• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS RANTAI PASOK

5.2. Sasaran Rantai

Produk hulu yang dihasilkan dari kelapa sawit yaitu CPO. Berdasarkan standar dan persyaratan mutu yang dihasilkan dibedakan menjadi dua jenis yaitu CPO dengan kualitas super untuk sasaran pasar ekspor dan sedikit untuk kebutuhan pasar lokal, dan CPO dengan kualitas standar untuk memenuhi pasar dalam negeri. Konsumen CPO dengan kualitas super ditujukan untuk memenuhi permintaan PT Budi Nabati Perkasa dan PT Wira Inno Mas.

Produk hilir yang dihasilkan dari kelapa sawit yaitu minyak goreng. Produk yang dihasilkan tidak ada perbedaan standar / persyararatan mutu. Seluruh minyak goreng yang dihasilkan ditujukan untuk seluruh pasar. Dimulai dari pasar tradisional, supermarket, hingga pasar luar negeri. Perbedaan terletak pada jenis kemasan yang dipergunakan yaitu minyak goreng yang dikemas dan minyak goreng di jual sistem curah.

b. Sasaran Pengembangan

Performance PT ASL dalam mengolah kelapa sawit dapat terlihat pada Tabel 18. Permintaan CPO yang diprediksi akan naik di kisaran 9-11%, perusahaan berupaya meningkatkan performance dengan meningkatkan hasil produksi dengan terus mengembangkan sumber bahan baku melalui kelompok-kelompok tani di daerah Hitam Ulu Merangin Jambi.

Tabel 18. PerformancePabrik PT ASL Tahun 2010

No. Performance Hasil

1. Kapasitas Crude Palm Oil Mill 60 ton TBS/Jam 2. Kapasitas Kernel Crushing Plant 100 tons kernel / hari

3. Tandan Buah Segar Olah 314.746 ton

4. Rendemen 23,13%

5. FFA 3,04 %

6. CPO Produksi 72,816 ton

c. Pengembangan Kemitraan

Pengembangan di kelompok tani diberikan melalui pendanaan proses penanaman dan sosialisasi terkait dengan faktor mutu sawit agar menghasilkan buah sawit yang sesuai dengan standar.

Tujuan sosialisasi adalah :

1. Menghasilkan buah sawit yang sesuai dengan standar PT ASL. 2. Mengurangi buah mentah masuk ke dalam proses pengolahan.

3. Mengurangi buah terlalu masak (over ripe) dan buah busuk dengan melakukan percepatan pengangkutan / distribusi TBS pada hari yang sama dengan pemanenan.

4. Meningkatkan pendapatan petani 5. Meningkatkan pendapatan daerah

d. Performanceperusahaan

Buah kelapa sawit yang berasal dari kebun plasma, pengadaan bibit seluruhnya dari PT ASL. Proses perawatan dan pemanenan dilakukan oleh petani plasma secara mandiri. Proses perawatan dan pemanenan masih belum dapat dilakukan secara baik sehingga hasil yang diperoleh masih belum seluruhnya memenuhi persyaratan perusahaan pembeli. Tandan buah segar yang telah disortasi di koperasi hasil pengumpulan dari petani-petani plasma, masih banyak buah mentah dan buah yang terlalu masak. Persentase dari tandan buah segar yang tidak memenuhi standar rata-rata dari 8 koperasi mencapai 23,3%. Buah kelapa sawit yang berasal dari petani luar, memiliki

yang tidak masuk standar mencapai 28,1%. Tingkat keperluan penggunaan buah sawit dari kebun luar sangat kecil. Dalam setahun, penggunaan buah dari luar hanya sekitar 6.000 ton, khususnya pada musim penghujan, dimana area kebun inti berpotensi terendam banjir sehingga beberapa afdeling tidak menghasilkan buah secara maksimal. Dari gambaran kegiatan tersebut, strategi dan sosialisasi intensif harus lebih ditingkatkan agar buah yang masuk ke perusahaan seluruhnya memenuhi standar.

Sosialisasi dan strategi yang dapat diberikan kepada petani plasma dan petani dari kebun luar melalui program Good Farming Practices (GFP), diantaranya penjelasan mengenai:

1. Pemilihan bibit unggul.

2. Tehnik perawatan tanaman sawit mulai dari penanaman, pemupukan, perawatan tanaman, proses pemanenan buah pasir dan buah panen.

3. Tehnik pemanenan yang tepat, dengan ditandai jatuhnya brondolan sebanyak 10% dari perkiraan berat buah sawit.

Strategi lain yang dapat dilakukan kepada koperasi atau Bandar adalah penerapan sistem Good Handling Practices, GHP, yaitu sistem yang mengatur bagaimana penanganan buah sawit setelah dipanen untuk selanjutnya didistribusikan. Salah satu contoh yaitu buah sawit yang telah dipanen diserahkan oleh petani plasma ke koperasi pada hari yang sama, hal yang sama dengan petani dari luar mendistribusikan kelapa ke Bandar dihari yang sama dengan panen. Setelah terkumpul di koperasi atau bandar, buah kelapa sawit distribusikan ke perusahaan pengolah sawit pada hari yang sama juga.

Bahan baku yang dipergunakan di PT PKB, dalam mengolah CPO menjadi minyak goreng, berasal dari beberapa daerah, terutama berasal dari 3 (tiga) pulau besar di Indonesia, yaitu pulau Sumatera (diantaranya berasal dari PT ASL), pulau Kalimantan (diantaranya berasal dari PT GSDI dan GSIP) dan Pulau Irian Jaya. Persyaratan yang ditetapkan dalam penerimaan CPO yaitu kandungan FFA maksimal 4,5%, yang telah disepakati oleh perusahaan penjual CPO saat pelelangan CPO. Kapasitas produksi minyak goreng PT

PKB adalah 1.230.000 ton per tahun. Umumnya, bahan baku yang dipergunakan tidak mengalami permasalahan terutama terkait dengan mutu. Begitu juga selama proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng, aspek mutu diperhatikan dan dijaga. Yang menjadi perhatian adalah pasca proses, dimana minyak goreng yang sudah dihasilkan untuk didistribusikan, banyak faktor yang dapat menurunkan faktor mutu minyak goreng.

Sosialisasi dan strategi diperlukan dalam pendistribusian minyak goreng melalui program Good Distribution Practices, yaitu suatu program/sistem yang dijalankan oleh distributor untuk menjamin seluruh produk yang didistribusikan tetep aman sampai ke konsumen (end user). Strategi lain yaitu pemberian training mengenai tehnik distribusi yang baik, tata letak penempatan produk dalam mobil distribusi, penggunaan alat transportasi khusus untuk produk pangan, dan keamanan pangan.

a. Pemilihan Mitra

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, kemitraan dengan petani kelapa sawit sangat diperlukan. Selain kuantitas yang diperlukan untuk pemenuhan proses dalam pabrik pengolah kelapa sawit, aspek kualitas juga diperhatikan untuk pemenuhan aspek mutu dalam membina kemitraan. Seluruh kegiatan kemitraan disepakati dalam kontrak kerjasama antara petani dengan PT ASL. Kemitraan yang dibangun oleh PT PKB adalah kemitraan dengan distribusi untuk produk yang dikemas dan non kemas. Pemasaran yang dilakukan oleh PT PKB adalah melakukan kerjasama dengan distributor untuk menjual produk yang dihasilkan, diantaranya minyak goreng. Produk yang dijual tanpa kemasan (dengan istilah Curah), PT PKB menggunakan truk tangki minyak dengan sasaran pasar tradisional. Sedangkan produk untuk memenuhi pasar luar negeri, distribusi dilakukan dengan menggunakan kontainer. Beberapa hal yang menjadi faktor pemilihan mitra dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Kriteria Faktor Pemilihan Mitra

No. Mitra Kerja Kegiatan

1. Petani 1. Menghasilkan buah sawit sesuai dengan mutu / standar PT ASL.

2. Mendistribusikan buah sawit hasil panen tepat waktu. 3. Mampu memasok buah sawit secara sinambung. 4. Mampu untuk memenuhi seluruh persyaratan, bekerja

sama dan bertanggung jawab terhadap kontrak kerja yang telah disepakati.

2. Agen/Ritel/ Distributor

1. Memiliki prosedur kerja yang baik mengenai ritel atau distribusi.

2. Komitmen untuk menjalankan Good Handling Practices.

3. Memiliki fasilitas dan infrastruktur yang baik dalam penyimpanan produk.

4. Terletak di lokasi yang strategi, untuk memudahkan dalam pendistribusian barang/produk.

Selain penilaian terhadap petani dan agen/ritel/distributor juga diperlukan pertimbangan lain dalam pemilihan mitra. Kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan mitra rantai pasok, menurut Dickson dalam Pujawan (2010) dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Kriteria Pemilihan Mitra menurut Dickson dalam Pujawan (2010)

1. Kualitas 12. Organisasi dan manajemen 2. Pengiriman 13. Kontrol operasi

3. Sejarah kinerja 14. Perbaikan pelayanan 4. Kebijakan jaminan dan klaim 15. Sikap

5. Harga 16. memberi kesan yang baik

6. Kemampuan teknis 17. kemampuan mengemas 7. Posisi keuangan 18. Laporan hubungan pekerja 8. Prosedur keluhan 19. Lokasi geografi

9. Sistem komunikasi 20. Jumlah bisnis 10. Posisi dalam industri 21. Bantuan pelatihan 11. Keinginan untuk berbisnis 22. Perjanjian timbal balik.

b. Kesepakatan Kontraktual

Dalam menjalin kerjasama dengan petani plasma dan distributor, kegiatannya disepakati dalam bentuk kontrak. Kesepakatan yang tertuang dalam kontrak antara PT ASL dengan petani antara lain berisi :

a. Bersedia dilakukan sampling 100% terhadap buah yang masuk b. Panjang tangkai buah

c. Mampu mengirimkan buah sawit denga dengan kriteria seperti terlihat pada Gambar 1

d. Harga Tandan Buah Sawit yang diterima adalah Rp. 1.650,

pembayaran dilakukan setiap hari jumat minggu ke dua dan minggu ke empat, dengan potongan sebesar 10%

yang telah diberikan oleh perusahaan kepada petani/koperasi.

e. Bersedia untuk mengirimkan tandan buah segar pada hari yang sama dengan hari panen.

f. PT ASL bersedia untuk menyediakan bibit bagi koperasi dan anggotanya Gambar 17. Buah Sawit Mentah

Gambar 18. Buah Sawit Matang

Gambar 19. Buah Sawit Busuk

Kesepakatan Kontraktual dan Dukungan Kebijakan

Dalam menjalin kerjasama dengan petani plasma dan distributor, kegiatannya disepakati dalam bentuk kontrak. Kesepakatan yang tertuang dalam kontrak antara PT ASL dengan petani antara lain berisi :

Bersedia dilakukan sampling 100% terhadap buah yang masuk Panjang tangkai buah maksimal 1 cm.

mengirimkan buah sawit dengan persyaratan buah sawit matang, dengan kriteria seperti terlihat pada Gambar 17, 18 dan 1

Harga Tandan Buah Sawit yang diterima adalah Rp. 1.650,

pembayaran dilakukan setiap hari jumat minggu ke dua dan minggu ke empat, dengan potongan sebesar 10% - 30% sebagai pengurang

yang telah diberikan oleh perusahaan kepada petani/koperasi.

Bersedia untuk mengirimkan tandan buah segar pada hari yang sama dengan hari panen.

PT ASL bersedia untuk menyediakan bibit bagi koperasi dan anggotanya Gambar 17. Buah Sawit Mentah

X

Ditolak

Gambar 18. Buah Sawit Matang

Gambar 19. Buah Sawit Busuk

Diterima

X

Ditolak

Dalam menjalin kerjasama dengan petani plasma dan distributor, kegiatannya disepakati dalam bentuk kontrak. Kesepakatan yang tertuang dalam kontrak

Bersedia dilakukan sampling 100% terhadap buah yang masuk.

n persyaratan buah sawit matang, dan 19.

Harga Tandan Buah Sawit yang diterima adalah Rp. 1.650,-/kg dan pembayaran dilakukan setiap hari jumat minggu ke dua dan minggu ke 30% sebagai pengurang hutang yang telah diberikan oleh perusahaan kepada petani/koperasi.

Bersedia untuk mengirimkan tandan buah segar pada hari yang sama PT ASL bersedia untuk menyediakan bibit bagi koperasi dan anggotanya

g. PT ASL bersedia untuk memberikan sosialisasi dan training bagi petani untuk meningkatkan hasil panen petani.

Kesepakatan juga dilakukan oleh PT ASL dengan kendaraan ekspedisi yaitu truk tangki minyak CPO. Perjanjian meliputi jumlah armada yang disewa (yaitu 3 armada), riwayat penggunaan armada yaitu belum atau tidak pernah digunakan untuk angkut solar, dan sistem pembayaran dilakukan saat penandatanganan perjanjian dengan jangka waktu 1 (satu) tahun, dan dilakukan evaluasi sebelum diperpanjang kontraknya.

Kesepakatan yang terjalin sebagai bentuk dukungan kebijakan pemerintah UU No.18/2004 tentang Perkebunan mensyaratkan apabila ada pelaku usaha yang berkeinginan untuk berusaha di bidang industri pengolahan hasil perkebunan maka harus dapat menjamin ketersediaan bahan bakunya dengan mengusahakan budidaya tanaman perkebunan sendiri, melakukan kemitraan dengan pekebun, perusahaan perkebunan dan atau bahan baku dari sumber lainnya, sebagaimana ditegaskan di dalam Pasal 17 ayat (4).

Bentuk pengintegrasian sebagaimana diatur dalam UU No.18/1999 tentang usaha perkebunan tidak mengharuskan bahwa pelaku usaha yang membidangi usaha pengolahan hasil perkebunan juga harus melakukan usaha budidaya tanaman perkebunan sendiri. Pola terintegrasi antara usaha pengolahan dengan usaha budidaya perkebunan sendiri dapat saja dilakukan, namun tidak melarang bentuk pengintegrasian dalam bentuk kerjasama. Pola kemitraan adalah salah satu bentuk kerjasama yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan usaha budidaya tanaman perkebunan dengan usaha pengolahan hasil perkebunan. (Pasal 15 jo 17 jo 22 UU No.18/1999).

Kesepakatan antara PT PKB dengan pihak distributor dengan tujuan memasarkan produk yang dihasilkan. Perjanjian yang dituang dalam kontrak meliputi :

a. Pihak pembuat produk (PT PKB) menitipkan produknya kepada Distributor untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan. Tujuan dan pangsa pasar yang akan dibidik seluruhnya menjadi kewenangan pihak distributor.

b. PT PKB akan menghasilkan produk yang aman dan memenuhi persyaratan mutu produk.

c. Distributor ikut bertanggungjawab terhadap mutu produk yang didistribusikan/dipasarkan sepanjang rantai distribusi hingga sampai di konsumen (end user).

d. Distributor memiliki prosedur kerja yang sesuai dengan Good Handling Practices danGood Distribution Practices.

e. Penetapan harga minyak yang dikemas, berkisar antara Rp. 9.900 – Rp. 10.800 per 1 Liter; Rp. 19.800 – Rp. 22.600 per 2 liter dan Rp. 49.900 – Rp. 51.500 per 5 liter. Pihak distributor melakukan pembayaran setiap tanggal 30.

f. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh distributor akan dievaluasi setiap 6 (enam) bulan sekali dan menjadi faktor pertimbangan diakhir tahun apakah kerjasama akan dilanjutkan atau dihentikan.

5.3. Sumber Daya Rantai

Dokumen terkait