• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Semantik Al-Qur’an dalam Konteks Zaman

BAB III BOHONG : PENGERTIAN DAN WACANA

C. Relevansi Semantik Al-Qur’an dalam Konteks Zaman

C. Relevansi Semantik Al-Qur’an dalam Konteks Zaman Sekarang

Kajian semantik dalam bahasa Arab disebut ‘Ilm al-Dalâlah, dan kajian semantik Toshihiko Izutsu relevan dengan tokoh-tokoh lain di dunia Arab, seperti Muqâtil ibn Sulaimân (w. 150 H/767 M.) dengan karyanya yang berjudul al-Asybâh wa al-Nadzâir al-Karîm dan Tafsîr Muqâtil ibn Sulaimân.34 Muqâtil menjelaskan bahwa setiap kata dalam al-Qur’an di samping memiliki makna definite, juga memiliki beberapa alternatif makna lainnya.35 Berkenaan dengan kemungkinan makna ini, Muqâtil menyatakan bahwa “seseorang belum bisa dikatakan menguasai al-Qur’an sebelum ia menyadari dan mengenal pelbagai dimensi yang dimiliki al-Qur’an.”36 Tokoh lainnya adalah Ibn Qutaibah (w. 276 H/898 M.) dengan karyanya yang

34 M. Nur Kholis Setiawan, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, (Yagyakarta:eLSAQ Press, 2005), h. 169-170, dan penulis yang sama, Pemikiran Progressif dalam Kajian AL-Qur’an, (Jakrta: Kencana, 2008), h. 120.

35 Salah satu contohnya adalah kata “yad” yang memiliki makna dasar atau leksikal

“tangan”. Menurut Muqâtil, dalam konteks pembicaraan ayat, kata tersebut bisa memiliki tiga al-ternatif makna, yaitu: i) tangan secara fisik sebagai anggota tubuh, seperti dalam Q.s. Al-A’raf (7):

108, ii) kedermawanan, seperti dalam Q.s. Al-Isra (17): 29, iii) aktifitas atau perbuatan, seperti dalam Q.s. Yâsîn (36): 35. M. Nur Kholis, AL-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, h. 170-171.

36 Nasr Hâmid Abû Zaid, al-Ittijâh al-‘Aqli fi al-Tafsîr: Dirâsah fî Qadiyah al-Majâz inda al-Mu’tazilah, (Kairo: al-Markaz al-Taqafi al-‘Arabî, 1997), h. 98.

berjudul Ta’wil Musykil al-Qur’an. Ibn Qutaibah menunjukkan bahwa adanya penekanan peranan penting konteks dalam pemaknaan.37

Kajian semantik Toshihiko Izutsu juga relevan dengan ‘Abd al-Qâhir Jurjânî (w. 470 H/1078 M) dalam kitabnya Dalâil I’jâz dan Asrâr al-Balâghah banyak mengambil contoh dari syair-syair Arab dalam menjelaskan teorinya tentang struktur dan analisis terhadap majaz-majaz bâyani.38 Tokoh selanjutnya adalah al-Zamakhsyarî dalam tafsirnya al-Kasysyâf, ia menganalisa unsur-unsur balâghah dan pengaruh keindahan kata dan makna untuk mendukung teorinya, al-Zamakhsyarî memberikan contoh syair-syair Arab.39 Al-Zamakhsyarî juga membedakan makna kata-kata kepada makna hakiki dan majâzî, dapat dilihat didalam kamusnya Asâs al-Balâghah. Teknik rolling huruf asal yang mungkin dan makna dasar yang dimiliki bentuk kata yang tersusun dari huruf-huruf tersebut.

Para sarjana Muslim abad ke-20 seperti Maulana al-Maududi juga menggunakan weltanschauung, namun dengan istilah yang berbeda yaitu dengan istilah Islâmi Nazariat (Islamic Vision),40 kemudian juga Sayyid Quthb menggunakan istilah al-Tasawwur al-Islâmî (Islamic Vision),41 Muhammad Atif al-Zain menyebutnya dengan al-Mabda’ al-Islami (Islamic Principle),42 sementara Naquib Al-Attas menamakannya Ru’yât al-Islâm li

37 M. Nur Kholis, Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, h. 174.

38 Issa J Boulatta, Al-Qur’an yang menakjubkan, Penerjemah Bachrum B, dkk,. (Ciputat:

Lentera Hati, 2008), h. 15.

39 Issa J Boulatta, Al-Qur’an yang menakjubkan, h. 15.

40 Maulana al-Maududi, the Process of Islamic Revolution, (Lahore: t.p., 1967), h. 14 dan 41.

41 Sayyid Quthb, Muqawwamât al-Tasawwur al-Islâmî, (t.tp: Dâr al-Syurûq, t.th.), h. 41.

42 Muhammad Atif al-Zain, al-Insân, (Beirut: Dâr al-Kitâb al-Lubnân, 1989), h. 13.

al-Wujûd (Islamic Vision).43 Meskipun istilah yang dipakai berbeda-beda, namun pada dasarnya para sarjana tersebut memiliki semangat yang sama yaitu menunjukkan bahwa Islam mempunyai cara pandang sendiri terhadap segala sesuatu.

Menurut pendapat al-Attas44 bahwa bahasa Arab al-Qur’an adalah bahsa Arab bentuk baru, sejumlah kosa kata pada saat itu telah di Islamkan maknanya. Al-Qur’an mengislamkan struktur konseptual, bidang-bidang semantik dan kosa kata, khususnya istilah-istilah dan konsep kunci,45 yang digunakan untuk pandangan hidup al-Qur’an. Teori semantik yang digunakan oleh Toshihiko Izutsu berskesesuaian dengan beberapa tokoh muslim dan dapat membuka cakrawala baru dalam studi al-Qur’an.

43 Syed Naquib al-Attas, “Islamic Philosophy: An Introduction” dalam Journal of Islamic Philosiphy 1 (2005), h. 12.

44 Al-Attas lengkapnya Syed Naquib al-Attas, Pendiri ISTAC Malaysia. Beliau adalah sarajana muslim kontemporer pertama yang telah memahami keunikan sifat ilmu tafsir dan membedakannya dari konsep praktik Barat. Al-Attas, Islam and Secularism, Kuala Lumpur:

ISTAC, 1993), h.31-32.

45 Lalu Nurul Bayanil Huda, “Kritik Terhadap Kajian al-Qur’an Naasr Hamid Abu Zayd,”

Islamia VI, no. 1 (2012): h. 75.

61 A. Kesimpulan

Aplikasi teori semantik Toshihiko Izutsu pada kata ifk dan buhtân merujuk pada model semantik kata kadzib menurut Izutsu. Pada penelitian ini ifk dan buhtân dijadikan sebagai kata kunci. Ifk memiliki makna dasar yaitu bohong, dusta, sedangkan makna dasar buhtân yaitu heran, tercengang, termangu-mangu, dan bingung. Kemudian makna relasional ifk adalah berpaling, musnah, hancur, memutarbalikan, memalsukan, dan makna relasional buhtân adalah kebohongan dan dusta besar. Kedua kata tersebut bersinonim dengan kata kadzb yang berarti bohong, namun kata ifk bermakna ablagh (lebih) dibandingkan dengan makna kadzb, dan buhtân bermakna maha dusta di bandingkan ifk karena selalu berdampingan dengan kata ‘adzîm dan istmân mubînâ. Pada masa pra Islam ifk dan buhtân hanya berdampak dalam ruang lingkup etis, kemudian setelah al-Qur’an diturunkan kata tersebut menjadi hal yang religius.

Medan semantik dari kedua kata tersebut adalah kata takdzîb, tasdiq, kufr, îmân, itsmun, ajrun. Semua unsur tersebut saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan. Hasilnya menunjuk pada sebuah weltanscaung yaitu al-Qur’an menspiritualkan ifk dan buhtân dari tingkat etis ke tingkat religius.

ifk dan buhtân yang mulanya hanya berkaitan dengan pelanggaran etis saja.

Kemudian dalam al-Qur’an kedua kata tersebut menjadi konsep religius yaitu melanggar nilai spiritual dan yang melakukan kebohongan (ifk dan buhtân) akan mendapatkan balasan dari Tuhan berupa dosa atau adzab yang besar.

B. Saran-saran

Metode semantik yang ditawarkan oleh Toshihiko Izutsu merupakan semantik Qur’an yang tergolong modern, berguna untuk menafsirkan al-Qur’an. Metode semantik ini bukanlah analisis sederhana terhadap struktur bentuk kata, maupun kajian terhadap makna asli (makna denotatif) yang melekat pada bentuk kata tersebut atau analisis etimologis. Tetapi semantik merupakan suatu kajian analitis terhadap kata kunci dari suatu bahasa (dalam penelitian ini kata kunci dalam al-Qur’an) dengan maksud untuk akhirnya menangkap pandangan dunia (weltanschauung). Kajian yang penulis lakukan sebagai stimulus studi semantik al-Qur’an mendatang, karena masih banyak yang bisa dikaji dalam Qur’an dengan menggunakan metode semantik Qur’an yang ditawarkan oleh Toshihiko Izutsu untuk memperkaya kajian al-Qur’an dan mengungkapkan segala rahasia yang terdapat dalam al-al-Qur’an sehingga kajian ini perlu untuk dilanjutkan.

63 al-Karîm. Kairo: Dâr al-Hadîts, 1364 H.

‘Abdul Bâqî, Muhammad Fu’âd. Mu’jam Gharîb al-Qur’ân Mustarajan min Sahih al-Bukhari. Kairo: Dâr al- Hadîts, 1364 H.

Abû Zaid, Nasr Hâmid. al-Ittijâh al-‘Aqli fî al-Tafsîr: Dirâsah fî Qadiyah al- Majâz ‘inda al-Mu’tazilah. Kairo: al-Markaz al-Taqafi al-‘Arabî, 1997.

Amiruddin, Adnan. “Konsep Ar-Rizq dalam Tafsir Asy-Sya’rawi (Kajian atas al Qur’an Surat Hûd (11):6, Al-Mâidah (5):114, al-Maidâh (5):88, al Baqarah (2):254, dan al-Anfâl (8):3).” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006.

Al-Attas, Syed Naquib. “Islamic Philosophy: An Introduction.” Journal of Islamic Philosiphy 1, 2005.

Al-Azharî, ‘Abdullah. Syarh al-Tasrîh ‘ala al-Taudîh ‘ala Alfiah ibn Mâlik.

kairo: t.pn., t.t.

Ba’albaki, Munir. Al-Mawrid a Modern English-Arabic Dictionary. Beirut: Dar El-Ilm Lil-Malayen, 1978.

Baidan, Nasruddin. Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia. Solo: Tiga Serangkai, 2003.

Balyai, Agus Chodir. “Kajian Semantik tentang Taqlid dan Ittiba’ dan Derivasinya”. Tajdid, V. 14, September, 2007.

Boulatta, Issa J. Al-Qur’an yang menakjubkan. Penerjemah Bachrum B, dkk,.

Ciputat: Lentera Hati, 2008).

Chair, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Djadjasudarma, Fatimah. Semantik 1 Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung:

PT Refika Aditama, 1999.

Fathurrahman. “AL-Qur’an dan Tafsirnya dalam Perspektif Toshihiko Izutsu.”

Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

George, Mary W. The Element of Library Research: What Every Student Needs to Know. New Jersey: Princeton Universty Press, 2008.

Hadhiri, Choiruddin. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an II. Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

Hasyim, Ahmad ‘Umar. Al-Imam asy-Sya’rawi Mufassiran wa Dâ’iyah. Kairo:

Maktabah at- Turas al-Islami, t.t.

Hidayah, Faisal. “Hasan Menurut Toshihiko Izutsu dalam Buku Ethico Religious Concepts in The Koran (Sebuah Studi Analitis.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Hidayat, Komarudin. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermenetik.

Jakarta: Paramadina, 1996.

Hidayat, Sedarmayanti dan Syarifuddin. Metodologi Penelitian. Bandung: CV.

Mandar Maju, 2011.

Huda, Lalu Nurul Bayanil. “Kritik Terhadap Kajian al-Qur’an Naasr Hamid Abu Zayd.” Islamia VI, no. 1. 2012.

Al-Husain, Abî al-Qâsim ibn Muhammad ibn al-Mufaddal al-Ma’rûf bi al Râghîb Asfahânî. Mu’jam Mufradât Fâz Qur’ân. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2004/1425 H.

Ibnu Kastir, Abul Fidâ Isma‘il. Tafsir Ibnu Katsir. Penerjemah: Bahrun Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.

Ichwan, M. Nur. Meretas Kesarjanaan Kritis al-Qur’an Teori Hermenetika Nash Hamid Abu Zayd. Jakarta: Teraju, 2003.

Izutsu, Toshihiko. Ethico Religious Concepts in the Qur’an. Montreal: McGill University Press, 1966.

Izutsu, Toshihiko. God and Man in the Qur’an Semantis of the Qur’anic Weltanschauung. Kuala Lumpur. Islamic Book Trust, 2002.

Izutsu, Toshihiko. Konsep-konsep Etika Religius dalam Qur’an. Penerjemah Agus Fahri Husein dkk. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993.

Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia. Penerjemah Agus Fahri Husein dkk. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.

Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan,Manusia Pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an. terj: Agus Fahri Husein dkk. Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 2003.

Kaelan. Kajian Makna Al-Qur’an : Suatu Pendekatan Analitika Bahasa dalam Hermenetik al-Qur’an Mazhab Yagya. Yogya: Penerbit Islamika, 2003.

Karomain, Ahmad. “Semantik al-Qur’an Menurut ‘Aisyah ‘Abd al-Rahman Bint al-Syati’ dan Toshihiko Izutsu: Sebuah Kajian Perbandingan.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar maju, 1996.

Keraf, Gorys. Linguistik Bandingan Tipologis. Jakarta: Gramedia, 1984.

Al-Khawarizmi, Abi al-Qasim Jârullâh Mahmud bin ‘Umar Al-Zamakhsyari.

al-Kasyâf ‘an Haqâiqi al-Tanzil wa ‘Uyûn al-Aqâwil fi Wujûh al-Ta’wil.

Libanon: Dâr al-Ma’rifah, 2009.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Makrûm, Abu al-Fadl Jamal al-Dîn Muhammad. Lisan al-‘Arab. Beirut:

Dârushodir, 1990 M/ 1410 H.

Al-Maududi, Maulana. the Process of Islamic Revolution. Lahore: t.p., 1967.

Al-Ma’arif. “Janji dalam Al-Qur’an (Kajian Semantik atas Kata al-Wa’d, al-‘Ahd dan al-Misâq).” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Al-Misrî. Lisan al-‘Arab. Beirut: Dārushodir, 1990 M/ 1410 H.

Muchlas, Imam. Metode Penafsiran al-Qur’an. Malang: UMM Press, 2003.

Muhammad, Jalal al-Dîn al-Suyutî Ibn Alawi al-Maliki. Samudra Ilmu

al-Qur’an Ringkasan Kitab al-Itqân fi ‘Ulûm al-Qur’ân. Penerjemah:

Tarmana Abdul Qosim. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003.

Muhdar, Atâbik ‘Alî Ahmad Zuhdî. Kamus Kontemporer Arab Indonesia.

Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1999.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Muqbil, Syaikh. Sahih Asbabun Nuzul. Penerjemah Imanuddin Kamil. Jakarta:

Pustaka as-Sunnah, 2007.

Al-Mustaqim, Abd. Studi Al-Qur’an Kontemporer: Wacana Baru Berbagai Metodologi Tafsir. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002.

Muzakki, Ahmad. Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama.

Malang: UIN-Malang Press, 2007.

An-Nadawi, Sulaiman. Aisyah R.A.: The Greatest Woman in Islam. Penerjemah Imam Firdaus. Jakarta: Qisthi Press, 2007.

Nasihah, Unun. “Kajian Semantik Kata Libâs.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Nur, Zunaidi. “Konsep al-Jannah dalam al-Qur’an: Aplikasi Semantik Toshihiko Izutsu.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Parera, Jos Daniel. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga, 2004.

Pateda, Mansoer. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Priyanto. “Pendekatan Semantik Terhadap al-Qur’an Menurut Toshihiko Izutsu;

Studi Analisis atas Penggunaan Kata Fâsiq dalam Al-Qur’an.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Poedjawijatna. Etika: Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1982.

Purwo, Bambang Kaswati. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:

Kanisius, 1990.

Al-Qurthubi, Muhammad ibn Ahmad. Tafsir al-Qurthubi. Penerjemah Faturrahman, dkk. Jakarta: Pustaka Azzam, 2010.

Quthb, Sayyid. Muqawwamât al-Tasawwur al-Islâmî. t.tp: Dâr al-Syurûq, t.th.

Rahman, Nailur. “Konsep Salam dalam Al-Qur’an dengan Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Rakhmat, Jalaluddin. Basyar, Insan dan Al-Nas: Konsep-Konsep Antropologis dalam Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina, 1987.

Ridha,Muhammad. “Al-Kadzib dalam Perspektif Al-Qur’an.” Tesis Program Pascasarjana, Konsentrasi Tafsir-Hadis, Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, 2004.

Samsuri. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga, 1987.

Setiawan, Muhammad Nur Kholis. Al-Qur’an: Kitab Sastra Terbesar.

Yogyakarta: eLSAQ Press, 2005.

Setiawan, M. Nur Kholis. Pemikiran Progressif dalam Kajian AL-Qur’an. Jakrta:

Kencana, 2008.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbâh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Strazny, Philipp. Encyclopedia of Linguistics. New York: Taylor & Francis Group, 2005.

Subhan, Saifus. “Weltanschauung al-Qur’an: Kajian Komparatif terhadap Penafsiran Toshihiko Izutsu dan Fazlur Rahman.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Subuki, Makyun. Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Trans Pustaka, 2011.

Suyûthî, Jalâluddîn. Al-Itqân fi ‘Ulûm al-Qur’ân. Beirut: Maktabah al Ashriyyah, 1988.

Al-Sya’rawî, Muhammad Mutawalli. Tafsir Sya’rawî. Penerjemah Tim Safir al Azhar. Medan: Penerbit Duta Azhar, 2006.

Syirbasi, Ahmad. Studi Tentang Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’anul Karim. Jakarta: Kalam Mulia, 1999.

Tim Kashiko, Kamus Lengkap Arab-Indonesia. Surabaya: Kashiko, 2000.

Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008.

Ulman, Stephen. Pengantar Semanti. terj: Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Verhar, JWM. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995.

Wadud, Amina. Qur’an menurut Perempuan. terj: Abdullah Ali. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006.

Yunus, Badruzzaman M. “Tafsir Al-Sya’râwî; Tinjauan Terhadap Sumber,Metode dan Ittijâh,” Disertasi Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Mahmud Yunus wa al dzarayat, 2009.

Al-Zain, Muhammad Atif. al-Insân. Beirut: Dâr al-Kitâb al-Lubnân, 1989.

Al-Zarkasyî, Badr al-Dîn. al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân. Kairo: Dâr al-Fikr, 1975.

Al-Zarqânî. Manâhilu al-‘Irfân fi ‘Ulûm al-Qur’ân . Beirût: Dâr al-Ahyâ al Kutub al-‘Arabiyyah, t.t.

CURICULUM VITAE

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Eka Syarifah Marzuki Tempat & Tgl. Lahir : Bekasi, 18 Juni 1993

Alamat Rumah : Jl. Huda, Kranggan Kulon, RT/RW 001/008 No.09, Kec. Jatiraden, Kel. Jatisampurna, Kota Beaksi 17434

No Tlp./Hp : 081282393239

E-mail : Ekasyarifah93@yahoo.com II. RIWAYAT PENDIDIKAN

A. Pendidikan Formal

2002-2007 : Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Abror Bekasi 2007-2009 : MTs N 7 MODEL Jakarta Timur

2009-2011 : MAN MODEL Babakan Ciwaringin Cirebon 2011-2016 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta B. Pendidikan Nonformal

1999-2007 : Pondok Pesantren Miftahul Huda Bekasi 2009-2011 : Pondok Pesantren Raudlatul Banat Cirebon III. PENGALAMAN ORGANISASI

2013 : Anggota Himpunan Qori dan Qori’ah Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2016 : Anggota Ikatan Alumni MAN Babakan

Ciwaringin Cirebon (IMMAN)

Dokumen terkait