• Tidak ada hasil yang ditemukan

SDM Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor

Dalam dokumen LAKIP Ditjen SDID 2015 6 Sept 2016 (Halaman 100-113)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Analisis Capaian Sasaran.................................. Error! Bookmark not defined

3.1.4. SDM Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor

IKP Jumlah SDM Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor dijalankan oleh Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia. IKP ini dicapai melalui Peningkatan Kualifikasi Sumberdaya Manusia Litbang. Target dan capaian kegiatan ini diberikan dalam Tabel 18 sedangkan realisasinya ditunjukkan pada Table 19.

90 Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 5

Sasaran

Program Indikator Kinerja dan Kegiatan Target Kinerja Capaian

Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumberdaya Iptek dan Dikti

IKP 5

Jumlah SDM litbang berkualifikasi Master dan Doktor

3.350 Orang 3.540 106,0%

1 Karyasiswa S2 dan S3 298 Karyasiswa 293 98,3%

2 Karyasiswa Riset Pro S2

dan S3

1. Gelar 220 Karyasiswa 136 61,8%

2. Non Gelar 475 Orang 301 63,4%

Tabel 19. Perbandingan Capaian IKP 5 (2011 – 2015)

IKP 2011 2012 2013 2014 2015 Satuan

IKP 5 Jumlah SDM litbang berkualifikasi

Master dan Doktor - - - - 3.540 Orang

Pada tahun 2015 ditargetkan terdapat 3.350 orang SDM Litbang yang berkualifikasi Master dan Doktor. Target tersebut dapat tercapai seluruhnya, bahkan jumlah SDM Litbang yang berkualifikasi Master dan Doktor mencapai 3.540 orang (106%). Angka ini mencakup seluruh karyawan S2 dan S3 pada LPNK (masing-masing LPNK mempunyai alokasi beasiswa tersendiri yang berasal dari berbagai sumber).

Sasaran Jumlah Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor dicapai oleh Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti tahun 2015 melalui 2 kegiatan yaitu Program karyasiswa S2 dan S3 sebanyak 293 orang, Program Karyasiswa RISET PRO S2 dan S3 sebanyak 136 orang, dan sisanya sumber lain.

3.1.4.1. Jumlah Karyasiswa S2 dan S3

Pengembangan Sumberdaya Manusia Iptek (SDM Iptek) sebagai suatu investasi jangka panjang bagi pembangunan nasional tidak dapat dipisahkan dari Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabinet Indonesia Bersatu dan Visi Iptek 2025. Arah dan kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat lebih mempertajam

bidang-91

bidang keahlian yang harus dikuasai dan dikembangkan lebih lanjut dalam rangka meningkatkan daya saing, kemandirian dan kesejahteraan bangsa. Peningkatan kesejahteraan bangsa merupakan prioritas utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan keunggulan daya saing, pengelolaan sumber daya dan peningkatan sumber daya manusia. Program Pemerintah Indonesia sejak Repelita IV yang dimulai tahun 1983 telah memproritaskan pengembangan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) melalui program beasiswa. Program pengembangan SDM yang pertama untuk Iptek mulai direalisasikan pada bulan April 1986, melalui program Overseas Fellowship Program (OFP), yang sumber dananya diperoleh Pemerintah Indonesia dari APBN dan World Bank (WB) melalui surat No. 2599-ND yang berakhir pada bulan Februari 1992. Program pengembangan SDM yang kedua yaitu Science and Technology Manpower Development Program (STMDP) yang sumber dananya diperoleh Pemerintah Indonesia dari APBN dan Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) melalui surat No.IP-342 yang dimulai pada bulan Desember 1988 dan berakhir pada bulan November 1997.

Program pengembangan SDM Iptek ketiga dimulai tahun 1990 melalui program yang disebut Science and Technology for Industrial Development (STAID). Program ini memperoleh dana dari WB dan OECF. Program STAID tersebut merupakan salah satu komponen Proyek Pengembangan Sumber Daya Manusia Profesional (Professional Human Resource Development Project / PHRDP) yang salah satu komponennya adalah program beasiswa, baik luar negeri maupun dalam negeri. Program-program tersebut telah menghasilkan ratusan Doktor dalam bidang sains dan perekayasaan tetapi terhenti pasca krisis moneter 1998 yang lalu.

Menyadari bahwa kekuatan daya saing iptek bangsa Indonesia relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia, maka dipandang penting untuk kembali meningkatkan kualitas SDM Iptek bangsa ini. Program pengembangan SDM Iptek telah dicanangkan sebagai salah satu prioritas dalam RPJM 2010-2014. Ini ditempuh sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas institusi riset terhadap luaran hasil riset dan pemanfaatannya di kalangan masyarakat. Pada tahun 2003 Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) telah mengambil inisiatif mengembangkan Program Tugas Belajar Kemenristek yang secara spesifik ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya para peneliti dan karyawan di lingkungan institusi riset.

92

Program Tugas Belajar Kemenristek ini memprioritaskan pemanfaatan sarana laboratorium baik yang ada di kawasan PUSPIPTEK maupun yang ada di institusi riset. Selain itu, dalam melakukan kegiatan penelitian ilmiah harus memanfaatkan profesor riset atau doktor yang ada di LPNK Ristek atau institusi riset lainnya. Fasilitas riset dimaksud adalah Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong yang didirikan pada tahun 1976 di lahan seluas 350 ha. Ini dimaksudkan untuk membangun sinergi kegiatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selaras dengan Pengembangan Program Utama Nasional saat itu. Di tempat ini terdapat tiga puluh lima laboratorium modern milik BATAN, BPPT, LIPI dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, telah ditetapkan Keputusan Menristek No. 77/M/Kp/IX/2003 tanggal 8 September 2003 tentang Pembentukan Penyelenggara Program Pendidikan Pascasarjana di PUSPIPTEK Serpong. Ini merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya kerjasama antara Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Departemen Pendidikan Nasional No. 15/KEMENRISTEK/IX/2003 tanggal 8 Agustus 2003 tentang Pemanfaatan Sumberdaya Iptek di Pusat Iptek Serpong untuk Mendukung Penyelenggaraan Program Pascasarjana di Perguruan Tinggi.

Sejak tahun 2011, sesuai dengan RPJM dan Renstra Kemenristek 2010-2014, Program Tugas Belajar merupakan instrumen untuk melakukan fasilitasi dan koordinasi dalam rangka mendukung penguatan SINas dan SIDa. Hal ini diperkuat dengan adanya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang salah satu program utamanya adalah peningkatan kapasitas SDM dan Iptek pada 6 koridor ekonomi. Program peningkatan kapasitas SDM dan Iptek untuk penguatan aktor inovasi yang terdiri dari lemlitbang, industri, dan perguruan tinggi pada koridor ekonomi tersebut berimbas pada diperluasnya Program Tugas Belajar Kemenristek dari sisi peserta program dan diversi kasi program studi sesuai dengan kebutuhan. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi No.01/M/PER/VI/2009 tentang Pemberian Beasiswa Program Pascasarjana Kementerian Riset dan Teknologi membatasi pemberian beasiswa hanya kepada para peneliti yang berada di lingkungan Kemenristek dan LPNK Ristek dan tidak dijelaskan jenis program yang dapat dilaksanakan. Untuk memfasilitasi terlaksananya Program Penguatan SINas & MP3EI, telah terbit Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No.03/M/PER/V/2011 dan Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI No.7 tahun 2012 tentang Program Pemberian Tugas Belajar Kementerian Riset dan Teknologi yang

93

merevisi peraturan sebelumnya. Peraturan ini diharapkan dapat menjadi program beasiswa yang lebih optimal dalam mendukung penguatan SINas dan MP3EI.

Program Tugas Belajar Pascasarjana Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ini dilakukan untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 - 2014 yang selaras juga dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yaitu Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan danTeknologi (SDM-Iptek) dalam rangka penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas).Peningkatan kapasitas SDM Iptek ini diharapkan akan mendukung pengembangan produk Iptek berbasis konsorsium riset, model SINas berbasis revitalisasi Puspiptek, pusat unggulan, dan intensifikasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di 6 koridor ekonomi.

Adapun dalam hal ini, Program Beasiswa melingkupi: program gelar S2 dan S3 di dalam negeri yang meliputi perguruan tinggi negeri di selururuh Indonesia, dimana Kementerian Riset dan Teknologi saat ini telah menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi negeri Antara lain Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Sriwijaya (Unsri).

Ruang lingkup yang dimaksud disini adalah 7 bidang fokus yang diutamakan untuk dipilih oleh Karyasiswa sesuai dengan Agenda Riset Nasional (ARN) ditambah Kebijakan Publik untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 – 2014, yaitu Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM-Iptek) dalam rangka penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas). Bidang fokus yang dapat dipilih oleh Karyasiswa yaitu :

a. Pembangunan Ketahanan Pangan;

b. Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan; c. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi;

d. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi; e. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan; f. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat; g. Pengembangan Teknologi Material Maju; dan h. Kebijakan Publik.

94

Dalam mendukung program MP3EI, karyasiswa dapat memilih diantara 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2015 ditargetkan penerima beasiswa S2 dan S3 sejumlah 298 orang karyasiswa. Pada realisasinya, jumlah penerima beasiswa pada tahun 2015 adalah 293 orang karyasiswa atau tercapai 98,3%. Dari 293 karyasiswa tersebut, yang tercatat sebagai karyasiswa lama (angkatan 2010 s.d. 2014) sejumlah 224 karyasiswa, sedangkan yang tercatat sebagai karyasiswa baru (angkatan 2015) sejumlah 69 karyasiswa dengan rincian 56 karyasiswa jenjang S2 dan 13 karyasiswa jenjang S3.

Berkurangnya capaian jumlah karyasiswa yang dibiayai pada tahun 2015 ini disebabkan berkurangnya target jumlah calon karyasiswa yang berhasil lulus pada rangkaian seleksi yang meliputi seleksi administrasi, seleksi proposal, dan seleksi akademik di perguruan tinggi. Dari sejumlah 156 pendaftar (S2: 119; S3: 33), yang lulus seleksi administrasi ada 156 orang (S2: 99; S3: 27). Kemudian pada seleksi proposal yang berhasil lulus ada 126 orang (S2: 80; S3: 27). Pada seleksi akademik di perguruan tinggi, yang berhasil lulus seleksi menjadi 69 orang (S2: 56; S3: 13). Jumlah inilah yang kemudian ditetapkan sebagai karyasiswa penerima beasiswa program Pascasarjana Kemenristekdikti 2015.

Perkembangan pelaksanaan program dalam beberapa tahun ke belakang ditunjukkan dalam Tabel 20.

Tabel 20. Pelaksanaan Program Karyasiswa S2 dan S3

Uraian 2013 2014 2015

S2 S3 S2 S3 S2 S3

Peserta Program Karyasiswa S2 dan S3 75 26 50 17 56 13

Dokumentasi pelaksanaan program Karyasiswa S2 dan S3 diberikan dalam Gambar 22 dan 23.

95 Gambar 18. Foto Karyasiswa Baru Angkatan 2015

Gambar 19. Foto Karyasiswa Baru Angkatan 2015 Pada Acara Pembekalan dan Penandatangan Surat Perjanjian Tugas Belajar

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:

 Pengelolaan administrasi keuangan di Bagian Keuangan yang di struktur lama Kemenristek hanya terdiri dari satu Satker untuk seluruh program/kegiatan yang ada di Kemenristek menjadikan pemrosesan berkas administrasi menjadi lambat. Ditambah lagi dengan sistem pengelolaan keuangan di KPPN yang pada tahun 2015 mulai menggunakan aplikasi sistem Informasi (SPAN=Sistem Pengelolaan Anggaran Negara) mensyaratkan data yang sangat presisi. Kedua hal tersebut menjadikan proses pencairan keuangan untuk karyasiswa mengalami hambatan.

96  Pada TA.2015 terjadi kelambatan pemrosesan pembayaran biaya kuliah di 4 PT, yaitu IPB, UI, UGM, dan Unpad. Kelambatan ini terjadi karena dua hal, yaitu: 1) Kelambatan Bagian Keuangan memproses berkas yang telah diajukan; 2) Kelambatan pihak PT memproses dokumen kontrak (UI dan UGM). Atas tertundanya pembayaran biaya kuliah ini sedang dilakukan proses revisi DIPA TA.2016 sehingga biaya yang belum terbayarkan tetap dapat dialokasikan pada DIPA TA.2016 dengan tanpa merubah pagu total.

Untuk pelaksanaan program ini pada tahun-tahun selanjutnya, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut:

 Pengelolaan administrasi keuangan di Bagian Keuangan Kemeristekdikti hendaknya lebih cepat dan memberikan prioritas terhadap berkas administrasi yang terkait dengan biaya hidup dan biaya kuliah karyasiswa sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan pembayaran yang dapat menghambat pelaksanaan studi mereka.

 Kegiatan dengan output Karyasiswa S2 dan S3 untuk pegawai LPNK-Ristek sebaiknya tetap dilanjutkan dan dialokasikan pendanaannya untuk tahun-tahun mendatang mengingat kegiatan ini mendukung salah satu IKU Kementerian yaitu Jumlah SDM Litbang yang berkualifikasi S2 dan S3 serta tetap perlunya untuk meningkatkan kualifikasi SDM di LPNK-Ristek melalui jenjang pendidikan gelar S2 dan S3.

 Keberadaan perusahaan konsultan pendamping kegiatan sangat penting untuk tetap dipertahankan. Konsultan ini akan bertindak sebagai pendamping koordinator/pengelola beasiswa selama pelaksanaan kegiatan pemberian beasiswa, serta dalam rangka menjembatani hubungan/komunikasi antara karyasiswa dengan pengelola beasiswa.

3.1.4.2. Jumlah Karyasiswa RISET PRO

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) suatu negara sangat ditentukan oleh peningkatan kerangka kerja kebijakan inovasi dan kinerja lembaga litbang, penguatan insentif riset, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia iptek. Oleh karena itu, kemampuan SDM Iptek di lembaga litbang sebagai penyedia solusi teknologi perlu terus ditingkatkan. Sejak tahun 1998, program pemberian beasiswa bagi peneliti untuk melanjutkan ke jen jang pendidikan S2 dan S3 di luar negeri yang dibiayai melalui APBN terhenti. Pembiayaan beasiswa melalui APBN memberikan keleluasaan bagi Pemerintah untuk membangun kekuatan SDM Iptek di bidang keilmuan yang strategis bagi negara. Minimnya data publikasi

97

peneliti nasional pada jurnal ilmiah internasional saat ini dapat menjadi parameter masih rendahnya kualitas SDM Iptek di Indonesia, oleh karena itu perlu adanya program peningkatan kualitas baik melalui pendidikan gelar maupun no-gelar agar dapat bersaing dengan para ilmuwan dunia.

Komponen Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Iptek (selanjutnya disebut tugas belajar RISET-Pro) secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM Iptek, untuk mendukung komponen ini kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pendidikan gelar dengan menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi dan pendidikan non-gelar yang ditawarkan melalui berbagai macam pelatihan dan kursus. Pendidikan gelar yang dilaksanakan dalam program ini hanya untuk Master dan Doktoral yang ditempuh di salah satu universitas di luar negeri.

Program pendidikan gelar di luar negeri ini dapat diikuti oleh karyawan LPNK Ristek, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD), Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D), Pusat Unggulan (center of exelence) dan anggota konsorsium yang dibentuk oleh Kemenristek dari 6 daerah Koridor Ekonomi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sejauh memenuhi kriteria/persyaratan yang ditentukan

Tujuan dari penyelenggaran Program ini adalah:

1. Menyediakan SDM Iptek yang berkualitas tinggi;

2. Memperkuat kerja sama antara Kemenristek, LPNK Ristek, BPPD, BUMN/D, Pusat Unggulan, dan Konsorsium Kemenristek dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang luar negeri;

3. Meningkatkan daya dukung bagi komunitas Iptek;

4. Mewujudkan kompatibilitas antara kegiatan Iptek di lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri secara sinergis.

Sasaran yang akan dicapai dari penyelenggaran program ini adalah:

1. Tersedianya tenaga ahli berpendidikan Strata-2 dan 3 pada Kemenristek, LPNK Ristek, BPPD, BUMN/D, Pusat Unggulan, dan Konsorsium Kemenristek dan Koridor Ekonomi yang berbasis riset;

98

3. Terciptanya jejaring riset antara Kemenristek, LPNK Ristek, BPPD, BUMN/D, Pusat Unggulan, dan Konsorsium Kemenristek dengan lembaga riset dan perguruan tinggi di luar negeri.

Bidang riset yang diambil harus berkaitan dengan bidang fokus Agenda Riset Nasional (ARN) Kementerian Riset dan Teknologi, yaitu:

1. Pembangunan ketahanan pangan;

2. Penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; 3. Pengembangan teknologi dan manajemen transportasi;

4. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi; 5. Pengembangan teknologi pertahanan;

6. Pengembangan teknologi kesehatan dan obat;

7. Pengembangan teknologi material maju (advance material); 8. Kebijakan Publik.

Capaian kegiatan hingga Desember 2015 adalah sebagai berikut: a. Program Gelar

 Tahun 2013 mendapat SK Menteri 35 orang berangkat 35 orang

 Tahun 2014 mendapat SK Menteri 17 orang berangkat 16 orang

 Batch 1 tahun 2015. Lulus seleksi administrasi 150 orang, 92 orang mendapatkan SK Menteri, Berangkat 85 orang, 7 orang belum berangkat.

 Program Gelar Batch 2 tahun 2015. Lulus seleksi administrasi 192 orang.

b. Program Non Gelar, Target 475 orang, tercapai 301 orang, dengan rincian :Individual Immersion: 15 orang, Tailor Made Course: 278, Visiting Scholars:7 dan Off the Shelf course: 1 orang.

c. Kegiatan pendukung gelar dan non gelar :

a. Proses seleksi administrasi, akademik (TPA & TOEFL), wawancara dan psikologi

b. Program predeparture, pelatihan bahasa inggris dan pengenalan budaya c. Penempatan karyasiswa di luar negeri

d. Penyusunan Draft Human Capital Development Plan LPNK sebagai dasar seleksi dan program re-entry

99

e. Penyusunan Mid Term Review untuk melihat capaian pada pertengahan program RISET-Pro

f. Penyusunan Annual Work Plan (AWP) sebagai acuan kerja tahun 2016

Dokumentasi pelaksanaan program Karyasiswa Riset Pro ditunjukkan dalam Gambar 24.

100 Gambar 21. Proses seleksi wawancara dengan CKS di ruang rapat Kemenristek

101 Gambar 23. FGD Human Capital Development Plan Di Bogor

Gambar 24. Rapat koordinasi di Jakarta

Pada tahun 2015 ditargetkan terdapat 220 orang SDM Litbang yang menjadi karyasiswa RISET PRO untuk program S2 dan S3. Capaian kegiatan 136 karyasiswa, sedangkan target program non gelar 475. Capaian 301 orang

102

Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target ini, diantaranya: a. Keterlambatan perubahan nomenklatur dan pengisian pejabat;

b. Kurangnya koordinasi antar stakeholder;

c. Keterlambatan karyasiswa mendapatkan LoA dari perguruan tinggi;

d. Panjangnya proses seleksi CKS mulai dari seleksi administrasi, seleksi akademik, predeparture dan penempatan;

e. Pencairan dana memerlukan waktu yang lama di bagian keuangan ristek mulai berkas masuk loket sampai dengan terbitnya SPM;

f. Jumlah SDM di bagian keuangan yang terbatas dan tidak mengikuti SOP yang telah ditentukan sehingga berkas pengajuan pembayaran karyasiswa memakan waktu yang lama, terjadi kesalahan SPM, tertunda bayar.

Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah kebijakan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

a. Koordinasi internal lebih ditingkatkan dengan mengaktifkan peran steering committee dan technical committe

b. Penyederhanaan proses seleksi

c. Peningkatan proses pelayanan di bagian keuangan

d. Bekerjasama dengan universitas-universitas luar negeri untuk memudahkan karyasiswa mendapatkan LoA dan memperoleh dispensasi keterlambatan pembayaran biaya kuliah

Dalam dokumen LAKIP Ditjen SDID 2015 6 Sept 2016 (Halaman 100-113)

Dokumen terkait