• Tidak ada hasil yang ditemukan

SDM Dikti yang Meningkat Kompetensinya

Dalam dokumen LAKIP Ditjen SDID 2015 6 Sept 2016 (Halaman 68-95)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Analisis Capaian Sasaran.................................. Error! Bookmark not defined

3.1.2. SDM Dikti yang Meningkat Kompetensinya

Indikator Kinerja Sasaran Program Jumlah SDM Dikti yang Meningkat Kompetensinya dijalankan oleh Direktorat Karier dan Kompetensi Sumberdaya Manusia serta Sekretariat Direktorat Jenderal SDID. Yang dimaksud dengan SDM Dikti adalah pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi. Target dan capaian kegiatan indiberikan dalam Tabel 13.

58 Tabel 13. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 3

Sasaran

Program Indikator Kinerja dan Kegiatan

Target Kinerja Capaian Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumberdaya Iptek dan Dikti

IKP 3 Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya

2.000 Orang 2.058 102,9%

1. Pelatihan Teknis Fungsional

Tenaga Kependidikan 1.000 Orang 1.069 106,9% 2. Pendidikan Karakter 200 Orang 200 100,0% 3. Program Sandwich 81 Orang 81 94,9% 4. Pelatihan Bahasa Asing 253 Orang 253 88,0% 5. Program SAME 50 Orang 44 100,0% 6. Program Lesson Study 40 Orang 40 100,0% 7. Program Magang 99 Orang 94 100,0% 8. Program Mobilisasi Dosen 48 Orang 48 100,0% 9. Talenscouting 229 Orang 229 100,0%

Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, capaian IKP 3 diberikan dalam Tabel 14.

Tabel 14. Perbandingan Capaian IKP 3 (2011 – 2015)

IKP 2011 2012 2013 2014 2015 Satuan

IKP 3

Jumlah SDM Dikti yang meningkat

kompetensinya 524 1,472 1,461 1,521 2,058 Orang 1. Pelatihan Teknis Fungsional Tenaga

Kependidikan - 1,000 1,000 1,000 1,069 Orang 2. Pendidikan Karakter - - - 200 200 Orang 3. Program Sandwich 301 248 158 80 81 Orang 4. Pelatihan Bahasa Asing - - 127 65 253 Orang 5. Program SAME 148 74 82 33 44 Orang 6. Program Lesson Study - - 19 41 40 Orang 7. Program Magang 75 150 75 102 94 Orang 8. Program Mobilisasi Dosen - - - - 48 Orang 9. Talenscouting - - - - 229 Orang

Dalam Tabel 17 terlihat bahwa jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya berfluktuasi. Namun secara kumulatif jumlah tersebut meningkat setiap tahun.

Pada tahun 2015 ditargetkan terdapat 2.000 orang SDM Dikti yang meningkat kompetensinya. Pada pelaksanaannya, terdapat 2.058 orang SDM Dikti yang meningkat kompetensinya. Sasaran program ini dicapai melalui pelaksanaan 9 (sembilan) kegiatan yaitu

59

tenaga kependidikan mengikuti pelatihan teknis fungsional tenaga kependidikan; dosen mengikuti pendidikan karakter; dosen mengikuti program sandwich; dosen mengikuti pelatihan bahasa asing di dalam negeri sebelum berangkat studi ke luar negeri; dosen yang mengikuti program SAME (Scheme for Academic Mobility and Exchange); penyelenggaraan program training on lesson study in Japan; dosen mengikuti program magang; program mobilisasi dosen; dan penyelenggaraan Talent Scouting.

3.1.2.1. Pelatihan Teknis Fungsional Tenaga Kependidikan

Pelatihan teknis fungsional tenaga kependidikan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan dan meminimalisasi plagiarism yang terjadi di perguruan tinggi. Pelatihan teknis fungsional tenaga kependidikan yang dilaksakan pada Tahun 2015 meliputi kegiatan pelatihan bagi pranata laboratorium pendidikan dan tenaga pustakawan (manajer dan staf IT), dalam rangka mendukung peningkatan kinerja perguruan tinggi.

Adapun lingkup pelaksanaan pelatihan teknis fungsional tenaga kependidikan meliputi:

 Persiapan pelaksanaan program;

 Kompilasi data karir tenaga kependidikan;

 Pengolahan data tenaga kependidikan;

 Pemilihan peserta pelatihan;

 Pelaksanaan pelatihan;

 Pelaporan kegiatan.

Pada tahun 2015 Ditjen SDID mengadakan pelatihan tenaga kependidikan bidang perpustakaan tingkat manajer dan staf IT perpustakaan bagi 1.000 orang peserta.

Rincian pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:

 Diklat perpustakaan diselenggarakan di 5 kota dengan jumlah peserta 226 orang. Rincian sebagai berikut:

o Bogor (IPB): 22 – 25 April 2015, 36 orang;

o Yogyakarta (UGM), 27 – 30 April 2015, 36 orang; o Bali (Univ Udayana), 6 – 9 Mei 2015, 42 orang;

60

o Surabaya (ITS), 3 – 6 Juni 2015, 76 orang; o Jakarta (UAJ), 10 – 13 Juni 2015, 36 orang

 Diklat fungsional PLP diselenggarakan di 7 kota dengan jumlah peserta 609 orang. Rincian sebagai berikut:

o Depok (UI), 9 – 12 September 2015, 61 orang, tingkat Terampil; o Bali, 16 – 20 September 2015, 56 orang, tingkat Terampil;

o Surabaya, 30 September – 4 Oktober 2015, 96 orang, tingkat Terampil; o Makassar, 7 – 11 Oktober 2015, 105 orang, tingkat Ahli;

o Lampung, 21 – 25 Oktober 2015, 116 orang, tingkat Ahli;

o Medan, 28 Oktober – 1 November 2015, 71 orang, tingkat Terampil ke Ahli; o Yogyakarta, 4 – 8 November 2015, 104 orang, tingkat Terampil ke Ahli. o Kegiatan ini diselingi dengan kunjungan ke Laboratorium perguruan tinggi

setempat. 1. UI/Lab.MIPA; 2.MAKASSAR/Lab. TEKNIK kerjasama dengan JICA Kampus Gowa; 3. LAMPUNG/UNILA Lab.Terpadu; 4. Yogyakarta: UGM/Lab Terpadu. Sangat membantu menumbuhkan rasa cinta terhadap lab, memperluas wawasan, menebalkan komitmen cinta terhadap perguruan tinggi Indonesia.

 Pelatihan kepada Kabag Tendik Kepegawaian Perguruan Tinggi, Kalab dan PLP berupa Sosialisasi Tim PAK PLP diselenggarakan di 2 kota dengan peserta berjumlah 234 orang. Rincian sebagai berikut:

o Bandung, 18 – 19 November 2015, 114 orang (42 PTN); o Yogyakarta, 4 – 5 Desember 2015, 120 orang.

Capaian dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

 Diklat perpustakaan, tercapai 226 orang dari target 226 orang (100%);

 Diklatfung PLP tercapai 609 orang dari target 540 orang (113%);

 Sosialisasi tim PAK PLP tercapai 234 orang dari target 234 orang (100%)

Hasil kelulusan Diklat Fungsional PLP Tingkat Ahli diberikan dalam Gambar 14. Sedangkan hasil kelulusan Diklat Fungsional PLP Tingkat Terampil ke Tingkat Ahli ditunjukkan dalam Gambar 14.

61 Gambar 10. Hasil Kelulusan Diklat Fungsional PLP Tingkat Ahli

Gambar 11. Hasil Kelulusan Diklat Fungsional PLP Tingkat Terampil ke Ahli

Dari grafik diatas, dijelaskan bahwa peserta yang hadir dan mengikuti diklat jabatan fungsional PLP tingkat jenjang karir PLP (berdasarkan Permen PAN-RB nomor 03 Tahun 2010 tentang jabatan fungsional PLP dan angka kreditnya) terdiri atas tingkat jenjang terampil, jenjang tingkat ahli serta tingkat jenjang terampil ke Ahli dengan hasil kelulusan dengan 3 grade /tingkatan yaitu : cukup, memuaskan dan sangat memuaskan. Adapun hasil kululusan dari 613 peserta tersebut, yang lulus sebanyak 606 peserta (98,85%) sedangkan sebanyak 7 peserta yang tidak lulus. Dokumentasi Diklat Fungsional PLP dan Sosialisasi tim PAK PLP ditunjukkan dalam Gambar 16 dan 17.

62 Gambar 12. Salah satu kegiatan pembukaan dan foto bersama kegiatan diklat fungsional

PLP

Gambar 13. Dokumentasi Sosialisasi Tim PAK PLP

Kendala yang ditemui terutama pada Diklat Kepustakaan. Beberapa faktor penyebab adalah masih terbatasnya jumlah repositori institusi yang tampilkan secara online, antara lain:

 Keterbatasan sarana prasarana pendukung, seperti: komputer (server dan workstation), jaringan internet, dan aplikasi;

63  keterbatasan kemampuan SDM pengelola di perpustakaan;

 kurangnya kesadaran dan komitmen pimpinan terhadap fungsi repositori institusi yang berakibat pada rendahnya dukungan terhadap upaya pengelolaannya termasuk penyediaan; anggaran rutin untuk operasionalnya.

Pada Diklatfung PLP tidak ada kendala yang berarti dibandingkan dengan 2 (dua) program diklat lainnya (Diklat Kepustakaan dan Penilaian Angka Kredit PLP).

Pelatihan fungsional tenaga kependidikan bermanfaat untuk peningkatan karier PLP dan menghindari penempatan (rotasi) PLP pada bidang yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Pelatihan ini berdampak pada peningkatan karier dan kesejahteraan PLP; berkurangnya kesenjangan kemampuan antara dosen, mahasiswa, dan PLP; meningkatnya peranan PLP terutama dalam hal pengelolaan laboratorium. Namun hal ini juga memberikan dampak negatif berupa keengganan PLP untuk membantu bidang lain.

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk peningkatan kinerja capaian kegiatan pelatihan teknis tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:

 Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkelanjutan;

 Pelaksanaan kegiatan pelatihan dikelola dengan optimal dengan melibatkan pengambil keputusan di perguruan tinggi masing-masing (PTN dan PTS);

 Pustakawan perlu melakukan studi banding ke perguruan tinggi yg sudah maju pengelolaan perpustakaannya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri;

 Agar lebih efektif, isi materi pelatihan disesuaikan dengan waktu pelaksanaan (pagi-siang diberikan materi utama, malam diberikan materi pendukung, berupa simulasi dan diskusi interaktif)

 Diharapkan setiap perpustakaan dapat membangun portal repositori institusi yang dapat menampilkan karya publikasi ilmiah sivitas akademikanya.

3.1.2.2. Workshop Pengembangan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan amanat yang tersurat dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

64

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejak diluncurkannya program pendidikan karakter oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yang diawali dengan acara sarasehan revitalisasi pembangunan karakter pada awal tahun 2010 dengan melibatkan tokoh masyarakat, agamawan, pengusaha, pendidik, birokrat, motivator dan lainnya, program pendidikan karakter terus bergulir dan mendapat dukungan dari masyarakat luas. Program dan kegiatan pendidikan pada jenjang pra-sekolah, sekolah menengah hingga pendidikan tinggi secara bersama telah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap momentum kegiatan, baik dalam kegiatan intra kurikuler, maupun ekstra kurikuler.

Pendidikan Tinggi sebagai bagian dalam sistem pendidikan nasional, mempunyai tugas yang penting untuk membentuk dan memelihara watak, pribadi, dan karakter peserta didik yang sesuai dengan jatidiri bangsa Indonesia. Tujuan proses pembelajaran di perguruan tinggi, selain untuk membangun pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan teknis dalam bidang ilmu tertentu, juga untuk mengembangkan kepribadian yang kokoh dan membentuk karakter yang kuat untuk menjadi masyarakat yang bermartabat dan memiliki kepercayaan diri tinggi dalam menghadapi persaingan global. Sebagai salah satu bentuk upaya menjaga dan mempertahankan budaya akademik di perguruan tinggi, perlu adanya dokumen tertulis dalam bentuk buku yang dapat memudahkan civitas akademika memahami, menyusun, mengimplementasi program pendidikan karakter pada setiap kegiatan yang dilaksanakannya.

Untuk mendukung program pendidikan karakter yang berkelanjutan di perguruan tinggi, Ditjen SDID menyelenggarakan workshop pengembangan pendidikan karakter. Workshop ini juga merupakan tindak lanjut dari program Presiden Republik Indonesia tentang Nawacita. Output ini juga dijalankan untuk mengatasi banyaknya masalah yang timbul di perguruan tinggi seperti kekerasan fisik dan non fisik, narkoba, plagiarisme, dan sebagainya. Tujuan akhir dari workshop ini adalah dihasilkannya lulusan perguruan tinggi yang berkualitas. Program ini ditujukan kepada para dosen, yang selanjutnya akan mentransformasikan ilmu kepada para mahasiswa.

Kegiatan ini dengan melibatkan para ahli di bidangnya yang secara langsung berinteraksi dengan pada dosen yang mengampu mata kuliah humaniora sehingga dapat memberikan cara dan motivasi kepada mahasiswa untuk berperilaku positif dan optimis dalam menghadapi dunia nyata di masyarakat.

65

Pada tahun 2015 direncanakan pelaksanaan workshop pengembangan pendidikan karakter bagi 200 orang peserta. Pada pelaksanaannya tercapai 200 peserta workshop pengembangan pendidikan karakter yang diselenggarakan di 3 lokasi (capaian fisik 100%). Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan ini.

3.1.2.3. Dosen mengikuti program sandwich-like luar negeri

Untuk mempersiapkan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing internasional melalui pendidikan tinggi, Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas dosen perguruan tinggi. Sampai dengan tahun 2014 peningkatan kualitas dosen dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya melalui penyediaan beasiswa studi lanjut. Dalam upaya menambah wawasan dan memberikan pengalaman internasional, kepada para dosen tetap di lingkungan KemenristekDikti yang sedang melaksanakan program studi S3 pada Pascasarjana penyelenggara BPP-DN, pemerintah Indonesia menyediakan beasiswa program Sandwich-S3 luar negeri melalui pemagangan di berbagai perguruan tinggi/institusi riset luar negeri yang terkemuka. Melalui program ini diharapkan wawasan internasional, khususnya publikasi internasional, para dosen akan tercapai dan kualitas para tenaga dosen tersebut diharapkan semakin meningkat.

Arah tujuan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang mendorong setiap perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk mampu berkontribusi di jenjang internasional, the World Class University (WCU), mengembangkan inovasi dan menerapkan inovasi di sektor industri baik langsung maupun tidak langsung dengan menempatkan dosen sebagai salah satu ujung tombak dalam mengakselerasi pencapaian tujuan tersebut. Arah tersebut tercantum dalam pada Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, bahwa learning outcomes untuk lulusan S3 adalah mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesional melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original dan teruji; mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuian, teknologi dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi dan transdisiplin; dan mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional. Dengan demikian peraturan tersebut secara tegas mengamanatkan

66

bahwa pengakuan internasional adalah sebuah keniscayaan bagi lulusan S3 pada Pascasarjana di dalam negeri.

Salah satu bentuk kontribusi dosen di tingkat internasional adalah melalui publikasi karya ilmiah dalam jurnal yang bertaraf internasional. Guna menghasilkan publikasi tersebut dipandang perlu untuk melakukan penguatan dari program Sandwich-S3 Luar Negeri, dengan tetap menerapkan model pencangkokan/magang ke beberapa pembimbing bertaraf internasional di Luar Negeri. Oleh karena itu agar dapat menjembatani kebutuhan publikasi internasional bagi para mahasiswa S3 pada Pascasarjana penyelenggara BPP-DN, Ditjen SDID memberikan beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) bagi mahasiswa S3. Kuantitas dan kualitas publikasi yang dapat diunggulkan, dari para mahasiswa S3 pada Pascasarjana penyelenggara BPP-DN, dapat menjadi indikator ketercapaian dan implementasi riil dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi maupun Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 20150 tahun 2011 tentang Unggah Karya Ilmiah. Pada akhirnya publikasi karya ilmiah seperti yang diatur dalam Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 152 tahun 2012 benar-benar dapat mendukung penataan program Doktor seperti yang ditegaskan dalam Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 1483 Tahun 2012.

Disamping itu PermenPAN-RB Nomor 17 tahun 2013 telah menegaskan bahwa publikasi ilmiah di jenjang nasional maupun internasional harus menjadi suatu kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kegiatan tridarma perguruan tinggi. Khususnya berdasarkan ayat (3) dan ayat (4), pada pasal 26 secara tegas mengkondisikan atmosfer akademik bahwa kebutuhan publikasi menjadi prioritas bagi dosen di lingkungan Ditjen SDID. Disamping itu dosen yang masih berijazah Master (S2) wajib meningkatkan kemampuan akademiknya sampai memperoleh ijazah Doktor (S3) agar dapat mencapai jenjang kepangkatan Lektor Kepala. Sedangkan untuk mencapai jabatan akademik profesor, seorang dosen harus sudah berijazah Doktor dan memiliki publikasi pada jurnal internasional yang bereputasi. Dengan demikian, bagi dosen yang sedang studi S3 pada program pascasarjana penyelenggara BPP-DN perlu memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk sekurang-kurangnya bisa memenuhi tuntutan publikasi seperti tercantum dalam PermenPAN-RB Nomor 17 tahun 2013.

67

Adapun lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Program ini diperuntukkan bagi mahasiswa pascasarjana yang masih aktif menempuh studi S3 pada pascasarjana penyelenggara BPP-DN;

2. Melalui kesepakatan antara Perguruan Tinggi Indonesia dengan Perguruan Tinggi/Institusi Riset Luar Negeri, disepakati bahwa sebagian kegiatan pendidikannya dilakukan di Perguruan Tinggi/Institusi Riset mitra di Luar Negeri;

3. Melalui kesepakatan antara Ditjen SDID dengan Perguruan Tinggi/Institusi Riset Luar Negeri, disepakati bahwa sebagian kegiatan pendidikannya dilakukan di Perguruan Tinggi/Institusi Riset mutra di luar negeri;

4. Kegiatan yang dilakukan di Perguruan Tinggi/Institusi Riset Luar Negeri yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang terkait langsung dengan topic Disertasi S3 dan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:

o Melakukan penulisan paper/artikel dengan mitra di luar negeri untuk tujuan publikasi internasional pada jurnal internasional yang bereputasi;

o Melakukan penyempurnaan maupun penguatan karya seni atau kriya, dan/atau yang sejenis untuk tujuan memperoleh pengakuan internasional sesuai dengan aturan ilmiah yang berlaku untuk bidang seni dan sastra;

o Melakukan penelitian lanjutan (analisis laboratorium) yang tidak memungkinkan dilaksanakan di Indonesia

5. Dalam hal berkegiatan seperti yang dimaksud pada butir (4) wajib mengacu pada pola pembiayaan yang diberlakukan oleh Ditjen SDID;

6. Beasiswa PKPI/Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (dahulu Sandwich-like)

adalah program non gelar, sehingga penerima beasiswa tidak wajib memperoleh ijazah atau sertifikat dari Perguruan Tinggi/Institusi Riset Luar Negeri. Ijazah S3 tetap diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dalam negeri tempat yang bersangkutan harus menyelesaikan studi S3 program pascasarjananya. Lebih diprioritaskan kegiatan yang bukan untuk menempuh suatu perkuliahan dan/atau suatu pelatihan resmi di Perguruan Tinggi/Institusi Riset luar negeri;

7. Menyelesaikan kegiatan PKPI di Perguruan Tinggi/Institusi Riset mitra di Luar Negeri sesuai dengan rentang waktu kegiatan yang sudah disetujui oleh Ditjen SDID, serta secara terutlis wajib membuat laporan akhir kegiatan dengan melampirkan artikel (manuskrip) yang dihasilkan selama berkegiatan PKPI di luar negeri.

68

Program sandwich-like luar negeri ditargetkan untuk diberikan kepada 100 orang. Pada pelaksanaannya di tahun 2015 beasiswa diberikan bagi 81 orang. Sehingga capaian fisik dari output ini adalah 81%. Adapun kendala dalam pelaksanaan program ini adalah

Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, alokasi program sandwich-like luar negeri ditunjukkan dalam Tabel 13. Terlihat bahwa jumlah penerima beasiswa sandwich-like

terus menurun setiap tahun. Hal tersebut terutama disebabkan oleh kemampuan penguasaan Bahasa Inggris calon peserta yang kurang baik dan ketersediaan LoA.

Table 13 Dosen Mengikuti Program Sandwich-like Luar Negeri (2011-2015)

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah

Penerima 301 248 158 80 81

3.1.2.4. Penyelenggaraan Pelatihan Bahasa Asing

Dalam rangka meningkatkan kualifikasi sumberdaya manusia, khususnya peningkatan kemampuan berbahasa asing di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ditjen SDID melalui Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia menyelenggarakan Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris bagi dosen tetap dan tenaga kependidikan tetap di lingkungan Kemenristekdikti dan Kopertis.

Adapun strategi pelaksanaan program tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan dijalankan selama 3 (tiga) bulan;

2. Tempat atau lokasi pelatihan sesuai dengan ketetapan Ditjen SDID;

3. Selama pelatihan, biaya hidup dan pelatihan ditanggung oleh Ditjen SDID melalui pusat Bahasa yang ditunjuk oleh Ditjen SDID;

Pada tahun 2015 ditargetkan penyelenggaraan pelatihan Bahasa asing bagi 253 dosen. Namun pada pelaksanaannya output ini dapat terealisasi bagi 253 orang (100%). Perkembangan pelaksanaan kegiatan ini selama 3 tahun terakhir diberikan dalam Tabel 14.

69 Table 14 Jumlah Peserta Pelatihan Bahasa Asing

Tahun 2013 2014 2015

Jumlah 127 65 253

Kendala pelaksanaan Pelatihan Bahasa Asing adalah:

 Sosialisasi pelaksanaan kegiatan belum optimal;

 Rendahnya jumlah pendaftar calon peserta pelatihan;

 Periode pendaftaran yang singkat akibat re-organisasi Kemenristekdikti;

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk pelaksanaan kegiatan ini pada tahun selanjutnya adalah:

 Penyiapan agenda/penjadwalan pelatihan tahunan;

 Periode pendaftaran yang lebih panjang;

3.1.2.5. Dosen yang mengikuti beasiswa program SAME

Dosen merupakan sumberdaya manusia perguruan tinggi yang memiliki peran yang sangat sentral dan strategis dalam seluruh aktivitas di perguruan tinggi sebagaimana terkandung dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Permen Nomor 42 tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen. Kualitas dosen akan sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas suatu perguruan tinggi, dan pada gilirannya menentukan pula tinggi rendahnya kualitas generasi bangsa di masa yang akan datang. Hal tersebut sesua dengan PermenPAN-RB Nomor 17 tahun 2013, khususnya pasal 26 yang menegaskan bahwa profesor wajib memiliki karya ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi, serta kenaikan jabatan akademik dosen dari Lektor Kepala ke Profesor dapat dilakukan apabila dosen yang bersangkutan memiliki karya ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi dan memenuhi persyaratan lainnya.

Untuk itu mulai Tahun Anggaran 2009, Ditjen Pendidikan Tinggi cq Dit.Tendik telah memberikan beasiswa untuk melaksanakan Program Program Academic Recharging (PAR) bagi dosen yang telah berpendidikan S3 dan atau guru besar, para pengelola Program Pascasarjana, dan pada Koordinator Kopertis. Program ini didasari pemikiran bahwa para profesor dan dosen bergelar Doktor yang sudah lama melakukan tugas-tugas rutinnya, perlu diberi kesempatan untuk menggairahkan kembali (recharging) keterampilan akademik dan

70

motivasinya melalui pengiriman singkat ke berbagai perguruan tinggi maju di luar negeri. Sedangkan para pengelola Pascasarjana perguruan tinggi di Indonesia difasilitasi untuk meningkatkan pengelolaan program-program unggulannya, benchmarking, dan mengembangkan kemitraan (networking) yang mengedepankan asas kesetaraan.

Mulai tahun 2012, PAR dimodifikasi menjadi program SAME (Scheme for Academic Mobility and Exchange). Program ini memiliki nilai tambah lebih dibanding PAR, juga dimaksudkan untuk memfasilitasi dosen untuk mengembangkan penelitian yang telah dimulai pada saat mengambil Doktor, memperbaharui bahan ajar dan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan terbaru di dunia pendidikan internasional, membimbing mahasiswa S3 (PhD joint supervision) terhadap dosen Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di luar negeri dalam kerjasama double degree, pemantapan dan peningkatan jejaring kerjasama

double degree Master dan Doktor, melakukan joint research dan penulisan karya ilmiah bersama. Program SAME juga dikembangkan agar bisa mendapatngkan Profesor/Dosen Peneliti Tamu dari PT/Institut Riset Luar Negeri untuk bekerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengajaran di Perguruan Tinggi di Indonesia.

Program SAME membutuhkan keterlibatan penuh dari pimpinan perguruan tinggi di lingkungan Kemenristekdikti dalam perancangan program, penyeleksian dosen calon peserta program, penetapan target capaian dan output dari masing-masing peserta, penyelenggaraan program, serta bertanggung jawab atas capaian kinerja dari kegiatan Program SAME ini. Pimpinan Perguruan Tinggi diminta untuk membuat proposal kegiatan pemanfaatan Program SAME bagi institusinya.

Sasaran dari pelaksanaan program ini antara lain:

a. Dosen senior yang telah mengemban tugas structural baik di lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan maupun yang ditempatkan di lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.

b. Dosen yang telah mengambil/meraih S3/doktor baik PT dalam negeri maupun luar negeri kurang lebih telah 3 tahun.

c. Dosen yang akan menulis karya ilmiah dan melakukan penelitian dengan PT luar negeri

Dari target 50 orang peserta program SAME, pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 44 orang (88%), dengan rincian 30 orang mengikuti SAME Reguler (termasuk 1 orang Dosen Tamu),

71

1 orang SAME Fullbright Aminef, dan 13 orang mengikuti SAME BIPA. Perkembangan jumlah peserta program PAR/SAME diberikan dalam Gambar 10.

Gambar 14. Perkembangan Jumlah Peserta PAR/SAME (2011-2014)

Kendala Pelaksanaan SAME Reguler dan SAME Fullbright Aminef a. Peserta belum mencerminkan road map pengembangan SDM di PT b. Peserta kurang memahami filosofi konsep SAME secara utuh.

c. Peserta program SAME belum mencerminkan kemitraan institusi, karena MOU masih dalam tahap perencanaan (inisiasi).

d. Masih banyak peserta yang berasal satu program studi dari PT-DN dan tujuan PT-LN yang sama.

e. Key indicator performance tidak tercapai karena ada peserta yang masih melakukan kegiatan secara berkelompok (tujuan, kegiatan adalah sama).

f. Banyak peserta yang berasal dari mempunyai jabatan struktural dari PT atau sebagai kepala urusan internasional dari PT tersebut.

g. Program mendatangkan Profesor dari LN sulit terlaksana karena belum ada panduan yang rinci dalam program SAME.

h. Banyak peserta komunikasi dalam bahasa Inggris kurang bagus.

i. Hasil seminar pencapaian tahun 2015 terlihat bahwa pencapaian publikasi jurnal masih

Dalam dokumen LAKIP Ditjen SDID 2015 6 Sept 2016 (Halaman 68-95)

Dokumen terkait