Pembelajaran Berbasis Aktivitas dalam Pembelajaran IPA
B. SCIENTIFIC APPROACH (PENDEKATAN ILMIAH)
Pembelajaran IPA dilaksanakan melalui pendekatan ilmiah (VFLHQWL¿F
approach +DO LQL GLODNVDQDNDQ GHQJDQ PHUXMXN SDGD VXDWX WHRUL EDKZD
pembelajaran merupakan sebuah proses ilmiah. Menurut Permen Dikbud RI No 103 tahun 2014 pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian
PHPEXNWLNDQEDKZDSDGDSHPEHODMDUDQWUDGLVLRQDOUHWHQVLLQIRUPDVLGDUL
guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah tersebut telah tertuang pada KI dan KD. Dengan demikian, melalui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini dapat diharapkan membentuk generasi muda yang cerdas, memiliki life skills
yang baik serta memiliki sikap yang mulia.
Pada proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pemaparan tersebut terangkum pada Gambar 2.1.
Pengetahuan (Tahu apa) Keterampilan (Tahu Bagaimana) Sikap (Tahu Mengapa) Produktif Kreatif Inovatif Afektif
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.1 Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah, terdiri atas lima pengalaman belajar pokok sebagai berikut.
1. Mengamati 2. Menanya
3. Mengumpulkan informasi 4. Mengasosiasi
5. Mengomunikasikan
Secara rinci deskripsi kegiatan dan bentuk hasil belajar pendekatan
VDLQWL¿NGLVDMLNDQSDGD7DEHO
Tabel 2.1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Deskripsi Kegiatan dan Bentuk Hasil Belajar (Lampiran Permendikbud 103 Tahun 2014)
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Mengamati (observing)
mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat
SHUKDWLDQSDGDZDNWXPHQJDPDWL suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, ZDNWXon task) yang digunakan untuk mengamati
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Menanya (questioning) membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya MDZDEEHUGLVNXVL tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, DWDXVHEDJDLNODUL¿NDVL
jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik) Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/ gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui DQJNHWZDZDQFDUD GDQPHPRGL¿NDVL menambahi/mengem-bangkan
jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan
instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Langkah
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Menalar/ Mengasosiasi (associating) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/ konsep/teori, menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/ teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/ penda-pat yang berbeda dari berbagai jenis sumber. Mengomunikasikan
(communicating)
menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau JUD¿NPHQ\XVXQ laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) GDODPEHQWXNWXOLVDQJUD¿V media elektronik, multi media dan lain-lain
*) Dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Berikut ini adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) yang diuraikan dalam Tabel 2.1, yang diambil dari Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.
1. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
2. Menanya
Selama kegiatan mengamati dan dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru (masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan) sampai ke tingkat dimana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Kegiatan bertanya dilatihkan untuk mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi yang dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
4. Menalar
Pada tahap menalar, peserta didik mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan berdasarkan data yang diperoleh kegiatan sebelumnya. Peserta didik diajak berpikir kompleks untuk mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, lebih dari dua fakta/ konsep/teori, menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat.
5. Mengomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut dikemukakan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.