HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sebelum Masa Otonomi Daerah
Analisis tipologi Klassen pada masa sebelum diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah dilakukan dengan membandingkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan besarnya PDRB per kapita di masing-masing kabupaten/kota dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan besarnya PDRB per kapita di Pulau Jawa. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data PDRB tiap kabupaten/kota dan PDRB total di Pulau Jawa tahun 1986 s.d 1999 (untuk menghitung rata-rata
laju pertumbuhan ekonomi) serta data PDRB per kapita tahun 1999, baik di tiap kabupaten/kota maupun PDRB per kapita di Pulau Jawa. Gambar 5.7 berikut menyajikan hasil scatterplot tipologi Klassen kabupaten/kota di Pulau Jawa dalam empat kuadran berdasarkan kriteria rata-rata laju pertumbuhan ekonomi (LPE) dan besarnya PDRB per kapita pada masa sebelum diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah.
Gambar 5.7. Scatterplot Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Berdasarkan Kriteria
Besarnya Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per Kapita) Sebelum Masa Otonomi Daerah (Periode 1986-1999)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita di Pulau Jawa pada masa sebelum kebijakan Otonomi Daerah masing-masing adalah sebesar 6.04% dan Rp. 5,348,565,-/tahun, Berdasarkan kriteria nilai tersebut, maka sesuai hasil scatterplot (Gambar 5.7), dapat diketahui bahwa sebagian besar kabupaten/kota di Pulau Jawa masuk dalam kategori kuadran 3. Untuk mempermudah mengetahui nama-nama kabupaten/kota yang masuk ke dalam masing-masing kategori, berikut disajikan hasil tipologi Klassen dalam empat kuadran (Gambar 5.8).
Tipologi Klassen Kab/Kota di Pulau Jawa Berdasarkan Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi (Th.1986-1999)
dan PDRB per Kapita Tahun 1999
GROBOGANBREBESSAMPANGTRENGGALEKKEBUMENPURBALINGGAPEMALANGPAMEKASANBLORABANYUMAS WONOSOBOPACITANTEGALMAGELANGDEMAKWONOGIRI SRAGENPURWOREJOPONOROGOREMBANGMAJALENGKANGAWIBONDOWOSOBANJARNEGARA KUNINGANBOJONEGOROJEPARAKLATENMADIUNCIANJURPATIPASURUANMAGETANLAMONGANBANGKALANJOMBANGCIREBONPEKALONGANGUNUNG KIDULLUMAJANGTASIKMALAYACIAMISBANTULNGANJUKBATANGBLITARGARUTMALANGBOYOLALISUKABUMIKOTA BLITARKEDIRIJEMBERPANDEGLANGTUBANINDRAMAYUKOTA TEGALLEBAKTEMANGGUNG
KULON PROGOSUMENEPSITUBONDOKOTA PASURUANMOJOKERTOSUMEDANGPROBOLINGGOKOTA PEKALONGANKOTA SALATIGAKOTA MOJOKERTOBANYUWANGISUBANGSERANG SEMARANGKOTA MADIUNSLEMANKENDALTANGERANGKOTA SUKABUMIBANDUNGKARAWANGSUKOHARJOKOTA BOGORKARANGANYAR KOTA BEKASI KOTA YOGYAKARTAKOTA MAGELANGKOTA PROBOLINGGOBOGORTULUNGAGUNGKOTA SURAKARTAKOTA BANDUNGCILACAP PURWAKARTA
SIDOARJO KOTA SEMARANGGRESIKKUDUS
KOTA TANGERANG KOTA JAKARTA BARATKOTA JAKARTA TIMURKOTA CIREBONKOTA MALANG
KOTA SURABAYA BEKASI KOTA JAKARTA SELATANKOTA JAKARTA UTARA* KOTA JAKARTA PUSAT
KOTA KEDIRI
-6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0
Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Th.1986-1999 (%)
-10,000,000 0 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000 P D R B p e r K a p it a T h .1 9 9 9 ( R p /j iw a )
GROBOGANBREBESSAMPANGTRENGGALEKKEBUMENPURBALINGGAPEMALANGPAMEKASANBLORABANYUMAS WONOSOBOPACITANTEGALMAGELANGDEMAKWONOGIRI SRAGENPURWOREJOPONOROGOREMBANGMAJALENGKANGAWIBONDOWOSOBANJARNEGARA KUNINGANBOJONEGOROJEPARAKLATENMADIUNCIANJURPATIPASURUANMAGETANLAMONGANBANGKALANJOMBANGCIREBONPEKALONGANGUNUNG KIDULLUMAJANGTASIKMALAYACIAMISBANTULNGANJUKBATANGBLITARGARUTMALANGBOYOLALISUKABUMIKOTA BLITARKEDIRIJEMBERPANDEGLANGTUBANINDRAMAYUKOTA TEGALLEBAKTEMANGGUNG
KULON PROGOSUMENEPSITUBONDOKOTA PASURUANMOJOKERTOSUMEDANGPROBOLINGGOKOTA PEKALONGANKOTA SALATIGAKOTA MOJOKERTOBANYUWANGISUBANGSERANG SEMARANGKOTA MADIUNSLEMANKENDALTANGERANGKOTA SUKABUMIBANDUNGKARAWANGSUKOHARJOKOTA BOGORKARANGANYAR KOTA BEKASI KOTA YOGYAKARTAKOTA MAGELANGKOTA PROBOLINGGOBOGORTULUNGAGUNGKOTA SURAKARTAKOTA BANDUNGCILACAP PURWAKARTA
SIDOARJO KOTA SEMARANGGRESIKKUDUS
KOTA TANGERANG KOTA JAKARTA BARATKOTA JAKARTA TIMURKOTA CIREBONKOTA MALANG
KOTA SURABAYA BEKASI KOTA JAKARTA SELATANKOTA JAKARTA UTARA* KOTA JAKARTA PUSAT
KOTA KEDIRI
Kuadran II Kuadran I
Gambar 5.8. Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Berdasarkan Kriteria Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Besarnya PDRB per Kapita pada Masa Sebelum Otonomi Daerah (Tahun 1986-1999)
Hasil klasifikasi tipologi Klassen sebagaimana disajikan pada Tabel 5.4 menunjukkan perbandingan relatif kabupaten/kota di Pulau Jawa berdasarkan kriteria rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita. Dari hasil tipologi Klassen tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 62.96% dari total
Kuadran I Kuadran II Kuadran IV Kuadran III 14.81% 3.70% 18.52% 62.96%
Kota Kediri, Jak-ut, Jak-sel, Kab.Bekasi, Surabaya, Kota Cirebon, Kota Malang, Jak-tim,
Kota Tangerang, Kudus, Gresik, Kota Semarang, Sidoarjo, Kota Bandung, Kota
Probolinggo, Purwakarta
Kota Surakarta, Tulungagung, Cilacap, Karawang, Bandung, Tangerang, Kota Sukabumi,
Karanganyar, Kota Madiun, Semarang, Kota Bogor, Sukoharjo, Indramayu, Kota Tegal, Temanggung, Lebak, Banjarnegara, Wonogiri,
Pemalang, Wonosobo Jakarta Pusat, Jakarta
Barat, Kota Yogyakarta, Kota Magelang
Bogor, Kota Bekasi, Kota Mjkerto, Kota Peklongan, Kota Pasuruan, Sleman, Kota Salatiga, Kendal, Probolinggo, Bywangi, Serang, Subang, Sumedang,
Sumenep, Mjkerto, Stbondo, Klnprogo, Garut, Jombang, Malang, Magetan, Gnkidul, Lumajang,
Kota Blitar, Blitar, Ciamis, Bantul, Pasuruan, Nagnjuk, Byolali, Tuban, Tskmalaya, Kediri, Cianjur,
Madiun, Jember, Jepara, Bjnegoro, Pklongan, Lamongan, Batang, Bangkalan, Pandeglang, Cirebon, Skbumi, Pati, Klaten, Kuningan, Mjlngka,
Prwrejo, Bndwoso, Rembang, Ngawi, Pnorogo, Sregen, Demak, Mgelang, Pamekasan, Trenggalek,
Brebes, Pacitan, Blora, Purbalingga, Bnyumas, Kebumen, Tegal, Sampang, Grobogan
K3: Wilayah relatif terbelakang K2: Wilayah maju tapi tertekan
K4: Wilayah berkembang cepat K1: Wilayah maju
kabupaten/kota di Pulau Jawa3 termasuk ke dalam kuadran III, yang berarti bahwa sebagian besar wilayah kabupaten/kota pada masa sebelum Otonomi Daerah tergolong wilayah yang kurang berkembang (rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan besarnya PDRB per kapita pada wilayah dalam kuadran ini berada di bawah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita di Pulau Jawa). Sedangkan wilayah-wilayah yang tergolong dalam kuadran I (memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita di atas rata-rata Pulau Jawa) berjumlah 16 kabupaten/kota (sekitar 14.81% dari jumlah total kabupaten/kota di Pulau Jawa).
Apabila pengelompokan wilayah dibedakan berdasarkan klasifikasi kabupaten dan kota, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar kabupaten masuk dalam kategori kuadran III (75.61%), sedangkan sebagian besar kota masuk dalam kategori kuadran I (42.31%). Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi perkotaan lebih berkembang dibandingkan dengan kabupaten. Karena kabupaten identik dengan kawasan perdesaan, maka hasil klasifikasi tipologi Klassen tersebut mengindikasikan bahwa kondisi perkotaan lebih berkembang dibandingkan perdesaan. Atau dengan perkataan lain, hal ini juga mengindikasikan adanya bentuk ketimpangan desa-kota. Klasifikasi kabupaten/kota di Pulau Jawa berdasarkan tipologi Klassen sebelum masa Otonomi Daerah (periode 1986-1999) pada masing-masing kuadran disajikan pada Tabel 5.4. Adapun pengelompokan wilayah dari hasil analisis tipologi Klassen disajikan secara spasial pada Gambar 5.9.
Tabel 5.4. Klasifikasi Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Berdasarkan Tipologi
Klassen Sebelum Masa Otonomi Daerah (Periode 1986-1999)
Sumber: Hasil Analisis.
Keterangan: *) Sampai dengan tahun 1999 di Pulau Jawa terdapat 108 kab/kota.
3 Sampai dengan tahun 1999, di Pulau Jawa terdapat 108 kabupaten/kota.
Kuadran Banyaknya Kabupaten % Banyaknya Kota % Banyaknya kab/kota Persentase terhadap Total (%) Kuadran I 5 6.10 11 42.31 16 14.81 Kuadran II 0 0.00 4 15.38 4 3.70 Kuadran III 62 75.61 6 23.08 68 62.96 Kuadran IV 15 18.29 5 19.23 20 18.52 Jumlah 82 100.00 26 100.00 108*) 100.00
Gambar 5.9. Klasifikasi Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Berdasarkan Hasil
Tipologi Klassen Sebelum Masa Otonomi Daerah
Dilihat dari sebaran spasial kabupaten/kota di Pulau Jawa berdasarkan hasil tipologi Klassen sebelum masa Otonomi Daerah sebagaimana disajikan pada Gambar 5.9, dapat diketahui bahwa kabupaten/kota yang berada di kuadran I umumnya merupakan kabupaten/kota yang sebagian besar berada di kawasan metropolitan Jabodetabek (yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Kabupaten Bekasi, dan Kota Tangerang), kawasan metropolitan Gerbangkertosusila (terutama Kabupaten Gresik, Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo), serta beberapa wilayah kabupaten/kota lain (Kota Bandung, Kabupaten Purwakarta, Kota Cirebon, Kota Semarang, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Kudus), dimana secara geografis letak kabupaten/kota tersebut berada di Pantai Utara Jawa (Pantura). Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah yang berada di Pantai Utara Jawa lebih berkembang dibandingkan wilayah-wilayah yang berada di Pantai Selatan Jawa.
Dari sebaran spasial tersebut juga dapat dilihat bahwa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur di luar Kawasan Gerbangkertosusila, Kota Kediri dan Kota Malang didominasi oleh wilayah-wilayah yang tergolong dalam kuadran III, yaitu kabupaten/kota yang masuk dalam kategori wilayah relatif terbelakang/kurang berkembang. Hal ini mengindikasikan adanya ketimpangan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang cukup tinggi, dimana bentuk ketimpangan tersebut tercermin dari adanya kesenjangan tingkat perkembangan wilayah antar kabupaten/kota.