• Tidak ada hasil yang ditemukan

GATT sebenarnya hanya salah satu dari IX Chapters yang direncanakan menjadi isi dari Havana Charter mengenai pembentukan International Trade Organization (ITO) pada tahun 1947, yaitu Chapter IV: Commercial Policy. Namun International Trade Organization (ITO) tidak berhasil didirikan, walaupun Havana Charter sudah disepakati dan ditandatangani oleh 53 negara pada Maret 1948.Hal tersebut dikarenakan Amerika Serikat menolak untuk meratifikasinya di mana Kongres Amerika Serikat khawatir

30

wewenangnya dalam menentukan kebijakan Amerika Serikat semakin berkurang.Oleh karena itu Piagam Havana tidak dapat diberlakukan dan ITO juga gagal terbentuk sebagai organisasi perdagangan internasional dibawah PBB.

Sementara itu bersamaan dengan perundingan pembentukan Piagam Havana, sejumlah negara juga melakukan perundingan-perundingan perdagangan internasional berkaitan dengan konsesi tariff (bea masuk) timbal balik. Hasil perundingan tersebut kemudian dituangkan dalam GATT pada tanggal 30 Oktober 1947. GATT semula merupakan kodifikasi sementara mengenai peraturan perhubungan antar negara penanda tangan (ditanda tangani oleh 23 negara) sambil menunggunya Piagam Havana dan ketentuan-ketentuan GATT 1947 tersebut akan dimasukan kedalam Piagam Havana sebagai bagian dari peraturan perdagangan berdasar Piagam Havana. Karena Piagam Havana gagal untuk diberlakukan, maka GATT 1947 akhirnya menjadi instrument hukum yang berdiri sendiri.31

31

Triyana Yohanes, Hukum Ekonomi Internasional. Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.2015, Hal.45

GATT kemudian dimasukkan hanya sebagai perjanjian sementara (interim) melalui sebuah Protocol of Provisional Application sampai Havana Charter dapat diberlakukan dan sebagai badan pelaksana GATT adalah Committee-ITO/GATT yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.

2) GATT diresmikan

Inisiatif pembentukan GATT muncul dari Amerika Serikat selama dan sesudah Perang Dunia II dimana diyakini bahwa salah satu pendorong terjadinya perang tersebut adalah kondisi ekonomi dunia. Diyakini bahwa telah terjadi disfungsi ekonomi internasional pada masa itu.Perlindungan terhadap tarif dan perdagangan dipandang memiliki tanggung jawab yang paling besar atas terjadinya depresi dan ketidakpercayaan yang tinggi antar bangsa-bangsa berkaitan dengan isu perdagangan.Konflik yang terjadi itu merupakan konsekuensi dari ketidakpercayaan. Oleh karena itu timbul konsep bahwa situasi seperti ini hendaknya dapat diantisipasi dan perdagangan internasional pada masa akan datang harus dibuat sebebas mungkin.

Pembentukan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) dilatarbelakangi adanya keinginan sejumlah negara untuk bangkit memperbaiki kehancuran ekonomi akibat Perang Dunia II serta mengakhiri pengaruh sistem proteksionisme yang berkembang sejak tahun 1930. GATT yang dibentuk melalui serangkaian negoisasi pada awalnya dimaksudkan dalam rangka pembentukan organisasi perdagangan internasional ITO

(International Trade Organization). Namun walaupun perundingan di Havana, Kuba, pada tahun 1948 telah berhasil merumuskan piagam pendirian ITO (Havana Charter), pendirian ITO gagal terbentuk karena adanya penolakan dari Kongres AS untuk meratifikasi piagam

Havana tersebut. Meskipun ITO gagal terbentuk, GATT telah berhasil dirumuskan pada tahun 1947 sebagai interim agreement.32

Oleh karena merupakan organisasi internasional.GATT membentuk struktur kelembagaan yang ditetapkan dalam konferensi-konferensinya.Yaitu, membentuk Sekretariat (di Jenewa, Swiss), Sekretariat Eksklusif (yang kemudian diganti menjadi Direktur Jenderal), Komisi dan Consultativegroup yang semua berfungsi melaksanakan dan membahas masalah – masalah yang timbul dalam perundingan konferensi GATT.33

GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) ata tarif dan GATT beranggotaka

34

a. Prinsip resiprositas, yaitu perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara lain sebagai

Kesepakatan dalam GATT yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1948 tertuang dalam tiga prinsip, yaitu:

dagang negara tersebut.

b. Prinsip most favored nation, yaitu negara anggota GATT tidak boleh memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau sekelompok negara tertentu.

3 September 2016

33

Narsif, Diktat Hukum Ekonomi Internasional, Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang,

2005, hlm. 96.

c. Prinsip transparansi, yaitu perlakuan dan kebijakan yang dilakukan suatu negara harus transparan agar diketahui oleh negara lain.

3) Putaran-Putaran GATT

Pada tahun-tahun awal, Putaran Perdagangan GATT mengkonsentrasikan negosiasi pada upaya pengurangan tarif.Pada tahun 1954 – 1955, teks GATT mengalami perubahan.Ada dua perubahan penting yang terjadi. Pertama, dikeluarkannya protokol yang merubah bagian 1 dan Pasal XXIX dan XXX dan protokol yang merubah preambule dan bagian 2 dan 3. Protokol pertama mensyaratkan penerimaan oleh semua negara peserta. Namun karena Uruguay tidak meratifikasinya, protokol ini menjadi tidak berlaku sejak tanggal 1 Januari 1968. Sedangkan protokol kedua mulai berlaku sejak tanggal 28 November 1957.

Kemudian pada Putaran Kennedy (pertengahan tahun 1960-an) dibahas Persetujuan Anti Dumping (Anti Dumping Agreement).Pada tahun 1965, GATT mendapat tambahan bagian baru, yaitu bagian keempat.Bagian ini berlaku secara de facto tanggal 8 Februari 1965 dan mulai berlaku efektif tanggal 27 Juni 1965.Bagian ini khusus mengatur kepentingan perluasan ekspor bagi negara-negara sedang berkembang (Pasal XXXVI – XXXVIII).35

35

Putaran Tokyo (1973-1979) meneruskan upaya GATT mengurangi tarif secara progresif. Hasil yang diperoleh rata-rata mencakup sepertiga pemotongan dari bea impor/ekspor terhadap 9 negara industri utama, yang mengakibatkan tarif rata-rata atas produk industri turun menjadi 4,7%. Putaran Tokyo gagal menyelesaikan masalah produk utama yang berkaitan dengan perdagangan produk pertanian dan penetapan persetujuan baru mengenai “safeguards” (emergency import measures). Meskipun demikian, serangkaian persetujuan mengenai hambatan non tarif telah muncul di berbagai perundingan, yang dalam beberapa kasus menginterpretasikan peraturan GATT yang sudah ada.36

Selanjutnya adalah Putaran Uruguay (1986-1994) yang mengarah kepada pembentukan WTO. Putaran Uruguay memakan waktu 7,5 tahun. Putaran tersebut hampir mencakup semua bidang perdagangan. Pada saat itu putaran tersebut nampaknya akan berakhir dengan kegagalan. Tetapi pada akhirnya Putaran Uruguay membawa perubahan Putaran Tokyo selama tahun 1970-an merupakan upaya terbesar pertama untuk menanggulangi hambatan perdagangan (non-tariff barriers) dan perbaikan sistem perdagangan. Putaran terakhir dan terbesar adalah Putaran Uruguay yang berlangsung dari 1986 sampai 1994 dan mengarah pada pembentukan WTO. GATT, sebagai suatu persetujuan, masih tetap eksis dan telah diperbaharui.Dengan demikian, walaupun GATT tidak ada lagi sebagai organisasi internasional, persetujuan GATT masih tetap berlaku. Teks lama dikenal dengan ”GATT 1947” dan versi terbaru dikenal dengan ”GATT 1994”.

36

besar bagi sistem perdagangan dunia sejak diciptakannya GATT pada akhir Perang Dunia II.Meskipun mengalami kesulitan dalam permulaan pembahasan, Putaran Uruguay memberikan hasil yang nyata. Hanya dalam waktu 2 tahun, para peserta telah menyetujui suatu paket pemotongan atas bea masuk terhadap produk-produk tropis dari negara berkembang, penyelesaian sengketa, dan menyepakati agar para anggota memberikan laporan reguler mengenai kebijakan perdagangan. Hal ini merupakan langkah penting bagi peningkatan transparansi aturan perdagangan di seluruh dunia.

Persetujuan GATT yang baru tersebut berdampingan dengan GATS (General Agreement on Trade in Services) dan TRIPs (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights). WTO mencakup ketiga persetujuan tersebut dalam satu organisasi, satu aturan dan satu sistem untuk penyelesaian sengketa.37

Tahun

Tabel 1 : Putaran Perundingan Perdagangan

Tempat/nama Keputusan Jumlah

Negara 1947 Geneva Pengurangan Tarif, GATT mulai diakui 23 1949 Annecy (Prancis) Pengurangan Tarif 13 1951 Torquay (Inggris) Pengurangan Tarif 38

1956 Geneva Pengurangan Tarif 26

1960-1961 Geneva Dilon Round Pengurangan Tarif 26 1964-1967

Geneva Pengurangan Tarif 62

37 Sulistyo Widayanto, 2007, Negosiasi untuk Mengamankan Kepentingan Nasional di Bidang

Kennedy Round

anti-dumping measures GATT Negotiation Rules

1973-1979

Geneva Tokyo Round

– Pengurangan Tarif pada tingkat rata-rata 35% dan 5-8% diantara negara-negara maju.

non-tariff codes:

Government procurement,

Customs valuation,

Subsidies and countervailing measures

Antidumping Standars Import licencing 102 1986-1994 Geneva Uruguay Round

– Perluasan GATT pada:

Pembatasan subsidi pertanian

services,

intellectual property,

dispute settlement, textiles, agriculture,

creation of WTO, etc

123

Sumber:https://ardiansyahbc.wordpress.com/2013/09/04/gatt-putaran-perundingan-perdagangan/

4) Berdirinya World Trade Organization pasca Uruguay Round

Putaran Perundingan GATT yang terakhir, yakni Perundingan Putaran Uruguay dimulai di Uruguay 1986 dan diakhiri di Marakesh 1994.Keprihatinan terhadaap penurunan pentaatan GATT 1947 yang terjadi pada tahun 1980-an, kemudian mendorong penyelenggaraan Putaran Perundingan Uruguay tahun 1986 – 1994 tersebut. Melalui

berbagai penyempurnaan pengaturan perdagangan internasional berdasar GATT diupayakan dan diharapkan negara-negara akan lebih menaati kaidah-kaidah hukum perdagangan internasional yang dihasilkan melalui Putaran Perundingan Uruguay itu sendiri antara lain memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:38

a. menciptakan perdagangan bebas dunia yang member keuntungan pada negara-negara sedang berkembang dan perluasan ekspor melalui penghapusan hambatan dagang.

b. Meningkatkan peran GATT dan memperbaiki sistem perdagangan multilateral berdasarkan prinsip-prinsip GATT.

c. Meningkatkan penyesuaian sistem GATT dan mempererat hubungan GATT dengan organisasi-organisasi internasional yang relevan

d. Mengembangkan kerjasama ekonomi nasional dan internasional antara lain melalui perbaikan sistem keuangan internasional dan investasi ke negara-negara sedang berkembang.

Hasil dari Perundingan GATT Putaran Uruguay tersebut adalah disetujuinya Persetujuan Pembentukan WTO beserta lampiran-lampiran nya (the Agreement Establishing the World Trade Organization and annexes). Dengan terbentuk WTO, maka terealisir cita-cita masyarakat internasional untuk memiliki suatu organisasi internasional universal yang membidangi masalah-masalah perdagangan Dunia.

38

Persetujuan tentang pembentukan WTO tidak merupakan perjanjian internasional tunggal yang berdiri sendiri, namun merupakan persetujuan internasional yang terdiri dari banyak instrument yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan.

5) Perkembangan Putaran Doha

Putaran Doha merupakan KTM yang ke-4 dalam WTO.KTM ke-4 ini dihadiri oleh 142 negara. Pertemuan ini berjalan sangat alot, sebab belum adanya ketercapaian didalamnya atau dengan kata lain tidak kunjung selesai meskipun telah berlangsung dalam kurun 6 (enam) tahun. Saat ini, putaran Doha berhenti untuk sementara waktu.39

Salah satu isu penting dari Putaran Doha adalah mengenai konsep SSM (Special Safe Mechanism) yang diperjuangkan oleh kelompok G-33 (46 negara yang memperjuangkan keringanan dalam proses liberalisasi WTO di sektor pertanian).G-33

Dasar permasalahan yang membuat pertemuan ini menjadi tidak berujung, sebab negara maju tidak ingin sedikit pun mengalah ataupun memberikan konsesi terhadap negara berkembang.Negara maju tidak ingin mengalah terhadap konsep pasar bebas. Hal ini disebabkan, ketika konsep pasar bebas dihilangkan, maka sudah pasti akan mematikan industri negara maju tersebut. Negara berkembang atau negara miskin, tetap kukuh memperjuangkan persamaan hak atau keadilan dalam perdagangan atau dengan kata lain fair trade.

menuntut konsep SSM yang sederhana agar petani dari negara berkembang terhindar dari serbuan impor atau anjloknya harga dunia.40

40

Ibid

Adapun alasan utama, dalam hal ini perunding Amerika Serikat, tidak ingin memberikan konsesi sedikitpun terhadap negara berkembang adalah mereka tahu bahwa AS tidak bisa merubah sikap, sebab George Bush telah kehilangan mandat perundingan perdagangan sejak habisnya Fast Track Authority pada Mei 2008. Selain itu, Amerika Serikat juga akan melaksanakan pemilihan presiden yang tentunya membuat Bush tidak bisa memberikan konsesi perdagangan apa-apa karena harus melewati Kongres yang telah didominasi oleh Demokrat.

Sementara itu, Prancis yang menguasai Uni Eropa sejak Juli 2008, terkenal sangat protektif dalam sektor pertanian, tentunya tidak ingin mengorbankan sektor tersebut untuk diliberalisasi. Prancis tidak ingin sektor tersebut diliberalisasi sebab ia tidak ingi membagi keuntungannya dengan negara berkembang. Jadi, sudah pasti keputusan Uni Eropa tetap bulat di bawah pimpinan Prancis untuk tidak berkompromi dengan negara berkembang.

Perundingan kali ini sangat berbeda dengan perundingan sebelumnya.Hal ini dikarenakan negara-negara berkembang telah mulai berfikir untuk melawan dari dikte-dikte yang dilakukan oleh negara maju.Negara-negara tersebut adalah Brazil, India, dan pendatang baru China.Negosiator dari Brazil sangat menguasai permasalahan sehingga mampu mengartikulasikannya dalam perdebatan yang berlangsung.

Salah satu isu penting dari Putaran Doha adalah mengenai konsep SSM (Special Safe Mechanism) yang diperjuangkan oleh kelompok G-33 (46 negara yang memperjuangkan keringanan dalam proses liberalisasi WTO di sektor pertanian).G-33 menuntut konsep SSM yang sederhana agar petani dari negara berkembang terhindar dari serbuan impor atau anjloknya harga dunia.

Namun Putaran Doha menghasilkan beberapa kesepakatan-keepakatan yang telah disepakati oleh para negara peserta, yaitu :41

A. Deklarasi Doha

KTM ke-4 (9-14 Nopember 2001) yang dihadiri oleh 142 negara. Menghasilkan dokumen utama berupa Deklarasi Menteri (Deklarasi Doha) yang menandai diluncurkannya putaran perundingan baru mengenai perdagangan jasa, produk pertanian, tarif industri, lingkungan, isu-isu implementasi, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), penyelesaian sengketa dan peraturan WTO.

Deklarasi tersebut mengamanatkan kepada para anggota untuk mencari jalan bagi tercapainya konsensus mengenai Singapore Issues yang mencakup isu-isu: investasi, kebijakan kompetisi (competition policy), transparansi dalam pengadaan perundingan mengenai isu-isu tersebut ditunda hingga selesainya KTM V WTO pada tahun 2003, jika terdapat konsensus yang jelas (explicit concensus) dimana para anggota menyetujui dilakukannya perundingan. Deklarasi juga memuat mandat untuk meneliti

program kerja mengenai electronic commerce, negara-negara kecil (small economies), serta hubungan antara perdagangan, hutang dan alih teknologi.

Deklarasi Doha juga telah memberikan mandat kepada para anggota WTO untuk melakukan negosiasi di berbagai bidang, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan pelaksanaan persetujuan yang ada.Perundingan dilaksanakan di Komite Perundingan Perdagangan (Trade Negotiations Committee/TNC) dan badan-badan dibawahnya (subsidiaries body).Selebihnya, dilakukan melalui program kerja yang dilaksanakan oleh Councils dan Commitee yang ada di WTO.

B. Doha Development Agenda

Keputusan-keputusan yang telah dihasilkan KTM IV ini dikenal pula dengan sebutan ”Agenda Pembangunan Doha” (Doha Development Agenda) mengingat didalamnya termuat isu-isu pembangunan yang menjadi kepentingan negara-negara berkembang paling terbelakang (Least developed countries/LDCs), seperti: kerangka kerja kegiatan bantuan teknik WTO, program kerja bagi negara-negara terbelakang, dan program kerja untuk mengintegrasikan secara penuh negara-negara kecil ke dalam WTO.

Mengenai perlakuan khusus dan berbeda” (special and differential treatment), Deklarasi tersebut telah mencatat proposal negara berkembang untuk merundingkan Persetujuan mengenai Perlakuan khusus dan berbeda (Framework Agreement of Special and Differential Treatment/S&D), namun tidak mengusulkan suatu tindakan konkrit

mengenai isu tersebut. Para menteri setuju bahwa masalah S&D ini akan ditinjau kembali agar lebih efektif dan operasional.

C. Isu-isu yang disetujui untuk dirundingkan lebih lanjut

Deklarasi Doha mencanangkan segera dimulainya perundingan lebih lanjut mengenai beberapa bidang spesifik, antara lain di bidang pertanian. Perundingan di bidang pertanian telah dimulai sejak bulan sejak bulan Maret 2000. Sudah 126 anggota (85% dari 148 anggota) telah menyampaikan 45 proposal dan 4 dokumen teknis mengenai bagaimana perundingan seharusnya dijalankan. Salah satu keberhasilan besar negara-negara berkembang dan negara eksportir produk pertanian adalah dimuatnya mandat mengenai ”pengurangan, dengan kemungkinan penghapusan, sebagai bentuk subsidi ekspor”.

Mandat lain yang sama pentingnya adalah kemajuan dalam hal akses pasar, pengurangan substansial dalam hal program dukungan/subsidi domestik yang mengganggu perdagangan (trade-distorting domestic suport programs), serta memperbaiki perlakukan khusus dan berbeda di bidang pertanian bagi negara-negara berkembang.

Paragraf 13 dari Deklarasi KTM Doha juga menekankan mengenai kesepakatan agar perlakuan khusus dan berbeda untuk negara berkembang akan menjadi bagian integral dari perundingan di bidang pertanian. Dicatat pula pentingnya memperhatikan kebutuhan negara berkembang termasuk pentingnya ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan.

C. Tujuan Fungsi dan Struktur WTO sebagai Organisasi Perdagangan Internasional

Dokumen terkait