• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Satuan Eksperimen dan Perlakuan

Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin tahun pelajaran 2016/2017, dengansampel penelitian yaitu Kelas VIII MTs Darul Muttaqin yang berjumlah 36 siswa.

2. Perlakuan

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) untuk mengetahui keefektifan dalam pembelajaran matematika. Maka ada 3 indikator keefektifan yang digunakan, yaitu: hasil belajar matematika siswa setelah proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan respon siswa terhadap pembelajaran.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel dalam penelitian ini, maka diberikan batasan operasional variabel sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting, yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

29 2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan setelah siswa diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa adalah keterlaksanaan aktivitas atau perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang diukur dari lembar observasi siswa.

4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Respon siswa adalah ukuran kesukaan, minat, ketertarikan, atau pendapat siswa tentang model pembelajaran, cara mengajar guru, dan suasana kelas.

Respon siswa diukur dengan pemberian angket respon siswa.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Konsultasi dengan dosen pembimbing, guru dan kepala sekolah sebelum melakukan penelitian di sekolah.

b. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam RPP serta observasi terhadap aktivitas siswa disetiap pertemuan.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan untuk tahap akhir adalah sebagai berikut:

a. Mengelola data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian.

c. Menyimpulkan hasil penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Lembar tes hasil belajar, digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yaitu berupa soal essay sesuai dengan materi yang diajarkan.

2) Lembar observasi

a. Lembar observasi kemampuan guru mengelolah pembelajaran

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru mengelolah pembelajaran dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

31 G. Teknik Pengumpulan data

Data hasil penelitian dari kelompok perlakuan, dikumpulkan dengan menggunkan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar matematika, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan angket respon siswa.

1. Data mengenai hasil belajar matematika siswa diperoleh dari pretest yang dilaksanakan pada awal pertemuan dan posttest yang dilaksanakan pada akhir pertemuan penelitian.

2. Data tentang kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran diperoleh dari lembar observasi atau pengamatan, peneliti menggunakan teknik observasi atau pengamatan berdasarkan empat kriteria, yaitu (1) Kurang baik, (2) cukup baik, (3) baik, (4) sangat baik.

3. Data tentang aktivitas belajar mengajar diambil pada saat dilakukannya tindakan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa.

4. Data tentang respon siswa diperoleh dengan cara memberikan angket kepada siswa.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistika Deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh adalah dengan menggunakan analisis statistika deskriptif. Analisis statistika deskriptif adalah menyajikan informasi dalam bentuk yang tepat, dapat digunakan dan mudah dimengerti. Statistika deskriptif berupaya melukiskan dan menganalisis kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih besar. (Tiro,2008:9)

a. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa, guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar matematika yang dikelompokkan kedalam 5 kategori, yaitu sangat tingi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Kategorisasi Standar hasil belajar siswa

Skor Kategori Kriteria yang digunakan untuk menentukan hasil belajar adalah menurut standar kategorisasi yang telah ditetapkan di sekolah, yaitu:

Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin

Skor Kategorisasi Ketuntasan Belajar

0 ≤ x 70 70 ≤ x ≤100

Tidak Tuntas Tuntas

(Nurfitri, 2014:32) Hasil belajar matematika siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual dan klasikal. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai paling rendah 70 dari skor ideal 100 sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah.

33 Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor paling sedikit 70.

Hasil belajar klasikal

b. Peningkatan hasil belajar siswa

Menurut Hake, (Biologipedia, 2011) untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa, diuji dengan menggunakan rumus Normalized Gain.

Dengan g adalah gain yang dinormalisasi (N-gain), skor posttest nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), skor pretest adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran melalui model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan skor maksimal adalah nilai skor maksimal ideal.

Tinggi rendahnya gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Koefisien Normalisasi Gain Klasifikasi

g < 0,3

Analisis dilakukan terhadap hasil penilaian dari satu observer yang mengamati kegiatan guru dalam mengelolah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan tiap-tiap komponen dari model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Langkah-langkah dalam menganalisis keterlaksanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah :

1) Menghitung banyaknya kategori keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam setiap pertemuan.

2) Mencari persentase frekuensi setiap kategori yaitu banyaknya kategori yang terlaksana dibagi dengan jumlah keseluruhan kategori keterlaksanaan pembelajaran kemudian dikalikan 100

RSP = Keterangan:

RSP : Rata-rata skor penilaian : Skor Penilaian

N : banyaknya aspek penilaian

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori keterlaksanaan pembelajaran adalah berdasarkan teknik kategori persentase keterlaksanaan pembelajaran, yaitu :

Tabel 3.5 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase Kualifikasi

Kurang Baik Cukup Baik

Baik Sangat Baik

(Nurfitri, 2014:30) Dari hasil pengamatan yang diperoleh dicari rata-rata keseluruhan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas tersebut dikatakan efektif jika berada dalam kriteria baik atau sangat baik.

35 d. Aktivitas Siswa

Data tentang aktifitas siswa dianalisis dengan mencari presentase aktivitas siswa untuk tiap indikator. Rumus mencari aktvitas siswa untuk tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Si = persentase aktivitas siswa indikator ke- i Xi = banyak aktivitas siswa indikator ke- i N = banyaknya siswa

Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik aktivitas siswa yang bersifat fisik maupun mental.

e. Respon Siswa

Data tentang respon siswa diperoleh dari angket yang dianalisis dengan mencari persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket.

Respon siswa dianalisis dengan melihat presentase dari respon siswa. Persentase ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

P = Persentase respon siswa yang menjawab ya dan tidak F= frekuensi siswa yang menjawab ya dan tidak

N= banyaknya siswa yang menjawab ya atau tidak

Kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa para siswa memiliki respon positif terhadap model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) jika minimal 75% siswa memberikan respon positif terhadap jumlah aspek yang dinyatakan.

2. Analisis Statistika Inferensial

Menurut Tiro, (2008:9) Statistika Inferensial adalah menganalisisi data sampel untuk menarik kesimpulan atau perampatan terhadap populasi. Teknik statistik ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan tahapan uji normalitas.

1) Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam pengujian ini digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirow dengan menggunakan tarif signifikan 5% atau 0,05, dengan syarat :

Jika Pvalue maka distribusinya adalah normal Jika Pvalue maka distribusinya adalah tidak normal 2) Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian yang dirumuskan dan hipotesis kerja atau statistik digunakan uji t one sample test dengan sebelumnya menghitung normalized gain pada data pretest dan data posttest. Normalized gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Phair Share (TPS) dalam pembelajaran matematika pada siswa Kelas VIII MTs. Darul Muttaqin. Kriteria

37 pengujian hipotesisnya adalah jika p = 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII MTs. Darul Muttaqin setelah diterapkan metode pembelajaran Kooperatif tipe Think Phair Share (TPS) dalam pembelajaran matematika dimana nilai gainnya 0,30.

1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Phair Share (TPS) dirumuskan dengan hipotesis kerja atau statistik digunakan uji t one sample test. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika p = 0,05 berarti ditolak dan diterima.

Artinya terjadi ketuntasan belajar matematika siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tpe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran matematika dimana nilai rata-rata KKM lebih dari 69,9.

2. Hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) secara klasikal dihitung dengan menggunakan uji proporsi yaitu membandingkan nilai Zhitung dan Ztabel. Untuk uji proporsi dengan menggunakan taraf signifikan 5%. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika Zhitung > Ztabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima artinya ketuntasan hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria yaitu >79,9%.

3. Peningkatan hasil belajar yang dirumuskan dengan hipotesis kerja atau statistik digunakan uji t one sample test dengan sebelumnya menghitung normalized gain pada data pretest dan data posttest. Normalized gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tpe Think Pair Share (TPS) dalam

pembelajaran matematika pada siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin. Kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika p = 0,05 berarti ditolak dan diterima. Artinya terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran matematika dimana nilai lainnya lebih dari 0,29.

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis deskriptif menunjukkan deskripsi tentang karakteristik distribusi skor hasil belajar matematika siswa pada materi Operasi Bentuk Aljabar, sekaligus jawaban atas masalah yang dirumuskan dalam penelitian, yang meliputi (1) hasil belajar matematika, (2) aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, (3) respons siswa tehadap pembelajaran matematika.

a. Hasil Belajar 1) Hasil Analisis Pretes

Dari hasil analisis deskriptif sebagaimana yang terlampir pada lampiran D, maka statistik skor hasil belajar siswa pada Kelas VIII MTs Darul Muttaqin sebelum dilaksanakan perlakuan (Pretest) pokok bahasan Operasi Bentuk Aljabar disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Deskripsi Pretest Skor Hasil Belajar Matematika

Statistik Nilai Statistik

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika pada pokok bahasan Operasi bentuk Aljabar sebelum dilakukan perlakuan (Pretest) adalah 30,39 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 55 dan skor terendah 15, dengan standar deviasi sebesar 11,53 yang berarti bahwa skor hasil belajar matematika siswa pada Pretest MTs Darul Muttaqin tersebar dari skor terendah 15 sampai skor tertinggi 55.

Jika skor tes hasil belajar matematika siswa sebelum perlakuan (Pretest) dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pretest

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Pretest umumnya memiliki tingkat hasil belajar matematika dalam kategori sangat rendah yaitu 35 siswa dengan persentase 97% dan kategori rendah sebanyak 1 siswa dengan persentase 3% dan tidak terdapat siswa pada kategori Sedang, Tinggi dan Sangat Tinggi yaitu 0%.

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar matematika siswa sebelum perlakuan (Pretest) dapat dilihat pada Tabel 4.3.

41 Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs

DARULMUTTAQIN Pada Pretest

Kategorisasi Frekuensi Persentase (%)

Berdasarkan Tabel 4.3 sebelum perlakuan (Pretest) dapat digambarkan bahwa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 0 orang dari jumlah keseluruhan 36 orang dengan persentase 0%, sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 36 orang dari jumlah keseluruhan 36 siswa dengan persentase 100%.

2) Hasil Analisi Posttes

Statistik skor hasil belajar siswa pada Kelas VIII MTs Darul Muttaqin setelah dilaksanakan perlakuan (Posttest) pokok bahasan Operasi Bentuk Aljabar disajikan Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Deskripsi Skor Hasil Belajar Matematika Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS).

Statistik Nilai Statistik Skor tertinggi yang diperoleh setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 100 sedangkan skor terendah adalah 65, skor rata-rata yang diperoleh adalah 80,89 dengan standar deviasi 8,46.

Hasil pengolahan data Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 21 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.

Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan Model Pembelajarn Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Posttest Posttest untuk kategori rendah terdapat 2 siswa atau 6%, untuk kategori sedang terdapat 12 siswa atau 33%, untuk kategori tinggi terdapat 15 siswa atau 42%, dan untuk kategori sangat tinggi terdapat 7 siswa atau 19%.

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar matematika siswa setelah perlakuan (Posttest) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs DARULMUTTAQIN Pada Posttest Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Kategorisasi Frekuensi Persentase (%)

43 Berdasarkan Tabel 4.6 setelah perlakuan (Posttest) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat digambarkan bahwa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 34 orang dari jumlah keseluruhan 36 orang dengan persentase 94%, sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 2 orang dari jumlah keseluruhan 36 siswa dengan persentase 6%.

Dari pembahasan di atas, apabila disajikan dalam tabel akan terlihat jelas perbedaaan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan perlakuan (Pretest) dan setelah dilaksanakan perlakuan (Posttest), yang ditunjukkan Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siswa Preetest dan Posttest.

Statistik Nilai Statistik

Pretes Posttest

Ukuran sampel 36 36

Nilai terendah 15 65

Nilai tertinggi 55 100

Nilai rata-rata 30,39 80,89

Standar deviasi 11,53 8,46

Dari Tabel 4.7 di atas digambarkan bahwa skor rata-rata siswa setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (Posttest) lebih tinggi yaitu 80,89 dengan standar deviasi 8,46 dibanding dengan sebelum dilaksanakan perlakuan (Pretest) yaitu 30,39 dengan standar deviasi 11,53.

3) Peningkatan hasil belajar siswa

Data pretest dan postest siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin setelah diterapkan

model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika. Hasil pengolaan data yang telah dilakukan (lampiran D) menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 0,73.

Untuk melihat persentase peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Nilai Gain Kategori Frekuensi Persentase (%)

g 0,70 Tinggi 22 61

0,30 g 0,70 Sedang 14 39

g 0,30 Rendah 0 0

Jumlah 33 100

Sumber : Lampiran D Hasil pengamatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) diuji dengan menggunakan rumus Normalized Gain yaitu.

yang hasilnya dapat dilihat Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa ada 22 atau 61% siswa yang nilai gainnya 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori tinggi dan 14 atau 39% siswa yang nilai gainnya berada pada interval 0,30 g 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori sedang. Dari tabel 4.9 juga dapat diketahui bahwa

45 tidak ada siswa yang nilai gainnya 0,30 atau peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah. Jika rata-rata gain ternormalisasi siswa sebesar 0,73 dikonversi kedalam 3 kategori di atas, maka rata-rata gain ternormalisasi siswa berada pada interval g 0,70. Itu artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin setelah diterapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) umumnya berada pada kategori tinggi.

b. Keterlaksanaan Pembelajaran

Data tentang keterlaksanaan pembelajaran model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) diambil dari hasil pengamatan observer terhadap peneliti selama empat kali pertemuan dan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.9 Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

ASPEK

informasi/materi

47

Sumber : Lampiran D.

Keterangan: Kurang Baik = 1 Baik = 3 Cukup Baik = 2 Sangat Baik = 4

Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan pembelajaran digunakan analisis rata-rata. Artinya tingkat keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan cara menjumlah nilai tiap aspek kemudian membaginya dengan banyak aspek yang dinilai.Adapun pengkategorian keterlaksanaan pembelajaran digunakan kategori pada tabel 4.10.

Rata-rata Skor 3,73 Sangat Baik

Tabel 4.10 Kategori Aspek Keterlaksanaan Pembelajaran pengamatan tersebut tampak bahwa semua aspek dapat terlaksana dan berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata skor 3,73.

c. Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin di dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) selama 4 kali (disajikan secara lengkap pada lampiran D), selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

No Komponen yang diamati Pertemuan Rata-rata

2 Siswa yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti

15 25 20 23 20,75 58

3 Siswa yang mengerjakan LKS sebelum dipasangkan (Think)

36 34 36 36 35,50 99

49 4 Siswa yang mendiskusikan

LKS bersama dengan

6 Melakukan aktivitas lain di luar kegiatan

8 Siswa yang mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR)

36 34 36 36 35,50 99

Rata-rata persentase (%) keseluruhan 78

Sumber : lampiran D Berdasarkan tabel 4.11 di atas kita dapat gambaran 8 komponen yang diamati yaitu sebagai berikut:

1) Banyaknya siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung dari pertemuan 1 yaitu sebanyak 36 siswa, pada pertemuan 2 sebanyak 34 siswa, dan pertemuan 3 sampai 4 adalah tetap yaitu sebanyak 36 siswa, dengan persentase 99% dari total semua siswa Kelas VIII MTs Darul Muttaqin

2) Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru yaitu 58%.

3) Siswa yang mengerjakan LKS sebelum dipasangkan (Think) yaitu pada pertemuan 1 sebanyak 36 siswa dan 34 pada pertemuan 2 kemudian 36 pada pertemuan 3 dan 36 pada pertemuan 4 dengan persentase 99%.

4) Siswa yang mendiskusikan LKS dengan pasangannya pada pertemuan 1 dan 2 sama yaitu sebanyak 32 dan 34 pada pertmuan 3 dan 33 pada pertemuan 4 dengan persentase 90%.

5) Siswa yang aktif dalam kelompok (pasangannya) serta aktif dalam mempersentasekan jawabannya (Share) mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan 1 sebanyak 23 siswa dan 27 pada pertemuan 2 kemudian 28 pada pertemuan 3 dan 29 pada pertemuan 4 dengan persentase 70,13%.

6) Siswa yang melakukan aktivitas lain pada tiap pertemuan adalah 2,50 dengan persentase 7%.

7) Siswa yang membuat rangkuman materi yang telah diajarkan pada setiap pertemuan adalah 97%.

8) Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mulai dari pertemuan 1 sampai 4 adalah 99%

Dari 8 komponen aktivitas siswa yang diamati selama 4 kali pertemuan diperoleh rata-rata persentase sebesar 78%. Ini menandakan bahwa 78% dari jumlah keseluruhan siswa yang hadir terlibat aktif dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

d. Respon Siswa

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data respon siswa adalah angket respon siswa terhadap pembelajaran diukur dengan pemberian angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dengan ketentuan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 75% siswa yang memberi respon positif terhadap pembelajaran yang diisi oleh 36 orang siswa yang dinyatakan dalam tabel 4.12

51 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Respons Siswa Terhadap

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) No Aspek yang direspons Frekuensi

respons siswa

Presentasi (%) respons siswa

Ya Tidak Ya Tidak

1. Apakah kamu suka belajar Matematika?

36 0 100 0

2. Apakah kamu senang belajar matematika secara berkelompok?

34 2 94 6

3. Apakah kamu merasa terbantu dengan adanya LKS?

36 0 100 0

4. Apakah dengan menggunakan model kooperatif pembelajaran matematika mudah anda pahami?

34 2 94 6

5. Apakah percaya diri anda meningkat dalam mengeluarkan ide/pendapat dalam diskusi?

35 1 97 3

6. Apakah anda senang jika dipanggil oleh guru untuk mempresentasikan jawaban kelompok?

30 6 83 17

7. Apakah kamu senang dengan diberikannya pembelajaran kooperati tipe Think Pair Share?

34 2 94 6

8. Setujukah kamu jika pada pembelajaran berikutnya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share?

34 2 94 6

Rata-rata persentase untuk semua aspek 95 5

Sumber : lampiran D Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa hasil analisis data respon siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi pola bilangan, barisan dan deret menunjukkan bahwa:

1) Banyaknya siswa yang senang belajar matematika adalah 36 atau sebesar 100%.

2) Banyaknya siswa yang senang dengan belajar matematika secara berkelompok adalah 34 atau sebesar 94%.

3) Banyaknya siswa yang merasa terbantu dengan adanya LKS adalah 36 atau sebesar 100%.

4) Banyaknya siswa yang mudah memahami pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

4) Banyaknya siswa yang mudah memahami pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)