• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Strategis (SS) 9 : Pengelolaan Keuangan dan BMN yang optimal

b. Capaian IKU-IKU pada Sasaran Strategis 9 : Pengelolaan Keuangan dan BMN

yang optimal

SS 9 : Pengelolaan Keuangan dan BMN yang optimal

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Nilai

9a-N Persentase pengelolaan BMN yang

optimal 92% 99.11% 107.73

9b-N Nilai kualitas LK tingkat UAKPA dan

UAKPB 81 93.1 114.94

9c-CP Persentase kualitas pelaksanaan

anggaran KPPN 95% 95.13% 100.14

(Tabel III.34 Capaian IKU-IKU pada Sasaran Strategi Pengelolaan Keuangan dan BMN yang optimal)

c. Penjelasan IKU

8a-N

Persentase pengelolaan BMN yang optimal

Pengelolaan BMN yang optimal diukur melalui beberapa komponen, sebagai berikut:

1. Kesesuaian pelaksanaan RP4

Kesesuaian pelaksanaan RP4 diukur dari persentase pelaksanaan Pemanfaatan atas Rencana Pemanfaatan (pelaksanaan pemanfaatan diukur sampe penerbitan SK sewa), Persentase pelaksanaan Alih Fungsi atas Rencana Penggunaan, dan persentase penghapusan atas rencana penghapusan. Formula untuk meghitung kesesuaian pelaksanaan RP4 adalah sebagai berikut:

 54 

a. Persentase pelaksanaan pemanfaatan atas rencana pemanfaatan

b. Persentase pelaksanaan Alih Fungsi atas Rencana Penggunaan

c. Persentase Pelaksanaan Penghapusan atas Rencana Penghapusan

2. Persentase completeness data master aset

Master Aset di aplikasi SIMAN berisi data-data informasi manajemen terkait BMN. Data-data ini kemudian digunakan oleh berbagai plugin di SIMAN seperti sensus BMN, RKBMN, Wasdal, dsb.

Pencatatan BMN yang tertib atas aset tersebut penting peranannya dalam mendukung pengambilan keputusan dan monitoring. Profil BMN penting untuk diisi lengkap pada master aset di aplikasi SIMAN. Profil BMN yang yang perlu dilengkapi untuk bangunan yaitu detail bangunan (alamat, luas bangunan, dan luas dasar bangunan), foto, batas dan GPS, ruangan, fasilitas, dan konstruksi. Sedangkan untuk tanah yaitu detail BMN (alamat, luas, pengguna), foto, batas dan GPS, dokumen, bangunan, pengelolaan, dan status hukum. Adapun jenis BMN yang menjadi target yaitu Tanah Bangunan Kantor Pemerintah (Tanah dan Bangunan) dan dan Bangunan Gedung Kantor Permanen. Adapun formula untuk menghitung persentase completeness data master aset adalah sebagai berikut:

3. Persentase PNBP atas pengelolaan BMN

Diukur dari realisasi PNBP atas pengelolaan BMN dibandingkan dengan target pendapatan PNBPatas pengelolaan BMN. Data realisasi PNBP diambil dari Laporan realisasi pendapatan masing-masing unit. Adapun formula untuk menghitung persentase PNBP atas pengelolaan BMN adalah sebagai berikut:

Jumlah pelaksanaan sewa BMN / Jumlah Rencana Pemanfaatan dalam bentuk sewa x 100%

Jumlah pelaksanaan alih fungsi BMN / Jumlah Rencana Pemanfaatan dalam bentuk alih fungsi x 100%

Jumlah BMN yang ditetapkan SK Penghapusan / Jumlah BMN dalam rencana penghapusan x 100%

Jumlah profil master aset yang diisi lengkap / Jumlah profil master aset x 100%

Jumlah nominal PNBP atas pengelolaan BMN/ Jumlah target PNBP atas pengelolaan BMN x 100%

 55 

4. Persentase penyelesaian PSP atas penambahan jumlah BMN

Formula untuk menghitung persentase penyelesaian PSP atas penambahan jumlah BMN adalah sebagai berikut:

Target kinerja yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja tahun 2020 untuk IKU Persentase pengelolaan BMN yang optimal adalah 70% untuk semester I dan 92% untuk semester II. Realisasi IKU Persentase pengelolaan BMN yang optimal diperoleh berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pengelolan BMN yang optimal oleh Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Periode pelaporan IKU adalah semesteran dan konsolidasi periode menggunakan metode take last known (TLK). Adapun realisasi tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Tabel III.37 Perbandingan target dan realisasi IKU Persentase pengelolaan BMN yang optimal Tahun 2020

T./R Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d Q3 Q4 Tahunan

Target - 70% 70% - 70% 92% 92%

Realisasi - 95.04% 95.04% - 95.04% 99.11% 99.11%

Nilai - 120 120 - 120 107.73 107.73

Terlihat pada tabel diatas bahwa realisasi IKU pada setiap triwulannya telah memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan. IKU Persentase pengelolaan BMN yang optimal telah ditetapkan sejak tahun 2015 dengan nama IKU “Persentase Barang Milik Negara dengan kondisi baik”. Namun selama tahun 2016 hingga 2020, IKU ini mengalami beberapa kali rewording dan reformula. Adapun realisasi IKU Persentase pengelolaan BMN yang optimal dari tahun 2017 hingga tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Tabel III.38 Perbandingan target dan realisasi IKU Persentase Pengelolaan BMN yang optimal Tahun 2017-2020

Tahun Target Realisasi Nilai Capaian

2017 90% 93% 103.33

2018 91% 101.61% 111.66

2019 92% 98.87% 107.47

2020 92% 99.11% 107.73

Terlihat pada tabel diatas bahwa realisasi IKU Persentase Pengelolaan BMN yang optimal Tahun 2017 hingga tahun 2020 telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Jumlah BMN Kemenkeu yang diusulkan PSP ke Pengguna Barang / Jumlah penambahan BMN Kemenkeu berdasarkan laporan

 56 

9b-N Nilai kualitas LK tingkat UAKPA dan UAKPB

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 222/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Satuan kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan wajib menyampaikan Laporan Keuangan tingkat UAKPA dan UAKPB kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) Ditjen Perbendaharaan. IKU ini digunakan untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan tingkat UAKPA dan UAKPB lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan dengan dilakukan penilaian laporan Keuangan tingkat UAKPA dan UAKPB yang meliputi kriteria:

a) Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan; b) keakuratan data laporan keuangan;

c) kepatuhan pelaksanaan anggaran; d) Penyajian Laporan Keuangan; e) Partisipasi dan;

f) Laporan BMN.

IKU Nilai Kualitas LK tingkat UAKPA dan UAKPB pertama kali ditetapkan dalam Kontrak Kinerja Tahun 2020 dengan target sebesar 81. Pelaporan IKU ini dilakukan secara tahunan dan menggunakan metode take last known untuk konsolidasi periode. Polarisasi IKU yang digunakan adalah maximize yaitu semakin tinggi realisasi maka semakin tinggi capaian kinerjanya.

Laporan Keuangan tingkat UAKPA dan UAKPB akan dilakukan penilaian oleh UAPPA-W dan UAPPB-W dimana penilaian tersebut menjadi realisasi atas IKU tersebut. Realisasi IKU Nilai Kualitas LK tingkat UAKPA dan UAKPB diperoleh berdasarkan Sesuai dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor KEP-01/WPB.01/2021 tanggal 8 Januari 2021 dengan nilai perolehan sebesar 93,1. Realisasi tersebut telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Kontrak Kinerja. Tindakan yang telah dilakukan adalah :

1. Memastikan semua transaksi telah terinput pada aplikasi SAKTI; 2. Mengikuti kegiatan rapat koordinasi penyusunan laporan keuangan

dengan Kanwil

3. Berkoordinasi antara pelaksana keuangan dan pelaksana TURT dalam menyelesaikan transaksi

4. Berkoordinasi dengan Kanwil terkait permasalahan dan kendala dalam penyusunan laporan keuangan;

5. Menyusun Laporan Keuangan sesuai dengan kriteria penyusunan laporan keuangan

Rencana aksi yang dilakukan untuk mencapai target kinerja adalah mengikuti rapat koordinasi penyusunan laporan keuangan dan menyusun Laporan Keuangan dengan akurat dan menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.

 57 

9c-CP Persentase kualitas pelaksanaan anggaran KPPN

IKU Persentase kualitas pelaksanaan anggaran KPPN merupakan indikator kinerja hasil refinement dari indikator kinerja “Persentase penyerapan dan pencapaian output belanja KPPN”. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-8/MK.1/2020 tentang Tata Cara Penghitungan Indikator Kinerja Utama Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Keuangan dan mengingat kondisi pandemi COVID-19 pada tahun 2020, penghitungan persentase kualitas pelaksanaan anggaran KPPN dihitung menggunakan dua komponen yaitu Komponen Hasil dan Komponen Proses.

1. Komponen Hasil

Komponen hasil merupakah akumulasi nilai SMART yang terdiri dari penyerapan anggaran, konsistensi, capaian keluaran dan efisiensi. Adapun penjelasan pada setiap unsurnya adalah sebagai berikut;

a. Capaian Keluaran, dihitung dari output dan volume output dalam RKA-K/L sesuai formula SMART dari DJA (PMK No.214/PMK.02/2017). Hal ini dilakukan karena perhitungan Capaian Keluaran pada SMART dari DJA sudah memperhitungkan capaian Indikator Kinerja Output (Value for Money).

b. Efisiensi, (modifikasi SMART DJA) di mana nilai efisiensi diperoleh dengan asumsi bahwa minimal yang dicapai Kementerian/Lembaga dalam rumus efisiensi sebesar -20% dan nilai paling tinggi sebesar 20%. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi skala nilai efisiensi (NE) agar diperoleh skala nilai yang mencerminkan reward atas usaha efisiensi.

c. Konsistensi (modifikasi SMART DJA dan IKPA dari Ditjen Perbendaharaan), adalah kesesuaian antara realisasi penarikan dana bulanan belanja barang dan modal dengan RPD bulanan belanja barang dan modal sesuai Lembar Ketiga DIPA. Terdapat ketentuan batasan RPD, yaitu revisi RPD dibatasi maksimal 1 kali per triwulan, dan tidak merubah nilai konsistensi bulan sebelumnya. Dengan memberikan fleksibilitas revisi maksimal 1 kali per triwulan diharapkan tidak terjadi hasil perhitungan negatif (minus).

d. Penyerapan Anggaran Atas Pagu Netto, adalah realisasi anggaran atas belanja barang dan belanja modal terhadap anggaran sebagaimana tercantum dalam RKA-K/L dan DIPA, tidak termasuk self-blocking, hasil efisiensi Instruksi Menteri Keuangan (IMK), dan dana khusus (sesuai SE-35/2017.

2. Komponen Proses

Komponen proses merupakan komponen IKPA yang diperhitungkan dalam penilaian kualitas pelaksanaan anggaran KPPN. Dari tahun 2016 hingga 2018 dilakukan penyempuranaan pengukuran IKU dengan menambahkan beberapa indikator penilaian kinerja. Hingga pada tahun 2020 terdapat 13 indikator penilaian kinerja yang terbagi menjadi empat bagian yaitu:

 58 

a. Kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan (Revisi DIPA, Deviasi Halaman III DIPA, Pagu Minus) b. Kepatuhan terhadap Regulasi

(Data Kontrak, Pengelolaan UP/TUP, Penyampaian LPJ Bendahara dan Dispensasi Penyampaian SPM)

c. Efektivitas pelaksanaan anggaran

(Penyerapan Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Konfirmasi Capaian Output, dan Retur SP2D)

d. Efisiensi pelaksanaan kegiatan

(Perencanaan Kas dan Kesalahan SPM)

Formula untuk menghitung Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut:

Target kinerja IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran KPPN yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja Tahun 2020 adalah sebesar 95% dengan periode pelaporan secara triwulanan dan menggunakan metode average untuk konsolidasi periode.

Berdasarkan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor ND-1137/PB.1/2020 tanggal 31 Maret 2020 hal Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Periode Triwulan I Tahun 2020 dan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor ND-1975/PB.1/2020 tanggal 30 Juni 2020 hal Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Periode Triwulan II Tahun 2020 disebutkan bahwa realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran adalah Not Available (N/A).

Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-8/MK.1/2020 bahwa capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran adalah capaian IKPA. Perhitungan IKPA sendiri sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-258/PB/2020 dimana dilakukan relaksasi nilai IKPA.

Sesuai dengan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor ND-3070/PB.1/2020 tanggal 6 Oktober 2020 hal Perhitugan IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran (PKPA) Periode Triwulan III Tahun 2020 disebutkan bahwa :

a. Capaian pada triwulan III mengacu pada capaian IKPA;

b. Capaian tahunan dihitung sebagai komposit capaian SMART dan IKPA dengan bobot masing-masing sesuai perhitungan unsur Kualitas Anggaran

60%* Komponen Hasil + 40%*Komponen Proses Keterangan :

Komponen Hasil : Nilai SMART (Penyerapan Anggaran, Konsistensi, Capaian Keluaran dan Efisiensi)

 59 

Pemerintah Pusat pada IKU Kinerja dan Harmonisasi Anggaran Pusat dan Daerah Kemenkeu Wide ( 40%*nilai IKPA dan 60%* Nilai SMART)

Adapun realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran KPPN pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.39 Perbandingan target dan realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran KPPN Tahun 2020

T./R Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d Q3 Q4 Tahunan

Target 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95%

Realisasi N/A N/A N/A 96.55% 96.55% 93.71% 95.13%

Nilai N/A N/A N/A 101.63 101.63 98.64 100.14

Terlihat pada tabel diatas bahwa secara tahunan realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran telah mencapai target yang ditetapkan. Rincian penghitungan realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Kanwil Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Tabel III.40 Perhitungan Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020

Indikator IKU Kualitas Pelaksanaan Anggaran Bobot Realisasi

Triwulan III Triwulan IV

A. NILAI IKPA 96.55% 98.62%

1 Pengelolaan UP 8% 6% 7.2%

2 Data Kontrak 15% 0% 0%

3 Kesalahan SPM 5% 5% 5%

4 Retur SP2D 5% 5% 5%

5 Hal III DIPA 0%

6 Revisi DIPA 0%

7 Penyelesaian Tagihan 12% 0% 0%

8 Konfirmasi Capaian Output 10% 10% 10%

9 Rekon LPJ 5% 5% 5%

10 Renkas 5% 0% 0%

11 Realisasi 15% 15% 15%

12 Pagu Minus 5% 5% 5%

13 Dispensasi SPM 5% 5% 5%

TOTAL Nilai IKPA 90% 56% 57.2%

B. NILAI SMART - 90.44%

NILAI CAPAIAN IKU PKPA Q4 (TOTAL

CAPAIAN/TOTAL BOBOT) 96.55% 93.71%

Capaian kinerja "Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran KPPN" diperoleh dari aplikasi MonevPA pada menu Indikator Pelaksanaan Anggaran Satker (Reaktivasi). Perhitungan seperti yang telihat diatas dilakukan dengan mempedomani Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-8/MK.1/2020 tentang Tata Cara Perhitungan Indikator Kinerja Utama Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Keuangan. Nilai capaian kinerja IKU "Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran" periode triwulan IV Tahun 2020 adalah 93,39% dari target kinerja 95%. Nilai capaian tersebut belum optimal dikarenakan masih belum maksimalnya komponen nilai EKA yaitu nilai efisiensi.

 60 

Objek yang termasuk dalam perhitungan efisiensi adalah perjalanan dinas, rapat dalam kantor, konsinyering, kudapan atau makan siang kantor, langganan daya dan listrik, serta honorarium tim/narasumber. Dalam rangka monitoring pelaksanaan anggaran satuan kerja wilayah kerja KPPN Lhokseumawe, pada triwulan IV dilakukan beberapa perjalanan dinas sehingga efisiensi terkait perjalanan dinas belum optimal dilaksanakan. Selain itu, dikarenakan aktifitas pekerjaan pada akhir tahun anggaran meningkat, biaya langganan daya dan listrik pun belum dapat dilakukan efisien secara optimal.

Perkembangan realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran K/L dari tahun 2017-2020 adalah sebagai berikut:

Tabel III.41 Perbandingan target dan realisasi IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017-2020

Tahun Target Realisasi Nilai Capaian

2017 95% 97.99% 103.15

2018 95% 99.25% 104.47

2019 95% 94.68% 99.66

2020 95% 95.13% 100.14

Terlihat pada tabel diatas bahwa realisasi Persetase Kualitas Pelaksanaan Anggaran KPPN mengalami kenaikan daritahun 2017 ke tahun 2018. Namun di tahun 2018 ke 2019 mengalami penurunan dan meningkat kembali di tahun 2020. Adapun rencana tindakan yang dilakukan adalah melakukan percepatan penyerapan anggaran dan pencapaian keluaran.

 61 

Dokumen terkait