• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. World Trade Organization (WTO)

1 Januari 1995, telah berdiri Organisasi Perdagangan Dunia, yaitu World Trade Organization yang diselenggarakan dalam kerangka General Agreement on Tariff and Trade.Perundingan tersebut berlangsung selama tujuh tahun.Dimulai di Punta del Este, Uruguay dan berakhir di Marakesh, Maroko. Perundingan ini, selain WTO, juga mengeluarkan suatu dokumen dengan namafinal act. 6

WTO mengambil alih peranan GATT dalam memelihara sistem perdagangan dunia yang terbuka dan bebas. Berbeda dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), WTO benar-benar mempunyai konsep dasar yang matang , kemudian tidak seperti IMF atau World Bank, WTO memiliki misi yang sangat jelas dan tindakan serta aturan yang dikeluarkannya berlaku sama bagi setiap negara anggota, tanpa membedakan negara berkembang dan maju.

Final Act adalah suatu dokumen yang berisikan ringkasan laporan sidang dari suatu konferensi dan yang juga menyebutkan perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan oleh konferensi tersebut dengan kadang-kadang disertai anjuran atau harapan yang sekiranya dianggap perlu.

7

Tujuan utama GATT tampak jelas pada preambulnya. Menurut Huala Adolf, ada 4 tujuan paling penting yang hendak dicapai oleh GATT, yaitu:8

a. Meningkatkan taraf hidup umat manusia b. Meningkatkan kesempatan kerja

c. Meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam dunia

6

Syahmin AK. Op Cit.., hlm. 172. 7 Ibid, Hal.173

8

d. Meningkatkan produksi dan tukar menukar barang.

GATT merupakan suatu perjanjian perdagangan multilateral yang disepakati pada tahun 1948 dimana tujuan pokok nya adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan guna tercapainya kesejahteraan umat manusia.Dengan adanya kesepakatan Putaran Uruguay pada tanggal 15 April 1994 di Marakesh, Maroko.Dimulailah babak baru dalam hubungan perdagangan internasional.Dengan demikian, diharapkan perdagangan dunia yang bebas, adil, dan terbuka dapat dicapai.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan membantu penerapan dan beroperasinya semua persetujuan dan instrumen hukum yang telah dirundingkan dalam Putaran Uruguay dan dipersetujuan plurilateral menjadi forum perundingan; mengadministrasikan Understanding on Rules Procedures Governing the Settlement of Disputes and Trade Policy Review Mechanism (TPRM); dan bekerja sama dengan

International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Recontruction and Development (IBRD).

Didalam Preambule 9

9

Periksa, Preambule Final Act, Agreement Establishing the WTO Marakesh, Maroko, 15 April 1994

Agreement Establishing WTO ditetapkan kembali tujuan objektif GATT, yaitu meningkatkan standar kehidupan dan pendapatan menjamin tersedianya lapangan kerja, mmeperluas produksi dan perdagangan dan pemanfaataan secara optimal sumber daya di dunia, serta memperluas hal-hal tersebut kepada perdagangan jasa.

Selanjutnya tujuan pembentukan WTO tersebut direfleksikan ke dalam 5 fungsi WTO yang tercantum dalam Article III WTO, yaitu:

a. WTO berfungsi sebagai lembaga yang memberikan fasilitasi implementasi, administrasi dan pelaksanaan dari perjanjian WTO serta memberikan kerangka kerja untuk implementasi, administrasi dan pelaksanaan dari perjanjian plurilateral b. WTO berfungsi sebagai lembaga yang menyediakan forum untuk melakukan

perundingan di antara anggotanya terkait isu yang diatur dalam perjanjian WTO termasuk menyediakan forum dan kerangka kerja untuk implementasi hasil-hasil perundingan yang telah dicapai.

c. WTO bertindak sebagai selaku administrator dari aturan penyelesaian sengketa (Dispute Settlement Understanding). Dalam pelaksanaannya penyelesaian sengketa dalam WTO menjadi tanggung jawab Dispute Settlement Body.

d. WTO berfungsi selaku administrator mekanisme pengujian kebijakan perdagangan yang secara regular melakukan peninjauan terhadap ketentuan perdagangan dari masing-masing negara anggota.

e. WTO bekerja sama dengan organisasi-organisasi internasional lainnya seperti

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank). Dengan kerja sama tersebut diharapkan terjadi sinkronisasi dan konsistensi dalam pembuatan kebijakan ekonomi global

WTO Agreements mengatur begitu banyak regulasi yang berkaitan dengan perdagangan internasional di bidang barang, jasa, dan aspek – aspek kekayaan intelektual. Mengingat pentingnya dampak dari aturan – aturan tersebut baik dalam bidang ekonomi maupun bidang lainnya, maka tidak mengejutkan apabila anggota WTO tidak selalu setuju dengan interpretasi aplikasi dari beragam aturan ini. Sengketa dapat muncul ketika suatu negara menetapkan suatu kebijakan perdagangan tertentu yang bertentangan dengan komitmennya di WTO atau mengambil kebijakan yang kemudian merugikan kepentingan negara lain. Selain negara yang paling dirugikan atas kebijakan tersebut, negara ketiga yang tertarik pada kasus tersebut dapat mengemukakan keinginannya untuk menjadi pihak ketiga dan mendapat hak – hak tertentu selama berlangsungnya proses penyelesaian sengketa.10

Penyelesaian sengketa WTO sendiri diatur dalam Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement of Disputes atau lebih dikenal dengan nama Dispute Settlement Understanding (DSU). Pengaturan tentang DSU ini dipercayakan kepada sebuah badan yang disebut Dispute Settlement Body (DSB) dimana perwakilan dari seluruh anggota WTO berpartisipasi. Sistem dari DSU lewat DSB ini sangat bersifat desentralisasi, tidak dapat dilakukan secara ex-officio atau diluar keanggotaan, karena tidak adanya otoritas yang diberikan kepada entitas supra-nasional untuk mengajukan komplain kepada anggota WTO, sehingga sengketa hanya diajukan berdasarkan inisiatif anggota WTO saja.11

10

Peter van den Bossche, 2005, The Law and Policy of the World Trade Organization, New York :

Cambridge University 11

3. Hukum Internasional

Hukum Internasional adalah kumpulan ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh masyarakat internasional.Sebagai kumpulan ketentuan hukum, hukum internasional merupakan bagian dari hukum. Sebagai bagian dari hukum, hukum internasional memenuhi unsure-unsur yang menetapkan pengertian hukum, yakni kumpulan ketentuan yang mengatur tingkah laku orang dalam masyarakat yang berlakunya dipertahankan oleh “external power” masyarakat yang bersangkutan.12

Hukum internasonal dinyatakan sebagai kumpulan ketentuan hukum, definisi tersebut menolak pendapat bahwa hukum internasional hanyalah moral internasional.Moral berbeda dengan hukum.Berbeda dengan moral, berlakunya ketentuan hukum dipertahankan oleh “external power”, yakni kekuasaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.

Sebagai bagian dari hukum pada umumnya, tujuan hukum internasional adalah sama juga dengan tujuan hukum hukum pada umumnya. Tujuan hukum itu ialah menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat tempat berlakunya hukum tersebut.

13

Menurut Mochtar Kusumaatmaja, hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata. Dari pengertian yang diberikan Mochtar Kusumaatmaja tersebut tampak bahwa hubungan internasional tidaklah

12

Sugeng Istanto, Hukum Internasional (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta,2010),

hlm.4. 13

terbatas hubungan yang dilakukan oleh antar negara saja, tetapi dapat dilakukan oleh negara dengan subek nin negara satu sama lain.14

Dokumen terkait