• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sediaan Obat Tradisional yang Beredar di Pasaran

tahun 5 ml 3 kali sehari

IV.1.3 Sediaan Obat Tradisional yang Beredar di Pasaran

Indikasi :

Mengobati rinitis alergi Komposisi :

35% Garcinia mangostana (kulit buah manggis), 35% Annona muricata (daun sirsak), 20% Malus domestica (buah apel) dan 10% Mel departum (madu).

Aturan pakai : 1-2 kali sehari Produsen : PT. H2O Internasional  Jamu Batuk Indikasi:

Mengobati penyakit batuk yang disebabkan oleh influenza, pilek, masuk angin dan lainnya.

Komposisi:

Patikan Kebo 10% (Hirtae Herba), kencur 15% (Kaempferiae Rhizoma), jahe 12% (Zingiberis

Rhizoma), kunyit 20% (Curcumae domesticae Rhizoma), buah kapulogo 5% (Amomi Fructus), adas manis 13% (Anisi Fructus), kayu manis 10% (Glycyrrhizae Radix).

Aturan pakai:

Diminum 2 kali sehari @ 1 bungkus. Produsen :

Air Mancur  Jamu Selesma

Indikasi:

Mengobati demam selesma dengan gejala-gejala seperti badan merasa panas dingin/demam, batuk, pilek, meriang, linu pada persendian, mual, hidung pengar, tenggorokan kering.

Komposisi:

Daun sembung 10% (Blumeae Folium), pegagan 10% (Centellae Herba), buah mungsi 15% (Coptici Fructus), temulawak 15% (Curcumae Rhizoma), kencur 15% (Kaempferiae Rhizoma), dan jahe 15% (Zingiberis Rhizoma). Aturan pakai:

Diminum setiap hari 2 kali @ 1 bungkus.Bila perlu diminum 3 kali sehari @ 1 bungkus.

Produsen : Air Mancur

Jamu Pilek

Mengobati pilek dengan gejala-gejala sukar bernafas, hidung tersumbat, keluar ingus disertai bersin/batuk terus menerus dan sakit kepala.

Komposisi:

Buah kapulogo 15% (Amomi Fructus), buah ketumbar 10% (Coriandri Fructus), lada hitam 10% (Piperis nigri Fructus), cabe jawa 15% (Retrofracti Fructus), lengkuas 15% (Languatis

Rhizoma), jahe 15% (Zingiberis Rhizoma).

Aturan Pakai:

Diminum setiap hari 2 kali @ 1 bungkus. Produsen :

Air Mancur

Jamu Sekalor

Indikasi:

Mengobati sakit kepala karena flu, kurang tidur, masuk angin, gangguan pada pencernaan, dan ketegangan urat syaraf.

Komposisi:

Daun sangketan 10% (Achyranthi Folium), temulawak 20% (Curcumae Rhizoma), jahe 15% (Zingiberis Rhizoma), lempuyang Wangi 15% (Zingiberis aromaticae

Rhizoma), bengle 10% (Zingiberis purpurei Rhizoma), kulit kina 10%

(Cinchonae Cortex). Aturan Pakai:

Diminum setiap hari 2 kali @ 1 bungkus. Produsen :

Air Mancur  Tolak Angin

Indikasi:

Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala-gejalanya seperti: mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan terasa dingin, mata berair.

Komposisi:

30% bahan yang terdiri dari : Amoni Fructus (kapulaga), Foeniculli Fructus

(Adas), Isorae Fructu s (kayu ules), Myristicae Semen (pala), Burmanni Cortex (kayu manis), Centellae Herba (pegagan), Caryophylli Folium

(cengkeh), Parkiae Semen (kedawung), Oryza sativa (beras), Menthae arvensitis Herba (poko), Usneae thallus (kayu angin), Zingiberis Rhizoma (jahe), Panax Radix extract, 70% Mel Depuratum (Madu) serta bahan-bahan lain.

Aturan Pakai : 2 x sehari 1 bungkus Produsen :

Madu Batuk

Indikasi:

Meningkatkan stamina dan meredakan batuk, flu serta melegakan hidung tersumbat.

Komposisi:

70% Mel Depuratum (madu), 25% Nigella sativa

Linn (jintan hitam), 5% Mentha piperita (daun mint).

Aturan Pakai:

Diminum 3 x 1 sendok teh sehari dan dianjurkan diminum sebelum makan. Produsen:

PT El Iman

Jamu Batuk Flu

Indikasi:

Mengobati batuk dan flu serta membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

Komposisi:

300 mg kencur (Kampheria galanga

rhizoma), 200 mg temulawak (Curcuma xanthoriza), 200 mg kapulaga

(Ammomuncardamomum), 100 mg jahe merah (Zingiber officinale), dan 100 mg pegagan (Centella asiatica).

Aturan pakai :

Produsen : UD. Rahmasari

BAB III PEMBAHASAN

Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter. Obat-obatan yang digunakan untuk pengObat-obatan sendiri atau swamedikasi biasa disebut dengan obat tanpa resep atau obat OTC (over the counter). Adapun definisi swamedikasi menurut WHO adalah pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal, mau pun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Swamedikasi merupakan bagian dari upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri. Dari data World Health Organization, di banyak negara sampai 80% orang yang sakit mencoba untuk melakukan pengobatan sendiri oleh penderita. Sedangkan data di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 60% masyarakat melakukan swamedikasi dengan obat modern sebagai tindakan pertama bila sakit (Depkes RI, 1995). Dasar hukum swamedikasi di Indonesia bersandar pada permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993.

Selesma adalah iritasi atau peradangan selaput lendir hidung akibat infeksi dari suatu virus. Selaput lendir yang meradang memproduksi banyak lendir sehingga hidung menjadi tersumbat dan sulit bernafas.

Gejala selesma muncul 1 sampai 3 hari setelah infeksi. Hidung tersumbat adalah gejala pertama diikuti dengan, rhinorrea, bersin, sakit tenggorokan dan batuk. Pasien kadang merasa kedinginan, sakit kepala,

malaise, mialgia, batuk, atau demam ringan. Gejala biasanya terjadi selama 2 atau 3 hari. Batuk biasanya jarang terjadi dan jika muncul selama 4 atau 5 hari. Gejala selesma bertahan sekitar 7 hari. Tanda dan gejala selesmamungkin sulit dibedakan dengan influenza dan penyakit pernafasan lainnya

Selesma merupakan penyakit simptomatis yang dapat sembuh dengan sendirinya sehingga system pengobatannya hanya bersifat paliatif/meringankan gejala. Tidak semua gejala yang timbul harus diobati, Karena merupakan perluasan dari gejala sebelumnya, sehingga sasaran pengobatannya adalah gejala yang paling berat dan merupakan awal rantai gejala berikutnya yaitu cairan nasal dan sumbatan nasal. Untuk mengatasi selesma dan influenza, diperlukan daya tahan tubuh yang baik. Karena pada dasarnya, yang bertindak membunuh virus influenza atau selesma yang masuk itu adalah sistem imun tubuh kita sendiri. Sedangkan terapi obat, sebagian besar hanya digunakan untuk mengatasi dan mengurangi gejala penyakit yang cukup mengganggu. Sehingga obat-obat yang biasa diberikan untuk mengatasi selesma dan influenza biasanya adalah obat-obat penurun panas, analgetik, anti histamine atau anti alergi, dan obat-obat untuk mengatasi sekret yang dimaksudkan untuk mengurangi gejala-gejala penyakit.

Influenza adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenza, dan menyebar dengan mudah dari orang keorang. Virus ini

beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin

gejala umum pada penderita influenza seperti demam sampai 39°C, hidung tersumbat, mual, menggigil dan berkeringat, kelelahan, nyeri otot (terutama di lengan, punggung dan kaki), batuk kering yang sering dan intens, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan berkurang, sakit kepala,

Untuk terapi farmakologi dari influenza, yaitu dapat digunakan pelega hidung tersumbat (dekongestan) : fenilpropanolamin, fenilefrin, pseudoefedrin dan efedrin. Penghilang sakit/penurun panas

(analgesik/antipiretik) : parasetamol. Pada beberapa merek, diberi tambahan : Obat batuk berdahak (ekspektoran), obat batuk kering (antitusif), antialergi (antihistamin)

Rinitis alergi adalah inflamasi pada membran mukosa nasal yang disebabkan oleh penghirupan senyawa alergenik yang kemudian memicu respon imunologi spesifik

Gejala dari rhinitis alergi adalah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung, mata, telinga, faring atau laring. Tanda hidung termasuk lipatan hidung melintang – garis hitam melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan pemberian hormat (allergic salute), pucat dan edema mukosa

hidung yang dapat muncul kebiruan. Lubang hidung bengkak. Disertai dengan sekret mukoid atau cair. Tanda di mata termasuk edema kelopak mata, kongesti konjungtiva, lingkar hitam dibawah mata (allergic shiner). Tanda pada telingatermasuk retraksi membran timpani atau otitis media serosa sebagai hasil dari hambatan tuba eustachii. Tanda faringealtermasuk faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa jaringan limfoid. Tanda laryngeal termasuk suara serak dan edema pita suara

Terapi non-farmakologi dari rhinitis adalah adalah dengan menghindari allergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi. Terapi Farmakologi (Terapi Simptomatis) yaitu antihistamin, obat-obatan simpatomimetik, kortikosteroid dan antikolinergik topikal.

Beberapa sediaan yang digunakan untuk mengobati rhinitis alergi, yaitu Neozep, Bodrexin Pilek Alergi , orphan, Iliadin dan lain-lain. Tidak semua obat dapat diswamedikasikan, dapat dilihat bahwa jika obat tersebut termasuk obat keras dan tidak termasuk daftar obat apotik (OWA) obat tersebut tidak dapat diswamedikasikan.

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan penyakit selesma, influenza, dan rhinitis alergi maka dapat disimpulkan bahwa :

- Penyebab terjadinya rinitis alergi disebabkan oleh alergen, sedangkan untuk selesma dan influenza disebabkan oleh infeksi virus.

- Tindakan agar tidak terkena influenza dan selesma adalah dengan menjaga kebersihan diri terutama kebersihan tangan. Sedangkan untuk rinitis alergi dengan menghindari alergen penyebabnya.

- Swamedikasi/terapi farmakologi untuk selesma, influenza, dan rhinitis alergi bersifat simptomatis karena pada dasarnya selesma, influenza, dan rhinitis alergi adalah penyakit yang self-limiting (bisa sembuh sendiri). Obat penurun panas, dekongestan dan pengencer dahak, antialergi dapat diberikan bila gejala sangat mengganggu

- Pengobatan penyakit selesma, influenza dan rhinitis alergi bisa dilakukan dengan pengobatan sendiri ( swamedikasi ) baik menggunakan obat modern yang termasuk dalam golongan obat bebas, bebas terbatas dengan memperhatikan dosis dan cara penggunaan ataupun dengan obat tradisional.

Dokumen terkait