• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP Ditjen SDID 2015 6 Sept 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP Ditjen SDID 2015 6 Sept 2016"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

DIREKTORAT JENDERAL

SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Tahun Anggaran 2015

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN

PENDIDIKAN TINGGI

(2)

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pada prinsipnya seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti merupakan amanah dan upaya pencapaian tujuan strategis, yang rercantum pada dokumen Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yaitu “Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumberdaya Iptek dan Dikti”.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti (SDID) tahun 2015 merupakan wujud pertanggungjawaban Direktorat Jenderal SDID sebagai institusi pemerintah terhadap publik dan para pemangku kepentingan. Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, penyusunan LAKIP ini mengacu pada tujuan dan sasaran strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yang dicapai melalui program dan kegiatan yang tertuang dalam DIPA tahun anggaran 2015 Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti.

Direktorat Jenderal SDID sebagai bagian dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, sesuai tugas pokok dan fungsinya terus berupaya untuk menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya pendidikan tinggi serta perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi

Pada tahun 2015, isu pokok pada tingkat Direktorat Jenderal SDID adalah pelaksanaan program peningkatan kualitas sumberdaya Iptek dan Dikti dalam rangka mencapai Sasaran Program Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumberdaya Iptek dan Dikti.

(3)

ii

Dosen dan Tenaga Kependidikan Bermutu”. DIPA Diktendik digunakan pada periode Januari – April 2015, DIPA Kemristek-Dikti digunakan pada periode Mei – Desember 2015. Adapun Output yang dijalankan dengan menggunakan DIPA Diktendik dan Kemristek-Dikti adalah:

1. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penerima Beasiswa; 2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penerima Tunjangan;

3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Mengikuti Pendidikan Non Gelar; 4. Pendidik dan Calon Pendidik Mengikuti Pendidikan Profesi;

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Peserta Kompetisi Akademik dan Non Akademik;

6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 7. Dokumen Perencanaan dan Penganggaran; dan 8. Layanan Perkantoran.

Sementara itu, DIPA Ristek sebesar Rp 263.848.166.000 digunakan untuk mencapai sasaran “Peningkatan Sarana dan Prasarana Iptek” serta “Peningkatan Sumber Daya Iptek” pada periode Januari – Desember 2015. Output yang dijalankan menggunakan DIPA Ristek adalah:

1. Rekomendasi Kebijakan Program Peningkatan Sarpras Litbang Industri Perguruan Tinggi;

2. Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Sumber Daya Iptek; 3. Rekomendasi Kebijakan Peningkatan SDM Iptek;

4. Karyasiswa S2 dan S3;

5. Karyasiswa Riset Pro S2 dan S3; dan 6. Rekomendasi Kebijakan.

(4)

iii Gambar 1. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) tahun 2015

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Sesuai siklus kegiatan tahun anggaran 2015, Direktorat Jenderal SDID telah melaksanakan program dan kegiatan serta sekaligus melakukan serangkaian evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan dimaksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kendala dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Evaluasi ini juga sekaligus merupakan bentuk pertanggungjawaban dan bagian dari akuntabilitas Direktorat Jenderal SDID, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini meliputi seluruh pelaksanaan program dan kegiatan yang tertuang dalam DIPA Direktorat Jenderal SDID tahun 2015 dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya selama tahun anggaran 2015.

Kepada seluruh staf Direktorat Jenderal SDID yang terlibat dalam penyusunan laporan ini disampaikan ucapan terima kasih atas bantuan tenaga dan pikiran sehingga laporan dapat diterbitkan sesuai dengan rencana. Semoga laporan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi serta acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan program di masa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal,

Ali Ghufron Mukti

(6)

v

1.1. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ... 1

1.2. Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ... 4

1.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ... 5

1.2.2. Direktorat Karier dan Kompetensi Sumberdaya Manusia ... 10

1.2.3. Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia ... 15

1.2.4. Direktorat Sarana dan Prasarana... 20

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 25

2.1. Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ... 25

2.1.1. Visi dan Misi ... 25

2.1.2. Tujuan dan Sasaran ... 26

2.1.3. Kebijakan dan Program ... 28

2.2. Rencana Kerja Tahunan... 30

2.3. Perjanjian Kinerja ... 33

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 39

3.1. Analisis Capaian Sasaran... Error! Bookmark not defined. 3.1.1. Dosen Berkualifikasi Minimal S2 dan Dosen Berkualifikasi S3 ... 44

3.1.2. SDM Dikti yang Meningkat Kompetensinya ... 57

3.1.3. Pendidik Mengikuti Sertifikasi Dosen ... 84

3.1.4. SDM Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor ... 89

3.1.5. SDM Litbang yang Meningkat Kompetensinya ... 102

3.1.6. Revitalisasi Sarpras Lemlitbang dan PTN ... 103

(7)

vi

3.2.1. Satker Diktendik ... 123

3.2.2. Satker Ristek ... 124

BAB IV. PENUTUP ... 126

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) Ditjen Sumberdaya Iptek dan

Dikti ... 29

Tabel 2. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal SDID 2015 ... 30

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Eselon 1 dengan Menteri ... 34

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Eselon II: Sekretariat Ditjen Sumberdaya Iptek dan Dikti ... 35

Tabel 5. Perjanjian Kinerja Eselon II: Direktorat Karier dan Kompetensi Sumberdaya Manusia ... 36

Tabel 6. Perjanjian Kinerja Eselon II: Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia 37 Tabel 7. Perjanjian Kinerja Eselon II: Direktorat Sarana dan Prasarana ... 38

Tabel 8. Target dan capaian Indikator Kinerja ... 42

Tabel 9. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 1 dan 2 ... 44

Tabel 10. Jumlah Dosen di beberapa Negara Asia ... 45

Tabel 11. Beasiswa S2/S3 Luar Negeri (2011-2015) ... 47

Tabel 12. Perkembangan Peserta PMDSU ... 56

Tabel 13. Dosen Mengikuti Program Sandwich-like Luar Negeri (2011-2015) ... 68

Tabel 14. Jumlah Peserta Pelatihan Bahasa Asing ... 69

Tabel 15. Output Peserta Lesson Study tahun 2013-2015 ... 74

Tabel 16. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 3 ... 58

Tabel 17. Perbandingan Capaian IKP 3 (2011 – 2015) ... 58

Tabel 18. Data Peserta SM-3T Tahun 2011-2015 ... Tabel 19. Peserta dan Lulusan PPG Pasca SM3T ... Tabel 20. LPTK Penyelenggaran PPGT ... Tabel 21. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 4 ... 85

Tabel 22. Perbandingan Capaian IKP 4 (2011 – 2015) ... 85

Tabel 23. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 5 ... 90

Tabel 24. Pelaksanaan Program Karyasiswa S2 dan S3 ... 94

Tabel 25. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 6 ... 103

Tabel 26. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 7 ... 104

(9)

viii Tabel 28. Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan

Dikti – Satker Diktendik ... 123

Tabel 29. Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti – Satker Diktendik... 124

Tabel 30. Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti – Laporan Satker Ristek (Januari – Desember 2015) ... 124

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) tahun 2015 ... iii

Gambar 2. Realisasi Anggaran per 28 Desember 2015 ... iii

Gambar 3. Struktur Organisasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ... 3

Gambar 4. Struktur Organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ... 5

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Karir dan Kompetensi Sumberdaya Manusia ... 10

Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia ... 15

Gambar 7. Struktur Organisasi Direkorat Sarana dan Prasarana ... 20

Gambar 8. Dokumentasi Kegiatan Beasiswa Luar Negeri ... 48

Gambar 9. Pelaksanaan kegiatan Talk Show “Indonesia Mencari Doktor” ... 56

Gambar 10.Perkembangan Jumlah Peserta PAR/SAME (2011-2014) ... 71

Gambar 11.Dokumentasi Pelaksanaan Program SAME ... 73

Gambar 12.Jumlah Peserta Magang (2011 – 2015) ... 78

Gambar 13.Dokumentasi Pelaksanaan Program Magang ... 78

Gambar 14.Hasil Kelulusan Diklat Fungsional PLP Tingkat Ahli ... 61

Gambar 15.Hasil Kelulusan Diklat Fungsional PLP Tingkat Terampil ke Ahli ... 61

Gambar 16.Salah satu kegiatan pembukaan dan foto bersama kegiatan diklat fungsional PLP ... 62

Gambar 17.Dokumentasi Sosialisasi Tim PAK PLP ... 62

Gambar 18.Alur Seleksi Program SM-3T ... Gambar 19.Peserta SM-3T sedang mengajar siswa di Sumba Timur NTT. Mereka bukan sekedar guru, tetapi sebagai penyayang ... Gambar 20.Peserta SM-3T sedang mengajar siswa di Lanny Jaya, Papua. Kreatif dan inovatif dalam metode pembelajaran. ... Gambar 21.Dokumentasi Kegiatan Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi ... Gambar 22.Foto Karyasiswa Baru Angkatan 2015 ... 95

(11)

x

Penandatangan Surat Perjanjian Tugas Belajar ... 95

Gambar 24.FGD Pra Mid Term Review Di Bogor ... 99

Gambar 25.Proses seleksi wawancara dengan CKS di ruang rapat Kemenristek ... 100

Gambar 26.Proses seleksi TPA & TOEFL di Bappenas ... 100

Gambar 27.FGD Human Capital Development Plan Di Bogor ... 101

Gambar 28.Rapat koordinasi di Jakarta... 101

Gambar 29.Komposisi PTN Berdasarkan Bentuk dan Wilayah ... 115

Gambar 30.Prosentase PTN Penerima Alokasi Sarpras 2015 ... 115

Gambar 31.PTN yang tidak mendapatkan alokasi Sarpras Tahun 2015 ... 116

Gambar 32.Rekapitulasi Alokasi APBN Sarpras 2015 ... 116

Gambar 33.Jumlah PTN yang mengalami revitalisasi Sarana dan Prasarana ... 117

Gambar 34.FGD Pembahasan Aplikasi Monev Sarana dan Prasarana ... 118

Gambar 35.Data Flow Diagram (DFD) Sistem Informasi Pengembangan Sarana dan Prasarana PTN ... Gambar 36.Diagram Rata-rata Persentase Serapan Anggaran PTN per Regional (September 2015) ... 119

Gambar 37.Kegiatan Monev Pengadaan Sarana dan Prasarana ... 121

Gambar 38.Hasil Monev Serapan Alokasi Sarana Prasarana Tahun Anggaran 2015 (Politeknik dan Institut) ... 121

(12)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Berdiri sejak tahun 1962 dengan nama Kementerian Urusan Riset Nasional Republik Indonesia , kemudian pada tahun 1973 berubah nama menjadi Menteri Negara Riset. Tahun 1986-2001 menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi, dan tahun 2002 sesuai Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara perihal Penamaan Instansi Pemerintah, Kantor Menteri Negara disebut dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Pada tahun 2005 berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 Institusi ini disebut Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) atau dengan sebutan Kementerian Negara Ristek. Pada Tahun 2009 berdasarkan Peraturan Presiden No.47 Tahun 2009 disebut Kementerian Riset dan Teknologi. Pada Tahun 2015 berdasarkan Peraturan Presiden No.13 Tahun 2015 disebut Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendikan Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar kualitas sistem pembelajaran, lembaga pendidikan tinggi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana pendidikan tinggi, dan keterjangkauan

(13)

2

3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya, penguatan riset dan pengembangan, serta penguatan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi;

4. Pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan oleh perguruan tinggi asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan usaha asing, dan orang asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5. Pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan terapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

7. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan

9. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(14)
(15)

4 1.2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Tugas Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumberdaya pendidikan tinggi serta perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam menjalankan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan fungsi:

 perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang keahlian,

kepakaran, kompetensi manusia dan pengorganisasiannya, kekayaan intelektual dan informasi, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi;

 perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya pendidikan tinggi;

 perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu sumber daya manusia dan sarana

prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

 pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan, teknologi,

dan pendidikan tinggi;

 pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan

 pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

(16)

5 Gambar 4. Struktur Organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

1.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Sekretariat Ditjen SDID merupakan bagian dari Organisasi Ditjen SDID. Setjen SDID membawahi 3 (tiga) Bagian, yaitu Bagian Perencanaan dan Penganggaran; Bagian Hukum, Kerjasama, dan Layanan Informasi; serta Bagian Umum.

Sekretariat Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

(17)

6

a. penyiapan koordinasi kegiatan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

b. penyiapan koordinasi penyusunan rencana dan evaluasi program dan anggaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

c. penyiapan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

d. penyiapan koordinasi dan penyusunan bahan kerja sama dan layanan informasi;

e. penyiapan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, persuratan, kepegawaian, ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, dan dokumentasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

f. penyiapan pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

g. penyiapan penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Direktur Jenderal.

Sekretariat Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terdiri atas:

a. Bagian Perencanaan dan Penganggaran;

b. Bagian Hukum, Kerja Sama, dan Layanan Informasi; c. Bagian Umum; dan

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Perencanaan dan Penganggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi kegiatan dan anggaran, serta pengeloaan perbendaharaan, dan pelaporan keuangan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Bagian Perencanaan dan Penganggaran menyelenggarakan fungsi:

(18)

7

b. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi kegiatan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan

c. penyiapan bahan pengelolaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Bagian Perencanaan dan Penganggaran terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan;

Subbagian Perencanaan dan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

b. Subbagian Pemantauan dan Evaluasi;

Subbagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi serta revisi kegiatan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

c. Subbagian Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan.

Subbagian Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Bagian Hukum, Kerja Sama, dan Layanan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum, serta penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kerja sama dan layanan informasi di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Bagian Hukum, Kerja Sama, dan Layanan Informasi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan advokasi hukum di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

b. penyiapan bahan pembinaan dan pemberian administrasi kerja sama di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan

(19)

8

Bagian Hukum, Kerjasama, dan Layanan Informasi terdiri atas: a. Subbagian Hukum;

Subbagian Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan advokasi hukum di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

b. Subbagian Kerja Sama;

Subbagian Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kerja sama di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

c. Subbagian Layanan Informasi.

Subbagian Layanan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi layanan informasi di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepegawaian, organisasi, tata laksana, kerumahtanggaan, pengelolaan barang milik/kekayaan negara, layanan pengadaan barang/jasa, dan ketatausahaan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi ketatausahaan dan kepegawaian, keprotokolan, organisasi, tata laksana, dan evaluasi kinerja, di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

b. pelaksanaan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kerumahtanggaan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan

(20)

9

Bagian Umum terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian;

Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi ketatausahaan dan kepegawaian, keprotokolan, organisasi, tata laksana, dan evaluasi kinerja, di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

b. Subbagian Rumah Tangga;

Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kerumahtanggaan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

c. Subbagian Barang Milik Negara.

(21)

10 1.2.2. Direktorat Karier dan Kompetensi Sumberdaya Manusia

Direktorat pertama dalam struktur organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah Direktorat Karir dan Kompetensi Sumberdaya Manusia. Struktur organisasi Direktorat Karir ditunjukkan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Karir dan Kompetensi Sumberdaya Manusia

Direktorat Karir dan Kompetensi Sumberdaya Manusia membawahi Subdit Karir Pendidik; Subdit Karir Tenaga Kependidikan; Subdit Kompetensi SDM; dan Subbagian Tata Usaha.

(22)

11

pelaporan di bidang karier dan kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Direktorat Karier dan Kompetensi Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang karier pendidik, tenaga kependidikan, kompetensi sumber daya manusia, kekayaan intelektual dan pengorganisasiannya;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang karier pendidik, tenaga kependidikan, serta kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan teknologi, dan pendidikan tinggi;

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

d. fasilitasi penjaminan mutu sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang karier pendidik, tenaga kependidikan, dan kompetensi sumber daya manusia; dan

f. pelaksanaan administrasi Direktorat.

Direktorat Karier dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terdiri atas: a. Subdirektorat Karier Pendidik;

b. Subdirektorat Karier Tenaga Kependidikan; c. Subdirektorat Kompetensi Sumber Daya Manusia; d. Subbagian Tata Usaha; dan

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Subdirektorat Karier Pendidik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi penjaminan mutu, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang karier pendidik.

Subdirektorat Karier Pendidik menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang karier pendidik; b. penyiapan pengembangan sistem karier pendidik;

c. penyiapan penilaian kinerja pendidik; d. penyiapan pengembangan profesi pendidik;

e. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu di bidang karier pendidik; f. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang karier pendidik; dan

(23)

12

Subdirektorat Karier Pendidik terdiri atas: a. Seksi Karier Pendidik Wilayah I;

Seksi Karier Pendidik I mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengembangan sistem karier pendidik, penilaian kinerja pendidik, pengembangan profesi pendidik, fasilitasi penjaminan mutu, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang karier pendidik sesuai wilayah kerjanya.

b. Seksi Karier Pendidik Wilayah II.

Seksi Karier Pendidik II mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengembangan sistem karier pendidik, penilaian kinerja pendidik, pengembangan profesi pendidik, fasilitasi penjaminan mutu, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang karier pendidik sesuai wilayah kerjanya.

Subdirektorat Karier Tenaga Kependidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi penjaminan mutu, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang karier tenaga kependidikan.

Subdirektorat Karier Tenaga Kependidikan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang karier tenaga kependidikan; b. penyiapan pengembangan sistem karier tenaga kependidikan;

c. penyiapan penilaian kinerja tenaga kependidikan;

d. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu di bidang karier tenaga kependidikan; e. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang karier tenaga kependidikan; dan

f. penyiapan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang karier tenaga kependidikan.

Subdirektorat Karier Tenaga Kependidikan terdiri atas: a. Seksi Karier Tenaga Kependidikan I;

Seksi Karier Tenaga Kependidikan I mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengembangan sistem karier tenaga kependidikan, penilaian kinerja tenaga kependidikan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang karier pendidik sesuai wilayah kerjanya.

b. Seksi Karier Tenaga Kependidikan II.

(24)

13

kinerja tenaga kependidikan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang karier pendidik sesuai wilayah kerjanya.

Subdirektorat Kompetensi Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan tinggi dan perumusan kebijakan serta fasilitasi penjaminan mutu sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Subdirektorat Kompetensi Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan teknologi, dan pendidikan tinggi;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan teknologi, dan pendidikan tinggi;

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu di bidang kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan teknologi, dan pendidikan tinggi;

d. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan tinggi;

e. pengelolaan data dan informasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan teknologi, dan pendidikan tinggi; dan

f. penyiapan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kompetensi sumber daya manusia ilmu pengetahuan teknologi, dan pendidikan tinggi.

Subdirektorat Kompetensi Sumber Daya Manusia terdiri atas:

a. Seksi Kompetensi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan

(25)

14

b. Seksi Kompetensi Sumber Daya Manusia Pendidikan Tinggi.

Seksi Kompetensi Sumber Daya Manusia Pendidikan Tinggi mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, fasilitasi penjaminan mutu, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kompetensi sumber daya manusia pendidikan tinggi, serta pengelolaan data dan informasi sumber daya manusia pendidikan tinggi.

(26)

15 1.2.3. Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia

Direktorat selanjutnya dalam struktur organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia. Struktur organisasi Direktorat Kualifikasi ditunjukkan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia

Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia Membawahi Subdit Kualifikasi SDM Iptek; Kualifikasi Pendidik; Kualifikasi Tenaga Kependidikan; dan Subbagian Tata Usaha.

(27)

16

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri;

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri;

d. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri; e. penyiapan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi sumber

daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri; dan

f. pelaksanaan administrasi Direktorat;

Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia terdiri atas:

a. Subdirektorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; b. Subdirektorat Kualifikasi Pendidik;

c. Subdirektorat Kualifikasi Tenaga Kependidikan; d. Subbagian Tata Usaha; dan

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Subdirektorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam dan luar negeri, serta perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri.

Subdirektorat Kualifikasi Pendidikan Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam dan luar negeri;

(28)

17

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam dan luar negeri;

d. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam dan luar negeri; dan

e. penyiapan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam dan luar negeri.

Subdirektorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:

a. Seksi Pendidikan Dalam Negeri;

Seksi Pendidikan Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam negeri, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam negeri.

b. Seksi Pendidikan Luar Negeri.

Seksi Pendidikan Luar Negeri mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam negeri, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di luar negeri.

Subdirektorat Kualifikasi Pendidik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam dan luar negeri, serta perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi pendidik di dalam dan luar negeri.

Subdirektorat Kualifikasi Pendidik menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam negeri dan luar negeri;

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam negeri dan luar negeri;

(29)

18

d. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam dan luar negeri; dan

e. penyiapanpemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam dan luar negeri.

Subdirektorat Kualifikasi Pendidik terdiri atas: a. Seksi Pendidikan Dalam Negeri;

Seksi Pendidikan Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam negeri, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi pendidik di dalam negeri.

b. Seksi Pendidikan Luar Negeri.

Seksi Pendidikan Luar Negeri mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam negeri, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi pendidik di luar negeri.

Subdirektorat Kualifikasi Tenaga Kependidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan di dalam dan luar negeri, serta perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi tenaga kependidikan di dalam dan luar negeri.

Subdirektorat Kualifikasi Tenaga Kependidikan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan di dalam negeri dan luar negeri;

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan di dalam negeri dan luar negeri;

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu kualifikasi tenaga kependidikan di dalam dan luar negeri;

d. pendidikan di dalam dan luar negeri; dan

(30)

19

Subdirektorat Kualifikasi Tenaga Kependidikan terdiri atas: a. Seksi Pendidikan Dalam Negeri;

Seksi Pendidikan Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam negeri, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi tenaga kependidikan di dalam negeri.

b. Seksi Pendidikan Luar Negeri.

Seksi Pendidikan Luar Negeri mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kualifikasi pendidik di dalam negeri, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu kualifikasi tenaga kependidikan di luar negeri.

(31)

20 1.2.4. Direktorat Sarana dan Prasarana

Direktorat selanjutnya dalam struktur organisasi Ditjen Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah Direktorat Sarana dan Prasarana. Struktur organisasi Direktorat Sarana dan Prasarana ditunjukkan dalam Gambar 7.

Gambar 7. Struktur Organisasi Direkorat Sarana dan Prasarana

Direktorat Sarana dan Prasarana membawahi Subdit Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana; Subdit Pengembangan Sarana dan Prasarana; Subdit Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana; serta Subbagian Tata Usaha.

(32)

21

penjaminan mutu, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Direktorat Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang sarana dan prasaranailmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

d. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

e. penyiapan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi; dan

f. pelaksanaan administrasi Direktorat.

Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana terdiri atas: a. Subdirektorat Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana; b. Subdirektorat Pengembangan Sarana dan Prasarana;

c. Subdirektorat Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana; d. Subbagian Tata Usaha; dan

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Subdirektorat Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu perencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Subdirektorat Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

(33)

22

d. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang perencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi; dan

e. penyiapanpemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Subdirektorat Perencanaan Teknis terdiri atas:

a. Seksi Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

Seksi Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutuperencanaan teknis sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Seksi Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi.

Seksi Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis sarana dan prasarana pendidikan tinggi, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu perencanaan teknis sarana dan prasarana pendidikan tinggi.

Subdirektorat Pengembangan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Subdirektorat Pengembangan Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

(34)

23

e. penyiapan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Subdirektorat Pengembangan Saranadan Prasarana terdiri atas: a. Seksi Pengembangan I;

Seksi Pengembangan I mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya.

b. Seksi Pengembangan II.

Seksi Pengembangan II mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya.

Subdirektorat Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Subdirektorat Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan

prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

c. penyiapan perumusan kebijakan penjaminan mutu pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

d. penyiapan fasilitasi penjaminan mutu di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi; dan

(35)

24

Subdirektorat Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana terdiri atas: a. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana I;

Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana I mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya.

b. Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana II.

Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana II mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi, serta bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya.

(36)

25

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Dengan pertimbangan menjalankan mandat Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek, dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi serta dengan mempertimbangkan kondisi umum dan aspirasi masyarakat, kerangka kerja logis yang dibangun untuk menopang daya saing nasional, mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Kemenristekdikti dan mencermati potret permasalahan-permasalahan yang ada maka Kemenristekdikti menyusun Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis yang diuraikan dalam sub bab selanjutnya.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan Perjanjian Kinerja merupakan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelola.

Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain : meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemenristekdikti 2015-2019. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2015.

2.1.1. Visi dan Misi

(37)

26 “Terwujudnya sumber daya ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi untuk mendukung

daya saing bangsa”

Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dimaknai oleh keahlian Sumber Daya Manusia pendidikan tinggi (dosen dan tenaga kependidikan) dan lembaga litbang (LPNK, LPK, Badan Usaha dan Perguruan Tinggi) yang berpengetahuan, terdidik dan terampil, dengan ditunjang kepastian karir serta sarana dan prasarana dalam jumlah dan mutu yang memadai.

Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi Direktorat Jenderal Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi adalah :

1. Meningkatkan jumlah dan mutu sumber daya ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi;

2. Meningkatkan layanan pembinaan karir sumber daya ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi;

3. Meningkatkan jumlah dan mutu sarana dan prasarana lembaga litbang (LPNK, LPK, Badan Usaha dan Perguruan Tinggi).

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

Untuk melihat secara lebih kongkrit ketercapaian tujuan strategis tersebut perlu ditetapkan ukuran indikator tujuan tersebut secara kuantitatif. Dalam rancangan 5 (lima) tahun ke depan, indikator kinerja tujuan strategis diukur dengan indeks pendidikan tinggi pada tahun 2019 ditargetkan berada pada peringkat 56 besar dunia dengan nilai 5,0 dan indeks inovasi Indonesia pada tahun 2019 yang ditargetkan berada pada peringkat 26 besar dunia dengan nilai 4,4.

Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan dalam 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu sepanjang Tahun 2015-2019. Indikator Kinerja Utama tersebut adalah:

1. Meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi S3.

(38)

27

3. Meningkatkan jumlah dosen yang mengikuti sertifikasi.

4. Meningkatkan jumlah Sumber Daya Manusia pada lembaga litbang (LPNK, LPK, Badan Usaha dan Perguruan Tinggi) yang berkualifikasi pendidikan Master dan Doktor.

5. Meningkatkan jumlah Sumber Daya Manusia pada lembaga litbang (LPNK, LPK, Badan Usaha dan Perguruan Tinggi) yang seiring dengan peningkatan kompetensinya 6. Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana pada lembaga litbang dan Perguruan Tinggi

Negeri (PTN) yang direvitalisasi.

Dalam rangka mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi seperti yang dikemukakan di atas, maka visi dan misi tersebut dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals). Dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Direktorat Jenderal Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, maka tujuan strategis yang harus dicapai adalah:

“Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia berpendidikan tinggi, serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk keunggulan daya saing bangsa”

Untuk melihat secara lebih konkrit ketercapaian tujuan strategis tersebut perlu ditetapkan ukuran indikator tujuan tersebut secara kuantitatif. Dalam rancangan lima tahun ke depan, indikator kinerja tujuan strategis diukur dengan indeks pendidikan tinggi pada tahun 2019 ditargetkan berada pada peringkat 56 besar dunia dengan nilai 5,0 dan indeks inovasi Indonesia pada tahun 2019 yang ditargetkan berada pada peringkat 26 besar dunia dengan nilai 4,4.

Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan dalam 5 (lima) sasaran strategis sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2015-2019. Sasaran strategis tersebut adalah:

(39)

28

3. Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan pendidikan tinggi;

4. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan; dan 5. Menguatnya kapasitas inovasi.

2.1.3. Kebijakan dan Program

Sasaran pembangunan Iptek adalah meningkatnya kapasitas Iptek yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek yang mendukung:

 daya saing sektor produksi barang dan jasa;

 keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam; serta

 penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global.

2. Meningkatnya ketersediaan faktor input bagi penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek yang mencakup SDM, sarana prasarana, kelembagaan, jaringan, dan pembiayaannya.

3. Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi.

2.1.3.1. Arah Kebijakan Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti

Mencermati potret permasalahan-permasalahan tersebut diatas, maka Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan Arah Kebijakan dan Strategi. Peningkatan kualitas pendidikan tinggi, pembangunan kemampuan iptek dan inovasi, serta peningkatan kontribusi iptek untuk mendukung peningkatan daya saing nasional bukan lagi sebuah pilihan namun menjadi sebuah keniscayaan. Arah kebijakan Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi adalah: Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang berkualitas.

Sesuai dengan revitalisasi tugas pokok, fungsi dan kewenangan Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, secara substansial

(40)

29

pendidik mengikuti sertifikasi dosen, jumlah sumber daya litbang (peneliti/perekayasa) yang berkualifikasi master dan doktor, jumlah SDM Dikti dan lembaga litbang yang meningkat kompetensinya, dan revitalisasi sarpras Iptek dan Dikti;

Peningkatan kualitas pendidikan tinggi, pembangunan kemampuan Iptek dan inovasi, serta peningkatan kontribusi Iptek untuk mendukung peningkatan daya saing nasional bukan lagi sebuah pilihan namun menjadi sebuah keniscayaan.

“Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumberdaya Iptek dan Dikti”. Adapun IKP untuk Sasaran Program tersebut diuraikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) Ditjen Sumberdaya Iptek dan Dikti

KODE Sasaran Program (Outcome)/IKP

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

01 - PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI SP Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan Dikti IKP 1 Jumlah dosen

berkualifikasi minimal S2

125.000 160.000 180.000 183.000 186.000

IKP 2 Jumlah dosen

IKP 4 Jumlah pendidik mengikuti

IKP 7 Jumlah revitalisasi sarpras lemlitbang

(41)

30 2.2. Rencana Kerja Tahunan

Sasaran Renstra Kemenristekdikti sebagaimana dituliskan dalam Tabel 1 akan dicapai melalui berbagai program dan kegiatan yang dijalankan sepanjang tahun 2015. Program dan kegiatan tersebut diuraikan dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan yang dituliskan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal SDID 2015

Sasaran

Program Indikator Kinerja dan Kegiatan Target Kinerja

Meningkatnya

IKP 1 Jumlah dosen berkualifikasi minimal S2 125.000 Orang

IKP 2 Jumlah dosen berkualifikasi S3 23.500 Orang

077 Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penerima Beasiswa 16.307 Orang

001 Dosen Penerima Beasiswa S2S3 Luar Negeri 923 Orang

002 Dosen Penerima Beasiswa S2/S3 Dalam Negeri 12.507 Orang

003 Dosen Mengikuti Program Sandwich-like Luar Negeri 105 Orang

004 Penyelenggaraan Pelatihan Bahasa Asing 1.000 Dosen

005 Dosen Yang Mengikuti Beasiswa Program SAME 50 Orang

006 Penyelenggaraan Program Training on Lesson Study in Japan 40 Orang

007 Penyelenggaraan Penempatan Calon Dosen 532 Orang

008 Program Magang 102 Orang

009 Program Mobilisasi Dosen 48 Orang

010 Penyelenggaraan Talent Scouting 1.000 Orang

IKP 4 Jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen 8.000 Orang

078 Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penerima Tunjangan 11.000 Orang

001 Pendidik Penerima Tunjangan Profesi 8.000 Orang

002 Guru Besar Penerima Tunjangan Kehormatan 2.999 Orang

003 Tenaga Kependidikan Penerima Tunjangan 1 Orang

IKP 3 Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya 2.000 Orang

(42)

31

Sasaran

Program Indikator Kinerja dan Kegiatan Target Kinerja

001 Pelatihan Teknis Fungsional Tenaga Kependidikan 1.000 Orang

002 Workshop Pengembangan Pendidikan Karakter 200 orang

080 Pendidik dan Calon Pendidik Mengikuti Pendidikan Profesi 9.686 Orang 001 PROGRAM SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T) 8.228 Orang 002 PROGRAM PPG TERINTEGRASI BERKEWENANGAN TAMBAHAN 1.458 Orang 081 Pendidik dan Tenaga Kependidikan Peserta Kompetisi Akademik/Non Akademik 6 Orang

001 Pemilihan Pendidik Berprestasi 1 Orang

002 Pemilihan Tenaga Kependidikan Berprestasi 5 Orang

082 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6 Dokumen

001 Pemutahiran Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1 Dokumen

002 Pemutahiran Data Tenaga Kependidikan 1 Dokumen

003 Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Karir Dosen 1 Dokumen 004 Pengembangan Sistem Informasi Terintegrasi Layanan Diktendik 1 Dokumen 005 Persiapan Evaluasi dan Monitoring Program Sarana dan Prasarana 1 Dokumen

006 Pendukung Layanan Pimpinan 1 Dokumen

083 Dokumen Perencanaan dan Penganggaran 1 Dokumen

001 Dokumen Perencanaan dan Penganggaran 1 Dokumen

994 Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan

001 PENGELOLAAN GAJI, HONORARIUM DAN TUNJANGAN 12 Bulan Layanan

IKP 5 Jumlah SDM litbang berkualifikasi Master dan Doktor 3.350 Orang

5712 Peningkatan Kualifikasi Sumber Daya Manusia Litbang

001 Rekomendasi kebijakan penguatan SDM litbang 1 Rekomendasi

002 Karyasiswa S2 dan S3 300 Karyasiswa

003 Karyasiswa Riset Pro S2 dan S3 275 Karyasiswa

004 SDM litbang yang dilatih (Non Gelar) 161 Orang

005 Rekomendasi kebijakan Sistem Inovasi Nasional (Riset-Pro) 2 Rekomendasi

IKP 6 Jumlah SDM litbang yang meningkat kompetensinya 95

5708 Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Iptek

(43)

32

Sasaran

Program Indikator Kinerja dan Kegiatan Target Kinerja

002 SDM Iptek yang ditingkatkan kompetensinya 300 Orang

IKP 7 Jumlah revitalisasi sarpras lemlitbang dan PTN 126

5710 Pengembangan Sarana dan Prasarana Iptek

(44)

33 2.3. Perjanjian Kinerja

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

39

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam periode 2015 - 2019 yaitu:

1. Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi, 2. Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti,

3. Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya Iptek dan Dikti, 4. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan, dan 5. Menguatnya kapasitas inovasi.

Sesuai amanah Perpres No. 13 Tahun 2015 Pasal 2, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan fungsi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan. Pada tahun 2015 telah dikeluarkan beberapa kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran antara lain :

1. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Pada Perguruan Tinggi Negeri

2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 14 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Panduan dan Pelaksanaan Program Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 18 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi

4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 19 Tahun 2015 tentang Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2015

5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 22 Tahun 2015 tentang

Biaya Kuliah Tunggal Dan Uang Kuliah Tunggal Pada Perguruan Tinggi Negeri Di

Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi

(51)

40 3.1. Analisis Capaian Sasaran

Sasaran 3 : Meningkatnya Relevansi, Kualitas, dan Kuantitas Sumber Daya Iptek dan Dikti

Bertolak dari fakta yang ada sekarang menunjukkan bahwa kemajuan Indonesia dalam menangani masalah SDM Iptek khususnya ketercukupan jumlah dosen, ilmuwan, dan perekayasa masih perlu ditingkatkan. Disamping itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar bisa menjadi negara dengan pendapatan tinggi, Indonesia membutuhkan banyak tenaga terampil dari berbagai profesi. Sampai sekarang uji kompetensi dan sertifikasi tenaga terampil baru dilakukan untuk profesi dokter dan dimulai tahun 2014. Untuk tenaga profesi yang lain yaitu insinyur, akuntan, dan arsitek belum dilakukan.

Dari aspek investasi litbang, perhatian pemerintah terhadap iptek dalam tiga dekade terakhir menunjukkan penurunan terus menerus. Memang secara nominal terjadi peningkatan, namun rasio terhadap keseluruhan APBN terus mengalami penurunan. Pemerintah juga masih merupakan penyedia dana terbesar dan juga pelaku terbesar dari kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia sedangkan sektor swasta masih sangat terbatas peranannya, baik sebagai pelaku apalagi sebagai penyedia dana.

a. Pengendalian Kinerja

Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja.

Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berubah dari pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja yang berorientasi hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU) menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan.

(52)

41

ditandatangani, telah dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik (triwulan). Sehubungan dengan hal tersebut terus dikembangkan sistem informasi perencanaan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja dan satuan kerja mandiri melalui pengisian data SIMonev.

b. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja financial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya.

Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.

Untuk mengukur capaian masing-masing IKU dilakukan secara umum yakni melalui data statistik nasional dan internasional yang ada, data survei, serta data capaian kinerja. Sedangkan analisis capaian masing-masing IKU diupayakan disampaikan secara rinci dengan mendefinisikan alasan penetapan masing-masing IKU; cara mengukurnya; capaian kinerja yang membandingkan tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, trend kinerja selama 3-5 tahun terakhir dan pada akhir periode Renstra; pencapaian secara nasional dan/atau internasional disertai dengan data pendukung berupa tabel, foto/gambar, grafik, dan data pendukung lainnya.

c. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

(53)

42

Oleh karena itu Sasaran Meningkatnya Relevansi, Kualitas, dan Kuantitas Sumber Daya Iptek dan Dikti merupakan upaya yang harus dilakukan dengan menetapkan indikator kinerja yang harus ditingkatkan yaitu:

a. Jumlah dosen berkualifikasi minimal S2 b. Jumlah dosen berkualifikasi S3

c. Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya d. Jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen

e. Jumlah SDM Litbang berkualifikasi Master dan Doktor f. Jumlah SDM Litbang yang meningkat kompetensinya g. Jumlah revitalisasi sarpras lemlitbang dan PTN

Dari 7 (tujuh) indikator kinerja yang digunakan 2 (dua) indikator kinerja belum mencapai target dan 5 (lima) indikator kinerja yang mencapai target. Indikator kinerja yang belum mencapai target tersebut adalah Jumlah SDM Litbang yang meningkat kompetensinya (95%) dan Jumlah revitalisasi sarpras lemlitbang dan PTN (86%). Sedangkan indikator kinerja yang mencapai target adalah Jumlah dosen berkualifikasi minimal S2 (116%); Jumlah dosen berkualifikasi S3 (105%); Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya (103%); Jumlah pendidik yang mengikuti sertifikasi dosen (134%); dan Jumlah SDM Litbang berkualifikasi Master dan Doktor (105%). Tingkat pencapaian tersebut dirangkum dalam Tabel 8.

Tabel 8. Target dan capaian Indikator Kinerja

(54)

43 Master dan

Doktor

Jumlah SDM litbang yang meningkat kompetensinya

95 90 95%

Jumlah revitalisasi sarpras

lemlitbang dan PTN

(55)

44 3.1.1. Dosen Berkualifikasi Minimal S2 dan Dosen Berkualifikasi S3

Jumlah Dosen Berkualifikasi Minimal S2 dan Jumlah Dosen Berkualifikasi S3 merupakan Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen SDID yang dicapai melalui kegiatan Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penerima Beasiswa. Jumlah pendidik (dosen) didasarkan pada data dosen yang berada di lingkungan Kemenristekdikti. Target dan capaian kegiatan ini diberikan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 1 dan 2

Sasaran

Program Indikator Kinerja dan Kegiatan Target Kinerja Capaian

Meningkatnya

IKP 1 Jumlah dosen berkualifikasi minimal S2 125.000 Orang 144.593* 116,0% IKP 2 Jumlah dosen berkualifikasi S3 23.500 Orang 24.747* 105,0%

1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Penerima Beasiswa 16.307 Orang 14.896 91,3%

* Sumber: Data PD-Dikti tanggal 30 Desember 2015

Pada tahun 2015 ditargetkan terdapat 125.000 orang dosen yang berkualifikasi minimal S2. Target tersebut dapat tercapai seluruhnya, bahkan jumlah dosen yang berkualifikasi minimal S2 mencapai 144.593 orang (116%). Pada tahun 2015 ditargetkan terdapat 23.500 orang dosen yang berkualifikasi S3. Target tersebut dapat tercapai seluruhnya, bahkan jumlah dosen yang berkualifikasi S3 mencapai 24.747 orang (105%). Penambahan jumlah dosen berkualifikasi S2 dan S3 tidak hanya dicapai melalui pemberian beasiswa Kemenristekdikti, tetapi juga berasal dari sumber lain seperti: biaya mandiri, beasiswa perguruan tinggi asal, beasiswa dari sponsor lain di luar Kemenristekdikti, rekrutmen dosen baru, dan meningkatnya kesadaran perguruan tinggi untuk memvalidasi data dosen pada PD-Dikti.

(56)

45

100%. Ketertinggalan ini menjadi pemicu Direktorat untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam upaya mencapai target menengah yang telah ditetapkan.

Tabel 10. Jumlah Dosen di beberapa Negara Asia

No Indikator Indonesia1 Jepang2 Malaysia3 Vietnam4

1 Jumlah Dosen Berkualifikasi

di bawah S2 52.787 0 0 0

2 Jumlah Dosen Berkualifikasi S2 119.869 0 30.253 36.360 3 Jumlah Dosen berkualifikasi S3 24.747 178.669 15.399 9.152

3 Jumlah Dosen 197.380 178.669 45.652 45.512

4 Persentase Dosen Berkualifikasi S3 17%*

(13%**) 100% 34% 20%

1

Data PD-Dikti, 30 Desember 2015

2

Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology Japan (MEXT), 2013

3

Indikator Pengajian Tinggi Malaysia, Kementerian Pendidikan Malaysia, 2013

4

Ministry of Education and Training Viet Nam, 2010

*

Dihitung berdasarkan jumlah dosen berkualifikasi S2 dan S3 saja

**

Dihitung berdasarkan jumlah dosen, termasuk dosen berkualifikasi di bawah S2

3.1.1.1. Dosen penerima beasiswa S2/S3 Luar Negeri

Dengan semakin ketatnya persaingan di era globalisasi dan untuk meningkatkan daya saing bangsa, Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas dosen berskala internasional. Untuk itu, sejak tahun 2000 berbagai skema bantuan pendanaan program pengiriman dosen untuk studi lanjut ke luar negeri telah dilakukan, antara lain melalui perguruan tinggi masing-masing. Namum demikian, proses itu berjalan sangat lamban dan sulit mencapai critical mass

dosen yang berpendidikan kualitas internasional.

Gambar

Gambar 7. Struktur Organisasi Direkorat Sarana dan Prasarana
Tabel 1. Indikator Kinerja Sasaran Program (IKP) Ditjen Sumberdaya Iptek dan Dikti
Tabel 2. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal SDID 2015
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Eselon 1 dengan Menteri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses kalibrasi alat “Digital Formaldehyde Meter” di uji sebanyak 3 kali ulangan dengan pembanding alat spektrometer uv dan hasil pengujian didapatkan rata – rata erorr alat

Berdasarkan Pasal 253 ayat (1) huruf a yang menerangkan bahwa pemeriksaan ditingkat Kasasi dengan alasan judex facti tidak menerapkan peraturan hukum itu dengan

Dan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Qoyum pada tahun 2017 dengan judul penelitian ‘’The impact of good corporate governance company size and Corporate social

Oleh karena itu dipilih bahan baku pakan berupa tepung limbah ikan asin sebagai sumber protein hewani dan tepung kedelai sebagai sumber protein nabati dalam pakan yang

juta rupiah) Tahun Anggaran 2013, maka bersama ini kami Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten Lamandau mengundang

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya proses pengadaan barang/jasa pada Bagian Administrasi Umum Seketariat Daerah Kota Lubuklinggau Tahun Anggaran 2013 oleh Pokja III Unit

Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang

Sehubungan dengan kegiatan Prakualifikasi e-Lelang Terbatas Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Penggantian Tampilan Gerbang Tol Dengan Pelapisan ACP Ruas. Dalam Kota –