• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Sejarah dan Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar Rupiah sebagai mata uang resmi Negara Republik Indonesia sudah cukup panjang perjalanannya, sejarah mencatat perkembangan dan eksistensinya di Indonesia bersamaan dengan perkembangan perjalanan bangsa Indonesia. Peristiwa-peristiwa ekonomi menjadi faktor penentu pertahanan Rupiah sebaga nilai tukar yang sah. Adakalanya Rupiah mengalami fluktuasi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tertentu dan akan berdampak terhadap kondisi ekonomi yang sedang berjalan.

Perkembangan dan sejarah nilai tukar Rupiah yang tercatat dimulai pada tanggal 6 Maret 1946 dimana pada saat itu nilai 1 Rupiah (Rp 1,-) menjadi 3 sen. Rp 1,- Jepang disamakan dengan 3 sen uang NICA dan dinyatakan sebagai pengganti uang Jepang di daerah yang diduduki sekutu. Pada 7 Maret 1946 devaluasi Rupiah sebesar 29,12 %. Semula 1 USD (US $) sama dengan Rp 1,88 menjadi Rp 2,6525, 20 September 1949 devaluasi Rupiah 1 USD (US $) sama dengan Rp 3,80, 2 Nopember 1949 Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang resmi. Pebruari 1952 devaluasi Rupiah sebesar 66,67 % sehingga 1 USD (US $) sama dengan Rp 11,40. 25 Agustus 1959 Uang kertas Rp 1.000,- dan Rp 500,- dinyatakan susut nilainya sehingga menjadi tinggal 10 % nya saja. Simpanan di bank yang nilainya lebih dari Rp 25.000,- dibekukan. Pada saat itu 1 USD (US $) sama dengan Rp 45,- . September 1959 1 USD (US $) sama dengan Rp 250,-. Desember 1959 1 USD (US $) sama dengan Rp 550,-. Januari 1960 1 USD (US $) sama dengan Rp 1.960,-. Desember 1962 1 USD (US $) sama dengan Rp 1.300,-. Januari 1963 1 USD (US $)

sama dengan Rp 1.900,- Januari 1964 1 USD (US $) sama dengan Rp 2.000,. Desember 1964 1 USD (US $) sama dengan Rp 4.700,-. Desember 1965 1 USD (US $) sama dengan Rp 35.000,- (kejatuhan Bung Karno) . 13 Desember 1965 Rp 1.000,- lama harus ditukar dengan uang baru dengan nilai sebesar Rp 1.000,-. 17 April 1970 1 USD (US $) sama dengan Rp 378, 23 Agustus 1971 Orde baru mulai memperbaiki perekonomian dengan melakukan devaluasi nilai Rupiah. Nilai uang rupiah dipotong 10 % 1 USD (US $) sama dengan Rp 415,-Tahun 1978 Kebijakan yang dikenal

dengan “Kenop 15” mematok 1 USD (US $) sama dengan Rp 625,- 29 Maret 1983. Oktober 1988 1 USD (US $) sama dengan Rp 1.600,-, Sejak Oktober 1997 Rupiah dibiarkan mengambang bebas sesuai dengan pasar. 1 USD (US $) yang semula sama dengan Rp 2.300,- menjadi Rp 5.500,- dan seterusnya nilai Rupiah terjun bebas. Depresi Rupiah dalam puluhan persen dan ratusan persen tidak lagi terjadi dalam jangka waktu tahunan atau bulanan tapi harian, April 1998 1 USD (US $) sama dengan Rp 17.200,- diman pada peristiwa ini merupakan peristiwa penting bagi Indonesia, sejak Indonesia merajut perekonomian pada tahun tersebut perekonomian nasional dilanda yang namanya krisis ekonomi yang berdampak terhadap krisis multidimensi dan pada peristiwa tersebut presiden Soeharto dilengserkan dari posisi jabatannya. Sejak April 1998 Nilai Rupiah tak kunjung stabil dan saat itu berada di kisaran 1 USD (US $) kurang lebih Rp 10.000.

Tahun 1999 Terbit Undang Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang devisa bebas keluar masuk mata uang asing tidak dapat lagi dikontrol. Pada tahun 1999, pemerintah melakukan recovery terhadap Rupiah menjadi sebesar Rp. 7.810/US$,

namun pada tahun 2000, Rupiah melemah kembali sebesar Rp 8.530/USD, sementara itu pada tahun 2001 Rupiah kembali melemah menjadi Rp 10.625/USD , tahun 2002 kembali menguat menjadi Rp 9.260/USD, tahun 2003 menguat menjadi Rp 8.570/USD dan pada tahun 2004 sebesar Rp 8.985/USD. Pada tahun 2005 ditandai dengan melambungtnya harga minyak dunia yang menembus level 70 USD/barel memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap meningkatnya permintaan valuta asing sebagai konsekuensi para pengimpor minyak.

Pada tahun 2004, Rupiah diasumsikan sebesar Rp 8.600 per USD, namun kenyataanya Rupiah pada tahun tersebut berada pada rata-rata Rp 8930 per USD, dalam hal ini Rupiah mengalami penyimpangan dari asumsi sebesar 3,5 persen. Pada tahun 2005 Rupiah diprediski pada kisaran Rp 9300 per USD.

Sejak kenaikan harga BBM pada 2005 kegiatan ekonomi mengalami perlambatan. Pertumbuhan menurun dalam konsumsi rumah tangga, pembentukan modal dan ekspor neto. Pengeluaran pemerintah tidak dapat mengimbangi perlambatan itu, bahkan pada tahun 2006, pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami penurunan yang cukup tajam dibanding dengan tahun 2005.

Pada tahun 2007, nilai rupiah terhadap Dolar relative menguat, namun dengan kenaikan harga minyak internasional dan kasus suprame mortgage Rupiah dalam

bulan-bulan terakhir ada tahun 2007 mengalami pelemahan

Pengalaman pahit di bidang keuangan, terutama kenaikan kurs valuta asing yang tidak terkendali sejak resesi pada awal Juli 1997, yaitu dari Rp 2.450 pada bulan Juni 1997 menjadi Rp 14.900 per USD pada bulan Juni 1998, telah membuat

pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, terkena syndrome

ketakutan fluktuasi dolar. Pandangan pemerintah mengenai konsep pembangunan ekonomi beralih dari supply side ke monetary side menurut ajaran Milton Friedman.

Bank Indonesia melakukan penjagaan ketat terhadap fluktuasi nilai dolar secara terus-menerus dengan cara mengintervensi pasar apabila terjadi penurunan atau kenaikan nilai dolar, walaupun disadari bahwa kemampuan intervensi pasar yang dimilikinya sangat terbatas, alias tidak akan efektif dan bahkan dapat menghambat pembangunan ekonomi. Pemerintah harus tetap berupaya meningkatkan masuknya investor asing, baik disektor rill maupun disektor keuangan sehingga dolar mengalir ke Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan cara menjaga kestabilan politik dan keamanan dalam negeri yang sangat diharapkan oleh para investor. Dengan kata lain, konsep monetary side dan supply side dilaksanakan secara bersamaan.

Untuk mengurangi gejolak kurs valuta asing, pemerintah sebaiknya meningkatkan peran bursa berjangka agar investor dapat melakukan hedging terhadap mata uang asing dan tidak mengganggu peredaran valuta asing yang dikendalikan oleh Bank Indonesia, dimana hal ini juga penting bagi spekulan valuta asing.

Berikut merupakan grafik yang menunjukkan pergerakan nilai tukar Rupiah dalam kurun waktu penelitian selama 4 tahun dari tahun 2008-20011 dalam hal ini (48 observasi). Rupiah terlihat mengalami fluktuasi, khususnya pada tahun 2008 dan 2009.

Gambar 4.2

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah 2008-2011

Grafik fluktuasi nilai tukar Rupiah di Indonesia periode 2008-2011

-2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 Series1

Tabel 4.1

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah di Indonesia (Ribuan Rupiah)

Bulan 2008 2009 2010 2011 Januari 9.291 11.355 9.365 9.057 Februari 9.051 11.980 9.335 8.823 Maret 9.217 11.575 9.115 8.709 April 9.234 10.713 9.012 8.574 Mei 9.318 10.340 9.180 8.537 Juni 9.225 10.225 9.083 8.597 Juli 9.118 9.920 8.952 8.508 Agustus 9.153 10.060 9.041 8.578 September 9.378 9.681 8.924 8,823 Oktober 10.995 9.545 8.928 8.835 November 12.151 9.480 9.013 9.170 Desember 10.950 9.400 8.991 9.068

Dokumen terkait