks Persepsi Korupsi
b)Persent ase K/ L yang m elaksanakan Rencana Aksi Nasional HAM Nasional c)Persent ase Pemda
yang m elaksanakan Rencana Aksi Nasional HAM Nasional 3,2 70% 50% 32* 68,7% 61,2% 100 98,1 122,4
a) Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
IPK m engukur t ingkat persepsi korupsi dari negara-negara. Angka ini adalah indeksasi dari persepsi t erhadap prakt ik penyim pangan dan kualit as pelayanan publik. IPK m erupakan indeks agregat yang dihasilkan dari penggabungan beberapa indeks yang dihasilkan berbagai lem baga. Indeks ini m engukur t ingkat persepsi korupsi sekt or publik. Beberapa aspek yang diukur adalah :
1. bribery of public off icials (penyuapan pejabat publik);
2. kickbacks in public procurement (suap dalam pengadaan barang dan jasa pem erint ah);
3. em bezzlem ent of public funds (penggelapan dana publik);
4. quest ions t hat probe t he st rengt h and effect iveness of ant i-corrupt ion effort s in t he public sect or (kekuat an dan efekt ivit as upaya ant i korupsi). Berdasarkan hasil survey Transparancy Int ernasional (TI), Indonesia berada di peringkat 118 dari 176 negara yang diukur, dengan skor IPK/ Corrupt ion Percept ion Index (CPI) sebesar 32. Dibandingkan dengan t ahun lalu belum ada perubahan yang signifikan t erkait peringkat dan skor Indonesia.
Dalam rilisnya TI m enjelaskan bahw a t erdapat perubahan pent ing dalam m et odologi yang digunakan pada t ahun 2012. M et ode yang digunakan unt uk m enyim pulkan berbagai sum ber dat a t elah disederhanakan dan sekarang hanya m em asukkan dat a sat u t ahun dari t iap sumber dat a. Perubahan ini m engakibat kan indeks negara pada indeks persepsi korupsi t ahun 2012 t idak dapat dibandingkan dengan indeks t ahun 2011 at au yang sebelum nya. Perbandingan ant ar t ahun dapat dilakukan mulai t ahun 2012 ke at as.
Langkah st rat egis yang perlu dilaksanakan dalam rangka m eningkat kan skor IPK pada t ahun m endat ang :
1. penanganan kasus-kasus korupsi skala besar; 2. peningkat an kapasit as aparat penegak hukum;
3. peningkat an pelayanan publik dan kem udahan berusaha; 4. sert a peningkat an kesadaran hukum m asyarakat .
Pelaksanaan Inpres Nomor 17 tahun 2011 oleh Kemenko Polhukam diterjemahkan dalam Keputusan M enteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Nomor: KEP-14/ M enko/ Polhukam/ 2/ 2012 tentang Tim Terpadu Pencari Terpidana dan Tersangka Perkara Tindak Pidana Korupsi tahun 2012 yang beranggotakan K/ L terkait
Pem erint ah m enerbit kan Inpres Nom or 17 Tahun 2011 t ent ang Aksi Nasional Pencegahan dan Pem berant asan Korupsi 2012. Inpres t ersebut m erupakan kelanjut an Inpres 9 Tahun 2011 t ent ang rencana aksi PPK t ahun 2011 sebagai bagian kedua dalam rangkaian Implem ent asi St rat egi Nasional PPK sebagaim ana dit et apkan
dalam Perat uran Presiden Nom or 55 t ahun 2012 t ent ang St rat egi Nasional
Pencegahan dan
Pem berant asan Korupsi. Pelaksanaan Inpres t ersebut oleh Kem enko Polhukam
dit erjem ahkan dalam Keput usan M ent eri Koordinat or Bidang Polit ik, Hukum dan Keam anan Nom or: KEP-14/ M enko/ Polhukam / 2/ 2012 t ent ang Tim Terpadu Pencari Terpidana dan Tersangka Perkara Tindak Pidana Korupsi t ahun 2012 yang beranggot akan K/ L t erkait .
Langkah-langkah penanganan beberapa perkara priorit as yang dilaksanakan adalah pencarian t ersangka dan t erpidana t ipikor yang m elarikan diri, pelacakan aset hasil kejahat an korupsi, koordinasi peningkat an kapasit as aparat penegak hokum dan aparat t erkait lainnya dalam rangka penyelam at an asset hasil korupsi. Hasil nyat a dari pelaksanaan koordinasi Tim Terpadu ini diant aranya: perundingan perjanjian Ekst radisi dan M ut ual Legal Assist ance Indonesia dengan negara-negara t erkait dalam hal penanganan t erpidana t ipikor.
Capaian st rat egis lainnya t erkait dengan Penguat an dan Pem ant apan Hubungan Kelem bagaan Pencegahan dan Pem berant asan Korupsi sert a Pengem balian Aset , diant aranya adalah penyelam at an keuangan negara hasil korupsi selam a t ahun 2012 senilai Rp 504.259.865.547 dan US$ 500.000.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Kem enko Polhukam dalam m em percepat capaian t ersebut adalah dengan m eningkat kan sinkronisasi dan
Kemenko Polhukam membentuk Tim Rencana Aksi Nasional HAM untuk memantau pelaksanaan RAN HAM di K/ L dan Daerah
koordinasi m elalui Rapat Pim pinan Tingkat M ent eri, Rakorsus dan Rakort as sert a Rapat Eselon I; pem ant auan dan evaluasi kebijakan; sert a m engadakan FGD dalam koordinasi M at eri Hukum; Pem berdayaan Aparat ur Hukum ; Penegakan Hukum ; Hukum Int ernasional; pem bent ukan Tim Terpadu Pencari Tersangka/ Terdakw a Korupsi.
Tant angan dan isu st rat egis yang perlu m endapat kan at ensi pada t ahun-t ahun m endaahun-t ang anahun-t ara lain:
(a) Budaya dan perilaku KKN m asih dijumpai di lingkungan birokrasi;
(b) M asih ada perat uran perundang-undangan di bidang pem berant asan korupsi yang belum sepenuhnya m engadopsi ket ent uan-ket ent uan yang ada dalam Konvensi PBB Ant i Korupsi (UNCAC) Tahun 2003 yang t elah dirat ifikasi m elalui UU Nomor 7 Tahun 2006, dan;
(c) Upaya-upaya pem berant asan korupsi belum t erint egrasi dengan baik. Tunt ut an m asyarakat t erhadap pelaksanaan penegakan hukum, khususnya korupsi akan sem akin m engem uka dan sem akin kuat sejalan dengan ket erbukaan inform asi publik dan reform asi birokrasi. Kondisi ini m em erlukan kesiapan sist em hukum yang m eliput i aparat , sarana dan prasarana sert a kesiapan perangkat perundang-undangan.
b) Persentase K/ L dan Pemda yang melaksanakan Rencana Aksi Nasional HAM Nasional
Unt uk m enindaklanjut i pelaksanaan RANHAM 2004-2009, t elah dit erbit kan Perat uran Presiden Republik Indonesia Nom or 23 Tahun 2011 t ent ang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi M anusia
(RANHAM ) Indonesia t ahun 2011-2014. Dalam upaya m elaksanakan am anah Perpres Nom or 23 Tahun 2011 t ent ang RANHAM 2011-2014 t elah dilaksanakan Rapat Koordinasi Sosialisasi RANHAM 2011-2014 guna m encapai pem aham an
dan gerak langkah yang sam a bagi Kem ent erian/ Lem baga, Pem erint ah Provinsi dan Pem erint ah Kabupat en/ Kot a unt uk m elaksanakan RANHAM 2011-2014. Indonesia adalah Negara Hukum , dan sangat kom it m en dengan pelaksanan Perlindungan, Pem ajuan, Penegakan, Pem enuhan dan Penghorm at an HAM yang bersum ber pada Pancasila dan UUD 1945.
K/ L dan Pem da yang m elaksanakan RANHAM secara um um dit erjem ahkan pem bent ukan Pokja RANHAM di level K/ L dan Pem erint ah Provinsi sert a Panit ia RANHAM dalam level Pem erint ah Kabupat en/ Kot a. Capaian st rat egis dalam rangka penguat an perlindungan HAM selam a t ahun anggaran 2012 adalah:
1) Dit et apkannya Perat uran Presiden Nom or 23 Tahun 2011 t ent ang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi M anusia (RANHAM ) Indonesia 2011 – 2014;
2) Terbent uknya Pokja RANHAM baik di t ingkat pusat , provinsi m aupun kabupat en/ kot a, dengan rincian :
a) K/ L yang t elah m em bent uk Kelom pok Kerja RANHAM 2011-2014 di lingkungannya hingga t anggal 20 Desem ber 2012 sebanyak 33 K/ L (68,7%);
b) Provinsi yang t elah m em bent uk Panit ia RANHAM sebanyak 33 provinsi, 30 diant aranya t elah m em bent uk Pokja Panit ia RANHAM Provinsi (61,2%);
c) Kabupat en/ Kot a yang t elah m em bent uk panit ia RANHAM 2011-2014 sebanyak 284 kabupat en/ Kot a.
3) Pelat ihan HAM bagi panit ia RANHAM Kabupat en/ Kot a t elah dilaksanakan sebanyak 85 kali yang diikut i sebanyak 78 pesert a;
4) Sosialisasi/ disem inasi HAM bagi panit ia RANHAM Kabupat en/ Kot a dilaksanakan sebanyak 28 kegiat an yang diikut i oleh 840 pesert a.
Grafik III.4
Capaian pembentukan Pokja RAN-HAM
Perm asalahan yang t imbul dalam pelaksanaan penguat an perlindungan HAM adalah m asih adanya perbedaan persepsi di kalangan m asyarakat t ent ang pem aham an t erhadap pelanggaran HAM dan belum opt im alnya koordinasi dan konsult ansi baik ant ar lem baga/ unit yang diwakili dalam panit ia RANHAM m aupun dengan lem baga di luar panit ia RANHAM . Selain it u m asih dijumpai adanya t unt ut an t erhadap beberapa kasus yang dinilai m elanggar HAM berat m asa lalu yang dianggap penyelesaiannya belum t unt as. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendapat at au penafsiran ant ara penyelidik HAM berat (Kom nas HAM ) dengan penyidik HAM berat (Jaksa Agung) t erhadap rum usan UU No.26 t ahun 2000 t ent ang Pengadilan HAM , berhadapan dengan desakan penggiat HAM yang sem akin m eningkat . Karenanya penyelesaian RUU Kom isi Kebenaran dan Rekonsiliasi perlu segera dit unt askan.
Capaian M EF tahun 2012 adalah 35%. Untuk mendukung terw ujudnya capaian tersebut, Kemenko Polhukam melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang
kekuatan, kemampuan dan kerjasama pertahanan