• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Pembangunan

Tujuan pembangunan jangka panjang Aceh tahun 2005-2025 adalah mewujudkan Aceh yang Islami, maju, damai dan sejahtera. Pencapaian tujuan tersebut ditempuh melalui penetapan sasaran pokok sebagai berikut:

A. Terwujudnya masyarakat Aceh yang berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Islami:

Terwujudnya masyarakat Aceh berkualitas, memiliki karakter Islami yang 1.

dicirikan dengan sehat jasmani, rohani dan sosial, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki moral dan etika yang baik, rajin, tangguh, cerdas dan memiliki kompetensi dan daya saing, toleransi tinggi, berbudi luhur, peduli lingkungan, patuh pada hukum, serta mencintai perdamaian. Terwujudnya kerukunan hidup antar individu, antar kelompok masyarakat, 2.

dan antar umat beragama.

Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (

3. clean and

good governance).

Terwujudnya kualitas pelaksanaan syariat Islam dalam setiap aspek kehidupan 4.

terutama di bidang hukum, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan.

B. Terwujudnya masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidup dalam aspek ekonomi, sosial dan spiritual:

Terpenuhinya kebutuhan dan terjaminnya ketersediaan dan keamanan 1.

pangan masyarakat Aceh.

Tersedianya penunjang pertumbuhan ekonomi dalam bentuk regulasi 2.

yang efektif, pembiayaan yang berkelanjutan, sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi tinggi dan tepat guna, jaringan distribusi yang efektif dan efisien serta sistem informasi yang handal.

Terlaksananya daya tahan dan daya saing dunia usaha di Aceh, terutama 3.

koperasi dan usaha mikro kecil menengah serta tumbuhnya wirausaha baru.

Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berke si nam-4.

bungan sehingga pendapatan per kapita pada tahun 2025 men capai tingkat kesejahteraan setara atau lebih dari rata-rata nasional yang berpenghasilan menengah dengan tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5 persen.

Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam 5.

pembangunan, yang ditandai dengan peningkatan kualitas kesehatan, akses, mutu dan relevansi pendidikan formal/informal melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG).

Terwujudnya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat dalam 6.

masyarakat.

Terwujudnya masyarakat yang berperilaku cerdas dan berbudi pekerti luhur, 7.

yang dicirikan dengan meningkatnya pemahaman dan implementasi nilai-nilai islami dan nilai-nilai luhur budaya Aceh dalam kehidupan bermasyarakat. C. Terwujudnya Aceh yang demokratis dan berlandaskan hukum:

Terciptanya supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia secara 1.

non-diskriminatif.

Tersedianya ruang dialog publik yang bebas dan bertanggung jawab 2.

sesuai dengan nilai-nilai Islam, nilai kearifan lokal, adat istiadat dan budaya Aceh.

Terwujudnya peningkatan peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam 3.

kehidupan politik dan kegiatan pembangunan.

Terwujudnya penguatan sistem kelembagaan yang memiliki nilai-nilai 4.

demokrasi dengan menitikberatkan pada prinsip-prinsip toleransi, transparansi, akuntabilitas, non-diskriminasi, dan kemitraan.

Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan 5.

politik yang dapat diukur dengan adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum, birokrasi yang professional dan netral, masyarakat sipil, masyarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri.

D. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta terjaganya keutuhan wilayah Aceh:

Terjaminnya rasa aman dan damai masyarakat dalam menjalani kehidupan 1.

ekonomi, sosial, politik, budaya dan agama.

Terwujudnya keadilan dan pemerataan pembangunan di seluruh 2.

kabupaten/kota berdasarkan potensi dan keunggulan wilayah.

Terwujudnya keutuhan wilayah Aceh sebagai satu kesatuan masyarakat 3.

pengarusutamaan perdamaian

seri pembangunan dan penguatan pemerintahan

61

E. Terwujudnya pembangunan yang berkualitas, maju, adil dan merata:

Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menguasai 1.

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terlaksananya peningkatan pelayanan dasar yang integratif dan 2.

komprehensif dan berkualitas secara adil dan merata serta mengurangi kesenjangan antar wilayah, kelompok masyarakat, status ekonomi, sosial dan gender.

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, 3.

investasi di daerah, nilai ekspor produk serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan 4.

keunggulan kompetitif di setiap wilayah. Sektor pertanian dan industri menjadi basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara efisien sehingga menghasilkan komoditas unggulan yang berkualitas; industri manufaktur yang mendukung sektor pertanian berdaya saing global merupakan motor penggerak perekonomian. Sektor jasa dengan kualitas pelayanan lebih bermutu dapat meningkatkan daya saing sehingga dapat menjadi daya tarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.

Meningkatnya optimasi pemanfaatan ruang untuk aktivitas ekonomi 5.

didukung dengan meningkatnya pelayanan infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi, infrastruktur pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan, infrastruktur telekomunikasi yang efisien dan modern, pasokan energi yang andal dan efisien, serta sarana dan prasarana dasar permukiman yang berkualitas.

Terwujudnya pengembangan kawasan tertinggal dan terpencil sehingga 6.

dapat tumbuh, berkembang dan mengejar ketertinggalan pembangunan dengan daerah lain. Terciptanya sinergisitas kegiatan ekonomi antara kawasan terpencil dan tertinggal dengan kawasan cepat tumbuh dan strategis dalam satu sistem wilayah pengembang-an ekonomi;

Meningkatnya sinergisitas kegiatan ekonomi dari tahap awal produksi 7.

sampai tahap konsumsi serta meningkatnya aksesibilitas dan mobilitas orang, barang dan jasa antar wilayah Aceh dengan dukungan regulasi yang efektif.

F. Terwujudnya Aceh yang lestari dan tangguh terhadap:

Terciptanya kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang seimbang 1.

dan berdaya guna sesuai dengan fungsi dan daya dukung wilayah Aceh dengan mempertimbangkan aspek ekologis.

Meningkatnya perlindungan, pemulihan kawasan kritis, pemeliharaan dan 2.

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan sebagai modal dasar pembangunan dalam rangka memperbaiki kualitas kehidupan di masa

mendatang dengan memperhatikan prinsip keselarasan dan perubahan global melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.

Terciptanya komitmen bersama yang kuat untuk menjadikan Aceh tanggap 3.

dan siap menghadapi bencana serta adanya perubahan paradigma masyarakat dan pemerintah dalam pengurangan risiko bencana yang lebih bersifat kesiapsiagaan kepada seluruh komponen masyarakat, khususnya kelompok rentan, dengan memperhatikan aspek gender (gender mainstreaming).